1st Week - Teknik Reservoir
1st Week - Teknik Reservoir
c. Saturasi merupakan volume batuan yang terisi fluida, biasanya juga dapat didefinisikan
sebagai perbandingan volume pori yang diisi fluida terhadap volume total batuan.
Jika 2 fasa, maka persamaan saturas: So + Sw = 1
Sedangkan jika 3 fasa, maka persamaannya menjadi: Sg + So + Sw = 1
d. Wettability adalah kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fluida. Di dalam dunia
perminyakan dikenal oil-wet (minyak sebagai fluida pembasahnya) dan water-wet (air
sebagai fluida pembasahnya.
e. Tekanan Kapiler adalah perbedaan tekanan antara wetting dan non-wetting phase.
Pada saat drainage, saturasi air turun dan tekanan kapiler meningkat karena ada tekanan
yang besar dari fasa non-wetting. Sedangkan pada proses imbibisi, tekanan mulai turun
karena fasa wetting kembali mendesak fasa non-wetting seiring dengan menurunnya
saturasi dari air.
- Proses Drainage adalah proses dimana fluida yang wetting didesak fluida non-wetting.
Contohnya adalah pada proses migrasi.
- Proses Imbibisi adalah proses dimana fluida non-wetting didesak oleh fluida wetting.
Contohnya adalah pada proses produksi pada water drive dan waterflooding.
2. Karakteristik Fluida Reservoir
Minyak
a. Pressure Bubble (Pb) adalah tekanan dimana gelembung udara pertama kali terbentuk.
b. Kelarutan Gas dalam Minyak (Rso) adalah jumlah gas terlaurt dalam minyak, dinyatakan
dalam satuan scf/stb.
1. Dari tekanan inisial sampai tekanan bubble, Rs terlihat konstan karena tidak ada gas
yang keluar maupun terlarut kembali ke fasa minyak.
2. Setelah melewati tekanan bubble, maka gas terlarut sedikit demi sedikit mulai terlepas
dari fasa minyak, sehingga nilai gas terlarut di dalam minyak semakin kecil.
c. Faktor Volume Formasi Minyak (Bo) merupakan perbandingan dari volume minyak pada
kondisi reservoir terhadap volume minyak pada kondisi standar (60oF, 14.7 psi),
dinyatakan dalam satuan bbl/stb.
1. Dari tekanan inisial sampai tekanan bubble, nilai Bo semakin besar. Hal ini
dikarenakan solution gas yang ada dalam minyak berekspansi, sehingga volume
minyak semakin besar.
2. Setelah melewati tekanan bubble, nilai Bo semakin kecil. Hal ini dikarenakan solution
gas yang ada dalam minyak sedikit demi sedikit mulai release (keluar) dari minyak,
sehingga volume minyak semakin kecil.
d. Viskositas Minyak (𝜇o) adalah keengganan atau ketahanan minyak untuk mengalir,
dinyatakan dalam satuan cp (centipoise).
1. Dari tekanan inisial sampai tekanan bubble, nilai 𝜇o semakin kecil. Hal ini dikarenakan
solution gas yang ada dalam minyak berekspansi membuat minyak menjadi lebih
ringan, sehingga viskositas minyak semakin kecil dan mudah untuk mengalir.
2. Setelah melewati tekanan bubble, nilai 𝜇o semakin besar. Hal ini dikarenakan solution
gas yang ada dalam minyak sedikit demi sedikit mulai release (keluar) dari minyak,
sehingga minyak semakin kental dan sukar untuk mengalir.
a. Black Oil (Garis C), disebut juga sebagai minyak berat. Pada diagram fasa, garis black oil
terletak jauh dari critical point. Kandungan gas pada black oil relatif sedikit, sehingga untuk
membebaskan fasa gas tersebut dibutuhkan penurunan tekanan yang besar.
b. Volatile Oil (Garis Biru) disebut juga sebagai minyak ringan. Pada diagram fasa, garis
volatile oil terletak lebih dekat dengan critical point dibandingkan black oil. Kandungan
gas pada volatile oil relatif banyak, sehingga untuk membebaskan fasa gas tersebut
dibutuhkan tidak dibutuhkan penurunan tekanan yang besar.
c. Retrograde Gas (Garis B), garis fluida ini terletak di antara critical point dan
cricondentherm. Fasa gas ini masih memiliki kandungan fraksi berat (liquid) yang cukup
banyak, sehingga kondensat pun akan terbentuk seiring berjalannya proses produksi.
d. Wet Gas (Garis A - A2), garis fluida ini terletak di luar cricondentherm. Namun jenis fluida
ini masih mengandung sedikit fraksi berat, sehingga kondensat terbentuk pada saat di
separator.
e. Dry Gas (Garis A - A3), disebut juga sebagai gas kering. Pada fluida ini tidak akan
terbentuk kondensat baik dalam kondisi di reservoir maupun di permukaan.
4. Mekanisme Pendorong
a. Solution Gas Drive, energi pendorong pada reservoir ini berasal dari solution gas atau gas
terlarut yang ada di dalam minyak. Gas yang ada di dalam minyak berekspansi seiring
dengan penurunan tekanan, sehingga minyak menjadi lebih ringan dan lebih mudah naik
ke permukaan. RF = ?
b. Gas Cap Drive, energi pendorong pada reservoir ini berasal dari gas yang terbentuk di atas
reservoir minyak (gas cap). RF = 20% - 40%
c. Water Drive, energi pendorong pada reservoir ini berasal dari water yang terbentuk di
bawah reservoir minyak (aquifer). RF = 35% - 75%
Bottom-water drive dapat dikatakan sebagai strong water drive, karena tenaga pendorong
dalam struktur bottom lebih kuat dibandngkan dengan edge. Namun kelemahan dari
bottom-water drive adalah water coning akan lebih cepat terjadi. Waktu yang dibutuhkan
untuk terjadinya fingering pada edge-water drive diasumsikan lebih lama daripada
terjadinya coning pada bottom-water drive.
d. Segregation / Gravity Drainage Drive, energi pendorong pada reservoir ini berdasarkan
pada massa jenisnya yang menggunakan gaya gravitasi. Minyak dan gas cenderung ringan
dan naik ke permukaan, tenaga itulah yang dijadikan sebagai energi pendorong pada saat
produksi. RF = 20% - 60%
e. Combination Drive
Contoh combination drive adalah kombinasi mekanisme pendorong antara gas cap drive
dan water drive. RF = ?
5. Cadangan
OOIP merupakan total atau jumlah minyak secara keseluruhan yang ada di dalam
reservoir.
Reserve merupakan jumlah atau total minyak di reservoir yang dapat diproduksikan ke
permukaan secara natural / alami.
Proven (1P atau P1) adalah cadangan yang sudah dibuktikan dengan uji produksi atau
bahkan reservoir sedang diproduksikan dan dapat diperkirakan dengan cukup teliti untuk
dapat diambil atas dasar ekonomi saat itu (current economic conditions). Proven memiliki
tingkat probabilitas (kemungkinan) sebesar 90%.
a. Metode Analogi
Perhitungan cadangan dengan metode ini dilakukan apabila data yang tersedia sangat
minim melalui data yang diperoleh sebelum eksplorasi. Persamaan untuk menentukan
cadangan metode ini menggunakan BAF (Barrels per Acre Foot).
7758 𝑥 𝜙 𝑥 𝑅𝐹 𝑥 (1 − 𝑆𝑤𝑖)
𝐵𝐴𝐹 =
𝐵𝑜𝑖
b. Metode Volumetrik
Perhitungan cadangan dengan metode ini dilakukan dengan menghitung volume yang
dianggap sebagai reservoir. Persamaan untuk menentukan cadangan metode ini adalah:
7758 𝑥 𝜙 𝑥 𝐴 𝑥 ℎ 𝑥 (1 − 𝑆𝑤𝑖)
𝑂𝑂𝐼𝑃 (𝑠𝑡𝑏) =
𝐵𝑜𝑖
43560 𝑥 𝜙 𝑥 𝐴 𝑥 ℎ 𝑥 (1 − 𝑆𝑤𝑖)
𝑂𝐺𝐼𝑃 (𝑠𝑐𝑓) =
𝐵𝑔𝑖
Gas Cap B
Oil C
ΔP
+ A
Solution
gas
Keterangan:
A merupakan kondisi dimana minyak dan solution gas berekspansi seiring dengan
penurunan tekanan.
B merupakan kondisi dimana gas cap berekspansi seiring dengan penurunan tekanan.
C merupakan kondisi dimana pengurangan nilai HCPV karena adanya penurunan tekanan
dan water influx.
Persamaan yang digunakan pada perhitungan material balance adalah:
Underground withdrawal = ekspansi minyak + ekspansi solution gas
+ ekspansi gas cap
+ pengurangan Hydrocarbon Pore Volume (HCPV)
+ water influx
Dimana:
Underground withdrawal = 𝑁𝑝 (𝐵𝑜 + (𝑅𝑝 − 𝑅𝑠 ) 𝐵𝑔 )
Ekspansi minyak = 𝑁 (𝐵𝑜 − 𝐵𝑜𝑖 )
Ekspansi solution gas = 𝑁 (𝑅𝑠𝑖 − 𝑅𝑠 )
𝐵𝑔
Ekspansi gas cap = 𝑚 𝑁 𝐵𝑜𝑖 (𝐵 − 1)
𝑔𝑖
𝑐𝑤 𝑆𝑤𝑐 + 𝑐𝑓
Pengurangan HCPV = (1 + 𝑚) 𝑁 𝐵𝑜𝑖 ( ) ∆𝑃
1−𝑆𝑤𝑐