Di susun oleh :
SISKA SUMIHARTI
RIZKY DWI ANDINI
HERIYANTO
2019
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TUBERCULOSIS (TBC) PARU
DI RUANG 28 RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Oleh:
Siska Sumiharti
Rizky Dwi Andhini
Heriyanto
Mengetahui
NIP: NIP:
Kepala Ruangan
NIP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT LEUKEMIA
A. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobac terium tuberculosa,
mycobacterium bovis serta Mycobacyerium avium, tetapi lebih sering disebakan oleh
Mycobacterium tuberculosa (FKUI, 2008). Pada tahun 1993, WHO telah mencanangkan
kedaruratan global penyakit tuberkulosis di dunia, karena pada sebagian besar negara di
dunia, penyakit tuberkulosis menjadi tidak terkendali. Di Indonesia sendiri, penyakit
tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang utama. Pada tahun 1995, hasil Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan
penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran
pernafasan pada semua kelompok umur.
Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh nesar
terhadap status kesehatan penghuninya (Notoatmodjo, 2008). Lingkungan rumah
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyebaran kuman tuberkulosis. Kuman
tuberkulosis dapat hidup selama 1 – 2 jam bahkan sampai beberapa hari hingga berminggu-
minggu tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik, kelembaban,
suhu rumah dan kepadatan penghuni rumah.
A. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan peyuluhan kesehatan, diharapkan pasien, keluarga pasien dan
pengunjung pasien di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang mengerti dan memahami
tentang perawatan pada pasien dengan Tuberculosis Paru
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
dan pengunjung pasien di ruang rawat inap 26 P mampu :
1) Memahami tentang pengertian Tuberculosis paru
2) Memahami penyebab Tuberculosis paru
3) Menyebutkan tanda dan gejala Tuberculosis paru
4) Menyebutkan cara penularan Tuberculosis paru
5) Menyebutkan penatalaksanaan pada pasien dengan Tuberculosis paru
6) Menyebutkan cara pencegahan Tuberculosis paru
7) Menyebutkan cara perawatan pada pasien dengan Tuberculosis paru
B. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Tuberculosis Paru
2. Penyebab Tuberculosis Paru
3. Tanda dan gejala Tuberculosis Paru
4. Cara penularan Tuberculosis Paru
5. Penatalaksanaan Tuberculosis Paru
6. Pencegahan Tuberculosis Paru
7. Perawatan pasien dengan Tuberculosis Paru
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi yang terdiri dari:
Cuci tangan
Etika Batuk
Menggunakan masker
D. Media
1. Leaflet
2. LCD
3. Leptop
E. Kegiatan Penyuluhan
Tahapan dan Kegiatan Peserta
No Kegiatan Pendidikan
Waktu
1 5 menit sebelum Petugas menyiapkan daftar Peserta penyuluhan mengisi daftar
acara dimulai hadir, ruangan dan tempat hadir dan duduk di tempat yang telah
untuk peserta penyuluhan disediakan
2 Pendahuluan 5 Pembukaan:
menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
dan memperkenalkan 2. Mendengarkan tujuan dan
diri maksud dari penyuluhan
2. Menyampaikan tujuan 3. Mendengarkan kontrak waktu
dan maksud penyuluhan 4. Mendengarkan materi
3. Menjelaskan kontrak penyuluhan yang diberikan
waktu dan mekanisme
4. Menyebutkan materi
penyuluhan
3 Pelaksanaan Pelaksanaan:
kegiatan 15 1. Menggali pengetahuan 1. Menjelaskan apabila mengetahui
menit dan pengalaman sasaran tentang Tuberculosis
tentang Tuberculosis 2. Mendengarkan materi penyuluhan
2. Menjelaskan materi yang disampaikan
meliputi :
1) Pengertian
Tuberculosis
2) Penyebab
Tuberculosis
3) Tanda dan gejala
Tuberculosis
4) Cara penularan
Tuberculosis
5) Penatalaksanaan
Tuberculosis
6) Pencegahan
Tuberculosis
7) Perawatan pasien
dengan
Tuberculosis 3. Peserta penyuluhan melakukan
demonstrasi tentang materi yang
3. Mendemontrasikan cara diberikan
cuci tangan, etika batuk,
dan menggunakan 4. Peserta penyuluhan mengajukan
masker pertanyaan mengenai materi yang
belum dipahami
4. Memberikan
kesempatan peserta
untuk mengajukan
pertanyaan mengenai
materi yang 5. Mendengarkan dan
memperhatikan jawaban penyaji
disampaikan mengenai pertanyaan peserta
penyuluhan
5. Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh
peserta penyuluhan
4 Penutup 5 menit Evaluasi:
1. Menanyakan kembali 1. Peserta penyuluhan menjawab
materi yang telah pertanyaan yang diajukan oleh
disampaikan penyaji
2. Peserta penyuluh mendengarkan
2. Penyaji menyimpulkan kesimpulan materi yang
materi yang telah disampaikan
disampaikan 3. Peserta penyuluhan menerima
leaflet
3. Tim penyuluh
membagikan leaflet
kepada semua peserta
penyuluhan
F. Pengorganisasian
1. Penyaji : Heriyanto
2. Moderator : Siska Sumiharti
3. Observer dan Notulen : Rizky Dwi Andini
4. Fasilitator : Rizky Dwi Andini
G. Job Description
1. Penyaji
Menggali pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang Tuberculosis
Menyampaikan materi untuk peserta penyuluhan agar bisa memahami hal-hal
tentang isi, makna dan maksud dari penyuluhan
2. Moderator
Bertanggung jawab atas kelancaran acara
Membuka dan menutup acara
Mengatur waktu penyaji sesuai dengan rencana kegiatan
3. Fasilitator
Membantu kelancaran acara penyuluhan
Mendorong peserta untuk bertanya kepada penyaji
Membagikan leaflet kepada semua peserta penyuluhan
4. Observer dan Notulen
Mengamati proses kegiatan penyuluhan
Mencatat pertanyaan dari peserta
Mengevaluasi serangkaian acara penyuluhan mulai dari awal hingga akhir
H. Setting tempat
Flipchart
Moderator Penyaji
Fasilitator 1 P P P P
P P P P
P P P P
Keterangan :
P
: Peserta penyuluhan (pasien dan keluarga pasien
I. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 2 hari sebelum acara dilakukan
b. Pengumpulan SAP 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan
c. Peserta hadir pada tempat yang telah ditentukan
d. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja sama
dengan TIM PKRS RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
e. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan
2. Kriteria Proses
a. Acara dimulai tepat waktu
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
d. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
e. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria Hasil
a. Peserta yang datang sejumlah ±8 orang atau lebih
b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri
c. Peserta mampu menjawab dengan benar
Lampiran
a) Laporkan segera kepada instansi kesehatan setempat jika ditemukan penderita TB atau
yang diduga menderita TB.
b) Isolasi: Untuk penderita TB paru untuk mencegah penularan dapat dilakukan dengan
pemberian pengobatan spesifik sesegera mungkin. Konversi sputum biasanya terjadi
dalam 4 – 8 minggu. Pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit hanya dilakukan
terhadap penderita berat dan bagi penderita yang secara medis dan secara sosial tidak bisa
dirawat di rumah.
c) Pencegahan infeksi: Cuci tangan dan praktek menjaga kebersihan rumah harus
dipertahankan sebagai kegiatan rutin. Tidak ada tindakan pencegahan khusus untuk
barang-barang (piring, sprei, pakaian dan lainnya). Dekontaminasi udara dengan cara
ventilasi yang baik dan bisa ditambahkan dengan sinar UV.
d) Karantina: Tidak diperlukan.
e) Penanganan kontak. Di AS terapi preventif selama 3 bulan bila skin tes negatif harus
diulang lagi, imunisasi BCG diperlukan bila ada kontak dengan penderita.
f) Investigasi kontak, sumber penularan dan sumber infeksi: Tes PPD direkomendasikan
untuk seluruh anggota keluarga bila ada kontak. Bila hasil negatif harus diulang 2-3
bulan kemudian. Lakukan X-ray bila ada gejala yang positif. Terapi preventif bila ada
reaksi positif dan memiliki risiko tinggi terjadi TBC aktif (terutama untuk anak usia 5
tahun atau lebih) dan mereka yang kontak dengan penderita HIV (+).
g) Terapi spesifik: Pengawasan Minum obat secara langsung terbukti sangat efektif dalam
pengobatan TBC di AS dan telah direkomendasikan untuk diberlakukan di AS.
Peran keluarga dalam merawat penderita TB paru
Keluarga dapat menjadi sumber kesehatan yang efektif dan utama, keluarga harus lebih
terlibat dalam tim perawatan kesehatan dan keseluruhan proses terapetik. Pada penderita TB,
peran keluarga sangat dibutuhkan khususnya dalam memberikan perawatan, tidak hanya
perawatan secara fisik namun juga perawatan secara psikososial (International Union Against
Tuberculosis and Lung Disease, 2007). Hal ini dikarenakan keluarga merupakan orang terdekat
dari klien dan juga sesuai dengan salah satu fungsi keluarga yaitu memberikan perawatan pada
anggota keluarga yang sakit. Penderita TB sangat membutuhkan dukungan, kasih sayang, dan
perhatian khususnya dari keluarga, hal ini dapat ditunjukkan dari keikutsertaan keluarga dalam
membantu perawatan pada penderita TB, baik memberikan perawatan secara fisik maupun
secara psikis karena banyaknya stigma buruk berkembang di masyarakat terhadap penderita TB,
sehingga dengan adanya dukungan, kasih sayang serta perawatan yang baik tersebut akan
membantu mempercepat kesembuhan pasien TB.
Beberapa hal yang dapat lakukan keluarga dalam merawat penderita TB paru
diantaranya:
1) Mengawasi klien dalam meminum obat secara teratur hingga klien menelan obatnya,
pasien harus meminum obatnya pada pagi hari karena obat tersebut paling baik
bekerja ketika pagi hari.
2) Keluarga juga harus dapat memotivasi pasien agar sabar dalam pengobatannya,
menempatkan obat di tempat yang bersih dan kering, tidak terpapar langsung dengan
sinar matahari dan aman dari jangkauan anak-anak.
3) Keluarga dapat membawa atau mengajak pasien ke fasilitas kesehatan setiap dua
minggu sekali untuk melihat perkembangan penyakitnya atau jika pasien mengalami
keluhan-keluhan yang harus segera di tangani.
4) Keluarga juga harus lebih terbuka dan memahami serta menghargai perasaan klien,
mendengarkan keluhan-keluhan yang disampaikan klien, menanyakan apa yang saat
ini klien rasakan, ini merupakan salah satu bentuk dukungan dari keluarga secara
psikis.
5) Kebutuhan nutrisi pada pasien TB, keluarga harus memberikan makan yang cukup
gizi pada pasien untuk menguatkan dan meningkatkan daya dahan tubuh agar bisa
menangkal kuman TB yang merusak paru-paru.
6) Kebersihan lingkungan rumah juga harus diperhatikan misalnya dengan pengaturan
ventilasi yang cukup.
7) Ajarkan keluarga untuk tidak meludah sembarangan, menutup mulut ketika batuk
atau bersin, keluarga juga dapat menjemur tempat tidur bekas pasien secara teratur,
membuka jendela lebar-lebar agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk,
karena kuman TB paru akan mati bila terkena sinar matahari (Kemenkes RI, 2014).
Cara Batuk Efektif yang Baik dan Benar
Achmadi, U.F., 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: Penerbit UI Press.
Achmadi, U.F., 2011. Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan, Jakarta: Rajawali Press
Aditama , T.Y., 2002. Tuberkulosis Diagnosis , Terapi, dan Masalahnya. Edisi ke-4.
Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia: 131
Depkes, RI. 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Edisi 2 Cetakan ke-
2. Jakarta
Green, C. W., 2006. HIV & TB. Yogyakarta:Yayasan Spiritia
Hudoyo, Ahmad, 2008. Tuberkulosis Mudah Diobati. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
International Union Against Tuberculosis and Lung Disease. 2007. Activity report
International Union Against Tuberculosis and Lung Disease. USA
Jusuf, W. M., dkk., 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Paru FK Unair-RSUD Dr. Soetomo.
Kemenkes RI. 2015. Tuberculosis Temukan, Obati Sampai Sembuh. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kemenkes RI