Anda di halaman 1dari 24

PEMETAAN MATERIAL DI BAWAH PERMUKAAN LAPANGAN GOR

UNIVERSITAS JEMBER MENGGUNAKAN METODE SELF


POTENSIAL
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS JEMBER

LAPORAN PRAKTIKUM GEOFISIKA

Oleh
Nama : Dimas Sony S.
NIM : 161810201061
Kelompok 1
Hari/Tgl Praktikum : Jumat, 26 April 2019
Asisten : Niko Dhian Hermawan

LABORATORIUM GEOFISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode Self Potential merupakan bentuk metode akuisisi data Geofisika yang
bermanfaat untuk dapat mengeksplorasi sumberdaya alam bawah permukaan.
Metode ini berdasarkan pada pengukuran potensial diri alami dalam kerak bumi
tanpa harus menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah, oleh karena itulah, metode
ini disebut sebagai metode pasif. Metode Potensial Diri dapat digunakan untuk
mendeteksi reservoir panas bumi, mineral logam, air bawah tanah, sumber air dan
sebagainya. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi
rembesan limbah cair bawahpermukaan tanah. Metode self potential merupakan
metode yang paling sederhana yang digunakan untuk eksplorasi geofisika. Metode
self potential juga dapat dikatakan metode yang paling murah. Metode ini
mengukur perbedaan potensial setiap titik pada lokasi yang sudah ditentukan.
(Sharma 1997).
Prinsip kerja pada percobaan metode self potensial yaitu dengan
memanfaatkan empat elektroda, dimana dua elektroda dihubungkan dengan
voltmeter melalui kabel sebagai base (elektroda tetap), dan elektroda lainnya
dihubungkan dengan voltmeter sebagai rover (elektroda bergerak). Rover
dipindah ke titik-titik pengukuran secara berurutan sepanjang lintasan yang telah
ditentukan dengan jarak perpindahan elektroda konstan, sehingga panjang lintasan
akan mempengaruhi besarnya nilai rover.
Metode self potensial sudah banyak diaplikasikan dalam penelitian dibidang
lingkungan. Aplikasi metode self potensial yaitu untuk menentukan aliran air
bawah tanah. Nilai self potensial yang terukur dipermukaan merupakan nilai
streaming Potensial atau Potensial Elektrokinetik yang ditimbulkan oleh
pergerakan air bawah tanah melalui pori-pori atau rekahan-rekahan pada
batuan. Metode Self Potensial juga dapat diaplikasikan sebagai surver air
geothermal dan digunakan untuk membantu pemetaan geologi, misalnya melihat
delineasi zona geser, patahan dekat permukaan dan anomali dibawah permukaan
tanah. Mengetahui sumber yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan
potensial sangat penting untuk mengurangi noise.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan Masalah dari praktikum Self Potensial adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tahapan akusisi data metode self potential ?
2. Bagaimana pemrosesan data self potential ?
3. Bagaimana pengaruh self potensial terhadap kesuburan tanah ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum Self Potensial adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tahapan akusisi data metode self potential.
2. Mengetahui pemrosesan data self potential.
3. Mengetahui pengaruh self potensial terhadap kesuburan tanah.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini secara khusus untuk memenuhi tugas
mata kuliah Geofisika yang dibebankan kepada kami, dan secara umum dapat
memberikan pengetahuan mengenai metode self potensial dan aplikasinya di
dalam geofisika. Setelah melakukan praktikum, maka manfaat yang didapatkan
adalah dapat memahami pengukuran dan mengaplikasikan metode Self potential
(SP) dalam bidang yang sesuai, misalnya sebagai surver air tanah geothermal dan
anomali air di bawah permukaan tanah.
BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Sejarah Metode Self Potensial


Metode Self Potential (Self Potensial) pertama kali ditemukan pada tahun
1830 oleh Robert Fox dengan menggunakan elektroda tembaga yang dihubungkan
ke sebuah galvanometer untuk mendeteksi lapisan coppere sulfida di Carnwall
(Inggris). Metode self potensial selama ini dimanfaatkan sebagai secondary tool
dalam eksplorasi logam dasar khususnya untuk mendeteksi adanya bijih sulfida
dan pada dekade terakhir metode Self Potensial banyak digunakan untuk meneliti
air tanah, panas bumi, dan untuk membantu pendeteksian patahan dekat
permukaan. Suatu proses mekanik yang menghasilkan potensial elektrolisis,
terdiri dari tiga elektrokimia yang terdiri dari potensial liquid-junction, potensial
shale dan potensial mineralisasi yang merupakan suatu proses yang menjelaskan
mekanisme dari Self Potensial (Reynolds, 1997).

2.2 Pengertian Metode Self Potensial


Metode Self Potential (SP) merupakan salah satu metode geofisika yang
prinsip kerjanya adalah mengukur tegangan statis alam (static natural voltage)
yang berada pada titik - titik di permukaan tanah. Metode Self Potential (SP)
merupakan metode dalam Geofisika yang paling sederhana dilakukan, karena
hanya memerlukan alat ukur tegangan yang peka dan dua elektroda khusus
(Porous Pot Electroda). Metode Self Potential merupakan metode pasif dalam
bidang geofisika karena untuk mendapatkan informasi bawah tanah melalui
pengukuran tanpa menginjeksi arus listrik melalui permukaan tanah. Potensial
alami didalam bumi terdiri dari dua komponen, antara lain komponen yang selalu
konstan dan tidak memiliki arah dengan komponen yang berubah-ubah terhadap
waktu (Sharma, 1997).
Komponen yang konstan disebabkan oleh proses elektrokimia yang terjadi
didalam bumi sedangkan komponen yang berubah-ubah disebabkan oleh berbagai
macam proses yang menyebabkan adanya potensial dan arus bolak-balik yang
diinduksikan oleh petir dan perbedaan magnet bumi yang juga dipengaruhi oleh
curah hujan yang tinggi.potensial diri dipengaruhi oleh beberapa lain, namun yang
paling besar pengaruhnya adalah air tanah. Potensial air diproduksi oleh aliran air
tanah dengan berperan sebagai elektrolit dan pelarut dari mineral yang berbeda.
Ada tiga cara dalam mengkonduksikan listrik melalui batuan yaitu dengan
cara dielektrik, elektrolitik dan konduksi elektronik. Pertama dengan potensial
elektrokinetik, yang gerbentuk akibat pergerakan elektrolit melalui celah berpori
atau kapiler. Dalam metode ini, potensial diukur sepanjang kapiler. Potensial yang
dihasilkan dikelompokkan sebagai electrofiltration electrochemical dan streaming
potential. Menurut hukum Helmhotz, aliran listrik terjadi karena gradient hidrolik
dan kuantitas(kopling elektrofiltrasi) yang merepresentasikan sifat fisis dan
kelistrikan dari elektrolit dan dari jaringan melalui medium elektrolit yang
terlewati. Potensial akan cenderung meningkat dengan arah aliran air sebagai
muatan listrik yang mengalir pada arah yang berkebalikan. Dengan konsntrasi
muatan negative sulit mengalir dan dapat menghasilkan anomali SP pada
ketinggian topografi. Kedua yaitu potensial elektrokimia, perubahan potensial
difusi secara transien dapat mencapai diatas nilai puluhan mV. Hal ini terjadi
akibat pergerakan mobilitas dari elektrolit-elektrolit yang memiliki perbedaan
konsentrasi pada air tanah potensial Nernst terjadi ketika perbedaan potensial
diantara kedua lektroda yang dicelupkan pada larutan homogen dimana
konsentrasi larutan tersebut berbeda-beda. Potensial elektrokimia dipengaruhi
oleh temperature dan konsentrasi. Temperature dan konsentrasi yang tinggi akan
membuat nilai potensial membesar maka dari itu pengukuran potensial diri sngat
penting dalam eksplorasi sumber-sumber geothermal, dimana temperature benar-
benar memiliki elevasi dan konsentrasi garam di dalam air tanah sangat tinggi.
Selain itu ada pula potensial mineralisasi yang memilikiorde dari ratusan mV
sampai dengan ribuan mV. Potensial mineralisasi terjadi manakala dua elektroda
logam yang berbeda dicelupkan pada larutan yang homogen sehingga timbul beda
potensial diantara kedua elektroda (Hendrajaya dan Arif, 1988).
Potensial diri, umumnya berhubungan dengan pelapisan tubuh mineral sulfide
(wheathering of sulphide mineral body), perubahan dalam sifat-sifat batuan
(kandungan mineral) pada daerah-daerah kontak geologi, aktivitas bioelektrik dari
material organic, korosi, perbedaan suhu, dan tekanan pada fluida di bawah
permukaan dan fenomena-fenomena alam lainnya. Potensial diri menggunakan
tegangan statis alam yang terdapat di permukaan bumi, yang diakibatkan proses
mekanik dan elektrokimia di bawah permukaan. Pada dasarnya potensial diri
merupakan tegangan listrik searah (DC) yang terjadi di permukaan bumi yang
bervariasi secara lambat.Kemunculan potensial diri terkait dengan pelapukan
batuan/mineral, variasi mineral di dalam batuan, aktivitas biolistrik bahan organik,
gradien tekanan dan temperatur pada permukaan cairan, serta gejala alam lainnya.
Pada proses mekanik dihasilkan potensial difusi (liquid-junction), potensial shale
dan potensial mineralisasi (Revil, 2013).

Gambar 2.1. Mekanisme Polarisasi Mineral


(Sumber : Reynolds, 1997)
Pada mulanya metode Self Potential digunakan untuk menentukan daerah
yang mengandung mineral logam. Selanjutnya metode ini digunakan untuk
mencari mineral logam yang terkait dengan sulfida, grafit, dan megnetit.
Berdasarkan hal ini, para ahli geofisika mengungkapkan mekanisme potensial diri
pada daerah mineral. Mekanisme polarisasi listrik spontan pada daerah mineral
dapat dipahami dari teori dikembangkan oleh Sato dan Mooney pada tahun 1960.
Mereka mengatakan bahwa di dalam tubuh mineral terjadi reaksi setengah sel
elektrokimia, dimana anodanya berada di bawah permukaan air tana.Pada anoda
terjadi reaksi oksidasi sehingga anoda merupakan sumber arus sulfida yang berada
di bawah tanah.Sulfida mengalami oksidasi dan reduksi yang akibat reaksi H2O
dan O2 di dalam tanah. Apabila sebuah elektroda ditancapkan ke tanah, maka
resultan gaya elektrokimia pada bidang kontak antara elektroda dengan ion dalam
akan membentuk potensial palsu (spurious) meski tidak ada arus yang melaluinya.
Potensial palsu ini mempunyai nilai berbeda-beda bergantung dari waktu
pengambilan data, dan tempat pengambilan data, sehingga faktor koreksinya akan
sangat sulit untuk di cari. Konsenkuensinya diperlukan yang bersifat non
polarisasi, sehingga nilai potensialnya tidak dipengaruhi oleh arus yang
melewatinya.Elektroda semacam ini dapat didesain dari logam penghantar yang
dicelupkan ke dalam larutan jenuhnya, misalnya logam Cu dalam larutan CuSO4,
logam Zn dalam larutan ZnSO4 dan sebagainya.Logam dan larutan tersebut
dikemas dalam sebuah container berbentuk pot berpori (porous pot).Penggunaan
pot berpori dimaksudkan agar larutan dapat merembes secara perlahan sehingga
membuat kontak dengan tanah (Telford and Geldart 1990).
Pada suatu wilayah daerah yang banyak mengandung mineral, potensial
kontak elektrolit dan potensial elektrokimia sering muncul dan dapat di ukur di
permukaan dimana mineral itu berada. Potensial kontak elektrolitdapat dihasilkan
bila ada dua macam logam dimasukan ke dalam suatu larutan homogeny.
Potensial yang dihasilkan oleh dua macam proses terjadinya potensial itu disebut
sebagai potensial mineralisasi. Besarnya nilai mineralisasi ini kurang dari 100
mV. Prinsip dasar dari jenis metode self potensial ini adalah pengukuran tegangan
statis alam (Static Natura Voltage) pada permukaan tanah. Metode ini digunakan
para ahli untuk mencari suatu daerah yang dapat menghasilkan mineral dan
logam. Dengan metode ini, sudah banyak suatu tempat yang diketahui
mengandung mineral dan logam, misalnya mineral (Telford and Geldart 1990).
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

3.1 Rancangan Penelitian


Secara garis besar, skema dari rancangan kegiatan praktikum ditampilkan
dalam bentuk diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1:

Identifikasi Permasalahan

Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Kegiatan Eksperimen

Data

Analisis

Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian.
Langkah awal untuk melakukan praktikum pemetaan material di bawah
permukaan lapangan gor universitas jember menggunakan metode self potensial
yaitu melakukan permasalahan dalam percobaan pemetaan material di bawah
permukaan lapangan gor universitas jember menggunakan metode self potensial.
Dilanjutkan dengan melakukan kajian pustaka untuk mengetahui dasar percobaan.
Melalui kajian pustaka ini, peneliti mengumpulkan dan mendapatkan sumber-
sumber data. Selain itu, dilakukan pula operasional pada variabel-variabel yang
akan digunakan untuk menunjang kegiatan praktikum yang akan dilakukan.
Kemudian akan diperoleh hasil berupa angka dan gambar yang kemudian
dianalisis. Dari hasil analisis tersebut akan didapatkan kesimpulan berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Praktikum yang dilakukan bersifat kuantitatif, dimana data yang diperoleh
dari hasil pengukuran objektif. Data yang akan diambil berupa data kuantitas yang
berupa nilai tegangan (mV) dan jarak rouver terhadap base (m). Praktikum
pemetaan material di bawah permukaan lapangan gor universitas jember
menggunakan metode self potensial dilakukan pada hari Jumat, tanggal 27 April
2019 pukul 07.00 – 09.00 WIB dan bertempat di Lapangan GOR, Universitas
Jember.

3.3 Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi
tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Berikut definisi operasional
variabel dari Praktikum pemetaan material di bawah permukaan lapangan gor
universitas jember menggunakan metode self potensial yaitu :

3.3.1 Variabel Eksperimen


a. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih, dan
dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat hubungan di antara fenomena atau
peristiwa yang diteliti atau diamati. Variabel bebas dalam praktikum ini adalah
panjang lintasan (m) dan jarak base – rouver yang bergerak (m).

b. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh peneliti
dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel
bebas. Variabel terikat dalam praktikum ini adalah besar nilai perubahan tegangan
(mV)

c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang diupayakan untuk dinetralisasi
oleh sang peneliti dalam penelitiannya tersebut dan variabel inilah yang
menyebabkan hubungan di antara variabel bebas dan juga variabel terikat bisa
tetap konstan. Variabel kontrol dalam praktikum ini adalah panjang lintasan (m)
dan jarak base – rouver yang bergerak (m).

3.3.2 Skala Pengukuran


Skala pengukuran yang dipakai dalam Praktikum pemetaan material di
bawah permukaan lapangan gor universitas jember menggunakan metode self
potensial sebagai berikut :
a. Tabel Pengamatan
Tabel 3.1 Tabel Pengamatan Hasil Data
Teknik Leap Frog
Datum Time P1 P2 V (mV) V Kalibrasi dU
Line 1
1.
2.
...
Line 2
1.
2.
...
Line 3
1.
2.
...

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah


3.4.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam Praktikum pemetaan material di
bawah permukaan lapangan gor universitas jember menggunakan metode self
potensial adalah :
a. 2 buah Porous Pot, berfungsi sebagai elektroda kontak dengan bumi yang
terbuat dari logam dan dilingkupi oleh garam.
b. 1 buah Avometer, berfungsi untuk mengukur arus (ampere), tegangan (volt)
dan resistansi (Ohm).
c. 1 buah GPS, berfungsi untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan
bantuan penyelarasan.
d. 3 buah meteran 100 m, berfungsi untuk mengukur letak titik yang diamati.
e. 1 buah gulungan kabel 100 m,berfungsi untuk menyatukan sebuah rangkaian.
f. 1 buah ember berisi air, berfungsi sebagai wadah
g. 1 buah sekop dan linggis, berfungsi untuk melubangi tanah sebagai tempat
alat.
h. 1 botol 750 ml larutan tembaga sulfat (CuSO4)
i. Seperangkat alat tulis

3.4.2 Tata Laksana Eksperimen


Tata laksana praktikum yang dilakukan dalam Praktikum pemetaan material
di bawah permukaan lapangan gor universitas jember menggunakan metode self
potensial sesuai dengan gambar berikut :
Mulai

Akuisisi

Data Potensial
Informasi
Geologi
Koreksi data
(smoothing)
Interpretasi Interpretasi
Kualitatif Kuantitatif

Hasil dan
Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.3 Flow Chart Metodologi Praktikum

3.4.3 Langkah Kerja


Langkah Kerja dari Praktikum pemetaan material di bawah permukaan
lapangan gor universitas jember menggunakan metode self potensial yaitu :

Gambar 3.4 Rangkaian Alat Pengukuran Metode Leap Frog


Persiapan lokasi
a. Dimulai dengan pemilihan lokasi. Pada praktikum ini, dipilih lokasi tanah
lapang seluas 100 m x 20m yang jauh dari lokasi tiang listrik maupun
konstruksi bangunan.
b. Dibuat sebuah garis dengan jarak 100 m menggunakan meteran pada lokasi
yang dipilih
c. Pada garis, ditandai setiap 5 m dengan sebuah titik
d. Titik-titik tersebut dilubangi menggunakan sekop atau linggis dengan
kedalaman kurang lebih 10 cm.
Persiapan alat SP
a. Tembaga Sulfat (CuSO4) bubuk dilarutkan dengan air panas dan didiamkan
semalam hingga jenuh dan terdapat endapan warna kuning keemasan di dasar
wadah
b. Kedua porous pot dibersihkan dengan cara di rendam selama 1 malam
c. Larutan tembaga sulfat dimasukkan ke dalam porous pot dengan volume
masing – masing harus sama
d. Alat dikalibrasi dengan menguhubungkan kabel avometer ke porous pot.
Porous pot yang baik adalah ketika avometer menunjukkan angka -5 mV
hingga 5 mV. Lakukan kalibrasi sehari sebelum pengambilan data dimulai.
Pengambilan data
a. Dua buah lubang digali pada ujung garis (base)
b. Air dituangkan secukupnya ke dalam lubang tersebut. Pemberian air pada
lubang bertujuan untuk memadatkan tanah hingga tanah melekat pada
porouspot (terutama bagian bawah porouspot)
c. Kedua porouspot dimasukkan ke dalam lubang
d. Larutan tembaga sulfat dituangkan ke dalam lubang tersebut.
e. Kabel 100 m digunakan untuk menyambungkan porospot ke avometer
f. Porous pot dipindah sesuai dengan metode yang dipilih

3.4.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam Praktikum pemetaan material di
bawah permukaan lapangan gor universitas jember menggunakan metode self
potensial adalah bersifat interval atau melalui pengukuran. Metode Self Potensial
dengan teknik leapfrog akan menghasilkan data berupa nilai tegangan (mV) yang
terukur pada base maupun rouver. Data selanjutnya yaitu lintasan pengukuran (m)
yang digunakan serta jarak (m) antara base dan rouver. Nilai tegangan (mV)
bergantung pada material yang terdapat dibawah permukaan bumi dan juga variasi
jarak antara base dan rouver yang sudah ditentukan. Jarak antara base dan rouver
yang semakin dekat akan memberikan keakuratan data yang lebih tinggi
dibandingkan jarak base – rouver yang jauh. Teknik leapfrog dipilih karena jarak
antara base dan rouver jauh lebih pendek dari pada teknik fixed base.
Menggunakan CuSO4 ini berguna agar elektroda menjadi nonpolarisasi karena
jika menggunakana elektroda plus dan minus maka potensial di titik tersebut
tidak bisa diketahui karena akibat dari polarisasi elektroda sehingga muatan
terkutubkan dan potensial alami menjadi tidak terbaca atau sudah berubah akibat
terpolarisasinya muatan
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Data Self Potensial Lintasan 1
x y V lin 1 Base V koreksi T
799068 9096266 2,5 1,3 1,2 07:45
799072 9096271 5,6 1,6 4 08:59
799078 9096282 1,4 1,2 0,2 08:10
799080 9096285 1,3 4,2 -2,9 08:12
799084 9096295 -2 2,3 -4,3 08:15
799090 9096304 13,2 4 9,2 08:16
799092 9096312 1,8 2,8 -1 08:17
799095 9096322 7,8 3,2 4,6 08:17
799100 9096330 14,5 2,6 11,9 08:17
799104 9096338 -2,7 1,8 -4,5 08:18
799108 9096346 -3,4 1,5 -4,9 08:21
799112 9096354 1,23 1,4 -0,17 08:21
799113 9096362 3,1 2,1 1 08:22
799118 9096370 -9,4 1,3 -10,7 08:22
799124 9096378 16,4 3,3 13,1 08:22
799127 9096386 -5,1 2,2 -7,3 08:23
799132 9096394 2 1 1 08:23
799135 9096402 1,3 1,6 -0,3 08:24
799140 9096410 4,2 1,3 2,9 08:24
799145 9096418 -2 1,2 -3,2 08:25

lintasan 1
15

10
V (mV)

0
0 5 10 15 20 25 30
-5

-10
Jarak (m)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Jarak dan Tegangan pada Lintasan 1
Gambar 4.2 Plot Peta Kontur 2D Lintasan 1

Gambar 4.3 Plot Peta Kontur 3D Lintasan 1

Tabel 4.2 Hasil Data Self Potensial Lintasan 2


x y V lin 2 Base V koreksi T
799071 9097273 3 2,4 0,6 08:25
799072 9097278 2,4 1,3 1,1 08:26
799074 9097281 1,3 2,2 -0,9 08:26
799080 9097288 4 2 2 08:28
799083 9097290 3,5 3 0,5 08:29
799089 9097298 12 2,1 9,9 08:31
799092 9097305 10,2 1,9 8,3 08:31
799092 9097307 -3 1,3 -4,3 08:32
799101 9097316 11,9 1,5 10,4 08:32
799103 9097318 -1,3 3,61 -4,91 08:34
799106 9097320 -3,4 2,1 -5,5 08:35
799111 9097328 18,4 3,4 15 08:37
799110 9097333 2,3 1,2 1,1 08:37
799118 9097338 -9,3 3,2 -12,5 08:38
799124 9097345 23 1,3 21,7 08:40
799122 9097348 -3 1,1 -4,1 08:40
799134 9097353 1 4 -3 08:41
799135 9097354 1,8 2,9 -1,1 08:41
799136 9097363 2 2 0 08:43
799142 9097369 3,5 1 2,5 08:44

lintasan 2
15

10

5
V (mV)

0
0 5 10 15 20 25 30
-5

-10
Jarak (m)

Gambar 4.4 Grafik Hubungan antara Jarak dan Tegangan pada Lintasan 2
Gambar 4.5 Plot Peta Kontur 2D Lintasan 2

Gambar 4.6 Plot Peta Kontur 3D Lintasan 2


Tabel 4.3 Hasil Data Self Potensial Lintasan 3
X y V lin 3 Base V koreksi T
799067 9097668 2 2,1 -0,1 08:45
799072 9097673 1 1,2 -0,2 08:45
799074 9097678 1,3 3,2 -1,9 08:46
799077 9097683 -2 2 -4 08:48
799083 9097688 -2,4 2,2 -4,6 08:50
799089 9097693 19 4,4 14,6 08:50
799092 9097698 11,2 4,2 7 08:50
799090 9097703 -2,8 1,2 -4 08:51
799100 9097708 1 5,43 -4,43 08:52
799104 9097713 -1,3 3,21 -4,51 08:54
799105 9097718 -2,4 3,4 -5,8 08:56
799112 9097723 12,3 1 11,3 08:56
799114 9097728 6,4 1 5,4 08:56
799116 9097733 3,3 2,6 0,7 08:58
799124 9097738 3,2 3,2 0 08:58
799126 9097743 1,5 2,7 -1,2 09:00
799132 9097748 3 2,4 0,6 09:01
799135 9097753 -1,5 1 -2,5 09:01
799141 9097758 4 2,4 1,6 09:01
799146 9097763 2 3 -1 09:02

lintasan 3
20
15
10
V (mV)

5
0
0 5 10 15 20 25 30
-5
-10
Jarak (m)

Gambar 4.7 Grafik Hubungan antara Jarak dan Tegangan pada Lintasan 3
Gambar 4.8 Plot Peta Kontur 2D Lintasan 3

Gambar 4.9 Plot Peta Kontur 3D Lintasan 3


4.1 Pembahasan
Metode Self Potential (SP) merupakan salah satu metode geofisika yang
prinsip kerjanya adalah mengukur tegangan statis alam (static natural voltage)
yang berada pada titik - titik di permukaan tanah. Metode Self Potential (SP)
merupakan metode dalam Geofisika yang paling sederhana dilakukan, karena
hanya memerlukan alat ukur tegangan yang peka dan dua elektroda khusus
(Porous Pot Electroda). Metode Self Potential merupakan metode pasif dalam
bidang geofisika karena untuk mendapatkan informasi bawah tanah melalui
pengukuran tanpa menginjeksi arus listrik melalui permukaan tanah. Pengukuran
dilakukan di lapangan GOR Universitas Jember dengan panjang lintasan 30 meter
dan spasi titik pengukuran 3 meter.

Metode pengambilan data pada praktikum ini yaitu dengan menggunakan


metode fixed base. Metode fixed base digunakan karena dengan metode ini lebih
praktis cpat karena fixed base membutuhkan satu elektroda yang diam di tempat
(disebut fixed base) dan elektroda lainnya bergerak menyusuri titik-titik potensial
yang direncanakan. Pada metode ini, digunakan du atitik referensi yang akan
diukur beda potensialnya bersamaan dengan pengukuran beda potensial di setiap
titik pengukuran. Koordinat dari setiap titik pengukuran ditentukan posisinya
dengan menggunakan GPS. Data hasil pengukuran kemudian diolah dengan
menggunakan software surfer.
Hasil yang diperoleh ditunjukan pada tabel 4.1. berdasarkan hasil tersebut
didapatkan nilai potensial yang bernilai positif dan juga negatif. Nilai potensial
negatif ini mengindikasikan adanya daerah serapan air. Pengukuran nilai potensial
ini diulang 2 kali di titik yang sama. Hasil yang didapatkan di beberapa titik
menunjukan nilai yang sama. Pada pengukuran pertama hingga lintasan yang ke
tiga didapatkan nilai potensial positif dan negatif. Hal ini dapat terjadi karena
berbagai faktor. Potensial negative dapat dipengaruhi oleh akar – akar pohon atau
tumbuhan, aliran air bawah tanah, bioelektrik dan lain sebagainya. Salah satu
faktor yang menyebabkan hasil potensial yang diperoleh yaitu interaksi antara
cairan elektrolit dengan tanah.
Semua titik mendapatkan nilai pengukuran yang negatif, yang menunjukan
bahwa dititik tersebut terdapat kandungan air. Pengukuran pertama semua titik
menunjukan potensial positif maupun negative, pada pengukuran kedua dan ketiga
juga didapatkan semua data yang sama yaitu dengan nilai potensial positif serta
negatif. Titik-titik dengan nilai potensial negative inilah yang mengindikasikan
adanya kandungan air dibawah permukan. Komposisi tanah yang terdiri atas tanah
basah, dan terdapat banyak pohon disketitar titik pengukuran mengindikasikan
bahwa terdapat aliran air atau daerah serapan air bawah tanah lapangan GOR
Universitas Jember.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini yaitu di daerah pengukuran
(lapangan GOR Universitas Jember) memiliki beberapa titik yang
mengindikasikan adanya aliran air bawah permuukaan. Pengukuran yang
dilakukan pada 3 lintasan yang berbeda menunjukan hasil peotensial yang sama.
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa kawasan lapangan GOR Universitas
Jember memiliki komposisi tanah berupa tanah basah.

5.2 Saran
Praktikum metode self potensial haruslah dilakukan dengan sangat teliti,
karena metode ini dipengaruhi oleh banyak hal. Kondisi tanah permukaan yang
menjadi tempat kontak antara porous spot sangat berpengaruh terhadap hasil yang
didapatkan. Porous spot haruslah melakukan kontak secara langsung dengan
tanah, artinya tidak boleh ada penghalanseperti rumput ataupun bebatuan kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Hendrajaya, L., dan Arif, I. 1988. Geolistrik Tahanan Jenis. Laboratorium Fisika
Bumi. Jurusan FMIPA. ITB. Bandung.
Hamzah, M., S. Joko, and S. Wahyudi. 2008. Deteksi Aliran Air Dalam Media
Pemodelan Fisis dengan Metode Self PPotential. UGM Lab Geofisika
MIPA: Yokyakarta.
Revil, Andre. 2013. The Self Potential Method. USA: Cambridge University.
Reynolds, John. 1997. An Introductions to Applied and Enviromental Geophysics.
Singapore: John Willey and Sons.
Sharma, P. V. 1997. Enviromental and Geophysics. New York: Cambridge
University Press.
Telford, W., and L. Geldart. 1990. Applied Geophysics. London: Cambridge
University.

Anda mungkin juga menyukai