KELOMPOK 4:
i
1. Pendahuluan
Bangunan Infrastruktur sungai dibuat melalui beberapa tahapan mulai dari tahap
perencanaan hingga tahap operasional dan pemeliharaan. Tahap operasional dan
pemeliharaan (OP) pada bangunan infrastruktur dilakukan agar bangunan infrastruktur
dapat digunakan secara optimum sesuai dengan usia konstruksinya dan fungsi daripada
infrastruktur ini tidak mengalami penurunan.
Sungai Ciasem merupakan salah satu sungai terpanjang di Kabupaten Subang. Panjang
sungai tersebut ± 60 Km hingga hilirnya yang mencapai pantai utara Jawa. Sehingga tak
jarang di beberapa titik sepanjang sungai tersebut ditemukan kerusakan prasarana sungai
yang sudah dibangun. Hal tersebut jika dibiarkan akan mempengaruhi prasarana sungai
yang berada di sekitarnya.
Diperlukan sebuah perencanaan kegiatan operasional dan pemeliharaan terhadap
prasarana sungai yang berada di sepanjang aliran Sungai Ciasem agar dapat memastikan
prasarana yang berada pada sungai tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
1
Berikut merupakan data-data mengenai Sungai Ciasem yang berfungsi sebagai
inventarisasi sungai :
Segmen 1
Segmen 2
Segmen 3
Segmen 4
2
Potongan Segmen Sungai
/
Jenis Jumlah/ Bahan bangunan Tahun
Kondisi
Prasarana Panjang Bagian inti Lapisan Selimut Pembuatan
Tanggul 300 m Pasir urug Pas. Batu kali 2006 Baik
Revetment 500 m Pas. Batu kali Beton K175 2005 Sedang
Groundsil 2 buah Pasir urug Pas. Batu kali 2005 Baik
Krip 100 m Pasir urug Pas. Batu kali 2010 Sedang
4
Debit Minimal 1,22 m3/s
elevasi 11 mdpl
Bahu sungai ke level air 6,0 - 9,0 m
Kondisi Sekitar Persawahan dan pemukiman
Potongan Segmen Sungai
4. Inspeksi Rutin
Kegiatan inspeksi rutin secara visual dilakukan oleh juru sungai paling sedikit satu kali
dalam satu bulan, guna melihat dan memastikan kondisi prasarana sungai dalam kondisi
baik. Bila ditemukan permasalahan penurunan kondisi ataupun terjadi kerusakan
bangunan, maka perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan penelusuran detail terhadap tingkat
kerusakan bangunan tersebut untuk kemudian dilakukan analisa tingkat kerusakan dan
rekomendasi untuk perbaikannya.
Hasil dari inspeksi rutin pada aliran Sungai Ciasem ini dapat dilihat pada Tabel
Catatan Inspeksi di halaman berikut.
5
Tabel 2 Catatan Inspeksi Bangunan Sungai: Tanggul Banjir
Prieta
6
Tabel 3 Catatan Inspeksi Bangunan Sungai: Revertmen
Prieta
7
Tabel 4 Catatan Inspeksi Bangunan Sungai: Revertmen
Andi
8
Tabel 4 Catatan Inspeksi Bangunan Sungai: Revertmen
Andi
9
Tabel 5 Catatan Inspeksi Bangunan Sungai: Revertmen
Rani
10
Tabel 6 Catatan Inspeksi Bangunan Sungai: Groundsill
Rani
11
Tabel 7 Catatan Inspeksi Bangunan Sungai: Krib
Nuryani
12
Tabel 8 Catatan Inspeksi Bangunan Sungai: Bangunan Pengendali Aliran
Nuryani
13
5. Penelusuran Sungai
Penelusuran sungai dilakukan atas rekomendasi yang muncul pada kegiatan inspeksi rutin.
Berikut merupakan penelusuran sungai yang dilakukan setelah laporan hasil inspeksi rutin.
14
Tabel 8 Catatan Penelusuran Sungai
Hendi
Tabel 9 Catatan Penelusuran Sungai
Hendi
Tabel 10 Catatan Penelusuran Sungai
Hendi
6. Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan
Berdasarkan hasil kegiatan penelusuran sungai ditemukan beberapa bagian dari
prasarana Sungai Ciasem. Hasil tersebut kemudian di identifikasi lebih lanjut untuk
mengetahui bagaimana cara menaganinya, termasuk identifikasi kebutuhan yang
diperlukan serta program rencana untuk operasi dan pemeliharaan berdasarkan skala
prioritas sesuai dengan klasifikasi kondisi aktual prasarana.
Kerusakan yang ditemukan berada pada segmen 2 pada Sungai Ciasem. Untuk rincian
tentang kerusakan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Segmen
1
Segmen
2
Segmen
3
Segmen
4
(a) (b)
Gambar 2 Segmen Sungai yang Terdeteksi Kerusakan Prasarana, (A) Foto Citra
Satelit Segmen Area Sungai, (B) Salah Satu Detail Kontur Sungai yang Terdeteksi
Kerusakan (Segmen 2)
18
Tabel 11.1 Identifikasi Kerusakan Prasarana Sungai
q
Dimensi kerusakan Penilaian kerusakan
Lokasi Jenis Jenis
No. Panjang Lebar Kedalaman Volume
Kerusakan Prasarana Kondisi Persentase Pemeliharaan
(cm) (cm) (cm) (cm3)
2 Segmen 2 Revetment 300 5 5 7500 Rusak Ringan 14% Preventif
STA 3+500 (Rutin)
Foto Identifikasi Kerusakan :
q
Tabel 11.2 Identifikasi Kerusakan Prasarana Sungai (Lanjutan)
q
Dimensi kerusakan Penilaian kerusakan
Lokasi Jenis Jenis
No. Panjang Lebar Kedalaman Volume
Kerusakan Prasarana Kondisi Persentase Pemeliharaan
(cm) (cm) (cm) (cm3)
4 Segmen 3 Revetment 1000 60 5 300.000 Rusak Sedang 29% Preventif
STA 10+500 (Rutin)
Foto Identifikasi Kerusakan :
q
Tabel 11.3 Identifikasi Kerusakan Prasarana Sungai (Lanjutan)
q
Dari penjabaran tersebut diperoleh hasil bahwa bangunan revetment tidak mengalami
kerusakan yang besar. Beberapa kerusakan yang terjadi antara lain lepasnya pasangan batu,
retakan yang terjadi pada dinding bangunan, lepasnya plesteran yang disebabkan karena
gerusan air.
Berdasarkan identifikasi kondisi kerusakan prasarana sungai pada bangunan
revetment, dapat ditarik kesimpulan pemeliharaan yang perlu dilakukan bersifat preventif,
karena volume terbesar bangunan revetment yang rusak pada salah satu STA adalah
300.000 cm3. Hal tersebut mengindikasikan kerusakan pada bangunan tersebut kurang dari
30% dari volume fungsi keseluruhan prasarana.
Untuk kerusakan pada revetment bagian bawah jembatan terjadi kerusakan dengan
tingkat sedang pada segmen 3 STA 10+500. Kerusakan itu termasuk kerusakan sedang
karena volume kerusakan bangunan tersebut adalah 300.000 cm3 atau sekitar 29% dari
volume fungsi keseluruhan prasarana. Sama seperti banguan revetment yang ditemukan
kerusakan dalam laporan ini, pemeliharaan kerusakan ini bersifat preventif dan rutin tetapi
disarankan agar segera di perbaiki mengingat bagian bawah jembatan adalah bagian vital
untuk struktur utamanya.
22
7. Detail Desain Pemeliharaan Prasarana Sungai
Setelah di identifikasi serta dientukan tingkat kerusakan prasarana sungai Ciasem,
maka langkah selanjutnya adalah dilakukan perhitungan detail desain untuk perbaikan
prasarana sungai Ciasem yang terindikasi mengalami kerusakan.
Pedoman yang diacu dalam perhitungan detail desain ini adalah SNI 03-3441-1994
tentang tata cara perencanaan teknik pelindung tebing sungai dari pasangan batu. Pedman
itu dipilih karena kerusakan prasarana sungai Ciasem yang terindikasi mengalami
kerusakan hanya pada bagian revetment sungai saja dan prasarana yang lain tidak
terindikasi rusak.
Dikarenakan tingkat kerusakan prasarana revetment sungai Ciasem termasuk dalam
kategori ringan hingga sedang maka tidak diperlukan untuk membangun ulang prasarana
tersebut. Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, pemeliharaan hanya
meliputi: memasang kembali pasangan batu yang lepas, memperbaiki retakan yang terjadi
pada dinding bangunan dan plesteran yang lepas disebabkan karena gerusan air.
Untuk memudahkan pemeliharaan prasarana tersebut berikut adalah gambar detail
prasarana tersebut :
30.00 - 40.00
23
Gambar 5 Tampak Depan Revetment (Satuan Meter)
24
9. Penutup
Sungai Ciasem merupakan salah satu sungai terpanjang di kabupaten Subang. Di
sepanjang aliran sungai tersebut terdapat beberapa prasarana sungai yang berfungsi
menjaga agar sungai tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Prasarana yang terdapat
pada sungai Ciasem, antara lain tanggul sungai, revetment, Graoudnsil, dan Krip.
Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Sungai dimaksudkan sebagai suatu kegiatan yang
menjaga suatu prasarana sungai agar berfungsi sebagaimana mestinya. Kegiatan O & P
Prasarana Sungai Ciasem ada beberapa tahapan, yaitu Pengumpulan Inventarisasi Sungai,
Inspeksi Rutin, Penelusuran Sungai, Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan,
Penyusunan Detail Desain dan Penyusunan Rancangan Anggaran Biaya.
Pada kegiatan inspeksi rutin dan penelusuran sungai ditemukan berapa lokasi yang
terindikasi terjadi kerusakan prasarana sungai, yaitu pada bagian revetment sungai dan ada
lima lokasi yang terindikasi mengalami kerusakan. Hal ini di tindak lanjuti dengan
kegiatan identifikasi dan analisis tingkat kerusakan. Kerusakan yang terjadi di identifikasi
masuk pada kategori kerusakan ringan hingga sedang, yaitu berkisar antara 11% - 29%
kerusakan yang terjadi pada revetment. Untuk jenis pemeliharaan prasarana dipilih
pemeliharaan preventif (rutin). Untuk tingkat prioritas perbaikan yang dilakukan di
prioritaskan pada kerusakan pada titik STA 10+500 Segmen 3. Hal ini karena kerusakan
terjadi dekat dengan jembatan yang di khawatirkan akan mengganggu struktur jembatan.
Setelah itu dilakukan penyusunan anggaran biaya pemeliharaan yang diperlukan untuk
memperbaiki kerusakan prasarana revetment sungai. Berdasarkan analisis AHP serta
perhitungan volume kegiatan dan kerusakan prasarana didapatkan kegiatan ini memerlukan
biaya sebesar Rp. 19.632.500,00. Biaya ini sudah termasuk biaya inspeksi rutin, sosialisasi
dan rapat serta perbaikan prasarana itu sendiri.
25
10. Daftar Pustaka
Laporan Akhir Pekerjaan Kajian Kawasan Kritis Daerah Tangkapan Sungai dan Danau
Kecamatan Ciasem. PT. Citra Lahan Utama, dikeluarkan pada September 2014
Manual Operasi dan Pemeliharaan: DED Pengendalian Banjir dan Sedimen Sungai Way
Mamua Kab. Maluku Tengah. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Ditjen SDA Satker Balai Wilayah Sungai Maluku, dikeluarkan pada Juni
2014.
Pramesti, Nectaria Putri. (2017). “Studi Manajemen Pemeliharaan Aset Pada Infrastruktur
Sungai (Studi Kasus Bangunan Revetment Sungai Pepe Di Surakarta)”. Konferensi
Nasional Teknik Sipil 11, 26-27 Oktober 2017, Universitas Tarumanagara.
Surat Edaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Ditjen Sumber Daya
Air Nomor: 05/SE/D/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Operasi
dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai.
ii