Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Rifqah (G1B113003)
Widya Rivani (G1B113012)
Marini (G1B113013)
Ingwy Pratiwi (G1B113015)
Queen Elsa Yovita (G1B113016)
Witra (G1B113019)
Wiwit Novera (G1B113034)
Reski Yunisa Mareska (G1B113035)
Dyna Yunita (G1B113036)
Febri Tri Harmoko (G1B113037)
Dosen Pengampu:
Ns. Luri Mekeama, S.Kep
1
c. Ibu hamil mengetahui faktor resiko dari pre-
eklampsia
d. ibu hamil mengetahui tanda dan gejala pre-eklampsia
e. Ibu hamil mengetahui dampak dari pre-eklampsia
f. Ibu hamil mengetahui pencegahan pre-eklampsia
Pukul : 08.30 WIB – 09.15 WIB
Sasaran : Ibu Hamil
Tempa : Puskesmas Aur Duri
Hari/Tanggal : Sabtu, 25 Juni 2016
Lama Waktu : 45 menit
I. LATAR BELAKANG
Preeklampsia merupakan kelainan yang ditemukan pada waktu kehamilan
yang ditandai dengan berbagai gejala klinis seperti hipertensi, proteinuria, dan
edema yang biasanya terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu sampai 48 jam
setelah persalinan. Sedangkan eklampsia adalah kelanjutan dari preeklampsia
berat dengan tambahan gejala kejang-kejang atau koma. Kehamilan risiko tinggi
adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan
meninggal, sebelum persalinan berlangsung. Banyak faktor resiko ibu hamil
dan faktor yang memengaruhi diantaranya adalah usia dan paritas ibu. Ibu hamil
pada usia lebih dari 35 tahun lebih beresiko tinggi untuk hamil dibandingkan bila
hamil pada usia normal, yang biasanya terjadi sekitar 21-30 tahun.
Umur seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan
tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus
siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi
2
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan ibu hamil mampu memahami
dan mencegah terjadinya gangguan kehamilan terutama pre eklampsia dan
eklampsia.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat :
1. Ibu hamil mengerti tentang Definisi pre-eklampsia
2. Ibu hamil mengetahui klasifikasi pre-eklampsia
3. Ibu hamil mengetahui faktor resiko dari pre-eklampsia
4. ibu hamil mengetahui tanda dan gejala pre-eklampsia
5. Ibu hamil mengetahui dampak dari pre-eklampsia
6. Ibu hamil mengetahui pencegahan pre-eklampsia
IV. METODE
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
No Penyuluh Peserta Metode Media
Kegiatan
materi memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
4
reinforcement memahami yang
f. Menyampaikan materi
disampaikan
penyuluhan tentang
penyuluh
klasifikasi Audiens
preeklampsia mengutarakan
g. Menggali pengetahuan
pendapat
audiens tentang faktor
resiko preeklampsia
Memperhatikan dan
h. Memberikan
memahami yang
reinforcement
i. Menyampaikan materi disampaikan
penyuluhan tentang penyuluh
Audiens
faktor resiko
mengutarakan
preeklampsia
j. Menggali pengetahuan pendapat
audiens tentang tanda
dan gejala
Memperhatikan dan
preeklampsia
k. Memberikan memahami yang
reinforcement disampaikan
l. Menyampaikan materi
penyuluh
penyuluhan tentang Audiens
tanda dan gejala mengutarakan
preeklampsia pendapat
m. Menggali pengetahuan
audiens tentang
Memperhatikan dan
dampak preeklampsia
memahami yang
n. Memberikan
disampaikan
reinforcement
o. Menyampaikan materi penyuluh
Audiens
penyuluhan tentang
mengutarakan
dampak preeclampsia
pendapat
p. Menggali pengetahuan
audiens tentang
pencegahan Memperhatikan dan
5
preeklampsia memahami yang
q. Memberikan
disampaikan
reinforcement
penyuluh
r. Menyampaikan materi
Audiens Bertanya
penyuluhan tentang
pencegahan Audiens
preeklampsia Memperhatikan
4. Memberikan kesempatan Audiens
audiens untuk bertanya Memperhatikan
5. Menjawab pertanyaan yang
Audiens
diajukan audiens
Memperhatikan
6. Memberikan reinforcement
Menerima leaflet
7. Memberikan umpan balik
8. Membagikan leaflet
3 Penutup 1. Memberikan kesempatan Audiens bertanya Tanya Leaflet
(10 enit)
pada audiens untuk jawab,
ceramah
bertanya tentang materi
penyuluhan
Audiens menjawab
2. Menanyakan kembali
materi yang telah dijelaskan Audiens
3. Menyimpulkan hasil
mendengarkan
penyuluhan bersama peserta Audiens
4. Mengucapkan terimakasih
mendengarkan
atas peran serta audiens
yang hadir dalam
penyuluhan Menjawab salam
5. Memberikan salam penutup
6
1. Peran Moderator
a. Membuka dan menutup acara.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
d. Menjaga kelancaran acara.
e. Memimpin diskusi.
2. Peran Penyuluh
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan.
3. Peran observer
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mengevaluasi kegiatan.
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
4. Peran fasilitator
a. Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi
penyuluhan.
b. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya.
c. Menjadi contoh dalam kegiatan.
X. EVALUASI
1. Evaluasi struktur:
a. Materi sudah dipersiapkan sebelum Penyuluhan
b. Media sudah dipersiapkan sebelum Penyuluhan
c. Tempat sudah siap 1 jam sebelum Penyuluhan
d. SAP sudah dipersiapkan sebelum Penyuluhan
2. Evaluasi proses:
a. Peserta datang tepat waktu 10 menit sebelum penyuluhan dimulai
b. Peserta memperhatikan penjelasan perawat
c. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat
d. Media dapat digunakan secara efektif
3. Hasil :
a. Dari 6 ibu hamil, 2 diantaranya mampu menjawab tentang Definisi
pre-eklampsia
b. Dari 6 peserta, 5 diantaranya mampu menjawab tentang tanda dan
gejala pre-eklampsia
c. Dari 6 peserta, 3 diantaranya mampu menjawab tentang pencegahan
pre-eklampsia
7
XI. MATERI TERLAMPIR
1. Pengertian Pre-eklampsia dan Eklampsia
Pre-eklamsi atau keracunan kehamilan sering juga disebut toksemia adalah
penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, proteinuria yang timbul karena
kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan ke-3 kehamilan, tetapi
terjadi sebelumnya.
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, kondisi lanjutan dari
Pre Eklampsia yang tidak teratasi dengan baik, dalam persalinan atau nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang atau koma yang timbul bukan akibat kelainan
neurologi. Sebelumnya wanita tadi menunjukkan gejala-gejala Preeklampsia.
2. Klasifikasi Preeklampsia
Preeklampsia dibagi menjadi dua jenis sesuai dengan berat dan ringannya
penyakit yang diderita.
a. Preeklampsia ringan
Ketika tekanan darah tetap di bawah 160 sistolik (angka yang lebih besar),
atau 110 diastolik (angka yang lebih kecil), dan tidak ada gejala penyakit yang
parah.
b. Preeklampsia berat
i. ketika tekanan darah sistolik melebihi 160 atau 110 diastolik, dan atau
disertai dengan gejala adanya penyakit tertentu seperti dibawah ini:
ii. perubahan visual dan gangguan penglihatan, penglihatan kabur.
iii. Sakit kepala yang terus menerus
iv. kesulitan bernapas akibat kelebihan cairan di paru-paru
v. sakit perut parah bagian atas
vi. penurunan output urin, lebih dari 5000 miligram protein dalam sampel 24
jam,
vii. trombosit rendah secara signifikan (bagian dari darah yang membantu
gumpalan darah)
8
viii. disfungsi hati atau janin yang sangat kecil atau terlalu sedikit cairan
ketuban di sekitarnya.
3. Faktor Resiko
1. Kehamilan pertama
2. Jika ibu hamil lebih muda dari 18 tahun atau lebih tua dari 40 tahun.
3. berhubungan dengan jarak antara dua kehamilan.
4. Status sosial ekonomi rendah.
5. Beberapa kehamilan seperti kembar atau kembar tiga.
6. Kehamilan mola, kondisi abnormal yang meniru kehamilan normal tetapi
sebenarnya tumor.
7. Riwayat tekanan darah tinggi kronis, diabetes, gangguan ginjal, migrain,
rheumatoid arthritis
8. Riwayat keluarga pra-eklampsia (yaitu, ibu, adik, nenek atau bibi yang
memiliki gangguan tersebut).
9. Wanita dengan lemak tubuh lebih tinggi dari rata-rata.
9
ketiga. Berat badan yang meningkat secara drastis akibat dari penimbunan
cairan dalam tubuh.
5. Nyeri perut.
6. Sakit kepala yang berat beserta mual muntah
7. Perubahan pada refleks.
8. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali.
9. Ada darah di air kencing.
Terjadinya Eklampsia pada umumnya kejang yang didahului oleh semakin
memburuknya Pre Eklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dibagian
frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan hiperrefleksia
4. Eklampsia
Jika preklampsia tidak terkontrol, maka akan terjadi eklampsia. Eklampsia
dapat mengakibatkan kerusakan permanen organ tubuh ibu, seperti otak,
hati atau ginjal. Eklampsia berat menyebabkan ibu mengalami koma,
kerusakan otak bahkan berujung pada kematian janin maupun ibunya.
5. Pencegahan
1. Diet yang tepat dan sesuai.
10
Karena penyebab pastinya belum diketahui, maka pencegahan utama yang
baik adalah meminta ibu hamil untuk mengurangi konsumsi garam, meski
dianggap tidak efektif menurunkan risiko preeklampsia. Diet yang
dianjurkan cukup protein, rendah karbohidraat, lemak dan garam.
2. Periksalah kehamilan secara teratur, untuk mengetahui kondisi ibu dan
janin. Preklampsia yang terdiagnosa lebih awal, akan memudahkan dokter
menyarankan terapi yang tepat untuk ibu dan janinnya.
Sebuah penelitian di tahun 2006, lebih dari 70 persen wanita yang
mengkonsumsi multivitamin dan menjaga berat tubuh sebelum hamil
terbukti risiko terkena preeklampsianya lebih rendah. Suplemen nutrisi
ditengarai mampu menurunkan risiko terkena preeklampsia, tapi Anda
harus sangat selektif. Konsultasikan pada dokter, sebelum mengkonsumsi
suplemen di saat hamil.
3. Perbanyak minum
Sangat dianjurkan ibu hamil untuk minum dalam jumlah yang banyak tiap
hari. Minuman yang baik adalah air putih, karna air akan mendorong
garam ke luar tubuh. Dengan banyak minum akan membuat lebih sering
ke toilet sehingga dapat membawa kelebihan garam bias terbawa keluar,
selain itu juga mengurangi aktivitas. Minimal minum 2 liter per hari.
4. Olahraga
Berolahraga selama 20-30 menit sehari, 3-5 hari seminggu sudah cukup
untuk mencegah pre-eklampsia. Olahraga yang disarankan tentunya adalah
olahraga yang tidak terlalu berat dan aman dijalankan oleh ibu hamil,
seperti, jalan cepat, yoga atau senam khusus ibu hamil dan renang. Ketika
berolahraga, pemanasan tidak boleh ditinggalkan, lakukanlah selama 5-10
menit untuk mempersiapkan tubuh berolahraga. Jika jalan kaki menjadi
pilihan, berjalanlah perlahan sebagai pemanasan. Setelah itu, naikkan
intensitasnya, Anda bisa berjalan lebih cepat. Namun, tidak boleh sampai
kelelahan. Saat selesai latihan, jangan mendadak berhenti. Akhiri dengan
pendinginan, secara bertahap kurangi kecepatan berjalan hingga akhirnya
berhenti.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13