Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit kanker menjadi salah satu penyakit kronis yang


peningkatannya cukup tinggi saat ini. Menurut World Health Organization
atau WHO (2014) kanker merupakan suatu istilah umum yang
menggambarkan penyakit pada manusia berupa munculnya sel-sel
abnormal dalam tubuh yang melampaui batas. Sel-sel tersebut dapat
menyerang bagian tubuh lain. Kanker merupakan istilah umum untuk
pertumbuhan sel tidak normal, kondisi yang tumbuh sangat cepat, tidak
terkontrol dan tidak berirama yang dapat menyusup ke jaringan tubuh yang
normal, dan akhirnya menekan perkembangan jaringan yang normal
(Diananda, 2008). Kanker menjadi masalah kesehatan serius baik di
negara maju maupun berkembang. Kanker merupakan penyebab utama
kematian di seluruh dunia dan menyumbang 7,6 juta kematian, sehingga
jumlah kematian yang disebabkan kanker mencapai 13% dari semua
kematian (WHO, 2008).Penyakit tumor kulit dewasa ini cendenrung
mengalami peningkatan jumlah terutama di Amerika, Australia dan
Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, orang kulit putih yang lebih
banyak menderita kanker kulit. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat
seringnya terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia
penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara
tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain
menyebabkan kecacatan juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal.

Perawatan paliatif adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada


penderita yang sedang sekarat atau dalam fase terminal akibat penyakit
yang dideritanya. Pasien sudah tidak memiliki respon terhadap terapi
kuratif yang disebabkan oleh keganasan ginekologis. Perawatan ini
mencakup penderita serta melibatkan keluarganya (Aziz, Witjaksono, &

1
Rasjidi, 2008). Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga
dalam menghadapi penyakit yangmengancam jiwa, dengan cara
meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian
yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik
fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health Organization (WHO)
2016).

Mengikut WHO, sebanyak 16.0000 orang menghidapi


melanoma setiap tahun dan sebanyak 48000 kematian dilaporkan setiap
tahun. Setidaknya 60 ribu orang di seluruh dunia meninggal tiap
tahun akibat kebanyakan terkena sinar matahari. Kebanyakan dari mereka
tewas karena mengidap kanker kulit yang ganas. Sekitar 90 persen dari
kanker kulit itu disebabkan oleh sinar ultraviolet sang surya. Demikian
hasil studi terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),seperti diberitakan
Fox News.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan tumor kulit ganas?
2. Apa etiologi dari tumor kulit ganas?
3. Bagaimana patofisiologi dari tumor kulit ganas?
4. Apa saja manifestasi klinis dari tumor kulit ganas?
5. Apa saja komplikasi dari tumor kulit ganas?
6. Bagaimana pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunujang dari tumor
kulit ganas?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari tumor kulit ganas?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan tumor kulit ganas?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep tumor kulit
ganas serta asuhan keperawatannya.
1.3.2 Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mengetahui dan memahami definisi dan etiologi
tuor kulit ganas..
b) Mahasiswa mmengetahui dan memahami patofisiologi dan
manifestasi klinis dari tumor kulit ganas.

2
c) Mahasiswa mengetahui dan memahami komplikasi dan
penatalaksanaan tumor kulit ganas.
d) Mahasiswa mengetahui dan memahami pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pada tumor kulit ganas.
e) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhan
keperawatan pada klien dengan tumor kulit ganas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA TUMOR KULIT GANAS

3
2.1 Definisi
Tumor ganas pada organ solid cenderung mempunyai batas yang
tidak jelas, kadang disertai tebaran lembar jaringan neoplastik ke dalam
jaringan normal sekitarnya. Keadaan ini akan memberikan bentuk
potongan permukaan yang mirip kepiting dimana penyakit ini kemudian
diberi nama cancer. Tumor ganas sering terlihat nekrosis sentral karena
berkurangnya perfusi vaskuler.
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak
dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal
yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita
terlambatmelakukan pengobatan (Mangan,2005).
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan sel sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di
sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit
terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-
macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling
sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa
(KSS) dan melanoma maligna (MM). (Ajoemedi soemardi, 2006).

2.2 Etiologi
Penyebab dari tumor ganas pada kulit belum diketahui pasti. Namun ada
faktor yang yang memepengaruhi terjadinya tumor kulit ganas.

Faktor predisposisi:
1. Kontak jangka panjang terhadap radiasi UVB
UV-B memiliki panjang gelombang 290-320 nm dan memiliki
intensitas tertinggi saat sinar matahari terang (antara jam 10:00-14:00).
Sinar UV B memiliki dampak buruk bagi kulit yaitu menyebabkan
kerusakan fotokimia pada DNA sel sehingga memicu tumbuhnya
kanker kulit.
2. Kontak arsenic
Arsenik merupakan salah satu zat karsinogen yang dalam dosis
tertentu dapat menimbulkan kanker pada tubuh manusia.
3. Genetik
Pada orang dengan tipe kulit albino atau orang-orang keturunan kulit
putih. Hal ini disebabkan di dalam kulit mereka tidak terdapat banyak
pigmen sehingga tidak tahan terhadap radiasi sinar UV.
4. Pemakaian obat imunosupresan
Pemakaian obat imunosupresan dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan penurunan sel-sel imun pada kulit. Hal ini
mengakibatkan sel-sel kulit tidak mampu mengidentifikasi dan
memperbaiki kerusakan DNA sehingga meningkatkan karsinogenesis
(Corwin, Elizabeth J 2009)

4
2.3 Patofisiologi

Patofisiologi tumor kulit ganas basalioma


Basal cell carcinoma (BCC) ini adalah tipe tersering dari kanker
kulit seperti halnya karsinoma sel skuamosa (SCC). Penyebab pasti dari
hal ini masih belum diketahui. Kedua hal tersebut sama diduga disebabkan
oleh paparan sinar Ultraviolet (UV), namun mekanisme paparannya
berbeda.
Basal Cell Carcinoma (BCC) muncul karena paparan UV yang
menyebabkan mutasi gen p53, munculnya dimulai dari interfollicular sel
basal, folikel rambut atau kelenjar sebasea yang letaknya lebih dalam dari
karsinoma sel skuamosa (SCC) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan
dosis paparan panjang gelombang sinar UV pada keduanya. Gelombang
290-320 nm yang sering duga penyebab basalioma. Pada basal cell
carcinoma (BCC), gen p53 dan Patched gene (PTCH) adalah target utama
paparan sinar UV. Mutasi pada p53 ditunjukkan pada hasil penelitian BCC
sebanyak 56% termasuk lesi yang masih dini yang disebabkan mutasi ini.
Tanda-tanda paparan UV diamati 65% dari mereka. Mutasi PTCH juga
memiliki peran utama dalam terjadinya BCC. Penyakit herediter yakni
sindrom Gorlin dan xerodema pigmentosum juga ikut berperan meskipun
insiden terjadinya lebih rendah dari penyebab paparan UV. Aktivasi mutasi
dari smoothened dan mutasi PTCH2 juga terlibat dalam pembentukan
BCC. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian pada tikus percoban yang
menunjukkan lesi kulit yang menyerupai basal cell carcinoma (BCC) pada
manusia (Lacour, 2002).
Sel karsinoma BCC ini jarang terjadi metastasis karena adanya
ketergantungan antara sel tumor epithelial yang berasal dari sel primitif
selubung akar rambut dan elemen stroma yang menyerupai lapisan
papilaris dermis yang terdiri dari kolagen, fibroblast, dan substansia dasar.
Bolus metastase yang besar sulit memasuki sistem limfatik ataupun sistem
vaskuler.

2.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis pada tumor kulit ganas tergantung pada jenis tumor
ganas (Corwin, Elizabeth J 2009):
1. Sel basal
Nodus berwarna seperti daging atau pink, biasanya cekung di tengah-
tengahnya dan dapat terus membesar. Warnanya mengkilat/seperti lilin,
paling sering terlihat pada area yang terpajan sinar matahari di telinga,
wajah, atau tangan.
2. Sel skuamosa
Lesi bersisik dan sedikit menonjol, disertai ulkus pada area tengah lesi.
Batas lesi tidak beraturan dan mengeras pada tahap lanjut. Paling
sering mengenai area yang terpajan sinar matahari, biasanya di wajah
atau area jaringan parut.
3. Melanoma maligna

5
Lesi yang tumbuh dengan cepat dan membentuk de novo atau tumbuh
dari mole yang sebelumnya diderita. Biasanya menonjol, berwarna
hitam atau cokelat, atau terkadang muncul dalam bermacam-macam
warna. Batas tidak beraturan, tidak simetris, dan dapat mengeluarkan
darah. Paling sering ditemukan pada area terpajan sinar matahari,
namun dapat tumbuh pada area kulit lain. Berhubungan dengan lesi
akibat terbakar sinar matahari.

2.5 Woc (terlampir)

2.6 Pemeriksaan Diagnostik


Diagnosis kanker kulit dibuat dengan biopsi dari lesi-lesi yang dicurigai,
jenis biopsi meliputi penyayatan,dimana lapisan kulit diatas lesi diambil,
yakin dengan cara biopsi, insisi dan eksisi. Bila dicurigai adanya
melanoma maka iopsi dan eksisi merupakan metode pilihan sehingga
kedalamn lesi dapat diukur.Setiap lesi harus dicurigai bila menunjukan
satu dari tanda kanker kulit, yaitu ABCD (Asymmetry, Border, Color,
Diameter). Untuk melanoma-melanoma tipis dan kebanyakan karsinoma
sel basal dan sel squamosa, pengangkatan melalui pembedahan adalah
semua yang diindikasikan dan tidak membutuhkan pemeriksaan diagnosa
lenjutan. Untuk melanoma yang dalam pemeriksaan mungkn diindikasikan
untuk menemukan adanya metastase penyakit.ini meliputi pemeriksaan
darah,pemeriksaan sinar-x, dan atau skar CT. (Corwin, Elizabeth J 2009).

2.7 Penatalaksanaan
1. Pencegahan terhadap karsinoma sel basal dan skuamosa dapat
dilakukan dengan melindungi kulit dari pajanan sinar matahari,
termasuk menghindari matahari tengah hari, pemakaian topi, baju
pelindung , dan tabir surya berspektrum luas.
2. Insidens melanoma maligna juga dapat dikurangi dengan menghindari
pajanan sinar matahari dan memakai baju pelindung. Penggunaan
tanning (penyamakan kulit) secara indoor (dalam ruangan) harus
dihindari berdasarkan riset yang menunjukkan adanya hubungan kuat
antara penyamakan kulit indoor dan melanoma. Tabir surya mungkin
tidak dapat mencegah timbulnya maligna.
3. Karsinoma sel basal dieksisi secara bedah . karsinoma sel skuamosa
dieksisi secara bedah dan terapi radiasi.
4. Melanoma maligna dieksisi secara bedah, dengan batas insisi yang
lebar. Dilkukan biopsy kelenjar limfe untuk menentukan adanya
metastasis. Biopsy kelenjar limfe sentinel(biopsy nodus terdekat
dengan kanker) merupakan indicator yang efektif terhadap metastasis
dan menjadi terapi pengarah.
5. Kemoterapi dan terapi imun dapat dilakukan selain pembedahan
melanoma maligna dan terkadang pada karsinoma sel skuamosa.

6
6. Vaksin tumor yang secara aktif melawan antigen spesifik pada
melanoma maligna digunakan pada pasien tertentu.

2.8 Komplikasi
1. Invasi local dan kerusakan jaringan dapat terjadi pada semua jenis
kanker kulit
2. Dapat terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional dan ke seluruh
tubuh terutama melanoma maligna. Karsinoma sel basal sangat kecil
untuk bermetastasis, sedangkan karsinoma sek skuamosa berpotensi
sedang.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR KULIT GANAS

5.1 Pengkajian
1. Anamnesa

7
a. Identitas pasien
Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Pendidikan, Pekerjaan yang
rinci, dan alamat tempat tinggal. Tumor kulit ganas dapat terjadi
pada semua usia.
b. Keluhan utama
Luka yang tidak sembuh-sembuh/kutil yang cepat membesar/
karang yang berdarah dsb, lokasinya dimana?
c. Riwayat penyakit sekarang
- Sejak kapan diketahui keluhan-keluhan tersebut dan hingga
kini membesar berapa kali, mengecil atau menetap.
- Bila kutil/karang mula-mulanya, ditanyakan. Apakah terjadi
perubahan warna, perdarahan spontan, gatal-gatal.
- Apakah ada benjolan ditempat lain?
d. Riwayat penyakit dahulu
- Pernah menderita penyakit serupa? Tumor jinak atau ganas?
- Apakah dioperasi, diradiasi, di beri kemoterapi? Berapa lama?
Kapan?
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga menderita penyakit serupa atau penyakit kanker
lain? Masih hidup? Diobati apa?
2. Pemeriksaan Fisik
a. Lokasi: regionya, kanan atau kiri.
b. Inspeksi: warna, tonjolan, ulkus, dasar dan pinggir ulkus, ada
infeksi sekunder, ada rambut.
c. Palpasi: diukur dengan cm, diraba pengerasan diluar ulkus,
infiltrasi sudah sampai dimana, hubungan dengan jaringan
sekitarnya bagaimana.
d. Konsistensi: Mudah berdarah atau tidak, keras dsb.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Persiapan tambahan untuk operasi dengan narcosis.
b. Pemeriksaan dengan indikasi, misalnya: foto tulang (tumor
mendekat ke tulang).
c. Biopsy insisi/eksisi (tergantung besar kecilnya tumor, bila besar
insisi dan bila kecil biopsy eksisi).

5.2 Analisa Data


Data Etiologi Masalah
Keperawatan
DS: Tumor Ganas Nyeri Akut
Klien mengeluh nyeri
DO: Terjadi ulserasi

8
- Gelisah
- Mengerang/meringis Terputusnya jaringan
- P: Penyebab
kulit
Q: Kulaitas nyeri
R: Regio
S: Skala 1-10 Rangsangan terhadap
T: Time (kapan nyeri
reseptor nyeri di korteks
dirasakan)
serebri

Nyeri akut
DS: Terpapar sinar UV, Perubahan citra tubuh
- Klien menyatakan radiasi, penggunaan
malu dengan bahan kimia, genetik
kondisinya saat ini
- Perasaan negatif Terbentuk benjolan dari
mengenai tubuhnya, berbagai jenis sel kulit
putus asa (epidermis) melanosit

DO:
Tumor ganas
- Perubahan
keterlibatan social
Ada nodul di kulit
(tidak mau
terutama pada daerah
bersosialisasi)
- Menyembunyikan tubuh yang terpapar

bagian tubuh yang


sakit Perubahan citra tubuh

DS:- Tumor ganas Kerusakan integritas


kulit
DO: Perubahan pigmentasi
- Terdapat lesi di kulit pada nodul yang berasal
- Kanker kulit dari lesi

Gatal

9
Kerusakan integritas kulit
DS: - Tumor ganas Risiko infeksi

DO: Timbul nodul, papul,


- Kanker kulit ulserasi
- Perubahan sistem
integumen (ada ulkus) Reaksi inflamasi
- Perubahan kadar
leukosit
Gatal

Digaruk

Risisko Infeksi
DS: Tumor ganas Ansietas
- Klien menyatakan
kekhawatiran Nodul bermetastase ke
- Tidak percaya diri kelenjar tubuh lain
- Ketegangan, gugup

DO: Ketakutan akan


- Gelisah perkembangan penyakit
- Insomnia
- Menarik diri
- Kontak mata kurang Ansietas
- Kritik terhadap diri
sendiri
- Menangis

5.3 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jarinngan akibat tumor
kulit ganas.
2. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan
sekunder.
3. Kerusakan integitas jaringan kulit berhubungan dengan lesi pada kulit.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka.
5. Ansietas berhubungan denga kurang pengetahuan tentang penyakit.

5.4 Intervensi

10
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jarinngan akibat
tumor kulit ganas.
Tujuan:
Dalam waktu 1 x 24 jam nyeri berkurang/hilang atau beradaptasi.
Kriteria hasil:
a. Secara subyektif melaporkan berkurang atau dapat diadaptasi.
b. Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau
menurunkan nyeri.
c. Pasien tidak gelisah.
Intervensi Rasional
Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST. Menjadi parameter dasar untuk
mengetahui sejauh mana intervensi yang
diperlukan dan sebagai evaluasi
keberhasilan dari nintervensi
manajemen nyeri keperawatan.
Jelaskan dan bantu pasien dengan Pendekatan dengan menggunakan
tindakan pereda nyeri nonfarmakologi relaksasi dan nonfarmakologi lainnya
dan non-invasif. telah menunjukkan keefektifan dalam
mengurangi nyeri.
Lakukan manajemen nyeri 1. Posisi fisiologi akan
keperawatan meningkatkan asupan O2
1. Atur posisi fisiologis. kajaringan yang mengalami
2. Istirahatkan pasien.
iskemia.
3. Manajemen lingkungan:
2. Istirahat akan menurunkan
lingkungan tenang dan batasi
kebutuhan O2 jaringan perifer
pengunjung.
dan akan meningkatkan suplai
4. Ajarkan teknik distraksi dan
darah pada jaringan yang
relaksasi.
5. Lakukan manajemen sentuhan. mengalami peradangan.
3. Lingkungan tenang akan
menurunkan stimulus nyeri
eksternal dan pembatasan
pengunjung akan membantu
meningkatkan kondisi O2 yang
berkurang akibat banyaknya
pengunjung.
4. Meningkatkan asupan O2
sehingga menurunkan nyeri

11
sekunder dari iskemia jaringan.
5. Distraksi dapat menurunkan
stimulus internal dengan
mekanisme peningkatan
produksi endorphin dan enfalin
yang dapat memblok reseptor
nyeri untuk tidak dikirimkan ke
korteks serebri sehingga
menurunkan persepsi nyeri.
6. Manajemen sentuhan pada saat
nyeri berupa sentuhan dukungan
psikologis dapat
membantumenurunkan nyeri.
Tingkatkan pengetahuan tentang: sebab Pengetahuan yang akan dirasakan
nyeri dan menghubungkan berapa lama membantu mengurangi nyeri dan dapat
nyeri akan berlangsung. membantu mengembangkan kepatuhan
pasien terhadap rencana terapeutik.
Kolaborasi pemberian analgesic Analgesic memblok lintasan nyeri
sehingga nyeri akan berkurang.

2. Perubahan citra tubuh berhubungan dengan perubahan


penampilan sekunder.
Tujuan:
Dalam waktu 1 x 24 jam citra diri pasien meningkat.
Kriteria Hasil:
a. Mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang
terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi.
b. Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi.
Intervensi Rasional
Kaji perubahan dari gangguan persepsi Menentukan bantuan individual dalam
dan hubungan dengan derajat menyusun rencana perawatan atau
ketidakmampuan. pemilihan intervensi.
Dukung perilaku atau usaha seperti Pasien dapat beradaptasi dengan
peningkatan minat atau partisipasi perubahan dan pengertian tentang
dalam aktivitas. peran individu dimasa mendatang.
Monitor gangguan tidur peningkatan Dapat mengindikasi terjadinya depresi

12
kondentrasi, letargi. yang umumnya terjadi dimana keadaan
ini memerlukan intervensi dan evaluasi
lebih lanjut.

3. Kerusakan integitas jaringan kulit berhubungan dengan lesi pada


kulit.
Tujuan:
Dalam 5 x 24 jam integritas kulit membaik secara optimal.

Kriteria Hasil:
a. Pertumbuhan jaringan meningkat.
b. Keadaan luka membaik.
c. Pengeluaran pus pada luka tidak ada lagi.
d. Luka menutup.
Intervensi Rasional
Kaji kerusakan jaringan lunak yang Menjadi data dasar untuk memberikan
terjadi pada klien. informasi intervensi perawatan luka,
alat apa yang akan digunakan dan jenis
balutan apa yang akan digunakan.
Lakukan perawatan luka :
- Lakukan perawatan luka dengan - Perawatan luka denganperawatan
baik dan teknik steril. luka dengan teknik steril dapa
- Kaji keadaan luka dengan teknik
mengurangi kontaminasi kuman
membuka balutan dengan
langsung ke area luka.
mengurangi stimulus nyeri, bila - Manajemen membuka luka dengan
melekat kuat kasa diguyur dengan mengguyur larutan NaCl ke kasa
NaCl. dapat mengurangi stimulus nyeri.
- Lakuakan pembilasan luka dari arah - Teknik pembuangan jaringan dan
dalam keluar dengan cairan NaCl. kuman di area luka dan diharapkan
- Tutup luka dengan kasa antimikroba
keluar dari area luka.
steril dan dikompres dengan NaCl.. - NaCl merupakan larutan fisiologis
- Lakukan nekrotomi
yang lebih mudah diabsorpsi oleh
jaringan dibandingkan dengan
larutan antiseptic, serta dicampur
dengan antibiotic agar dapat
mempercepat penyembuhan luka.
- Jaringan nekrotik pada luka

13
furunkel akan memperlambat
proses epitelisasi jaringan luka.
sehingga memperlambat perbaikan
jaringan
Tingkatkan asupan nutrisi. Diet TKTP diperlukan untuk
meningkatakn asupan dari kebutuhan
pertumbuhan jaringan.
Evaluasi kerusakan jaringan dan Apabila masih belum mencapai dari
perkembangan pertumbuhan jaringan. criteria evaluasi 5x24 jam, maka perlu
dikaji ulang faktor-faktor menghambat
pertumbuhan luka.

4. Risiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka.


Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam resiko infeksi pada
klien dapat diminamalkan dan dihilangkan.
Kriteria Hasil:
a. Klien terbebas dari tanda dan gejala infeksi.
b. Menunjukkan perilaku hidup sehat untuk mengurangi resiko infeksi.
c. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi.
Intervensi Rasional
Bersihkan lingkungan setelah dipakai Bertujuan untuk mengurangi pajanan
pasien lain. dari lingkungan luar yang
menyebabkan infeksi.
Instruksikan pengunjung untuk mencuci Bertujuan untuk mengurangi pajanan
tangan saat berkunjung dan setelah dari lingkungan luar yang
berkunjung meninggalkan pasien. menyebabkan infeksi.
Cuci tangan sebelum dan sesudah Bertujuan untuk mengurangi pajanan
tindakan keperawatan. dari lingkungan luar dan masuknya
bakteri yang menyebabkan infeksi.
Pertahankan lingkungan aseptic selama Mencegah masuknya bakteri yang
pemasangan alat. menyebabkan infeksi.
Tingkatkan intake nutrisi. Intake nutrisi dapat mengurangi gejala
dan tidak memperparah adanya infeksi.
Kolaborasikan pemberian antibiotic. Antibiotic untuk mengurangi gejala
infeksi.

14
5. Ansietas berhubungan denga kurang pengetahuan tentang penyakit.
Tujuan:
Dalam waktu 1x24 jam kecemasan pasien berkurang.
Kriteria Hasil:
a. Pasien menyatakan kecemasan berkurang.
b. Mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau faktor yang
mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks.
Intervensi Rasional
Kaji tanda verbal dan non verbal Reaksi verbal/nonverbal dapat
kecemasan, damping pasien dan menunjukkan rasa agitasi, marah dan
lakukan tindakan bila menujukkan gelisah.
perilaku merusak.
Hindari konfrontasi. Konfrontasi dapat meningkatkan rasa
marah, menurunkan kerja sama, dan
mungkin memperlambat penyembuhan.
Mulai melakukan tindakan untuk Mengurangi rangsangan eksternal yang
mengurangi kecemasan. Beri tidak perlu.
lingkungan yang tenang dan suasana
penuh istirahat.
Tingkatkan control sensasi pasien. Control sensasi pasien (dan dalam
menurunkan ketakutan) dengan cara
memberikan informasi tentang keadaan
pasien, menekankan pada penghargaan
terhadap sumber-sumber koping
(pertahanan diri) yang psitif, membantu
latihan relaksasi dan teknik-teknik
pengalihan, serta memberikan respons
balik yang positif.
Orientasikan pasien terhadap prosedur Orientasi dapat menurunkan
rutin dan aktifitas yang diharapkan. kecemasan.
Beri kesempatan kepada pasien untuk Dapat menghilangkan ketegangan
mengungkapkan ansietasnya. kekhawatiran yang tidak diekspresikan.
Berikan privasi untuk pasien dan orang Member waktu untuk mengekspresikan
terdekat. perasaan, menghilangkan cemas, dan
perilaku adaptasi. Adanya keluarga dan
teman yang dipilih pasien melayani

15
aktivitas dan pengalihan (misalnya:
mambaca) akan menurunkan perasaan
terisolasi.
Kolaborasi : Meningkatkan relaksasi dan
Berikan anti cemas sesuai indikasi, menurunkan kecemasan.
contohnya diazepam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. 2009. Jakarta. EGC.


Delf, Mohlan .H. 1996. Major Diagnosa Fisik ed.9. Jakarta: EGC.
Wijayakusuma, Hembing. Atasi Kanker Dengan Tanaman Obat. 2005.
Jakarta: Puspa Swara .
Graham-Brown, Robin. 2005. Dermatologi ed.8. Jakarta: Erlangga.
Graham-Brown, Robin dan Tony Burns. 2005. Lecture Note on
Dermatologi.Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Jong, Wimde. 2004. Kanker, Apa itu?. Jakarta: Arcan.
JP, Lacour. 2002. Carcinogenesis of basal cell carcinomas: genetics and
molecular mechanisms. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11966727# (diakses
tanggal 31 maret 2014).
Lang, florian. 2009. Encyclopedia of Molecular Mechanisms of Disease.
Tuebingen: Springer.
Lukitto, Pisi. 2010. Penuntun Diagnostik dan Tindakan Terapi Tumor
Ganas. Jakarta: CV Sagung Seto.
Willms, Junice .L. 2003. Diagnosis Fisik.Jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai