Anda di halaman 1dari 4

ASPEK-ASPEK KOMPONEN YANG TERDAPAT PADA :

1. BERPIKIR KRITIS (CRITICAL THINGKING)


Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa perilaku
selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat
dari beberapa aspek:
a) Relevance
Relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan.
b) Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukaan.
c) Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun
dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
d) Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan
e) Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan
f) Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari
informasi yang berhasil dikumpulkan.
g) Justification
Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang
diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai
keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi.

2. KOMUNIKASI (COMUNICATION)
Keberhasilan dan kegagalan dalam suatu pendidikan dipengaruhi oleh keefektifan
komunikasi. Ada tiga aspek penting dalam membangun komunikasi yang efektif dalam
perusahaan antara lain :
a) Aspek Kejelasan (Clarity)
Komunikasi berupa bahasa, pesan dan informasi yang akan disampaikan harus bersifat
jelas dan terbuka agar maksud dan tujuan dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan dan
prinsip perusahaan sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.
b) Aspek Muatan (Content)
Rencana strategi bisnis dan program perusahaan yang disampaikan harus berisi dan
berkesinambungan, tidak bersifat sementara sehingga program dan strategi perusahaan
dapat berjalan dengan baik. Adanya forum musyawarah dan diskusi antara atasan
bawahan perlu diakukan secara rutin, tidak hanya mengadakan diskusi setelah masalah
terjadi sebagai bentuk tindakan perbaikan namun sebelum masalah muncul perlu
diadakan analisis lebih dini melalui forum-forum yang diadakan sehingga bisa dilakukan
tindakan pencegahan.
c) Aspek Konteks (Contex)
Selain bersifat jelas dan konten, bahasa dan informasi yang disampaikan disesuaikan
dengan situasi dan lingkungan tempat kerja. Ketika hanya menyampaikan informasi
tanpa menyesuaikan dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan, hal
ini akan memicu perbedaan persepsi sehingga memungkinkan timbul konfilk dan strategi
bisnis tidak berjalan dengan semestinya.

3. Colaboration
Kolaborasi dapat diartikan sebagai penggabungan, penyatuan, penyambungan dua atau lebih
hal yang berbeda untuk menghasilkan suatu tujuan yang berguna atau bermanfaat. Bagaimana
prosesnya ? Jika dikatakan sulit bisa dikatakan demikian, bisa dikatakan mudah bisa juga
dikatakan demikian. Kunci keberhasilan kolaborasi ini terletak pada waktu, biaya, profesi,
kompetisi, kearifan konvensional atau yang lebih dikenal sebagai kearifan lokal. Mengapa bisa
demikian ? mari kita rinci dan perhatikan penjelasannya satu persatu.

Aspek pertama dalam kolaborasi adalah waktu. Waktu menjadi bagian dari kolaborasi karena
dalam penyatuan atau penggabungan beberapa aspek yang berbeda memerlukan waktu yang
bersamaan yang mungkin sulit untuk diperoleh. Jadi memerlukan beberapa persiapan matang
sebelum proses penggabungan tersebut. Kolaborasi tidak bisa dilakukan secara spontan karena
harus mempersiapkan jauh-jauh hari untuk mencari waktu yang tepat.

Yang kedua adalah biaya. Apabila anda akan melakukan kolaborasi atau penggabungan
beberapa aspek hal ynag berbeda, salah satu yang patut kita perhitungkan adalah biaya.
Mungkin beberapa kolaborasi memerlukan biaya yang murah atau tidak banyak, namun
kebanyakan sebuah kolaborasi bahkan lebih, memerlukan biaya yang banyak. Lantas,
bagaimana cara mengakali apabila biaya membengkak, namun kita harus melakukan kolaborasi
tersebut ? Sebenarnya caranya cukup sederhana, yakni membagi aspek biayanya kepada
beberapa orang peserta kolaborasi tersebut atau mungkin meminta permohonan sponsor
beberapa produk terkenal. Contohnya apabila kita melakukan kolaborasi antara penari-penari
tradisional dengan gamelan berupa angklung, gong dan lain sebagainya sebagai bagian dari
sebuah pertunjukan besar yang ditonton ratusan bahkan ribuan penonton. Kolaborasi ini jelas
membutuhkan banyak biaya, baik dari segi honor penari, penabuh gamelan tradisional,
penyewaan tenda untuk penonton, panggung tempat pertunjukan sendra tari kolosal tersebut,
tata suara, tata pencahayaan dan masih banyak lainnya. Anda dapat menciptakan kolaborasi ini
menjadi sebuah pertunjukkan yang sukses dengan biaya yang tentunya juga sesuai dengan
aspek-aspeknya tersebut.

Aspek yang keempat yang turut juga mendukung atau mungkin menghambat kolaborasi adalah
kompetisi. Mengapa demikian ? Apabila dalam pertunjukkan musik, gitaris, vokalis, basis dan
drummernya berkompetisi mempertunjukkan keahlian mereka dalam memainkan aspek seni
musik yang mereka kuasai, jelas hasilnya akan sangat buruk bahkan kacau. Koordinasi,
keselarasan dan keharmonisanlah yang menentukan apakah kolaborasi mereka berhasil atau
malah jauh dari kata sukses.

Aspek kelima adalah kearifan lokal. Ini sangat penting, bagaimana kita bisa membangun,
menciptakan atau mungkin mempertontonkan sebuah kolaborasi yang indah, baik dan menarik
perhatian orang lain apabila kearifan lokal yang baik seperti gotong royong contohnya.
Bagaimana mungkin kita bisa mencipatakan seatu kolaborasi yang bersifat kolosal apabila untuk
saling bekerja sama, rasa tenggang rasa satu sama lain dalam mempersiapkan kolaborasi saja
tidak ada. Bagaimana bisa kita menciptakan sebuah kolaborasi yang indah untuk disaksikan
kepada banyak orang, kalau saja kita untuk saling berinteraksi langsung, membudayakan sifat
gotong royong yakni sifat saling bahu membahu, bantu membantu dalam mempersiapkan
sebuah kolaborasi tidak terjadi sama sekali
4. Creativity
5. Empat aspek dari kreativitas: Strategi Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk (4P)
- Menurut Utami Munandar (1995: 45) setiap orang pada dasarnya memiliki bakat
kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-
masing dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-beda. Yang terutama penting bagi
dunia pendidikan ialah bahwa bakat tersebut dapat dan perlu dikembangkan dan
ditingkatkan. Sehubungan dengan pengembangan kreativitas siswa, kita perlu meninjau
empat aspek dari kreativitas, yaitu pribadi, pendorong, press, proses, proses, atau, dan
produk (4P dari kreativitas)
6.
7. a. Pribadi
8.
9. Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan
lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinilitas dari individu
tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapt diharapkan timbulnya ide-ide baru
dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu pendidik haendaknya dapat
menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya (jangan mengharapkan semua
melakukan atau menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai minat yang sama).
Guru hendaknya membantu siswanya menemukan bakat-bakatnya dan menghargainya.
10.
11. b. Pendorong (press)
12.
13. Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya,
ataupun jika ada dorongan kuuat dalam dirinya sendiri ( motivasi internal) untuk
menghasilkan sesuatu.
14. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung tetapi dapt pula
terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di
dalam lingkungan pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan
dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu
15.
16. c. Proses
17.
18. Untuk mengembangkan kreatif, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara
aktif. Pendidik hendaknya dapat merangsang untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan
kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan. Dalam
hal ini yang penting ialah memberi kebebasan kepada anak untuk mengesprsikan dirinya
secara aktif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan.
Pertama-tama yang perlu ialah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau
terlalu cepat menuntut dihasilkannya produk-produk kreatif yang bermakna. Hal itu akan
datang dengan sendirinya dalam iklim yang menunjang, menerima, dan menghargai.
Perlu pula diingat bahwa kurikulum sekolah yang terlalu padat sehingga tidak ada
peluang untuk kegiatan kreatif, dan jenis pekerjaan yang monoton, tidak menunjang
siswa untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif.
19.
20. d. Produk
21.
22. Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah
kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong
(“press”) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibuakn, kegiatan) kreatif.
Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan (internal
maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, maka produkproduk kreatif yang
bermakna dengan sendirinya akan timbul. Hendaknya pendidik menghargai produk
kreativitas anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain. Misalnya dengan
mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Ini akan lebih menggugah minat
anak untuk berkreasi.

Anda mungkin juga menyukai