Anda di halaman 1dari 6

PEMANFAATAN PANAS PADA KOMPOR GAS LPG UNTUK

PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN GENERATOR


THERMOELEKTRIK

Sugiyanto, Soeadgihardo Siswantoro


Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi UGM
Jl Yacaranda Sekip Unit IV Sleman Yogyakarta
Email : sugiyanto.ugm@gmail.com

ABSTRACT
The government launched the kerosene-to-LPG conversion program in 2007 to help
reduce kerosene consumption. This program had increased the number of LPG-stoves in society
significantly. LPG-stove has high thermal efficiency, so utilizing some of heat from the stove to
direct converts into electrical energy will provide economic value of the stove. The kind of
technology that possible to be applied in conversion of heat into electrical energy on the LPG-stove
is thermoelectric technology.
This research utilized the heat of LPG Stoves RI-511A and RI-300HP using thermoelectric
generator TEG127 - 40A and TEG126 - 40A. The heat then converts to electrical energy using
technology of Seebeck effect on thermoelectric.
The result show that voltage and current generated by TEG126 - 40A is better than
TEG127 - 40A. LPG-stove RI-551A using TEG127-40A, voltage and current reached 2.69 V and
0,12 respectively. This result is smaller than using TEG - 40A 126 V that reached 3,59 V and 0,34
A. While the value of the voltage and current generated by TEG127-40A on RI-300HP reached
3,77 V and 0,39 A respectively, but it is still smaller than that using TEG126-40A V that reached
4,17 V and 0,48 A.

Keywords: LPG-Stove, Thermoelectric Generator, Energy Conversion, Power Generation.

INTISARI
Pemerintah Indonesia meluncurkan program konversi minyak tanah ke LPG pada tahun
2007 menyebabkan jumlah kompor Gas LPG di masyarakat semakin banyak. Kompor LPG
memiliki efisiensi thermal yang tinggi sehingga memanfaatkan sebagian panas dari kompor ini
akan memberi nilai tambah ekonomis. Salah satu teknlogi yang sangat dimungkinkan untuk
diaplikasikan dalam penkonversian panas menjadi energi listrik pada kompor gas LPG tersebut
adalah teknologi thermoelektrik.
Penelitian ini memanfaatkan panas dari kompor gas LPG RI-511A dan RI-300HP dengan
menggunakan thermoelectric generator tipe TEG 127-40A dan TEG 126-40A. Panas ini dikonversi
menjadi energi listrik mengunakan efek Seebeck yang ada pada thermoelektrik.
Dari pengujian dan analisa data TEG 126-40A lebih baik dalam pembangkitan tegangan
dan arus dibandingkan TEG 127-40A. Pengujian dengan kompor RI-551A, nilai tegangan dan arus
mencapai 2.69 V, 0.12 A lebih kecil dibandingkan menggunakan TEG 126-40A yang mencapai
3.59 V dan 0.34 A. Sedangkan nilai tegangan dan arus yang dibangkitkan TEG 127-40A pada
kompor RI-300HP mencapai 3.77 V dan 0,39 A, masih lebih kecil dibandingkan menggunakan
TEG126-40A yang mencapai 4.17 V dan 0.48 A.

Keywords : Kompor Gas LPG, Generator Thermoelektrik, Konversi Energi, Pembangkitan Listrik.

PENDAHULUAN subsidi LPG dengan kemasan tabung 3 kg


Dibalik kesuksesan program mencapai 3,61 juta metrik ton. Dengan harga
pemerintah mengkonversi minyak tanah ke $910 per metrik ton maka besaran subsidi
bahan bakar LPG yang berlangsung sejak berkisar 30 triliun rupiah dan akan meningkat
tahun 2007 ternyata meninggalkan beberapa untuk tahun tahun berikutnya. Pemikiran
catatan penting, yaitu bagi pemerintah kembali menggunakan kompor minyak tanah
program ini menurunkan beban subsidi sudah tidak mungkin lagi dilakukan karena
bahan bakar minyak (BBM) namun tidak subsidi minyak tanah sudah dihilangkan
dapat menghilangkan subsidi ini sama sekali. sehingga menjadi mahal. Alternatif lain
Dari data Ditjen Migas pada tahun 2012 adalah memanfaatkan kembali penggunaan

100 Sugiyanto, Pemanfaatan Panas pada Kompor Gas LPG untuk Pembangkitan Energi Listrik
Menggunakan Generator Thermoelektrik
tungku atau kompor tradisional yang yang paling rendah. Dengan alasan
menggunakan limbah kayu atau arang kayu tersebut, kebijakan pemerintah agar
sebagai bahan bakar, namun dari data masyarakat menggunakan kompor gas LPG
Barkeley Air Monitoring Group (2012), sangat tepat, jika dilihat dari dampak
kompor yang menggunakan kayu kesehatan keluarga dan lingkungan. Namun
mempunyai emisi yang lebih tinggi efsiensi pembakaran pada kompor gas LPG
dibandingkan kompor minyak dan gas. Hal yang tinggi tidak dapat mengalirkan seluruh
ini tentu saja sangat berisiko bagi kesehatan energi yang dilepaskan hasil pembakaran
keluarga. tersebut ke perabot rumah tangga sebagai
Saat ini penggunaan kompor gas LPG di media memasak. Sebagai contoh, efisiensi
Indonesia sudah menjadi hal yang umum. pembakaran kayu bisa mencapai lebih dari
Hampir semua rumah tangga, pedagang, 90 %, namun hanya 10 % - 40 % saja energi
industri kecil sudah menggunakan jenis yang diterima oleh perabot memasak (
kompor tersebut. Melihat kondisi ini, ada Bryden,dkk, 2005).
potensi yang bisa dilakukan dengan Banyak penelitian yang diarahkan
banyaknya populasi pemakaian kompor gas untuk memperbaiki sistem perpindahan kalor
LPG di masyarakat, antara lain yaitu api pembakaran ke perabot masak dan juga
pemanfaatan sebagian panas yang penelitian mengenai pemanfaatan sebagian
dihasilkan dari pembakaran gas LPG panas yang terbuang dari pembakaran
menjadi energi listrik. Potensi pembangkitan tersebut. Pada kompor kayu, Cedar dan
energi listrik ini akan dikaji penggunaannya Drummond (2009) mempresentasikan desain
sebagai sumber energi listrik alternatif rumah memperbaiki sistem perpindahan kalor
tangga dan Usaha Kecil Menengah (UKM). kompor dengan menambahkan blower dan
Pemanfaatan energi untuk skala memasangkan generator thermoelektrik
rumah tangga telah banyak dilakukan antara untuk memanfaatkan sebagian panas hasil
lain pembangkitan listrik dengan tenaga pembakarannya menjadi sumber energi
panas matahari berbasis teknolgi mesin listrik alternatif.
striling (Syafriyudin,dkk, 2013). Teknologi Penelitian lain yang memanfatkan
yang lain untuk proses konversi panas penggunaan modul termoelektrik untuk
menjadi listrik langsung menggunakan pembangkitan energi listrik yang
Thermoelectric generator (TEG), yang diaplikasikan di kompor kayu dilakukan
sumber energinya dapat menggunakan Nuwayhid dkk (2003), dengan menggunakan
limbah panas, merupakan salah satu modul thermoelektrik pendingin, kompor
teknologi hijau yang dibutuhkan sebagai mampu membangkitkan daya 100 W pada
o o
alternatif sumber energi masa depan (Rowe, suhu permukaan kompor 100 C – 300 C.
D.M., 2006). Teknologi ini menjanjikan Maneewan dkk (2009) memanfaatkan panas
alternatif pembangkitan listrik yang luar gas buang pada pengering berbahan bakar
biasa karena mempunyai beberapa biomass pada temperatur ruang pengeringan
o o
kelebihan, yaitu dapat diandalkan antara 64 C – 81 C menggunakan 12 jenis
keawetannya, tanpa suara saat dioperasikan modul generator thermoelektrik mampu
karena tidak memiliki bagian mekanik yang mengkonversi 4,08% energi panas menjadi
bergerak, tidak membutuhkan pemeliharaan, energi listrik dengan energi listrik yang
sederhana, kompak dan aman, memiliki dibangkitkan sebesar 24,4 W.
ukuran yang sangat kecil dan sangat ringan, Nuwayhid dkk (2005) melanjutkan penelitian
mampu beroperasi pada suhu tinggi, mampu dengan pendinginan modul thermoelektrik
beroperasi untuk skala kecil dan lokasi secara pendinginan konveksi alami.
terpencil, ramah lingkungan, dan sumber Diterapkan pada kompor kayu rumah tangga
energi yang fleksibel. Kelebihan-kelebihan menggunakan modul tunggal. Hasilnya
tersebut menyebabkan studi mengenai didapat daya listrik 4,2 W mampu
aplikasi generator thermoelektrik banyak dibangkitkan pada sistem ini. Di Thailand,
dilakukan (Ismail,dkk, 2009). generator thermoelektrik tipe TEP1-1264-3,4
Menurut Barkeley Air Monitoring digunakan untuk mengkonversi panas dari
Group/BAMG (2012), kompor gas LPG kompor berbahan bakar biomass. Hasilnya
o
merupakan kompor yang paling unggul adalah pada beda suhu berkisar 150 C, unit
dibandingkan jenis kompor yang lain. bisa mencapai daya keluaran sebesar 2,4W.
Kompor ini mempunyai high power thermal Efisiensi konversi 3,2 % mampu untuk
efficiency yang paling tinggi, modified menghidupkan lampu dan radio portable
combustion efficiency paling tinggi dan emisi kecil (Lertsatitthanakorn, 2007).

Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 2014, 100-105 101


Efek termoelektrik adalah peristiwa Dudukan kompor dibuat dari stainless steel
pengkonversian secara langsung dari energi dan dilengkapi dengan pipa konduktor yang
panas menjadi energi listrik atau sebaliknya terbuat dari tembaga untuk memaksimalkan
karena beda suhu suatu material. Material proses perpindahan kalor ke modul
generator termoelektrik terbuat dari bahan generator thermoelektrik. Pipa tembaga ini
semikonduktor yang terdiri dari tipe P dan dihubungkan dengan plat aluminium
tipe N. Material tipe P adalah material yang (berfungsi sebagai heat sink) sebagai tempat
kekurangan elektron (hole) dan material tipe menempelkan TEG. Sedangkan sisi yang
N kelebihan elektron. Ketika material sebelahnya dipasangkan sirip aluminium
tersebut diberikan beda suhu, maka elektron sebagai cold sink untuk menjaga beda suhu
akan bergerak dari sisi bersuhu panas ke sisi antara sisi panas TEG dengan sisi dingin
yang bersuhu lebih dingin. Pengkonversian TEG.
energi karena beda suhu menjadi energi
listrik disebut sebagai efek Seebeck.
Konduktor pada termokopel yang merupakan
dua logam yang berbeda dan dinotasikan
sebagai material X dan Y. Apabila pada
termokopel B diberikan panas sebesar T h
dan termokopel A lebih dingin pada suhu Tc,
maka akan timbul tegangan (Vo) pada
terminal T1 dan T2. Tegangan itu disebut
sebagai EMF (electromotive force) dan
ditunjukkan sebagai berikut :
V = (αXY). (Th – Tc) ……………………. (1)

dengan:

V : Tegangan (volt)
αXY : koefisien Seebeck material X dan Y
(volt/°K)
Th : Suhu termokopel yang panas (°K)
Tc : Suhutermokopel yang dingin (°K) Gambar 1. Dudukan kompor
-1
Koefisien Seebeck (VK ) besarnya 2. Pengujian dilakukan dengan
diukur dari pengaruh tegangan termoelektrik menggunakan dua tipe kompor, yaitu kompor
akibat beda suhu yang melewatinya. rumah tangga dan kompor tekanan tinggi
Koefisien ini dinotasikan dengan S atau α untuk mengetahui kemampuan terbaik dari
yang nilainya tergantung pada suhu material TEG dengan meninjau tegangan dan arus
dan struktur kristalnya. listrik yang dihasilkan dari TEG.
Sifat material yang yang digunakan
untuk mengukur seluruh performa 3. Bahan dan alat yang digunakan
termoelektrik disebut dengan figure of merit
(Z). Figure of merit pada material a. Thermoelectric Generator Tipe TEG 127-
termoelektrik ditunjukkan dengan: 40A dan TEG 126-40A
b. Kompor Gas LPG satu tungku untuk
pemakaian rumah tangga tipe RI-551A
.....................................……........ (2)
c. Kompor Gas LPG satu tungku tekanan
tinggi tipe RI-300HP
dengan: d. Multimeter digital sebagai alat ukur
-1 tegangan dan arus
α :Koefisien Seebeck material (V.K )
-1 1 e. Thermokopel digital sebagai alat ukur
σ :Konduktifitas listrik material (A.V m )
-1 -1 suhu.
λ :Konduktifitas panas material (W.m .K )
f. Beban listrik berupa lampu LED
Prosedur Penelitian secara umum
4. Pelaksanaan pengujian ;
langkah-langkah pengerjaan penelitian
meliputi beberapa hal sebagai berikut : Pada proses pengambilan data dilakukan
1. Pembuatan dudukan dengan 3 kondisi :
102 Sugiyanto, Pemanfaatan Panas pada Kompor Gas LPG untuk Pembangkitan Energi Listrik
Menggunakan Generator Thermoelektrik
a. Pengambilan data tanpa beban listrik lama tegangan semakin menurun untuk
lampu LED dan tanpa panci masak untuk kedua tipe TEG. Hal ini terjadi kerena
masing-masing tipe TEG ( Kondisi A ). perbedaan suhu yang terjadi semakin
b. Pengambilan data tanpa beban listrik mengecil disebabkan pendinginan alami
lampu LED dan menggunakan panci tidak mencukupi untuk menjaga beda suhu
masak untuk masing-masing tipe TEG sisi panas dan dingin besar.
(Kondisi B)
c. Pengambilan data menggunakan beban 2. Pengujian untuk Kompor LPG RI-511A
listrik lampu LED dan menggunakan panci pada kondisi B
masak untuk dua tipe TEG ( Kondisi C ) Pada pengujian ini dilakukan pada
kondisi kompor dibebani panci masak yang
berisi air, sedangkan keluaran modul TEG
saling dihubung seri dan dihubungkan
dengan lampu. Sirip aluminium tetap dijaga
dengan pendinginan alami dengan udara
sekitar. Hasil pengukuran tegangan untuk
masing-masing TEG disajikan pada Gambar
4.

V-127-40A V-126-40A

Tegangan (volt) 6
5
Gambar 2. Contoh cara pengujian pada 4
kompor tipe RI-551A kondisi A 3
2
PEMBAHASAN 1
1. Pengujian dengan kompor LPG RI-511A 0
pada kondsi A 4 8 12 16 20
Pada pengujian ini menggunakan 2
modul TEG tipe sama yang dipasangkan Waktu (menit)
disisi kanan dan kiri dari dudukan. Hasil
tegangan yang terukur merupakan hasil seri Gambar 4. Grafik tegangan kondisi B pada
keluaran dari masing-masing modul TEG. kompor RI-551A
Suhu yang terukur dari sisi panas modul
o
TEG bisa mencapai 108 C, sedangkan pada Pengujian dengan menambahkan
o o
sisi dingin berkisar 42 C sampai 73 C. panci masak menunjukkan tegangan yang
dibangkitkan mengalami kenaikan
dibandingkan tanpa panci masak. Hal ini
V-127-40A V-126-40A
disebabkan konsentrasi panas hasil
Tegangan (volt)

3,5 pembakaran terpusat di daerah yang sempit.


Ditunjukkan pula bahwa tegangan semakin
2,5
turun sebanding penurunan beda suhu
1,5 antara sisi panas dan sisi dinginnya. Hal ini
0,5 disebabkan beda suhu antara sisi panas dan
4 8 12 16 20 sisi dingin semakin mengecil akibat
pendinginan hanya menggunakan
Waktu (menit) pendinginan alami. Dapat dilihat juga bahwa
Gambar 3. Grafik tegangan kondisi A TEG126-40 A menunjukkan hasil tegangan
lebih besar dibanding TEG127-40A.
Dari Gambar 3 menunjukkan bahwa
tegangan yang dihasilkan dengan 3. Pengujian untuk Kompor LPG RI-511A
menggunakan TEG126-40A lebih besar., pada kondisi C
meskipun suhu sisi panas masih jauh dari Prinsip pengujian untuk kondisi ini
nilai yang dianjurkan untuk masing-masing sama dengan pengujian sebelumnya. Hanya
tipe TEG, namun kemampuan TEG126-40A saja keluaran TEG diberikan beban lampu
untuk mengkonversi panas lebih baik LED untuk mengetahui besarnya arus yang
dibandingkan TEG127-40A. Pada gambar dapat dialirkan oleh modul TEG tersebut.
tersebut juga ditunjukan bahwa semakin Pada Gambar 5 disajikan hasil ini. Tegangan

Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 2014, 100-105 103


dan arus untuk tipe TEG127-40 A berkisar Gambar 6. Grafik tegangan kondisi tanpa
2,6 V dan 0,11 Amper dan akan semakin LED dan tanpa panci masak pada kompor
menurun menjadi 2,15 V dan mendekati 0 RI-300HP
amper. Sedangkan untuk TEG126-40 A,
tegangan dan arus berkisar 3,59 V dan 0,34 Berdasarkan data hasil pengujian
Amper. Nilai ini semakin menurun diangka pada Gambar 6, tegangan yang dihasilkan
3,2 V dan 0,27 Amper. dengan menggunakan TEG126-40A lebih
besar dibandingkan TEG127-40A. Maksimal
V-127-0A tegangan untuk TEG126-40A mencapai
V-126-40A kisaran 3,5 V dibandingkan 1,9 V yang

Arus ( amper)
Tegangan ( volt)

4 0,4
dihasilkan TEG127-40A. Namun dari grafik
0,35
3,5 0,3
ditunjukkan pendinginan masih
0,25 mempengaruhi nilai tegangan yang
3 0,2 dihasilkan. Terlihat dari nilai tegangan yang
0,15 semakin menurun dengan bertambahnya
2,5 0,1 waktu pemanasan.
0,05
2 0
1 2 3 4 5 5. Pengujian untuk Kompor LPG RI-300HP
Waktu ( menit) pada kondisi B

Gambar 5. Grafik tegangan kondisi C dengan


menggunakan dua tipe TEG pada kompor V-127-40A V-126-40A
RI-551A
Tegangan (volt)

10
4. Pengujian untuk Kompor LPG RI-300HP
pada kondsi A 5
Tipe kompor LPG Ri-300HP
merupakan tipe kompor LPG jenis tekanan 0
tinggi yang sering digunakan oleh UKM,
2 4 6 8 10
contohnya pedagang makanan kaki lima.
Karena dikategorikan kompor jenis tekan
tinggi maka panas hasil pembakarannya juga Waktu (menit)
tinggi. Saat kondisi tanpa beban, suhu
tertinggi pada sisi panas dari modul TEG Gambar 7. Grafik tegangan kondisi B pada
o
mencapai 138 C. Metode pengujian masih kompor RI-300HP
sama seperti pada tipe kompor rumah Metode pengujian pada kondisi ini sama
tangga RI-551A, yaitu menggunakan 2 modul seperti yang dilakukan pada tipe kompor RI-
TEG tipe sama yang dipasangkan disisi 551A. Hasil pengujian dapat diamati pada
kanan dan kiri dari dudukan. Hasil tegangan Gambar 7, Pengujian untuk kondisi
yang terukur merupakan hasil seri keluaran menggunakan panci masak menunjukkan
dari masing-masing modul TEG. Hasil tegangan yang dibangkitkan mengalami
pengujia kondisi ini dapat dilihat pada kenaikan dibandingkan tanpa panci masak.
Gambar 6 Dapat dilihat juga bahwa TEG126-40
A menunjukkan lebih besar tegangan yang
bisa dibangkitkan dibanding TEG127-40A.
V-127-40A V-126-40A
Nilai tegangan untuk TEG126-40A hampir
Tegangan ( volt)

4 mencapai 8 V sedangkan TEG127-40 A


3,5 maksimal hanya mencapai berkisar 5 V. Nilai
tegangan 8 V yang dibangkitkan leh
3
TEG126-40A merupakan nilai yang reliable
2,5
diaplikasikan pada komponen-komponen
2 listrik DC. Misalnya sebagai charger
2 4 6 8 10
handphone dan penerangan berbasis LED.
Waktu ( menit)
6. Data pengujian untuk Kompor LPG RI-
300HP pada kondisi C
Prinsip pengujian untuk kondisi ini
juga sama dengan pengujian sebelumnya.
104 Sugiyanto, Pemanfaatan Panas pada Kompor Gas LPG untuk Pembangkitan Energi Listrik
Menggunakan Generator Thermoelektrik
Pada Gambar 8, disajikan hasil ini.
Tegangan dan arus untuk tipe TEG 127-40 A
berkisar 3,7 V dan 0,39 Amper dan akan
semakin menurun menjadi 2,3 V dan
mendekati 0 amper. Sedangkan untuk TEG DAFTAR PUSTAKA
126-40 A, tegangan dan arus berkisar lebih Berkeley Air Monitoring Group, 2012, Stove
dari 4 V dan 0,48 Amper. Nilai ini semakin Performance Inventory Report,
menurun diangka 3,7 V dan 0,46 Amper. prepared for the Global Alliance for
Penurunan tegangan dan arus ini masih Clean Cookstoves, United Nation
disebabkan sisi pendinginan pada sirip Foundation
aluminium tidak optimal karena Byden M., Still, D., Mac Carty, N., Ogle, D.,
menggunakan pendinginan alami. dan Bond, T., 2005, Design Principles
for Wood Burning Cook Stoves,
Aprovecho Research Center, Amerika.
V-127-40A V-126-40A
Cedar J., dan Drummond, A., 2009, The

Arus (amper)
I-127-40A I-126-40A Biolite Woodgas
Tegangan ( volt)

4,5 0,6 Campstove/Engineering Prototype


4 0,5 Process, presented at ETHOS.
0,4 Ismail, B.I., Ahmed, W.H., 2009,
3,5
0,3 Thermoelectric Power Generation
3
0,2 Using Waste-Heat Energy as an
2,5 0,1 Alternative Green Technology, Recent
2 0 Patents on Electricals Engineering,
1 2 3 4 5 Vol.2, p. 27-39.
Waktu (menit) Lertsatitthanakorn, C., 2007, Electrical
Performance Analysis and Economic
Gambar 8. Grafik tegangan kondisi A dan Evaluation of Combined Biomass
kondisi B pada kompor RI-300HP Cook Stove Thermoelectric (BiTe)
Generator, Bioresource Technology
KESIMPULAN 98, p. 1670-1674
1. TEG tipe 126-40A menghasilkan Nuwayhid, R.Y., Rowe, D.M., dan Min, G.,
tegangan dan arus listrik yang lebih besar 2003, Low Cost Stove –Top
dibandingkan TEG127-40A untuk kedua Thermoelectric Generator for Region
tipe kompor gas LPG. with Unreliable Electricity Supply, J.
2. Pengujian dengan kompor RI-551A, nilai Renewable Energy 29, p. 205 – 222
tegangan dan arus mencapai 2.69 V, 0.12 Nuwayhid, R.Y., Hamade, R., 2005, Design
A lebih kecil dibandingkan menggunakan and Testing of a Locally Made Loop
TEG 126-40A yang mencapai 3.59 V dan Type Thermosyphonic Heat Sink for
0.34 A. Sedangkan nilai tegangan dan Stove Top Thermoelectric Generator,
arus yang dibangkitkan TEG 127-40A J. Renewable Energy 30, p. 1101-
pada kompor RI-300HP mencapai 3.77 V 1116
dan 0,39 A, masih lebih kecil Manewan, S., Chindaruksa, S., 2009,
dibandingkan menggunakan TEG126-40A Thermoelectric Power Generation
yang mencapai 4.17 V dan 0.48 A. System Using Waste Heat from
3. Kompor tipe tekanan tinggi RI-300HP Biomass Drying, J. Electronic
lebih ptimal menggunakan TEG126-40A, Materials, vol 38, no 7
sedangkan kompor RI-551A lebih optimal Rowe, D.M. (Editor), 2006, Thermoelectric
menggunakan TEG127-40A. Handbook Macro to Nano , CRC
4. Pendinginan alami tidak cocok diterapkan Press, Boca Raton, FL.
pada sistem aplikasi modul TEG pada Syafriyudin, Susastriawan, Sabdulah, M.,
kompor gas LPG. Perlu adanya Gulo, F., 2013, Pembangkit Listrik
pendinginan tambahan untuk menjaga Tenaga Panas Matahari Berbasis
tegangan dan arus listrik yang Mesin Striling untuk Skala Rumah
dibangkitkan semakin tinggi. Pendinginan Tangga, Jurnal Teknologi, Vol 6 No 2,
tambahan ini bisa menggunakan kipas p. 187-192.
DC berdaya kecil yang sumber listriknya www.migas.esdm.go.id diakses pada
bisa diambilkan dari keluaran modul TEG September 2014
terpasang.

Jurnal Teknologi, Volume 7 Nomor 2, Desember 2014, 100-105 105

Anda mungkin juga menyukai