PENDIDIKAN BIOLOGI A
KELOMPOK II:
SILFANA (181051301007)
AMINAH (181051301008)
REZKI EKA PRATIWI (181051301009)
YULIARTI RAMLI(181051301010)
NUR NINGSIH NONCI (181051301011)
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pengaruh media MS terhadap pertumbuhan eksplan.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur
jaringan tumbuhan.
3. Untuk mengetahui metode kultur meristem dengan menggunakan tunas
kentang.
4. Untuk mengetahui metode sterilisasi untuk kultur perbanyakan kentang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan Media
Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan, kemudian menimbang masing-masing bahan sesuai takaran, lalu
menyaring air kelapa dan mengukur volume sesuai takaran, selanjutnya
melarutkan MS ke dalam 50 ml aquades pada gelas beker yang lain, lalu
memasukkan gula pasir kemudian dihomogenkan, selanjutnya memasukkan
air kelapa yang telah disaring sebelumnya, lalu dihomogenkan, setelah itu
mengukur pH (pH=6), setelah itu menambahkan larutan HCl apabila pHnya
dibawah 6, atau menambahkan larutan KOH apabila pHnya diatas 6,
selanjutnya mencukupkan volume larutan hingga 500 ml dengan menambah
aquades, lalu memasukkan agar, kemudian dihomogenkan dan didihkan.
2. Kultur Kentang
Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan, kemudian strelisasi eksplan tunas kentang dilakukan dengan
membersihkan tunas kentang dengan cara mengupasnya, lalu memasukkan
dalam wadah yang steril, menambahkan aquades 750 mL dan menambahkan
tween 80 sebanyak 20 mL kemudian rendam tunas kentang selama 15 menit,
lalu membuang larutan tween sebelumnya, setelah itu menambahkan
aquades dan bakterisida sebanyak 12 gr/L, lalu merendam kembali tunas
kentang selama 15 menit, selanjutnya membuang larutan bakterisida,
kemudian menambahkan aquades dan fungisida sebanyak 12 gr/L kemudian
merendamnya selama 15 menit, setelah selesai, lanjut membilas tunas
kentang dengan aquades dan masukkan kedalam wadah dan
menyemprotkan alkohol 70% setelah itu masuk ke tahap penanaman eksplan
di dalam ruang steril, pertama yang dilakukan adalah memperkecil ukuran
eksplan tunas kentang, kemudian eksplan ditanam kedalam media inisiasi dan
memberinya label.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
B. Pembahasan
Pembahasan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan Media Kultur
Media merupakan suatu bahan yang penting untuk pertumbuhan kultur.
Media untuk pertumbuhan kultur dapat berupa media padat dan media cair.
Media padat biasanya digunakan untuk mengkulturkan kalus kemudian
diinduksi menjadi tanaman lengkap, sedangkan media cair biasanya
digunakan untuk kultur sel. Komponen yang penting dalam suatu media
adalah senyawa anorganik, sumber karbon, vitamin, zat pengatur tumbuh, dan
suplemen organik (Yuwono 2008).
Pembuatan media kultur diawali dengan menyiapakan alat dan bahan yang
dibutuhkan. Kemudian menimbang masing-masing bahan sesuai tekanan. Setelah
itu menyaring air kelapa dan mengukur volumenya. Kemudian melarutkan MS ke
dalam 50 ml aquades pada gelas kimia yang lain. Selanjutnya memasukkan gula
pasir kemudian dihomogenkan. Setelah itu memasukkan air kelapa yang telah
disaring tadi, kemudian dihomogenkan. Kemudian mengukur pH (pH=6).
Kemudian menambahkan larutan HCl apabila pHnya dibawah 6, atau
menamhakan larutan KOH apabila pHnya diatas 6. Setelah itu mencukupkan
volume larutan hingga 500 ml dengan menambah aquades. Selanjutnya
memasukkan agar-agar, kemudian dihomogenkan dan didihkan.
Media kultur yang dibuat dinyatakan berhasil ditandai dengan media
tersebut tidak tampak adanya pertumbuhan jamur sehingga siap untuk digunakan.
Fauzy, dkk (2016) menjelaskan bahwa keberhasilan kultur jaringan ditentukan oleh
media kultur jaringan yang merupakan tempat tumbuh bagi eksplan. Media
tersebut harus mengandung semua zat yang diperlukan eksplan untuk menjamin
pertumbuhan eksplan yang ditanam. Media dasar MS (Murashige dan Skoog)
yang merupakan salah media yang paling banyak digunakan dalam kultur jaringan.
Saat ini sudah banyak penelitian dengan menggunakan media MS yang
dimodifikasi. Modifikasi media dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan hara
yang tepat bagi eksplan untuk tumbuh dan berkembang pada media kultur jaringan
dan terbebas dari kontaminasi.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Keberhasilan kultur jaringan ditentukan oleh media kultur jaringan yang
merupakan tempat tumbuh bagi eksplan. Media dasar MS (Murashige dan
Skoog) yang merupakan salah media yang paling banyak digunakan dalam
kultur jaringan. Saat ini sudah banyak penelitian dengan menggunakan media
MS yang dimodifikasi.
2. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan media meliputi penyiapan alat
dan bahan, serta pembuatan media sesuai dengan takarannya yang
nutrisinya memenuhi kebutuhan makanan.
3. Metodel kultur meristem dengan menggunakan tunas kentang yang dilakukan
yaitu tahap sterilisasi dan inisiasi.
4. Metode sterilisasi dilakukan dengan dua cara yakni sterilisasi diluar entkas
dan di sterilisasi di dalam enkas.
DAFTAR PUSTAKA
Daisy., Sriyanti, H dan Ari, W. 1994. Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kanisius.
Dwiyani, R. 2015. Kultur Jaringan Tanaman. Denpasar: Pelawa Sari.
Fauzy, E., Mansyur, dan Ali, H. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Murashige
And Skoog (MS) dan Vitamin Terhadap Tekstur, Warna dan Berat Kalus
Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) CV. Hawaii Pasca Radiasi Sinar
Gamma pada Dosis LD50 (In Vitro). Jurnal Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran, Vol. 5, No.4, 1-22.
Gunawan, L, W., 1987. Teknik Kultur Jaringan. Bogor: Pusat Antar Universitas IPB
Harahap, F., (2011). Kultur Jaringan Tanaman. Medan: Perdana Mulya Sarana
Karjadi, A. K. 2016. Kultur Jaringan dan Mikropropagasi Tanaman Kentang
(Solanum tuberosum L). Jurnal Dinamika Pertanian. Vol. 28, No. 1, 1-10.
Karjadi, A.K dan A. Buchori. 2008. Pengaruh komposisi media dasar, penambahan
BAP, dan pikloram terhadap induksi tunas bawang merah. J. Hort. 18(1):
1-9.
Mastuti, R. 2017. Dasar-dasar Kultur Jaringan Tumbuhan. Malang: UB Press.
Nisa, Chatimatum., Rodinah. 2005. Kultur Jaringan Beberapa Kultivar Buah
Pisang (Musa paradisiaca L.) dengan Pemberian Campuran NAA dan Kinetin.
Bioscientiae. Vol. 1 (2). Hal 23-36.
Purwanto, W. A. 2007. Budi Daya Pisang. Yogyakarta: Kanisius
Rainiyati., Jasminarni., Neliyati., dan H. Henny. 2011. Proses Penyediaan Bahan
Setek Kentang Asal Kultur Jaringan Untuk Produksi Bibit Kentang Mini
Pada Kelompok Tani Kentang Di Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci
Provinsi Jambi. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 5(2):1-7
Rainiyati.1997. Peningkatan produksi bibit kentang bebas penyakit. Buletin
Agronomi. 1(2): 125-131.
Setiawati, T., Zahra, A., Budiyono, R., Nurzaman, M. 2018. Perbanyakan In Vitro
Tanaman Kentang (Solanum tuberosum) dengan Penambahan Meta-
Topolin pada Media Modifikasi MS (Murashige dan Skoog) Media.
Metamorfosa. Vol. 1. Hal 45-50.
Sudarmo, S. 1991. Pengendalian Serangga Hama Sayuran dan Palawija.
Yogyakarta: Kanisius.
Sudarmo, S. 1991. Pestisida. Yogyakarta: Kanisius.
Tuhuteru, S., Hehanussa, L., dan Raharjo, S.H.T. 2012. Pertumbuhan dan
Perkembangan Anggrek Dendrobium anosmum pada Media Kultur In Vitro
dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa. Agrologia. Vol. 1 (1). Hal 1-12.
Yuwono. 2008. Bioteknologi Pertanian. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.