Anda di halaman 1dari 24

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR

KOLESTEROL DI WILAYAH X

Marlin Yulianti
Nim : 10-2007-085

Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta


Jl. Arjuna Utara No. 6 – Jakarta Barat 11470
Email : marlin_youlee@yahoo.com
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomer satu di dunia. Penyakit
ini bukan hanya menjadi masalah di negara maju, tetapi juga negara berkembang
termasuk Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan sebuah lembaga kesehatan di
Indonesia, ternyata penyakit jantung juga merupakan pembunuh nomor satu di
Indonesia saat ini. Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyakit yang
mematikan. Tingkat kejadian terus meningkat setiap tahun. Persentase kematian akibat
penyakit jantung koroner adalah 53 %.
Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadinya
penyakit jantung koroner. Terdapat sekitar 36 juta penduduk atau sekitar 18% dari total
penduduk Indonesia yang menderita kelainan lemak darah ini. Dari jumlah tersebut,
80% meninggal mendadak akibat serangan jantung, dan 50%-nya tidak menampakkan
gejala sebelumnya.
Hiperkolesterolemia adalah terjadinya peningkatan kadar kolesterol total
melebihi batas normal. Mengingat kenaikan kadar kolesterol total berepengaruh
terhadap terjadinya penyakit jantung, maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol di wilayah X.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka diajukan rumusan masalah sebagai
berikut: Apakah merokok, indeks massa tubuh (IMT), jenis kelamin, dan stress secara
sendiri-sendri maupun simultan mempengaruhi kadar total kolesterol di wilayah X.

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol di wilayah X.
b. Tujuan khusus
 Diketahuinya hubungan orang merokok dengan penigkatan kadar kolesterol di
wilayah X.
 Diketahuinya hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan penigkatan kadar
kolesterol di wilayah X.
 Diketahuinya hubungan jenis kelamin dengan penigkatan kadar kolesterol di
wilayah X.
 Diketahuinya hubungan orang yang mengalami stress dengan penigkatan kadar
kolesterol di wilayah X.

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana (UKRIDA) penelitian ini
dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya
2. Bagi wilayah X penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk menjaga
kolesterol tetap normal
3. Bagi peneliti merupakan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang diterima
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Kolesterol
Kolesterol bisa menjadi baik atau jahat, tergantung bagaimana kita
memandangnya. Pada satu sisi, kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk mencerna
lemak. Kolesterol juga membantu tubuh memproduksi vitamin D, membuat membran
sel dan hormon-hormon esential lainnya. Liver kita memproduksi cukup kolesterol
untuk kebutuhan tubuh. Tanpa kolesterol, tubuh tidak dapat mencerna lemak dan kita
akan mengalami masalah yang serius. Dengan menjaga agar tingkat kolesterol kita
dalam batas yang normal akan memberi impact yang sangat besar bagi kesehatan tubuh
dan membuat kita berumur lebih panjang. Oleh karena itu setiap orang perlu tahu dari
mana datangnya kolesterol dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan.
Ada dua macam kolesterol yang dikenal yaitu LDL (Low density lipoprotein)
dan HDL (High density lipoprotein). LDL membawa kolesterol dari liver kepada sel-sel
tubuh melalui pembuluh arteri dan sebaliknya HDL yang mengambil kolesterol dari
pembuluh arteri untuk dibawa balik ke liver untuk dibuang. Secara umum LDL dikenal
sebagai kolesterol “Jahat” dan HDL kolesterol “Baik”. Sebenarnya LDL tidaklah
“jahat” karena tanpa LDL kita tidak dapat hidup. Namun jika kelebihan LDL akan
menimbulkan masalah karena bisa membentuk plak/kerak pada dinding pembuluh
arteri. Dan tumpukan plak ini dapat menyebabkan dinding arteri menjadi lebih sempit
dan kurang elastis sehingga aliran darah menjadi berkurang, menyebabkan
atherosclerosis/pengerasan pembuluh darah. Dan atherosclerosis dapat meningkatkan
resiko penyakit jantung koroner dan serangan jantung.
HDL berfungsi mengangkut kelebihan kolesterol dari pembuluh arteri dan
mengembalikannya ke liver untuk dibuang. Menurut Dr. Dean Ornish: “HDL berfungsi
seperti truk sampah yang berkeliling mengangkut sampah”. Hal ini dapat dianalogikan
banyaknya sampah di rumah-rumah sedangkan truk sampah tidak lewat, lama kelamaan
jalanpun akan tertutup oleh sampah sehingga lalu lintas menjadi tidak lancar. Pada
umumnya HDL tidak menimbulkan gejala, dan kadang kala baru diketahui setelah kita
melakukan pengecekan darah.
Walaupun dengan berat badan normal, orang tersebut bisa saja mempunyai
kolesterol tinggi. Jadi bukan berarti orang langsing pasti aman dan bebas dari resiko
menderita kolesterol tinggi.
Berikut adalah penyebab – penyebab kolesterol menjadi tinggi:
 Diet makanan berkolesterol tinggi merupakan penyebab utama.
Makanan apa saja yang mengandung kolesterol tinggi? Agar mudah mengingat,
inilah tandanya, semua makanan yang mempunyai wajah dan mempunyai induknya.
Contohnya ayam goreng, apakah ayamnya berwajah? Atau pisang, apakah pisang
berwajah? Bagaimana dengan ikan, apakah mengandung kolesterol? Ya, karena
banyak yang menganggap ikan tidak berkolesterol. Makanan berkolesterol termasuk
telur, susu, keju.
 Merokok.
 Genetik.
 Tekanan darah tinggi.
 Diabetes.
 Kurang gerak/tidak pernah atau jarang berolah raga.
 Kegemukan dan obesitas.
 Stress.

Bagaimana mencegah dan menurunkan kolesterol?


Ubah pola hidup, bukan mencari obat penurun kolesterol. Karena obat-obatan
harus dikonsumsi seumur hidup tetapi dengan ubah pola hidup sehat, kolesterol dapat
disembuhkan tanpa memerlukan obat-obatan.
a. Konsumsilah makanan vegetarian.
 Penuhilah piring makan Anda dengan buah-buahan dan sayur-sayuran (kira-kira
7 – 9 porsi per hari) dapat membantu menurunkan kolesterol LDL (“Jahat”).
Antioksidan dari makanan ini sangat bermanfaat. Lagipula jika kita konsumsi
lebih banyak buah dan sayur, kita akan konsumsi lebih sedikit lemak.
 Konsumsi karbohidrat kompleks. Anda membutuhkan energi dari karbohidrat.
Contohnya seperti beras pecah kulit, gandum utuh, polong-polongan yang
semuanya mengandung serat, dapat menurunkan kolesterol tinggi. Flax seeds
yang mengandung omega 3 sangat baik untuk menurunkan kolesterol “jahat”.
 Hindari roti-roti, hindari fast food, makanan proses, makanan goreng, makanan
junk food.

b. Olah Raga
 Olah raga dapat menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. Walaupun hanya 30
menit perhari, 5 x seminggu. Olah raga dapat memelihara berat badan ideal dan
mengurangi plak-plak pada pembuluh arteri. Olah raga juga dapat membantu
jantung dan pembuluh darah menjadi lebih baik. Dan tulang kuat.
 Olah raga terbaik adalah jalan cepat di udara terbuka, dengan sinar matahari
pagi dan udara segar. Mulailah berolah raga. Tetapi apabila Anda mempunyai
tingkat kolesterol tinggi, hati-hati, jangan olah raga yang berat. Olah raga harus
disesuaikan dengan penyakit Anda, dan perlu Jalan kaki saja dan perlu di bawah
advis seorang ahli/dokter.

c. Kurangi Stress
 Stress kronis dapat meningkatkan tekanan darah dan menambah resiko
atherosclerosis. Sedangkan kolesterol tinggi sudah membuat
atherosclerosis,sehingga resiko meningkat 2 kali lipat.
 Kurangi stress dengan relax, olah raga, berdoa kepada Tuhan.
 Nafas dalam-dalam dapat membantu meringankan stress. Rekreasilah di alam.

d. Turunkan berat badan


 Menurunkan berat badan adalah hal yang terbaik agar terhindar dari penyakit
cardiovaskular. Kegemukan dapat mempengaruhi lapisan dinding pembuluh
arteri, sehingga lebih mungkin untuk mengumpulkan plak dari kolesterol.
 Menurunkan berat badan (terutama lemak perut) dapat meningkatkan HDL
kolesterol “baik” dan menurunkan LDL kolesterol “Buruk”.
 Usahakan berat badan ideal sesuai BMI/IMT

Stress terhadap Kolesterol


Seperti yang dilaporkan dalam Health Psychology, yang dipublikasikan oleh
American Psychological Association (APA), sebuah penelitian di London
membuktikan bahwa stress itu benar-benar bisa meningkatkan kolesterol, sebuah bukti
lain yang menunjukkan bahwa stress itu benar-benar tidak baik untuk kesehatan anda.
Para peneliti, Andrew Steptoe, D. Sc., dan Lena Brydon, Ph.D. dari University College
of London, mengumpulkan dan meminta sekelompok orang untuk melakukan
serangkaian tugas yang menimbulkan stress dalam skala menengah, misalnya
memberikan nama warna pada kata-kata yang ditulis, saat kata-kata itu sendiri merujuk
pada warna yang bertentangan.
Setelah menguji semua individu sebelum melakukan test, dan juga tiga tahun
kemudian untuk mengetahui tingkat kesehatannya, termasuk level kolesterol, mereka
menemukan bahwa orang-orang yang paling stress pada pengujian laboratorium juga
memperlihatkan peningkatan tertinggi dalam kolesterol selama masa tiga tahun. Fakta
ini terpisah dari faktor jenis kelamin, ras, usia, atau berat badan. Angka ini bahkan tidak
berhubungan dengan merokok atau meminum minuman beralcohol.
Penyebab pasti untuk alasan ini belum diketahui, tapi beberapa kemungkinnya
adalah bahwa sress pada orang tertentu akan menurunkan kemampuan tubuhnya untuk
memfilter kolesterol (dan mungkin zat-zat lain), sehingga tubuhnya banyak
memproduksi energi dalam bentuk glucose dan fatty acids, atau bahkan stress pada
individu ini bisa menimbulkan lebih banyak peradangan dalam tubuh, sebuah efek
samping yang diakibatkan oleh produksi lemak, termasuk kolesterol.
Para ahli kesehatan menganjurkan bahwa dimasa depan, pengujian terhadap
respons stress mungkin akan menjadi bagian dari regular check-up untuk kesehatan
jantung, agar bisa diketahui apakah anda termasuk dalam kategori dimana stress bisa
berkontribusi terhadap kolesterol, yang bisa menjadi anda sarana bagi anda untuk
mendiagnosa dan merawat atau mencegah berkembanganya penyakit jantung.

Hubungan antara merokok dengan kolesterol

Sejumlah studi kecil juga menunjukkan bahwa merokok menurunkan kolesterol


baik (HDL) dan meningkatkan kolesterol buruk (LDL), kata kepala peneliti Dr. Adam
Gepner dari University of Wisconsin School of Medicine and Public Health, di
Madison, kepada Reuters Health.

Untuk menguji dampak stop merokok terhadap kadar kolesterol secara lebih
akurat dan dalam pengaturan yang realistis, Gepner dan koleganya merekrut lebih dari
1.500 perwakilan perokok dari populasi AS dewasa ini, termasuk mereka yang
kelebihan berat badan dan kegemukan. Rata-rata peserta merokok 21 batang per hari
sebelum mengikuti studi tersebut. Setelah satu tahun, satu dari 5 yang mengikuti
program stop merokok, sebanyak 334 (36%) sukses berhenti merokok.

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang stop merokok mengalami


kenaikan HDL (kolesterol baik) sekira 5% atau 2,4 mg/dL. Mereka yang stop merokok
juga mengalami kenaikan besaran partikel HDL, yang penting untuk menurunkan risiko
penyakit jantung, demikian dilaporkan peneliti di American Heart Journal. Efeknya
jauh lebih kuat pada perempuan. Namun demikian tampaknya tidak masalah berapa
jumlah rokok yang diisap di awal studi: perokok berat menikmati manfaat HDLyang
sama dengan perokok sedang dan ringan setelah stop merokok.

Indeks Masa Tubuh


IMT dihitung sebagai berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam
meter dikuadratkan (m2) dan tidak terikat pada jenis kelamin. IMT secara signifikan
berhubungan dengan kadar lemak tubuh total sehingga dapat dengan mudah mewakili kadar
lemak tubuh. Saat ini, IMT secara internasional diterima sebagai alat untuk mengidentifikasi
kelebihan berat badan dan obesitas.
Sejak pertengahan tahun 1980-an, prevalensi obesitas telah meningkat secara tetap dan
terjadi baik di negara-negara barat dan negara-negara non-barat, dan tidak ada indikasi bahwa
angka ini akan berkurang. Orang-orang dengan IMT lebih yaitu kelebihan berat badan dan
obesitas pada hakekatnya meningkatkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi, stroke,
penyakit jantung koroner, dyslipidemia dan diabetes mellitus tipe 2.
Prevalensi IMT lebih, khususnya obesitas meningkat di seluruh dunia hampir pada
setiap negara dan pada semua kelompok usia. Obesitas juga muncul di beberapa negara miskin
di dunia. Secara normal, masalah obesitas pertama kali muncul pada populasi yang makmur,
namun pada dekade belakangan ini, obesitas lebih tinggi pada kelompok dengan tingkat
pendidikan, pendapatan dan social yang rendah. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang
dewasa yang berusia 18 tahun ke atas. IMT tidak diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil
dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak dapat diterapkan dalam keadaan khusus
(penyakit) lainnya seperti edema, asites dan hepatomegaly.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
Menurut rumus metrik:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝐾𝑔)
𝐼𝑀𝑇 =
[𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)]2

Atau menurut rumus Inggeris:


IMT = Berat badan (lb)/ [tinggi badan(in)]2 x 703

Tabel 2.1. Klasifikasi IMT


Klasifikasi IMT(kg/m2)
Kurang Energi Protein III <16.0

Kurang Energi Protein II 16.0 – 16.9

Kurang Energi Protein I (Underweight) 17.0 – 18.4

Normal 18.5 – 24.9


Kelebihan berat badan (Overweight) 25.0 – 29.9

Obesitas I 30.0 – 34.9

Obesitas II 35.0 – 39.9

Obesitas III > 40.0

2.2 Kerangka Teori


Berlandaskan landasan teori diatas maka dibentuk kerangka teori penelitian
seperti gambar dibawah ini:

Merokok

IMT
Total Kolesterol
Jenis Kelamin

Stress

Gambar 2.1 Kerangka Teori


2.3 Kerangka Konsep
Berlandaskan landasan teori diatas maka dibentuk kerangka konsep penelitian
seperti gambar dibawah ini:

Variabel independen

Merokok
Variabel dependen
IMT
Total Kolesterol
Jenis Kelamin

Stress

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Dari gambar diatas dapat diketahui yang menjadi variabel independennya


adalah Merokok, indeks massa tubuh (IMT), jenis kelamin, dan stress. Sedangkan
variabel dependennya adalah total kolesterol.

2.4 Hipotesis Penelitian


Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Diduga merokok dapat mempengaruhi total kolesterol di wilayah X
2. Diduga IMT dapat mempengaruhi total kolesterol di wilayah X
3. Diduga jenis kelamin dapat mempengaruhi total kolesterol di wilayah X
4. Diduga stress dapat mempengaruhi total kolesterol di wilayah X
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian secara
observasi analitik dengan menggunakan desain cross sectional yang merupakan suatu
penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi dengan cara pengumpulan data
sekaligus pada suatu saat.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
purposive sampling sebanyak 130 sampel, dengan pertimbangan terdapat data
kolesterol total, data IMT, keterangan merokok atau tidak, dan apakah dalam keadaan
tertekan (stress) berdasarkan hasil dari anamnesis. Teknik pengambilan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data sekunder.

3.2 Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel


Skala
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur
Total Jumlah Melihat hasil Cardiocheck : alat 0. Normal,<200 Ordinal
Kolesterol kolesterol pemeriksaan ini dirancang mg/dl
dalam kadar untuk deteksi dini 1. Hiperkolesterol
darah, kolesterol bukan diagnosis , >= 200 mg/dl
satuan total pada sehingga dalam
mg/dl kuesioner pengukuran
kolesterol total
digunakan darah
sewaktu bukan
darah puasa
Merokok Kebiasaan Melihat kuesioner 0. Tidak Nominal
merokok identitas 1. Ya
dari responden
responden yang berada
pada
kuesioner
Jenis Status Melihat kuesioner 0. Pria Nominal
Kelamin gender identitas 1. Wanita
responden responden
yang berada
pada
kuesioner
Stress Reaksi Melihat data kuesioner 0. Tidak Nominal
responden responden 1. Ya
terhadap pada
tekanan kuesioner
yang
sedang di
alami
IMT sebagai Melihat Weighing and 0. under weight, Ordinal
berat badan berapa tinggi height scale <18.5 kg/m2
dalam badan dan 1. normal weight,
kilogram
berat badan 18.5 - 25
(kg) dibagi
responden kg/m2
tinggi
pada 2. over weight,
badan
kuesioner >25 kg/m2
dalam
kemudian
meter
dikuadratka menghitung
n (m2) IMTnya
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Analisa Univariat
Berikut adalah analisa univariat untuk masing-masing variabel
a. Merokok

Statistics

Merokok

N Valid 130

Missing 0

Mode 0

Merokok

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak 107 82.3 82.3 82.3

Merokok 23 17.7 17.7 100.0

Total 130 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas diketahui semua data sampel adalah valid yaitu
sebanyak 130 sampel. Dengan data mode adalah 0 maka diketahui jumlah sampel
paling banyak adalah tidak merokok, hal ini diperjelas dengan tabel frequencynya
dimana jumlah sampel yang tidak merokok adalah 107 orang (82.3%) dan yang
merokok adalah 23 orang (17.7%).
b. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Statistics

IMT

N Valid 130

Missing 0

Mode 1

IMT

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid under weight 19 14.6 14.6 14.6

normal weight 79 60.8 60.8 75.4

over weight 32 24.6 24.6 100.0

Total 130 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas diketahui semua data sampel adalah valid yaitu
sebanyak 130 sampel. Dengan data mode adalah 1 maka diketahui jumlah sampel
paling banyak memiliki IMT normal, hal ini diperjelas dengan tabel frequencynya
dimana jumlah sampel yang memiliki normal weight adalah 79 orang (60.8 %),
sedangkan under weight sebanyak 19 orang (14.6%) dan over weight sebanyak 32
orang (24.6%).
c. Jenis Kelamin

Statistics

Jenis Kelamin

N Valid 130

Missing 0

Mode 0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki laki 89 68.5 68.5 68.5

wanita 41 31.5 31.5 100.0

Total 130 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas diketahui semua data sampel adalah valid yaitu
sebanyak 130 sampel. Dengan data mode adalah 0 maka diketahui jumlah sampel
paling banyak adalah laki-laki, hal ini diperjelas dengan tabel frequencynya dimana
jumlah sampel laki-laki adalah 89 orang (68.5%) dan yang wanita adalah 41 orang
(31.5%).
d. Stress

Statistics

Stress

N Valid 130

Missing 0

Mode 1

Stress

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak 58 44.6 44.6 44.6

ya 72 55.4 55.4 100.0

Total 130 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas diketahui semua data sampel adalah valid yaitu
sebanyak 130 sampel. Dengan data mode adalah 1 maka diketahui jumlah sampel
banyak yang mengalami stress, hal ini diperjelas dengan tabel frequencynya dimana
jumlah sampel yang mengalami stress adalah 72 orang (55.4%) dan yang tidak adalah
58 orang (44.6%).
e. Total Kolesterol

Statistics

Total Kolesterol

N Valid 130

Missing 0

Mode 1

Total Kolesterol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid normal 8 6.2 6.2 6.2

hiperkolesterol 122 93.8 93.8 100.0

Total 130 100.0 100.0

Berdasarkan tabel diatas diketahui semua data sampel adalah valid yaitu
sebanyak 130 sampel. Dengan data mode adalah 1 maka diketahui jumlah sampel
banyak mengalami hiperkolesterol, hal ini diperjelas dengan tabel frequencynya
dimana jumlah sampel yang mengalami hiperkolesterol adalah 122 orang (93.8%) dan
yang tidak adalah 8 orang (6.2%).

Analisa Bivariat
a. Merokok terhadap total kolesterol

Crosstab

Total Kolesterol

normal hiperkolesterol Total

Merokok Tidak Count 6 101 107

Expected Count 6.6 100.4 107.0


% within Merokok 5.6% 94.4% 100.0%

Merokok Count 2 21 23

Expected Count 1.4 21.6 23.0

% within Merokok 8.7% 91.3% 100.0%

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

% within Merokok 6.2% 93.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .313a 1 .576

Continuity Correctionb .007 1 .936

Likelihood Ratio .287 1 .592

Fisher's Exact Test .631 .430

Linear-by-Linear Association .310 1 .578

N of Valid Cases 130

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,42.

b. Computed only for a 2x2 table

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 1 cell yang dibawah 5 yaitu sel
“C”, oleh sebab itu tidak dapat menggunakan Chi square tests. Dengan tabel 2x2 dan
sel expected dibawah 5 maka menggunakan Fisher test. Diketahui fisher test diatas
memiliki nilsi sig diatas 0.05 yaitu 0,631. Maka hipotesis Ho diterima; dimana tidak
ada hubungan total kolesterol dengan merokok.
b. IMT terhadap total kolesterol

Crosstab

Total Kolesterol

normal hiperkolesterol Total

IMT under weight Count 3 16 19

Expected Count 1.2 17.8 19.0

% within IMT 15.8% 84.2% 100.0%

normal weight Count 2 77 79

Expected Count 4.9 74.1 79.0

% within IMT 2.5% 97.5% 100.0%

over weight Count 3 29 32

Expected Count 2.0 30.0 32.0

% within IMT 9.4% 90.6% 100.0%

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

% within IMT 6.2% 93.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 5.424a 2 .066

Likelihood Ratio 4.966 2 .083

Linear-by-Linear Association .221 1 .638


N of Valid Cases 130

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 1,17.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 2 cell yang dibawah 5 yaitu sel
“C” dan “E”, oleh sebab itu tidak dapat menggunakan Chi square tests..karena tidak
memenuhi syarat Chi square test. Oleh sebab itu dilihat Likelihood Ratio nya sig
0,083 lebih besar dari 0.05. Artinya hipotesis Ho diterima: dimana tidak ada
hubungan IMT dengan total kolesterol.

c. Jenis kelamin terhadap total kolesterol

Crosstab

Total Kolesterol

normal hiperkolesterol Total

Jenis Kelamin laki laki Count 6 83 89

Expected Count 5.5 83.5 89.0

% within Jenis Kelamin 6.7% 93.3% 100.0%

wanita Count 2 39 41

Expected Count 2.5 38.5 41.0

% within Jenis Kelamin 4.9% 95.1% 100.0%

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

% within Jenis Kelamin 6.2% 93.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .169a 1 .681

Continuity Correctionb .000 1 .986

Likelihood Ratio .176 1 .675

Fisher's Exact Test 1.000 .511

Linear-by-Linear Association .167 1 .682

N of Valid Cases 130

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,52.

b. Computed only for a 2x2 table

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 1 cell yang dibawah 5 yaitu sel
“C”, oleh sebab itu tidak dapat menggunakan Chi square tests. Dengan tabel 2x2 dan sel
expected dibawah 5 maka menggunakan Fisher test. Diketahui fisher test diatas yaitu sig 1.00
lebis besar dari 0.05. Maka hipotesis Ho diterima; dimana tidak ada hubungan total kolesterol
dengan jenis kelamin.

d. Stress terhadap total kolesterol

Crosstab

Total Kolesterol

normal hiperkolesterol Total

Stress tidak Count 4 54 58

Expected Count 3.6 54.4 58.0

% within Stress 6.9% 93.1% 100.0%

ya Count 4 68 72

Expected Count 4.4 67.6 72.0

% within Stress 5.6% 94.4% 100.0%

Total Count 8 122 130


Expected Count 8.0 122.0 130.0

% within Stress 6.2% 93.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .100a 1 .752

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .099 1 .752

Fisher's Exact Test 1.000 .515

Linear-by-Linear Association .099 1 .753

N of Valid Cases 130

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,57.

b. Computed only for a 2x2 table

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 2 cell yang dibawah 5 yaitu sel
“A” dan “C”, oleh sebab itu tidak dapat menggunakan Chi square tests karena sayarat tidak
terpenuhi. Dengan tabel 2x2 dan sel expected dibawah 5 maka menggunakan Fisher test.
Diketahui fisher test diatas yaitu sig 1.00 lebih besar dari 0.05. Maka hipotesis Ho diterima;
dimana tidak ada hubungan faktor stress dengan total kolesterol. .
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil uji yang telah dilakukan diatas dapat diketahui bahwa semua faktor yang
diteliti yaitu merokok, indeks mass tubuh, jenis kelamin maupun stress tidak memiliki
pengaruh terhadap total kolesterol responden di wilayah X. Dari ke empat faktor yang diteliti
maka faktor yang paling mungkin mempengaruhi total kolesterol adalah indeks massa tubuh
(IMT) dengan nilai linkedhood rationya sebesar 0.083, sedangkan Stress dan Jenis kelamin
merupakan faktor yang paling tidak berpengaruh terhadap total kolesterol dimana nilai sig
masing-masing faktor tersebut adalah 1.00. Hal ini sesuai dengan landasan teori yang
digunakan dimana jenis kelamin bukan merupakan faktor penyebab naiknya kolesterol.

5.2 Saran
a. Sebaiknya perlu dilakukan analisa faktor lain yang mungkin menyebabkan naiknya total
kolesterol responden di wilayah X, mengingat dari hasil analisa univariat yang telah
dibuat sebanyak 93.8% responden mengalami hiperkolesterol, sehingga perlu dilakukan
penelitian selanjutnya untuk mengetahu faktor penyebab tingginya kolesterol responden
di wilayah X. Berdasarkan landasan teori yang telah dibuat mungkin prilaku
mengkonsumsi makanan yang dapat memicu kenaikan kolesterol dapat dijadikan sebagai
salah satu faktor.
b. Sebaiknya responden menjaga pola hidup yang baik untuk mencegah terjadinya kenaikan
kadar total kolesterol
Daftar Pustaka

1. Soeharto, I. Kolesterol & lemak jahat, kolesterol & lemak baik dan proses terjadinya
serangan jantung dan stroke. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama;2001
2. Pierrr, Jean. 2008. Abdominal obesity: The cholesterol of the 21st century. Can J
Cardiol Vol 24 Suppl D. Pp 7D
3. Morrel J. 2007. Kolesterol. Jakarta. Erlangga. Hal 32
4. Aryadina B. Karya tulis ilmiah hubungan status gizi dan kadar kolesterol.
Banjarmasin.2009.
5. Erpecum KJ, Bergman JJGHM, Gouma DJ, Terpstra OT. Gallstone disease.
Degenerative disease. The Netherlands; Bohn Stafleu Van Loghum Houten:
2006.h.146-66.
6. Steer PJ dkk. Obesytas and overweight: prospective study. BMJ. 2008; 329:p. 1312-4.
7. Barker DJP. Birth weight and hypertension. Journal of the American heart
association. 2006; 48:p.357-8.
8. Robin, Cotran. Dasar patologis penyakit; Arteriosklerosis. Edisi 7. Jakarta:
EGC;2009.h.392-5.

Anda mungkin juga menyukai