Anda di halaman 1dari 31

CASE 2

Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : Ns. Chandra Tri Wahyudi,S.Kep, M.Kes

Disusun oleh :
Dwi Kurniawati

1610711006

Haniah Rahmawati 1610711009

Yuniar Kusumawardani 1610711015

Noer Aeni Zam Zam Mia 1610711016

Windi Kartika 1610711019


Kris Prihatin 1610711020

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAKARTA
2019

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul CASE 1 ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Gerontik.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaiakan rasa hormat dan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang tulus dan ikhlas, telah memberikan bantuan dan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Depok, 30 April 2019

Penulis
A. PREVALENSI DM PADA LANSIA
Diabetes melitus biasa disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat menimbulkan
dampak pada semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Tahun 2030
diperkirakan prevalensi DM diseluruh dunia akan meningkat menjadi dua kali lipat. Jumlah
penderita DM di Indonesia pada tahun 2002 mencapai 8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai
21,257 juta jiwa pada tahun 2030.
Prevalensi DM tertinggi terdapat pada penduduk usia ≥60 tahun dengan insiden tertinggi pada
kelompok lansia (Khairani, 2007). Menurut Riskesdas (2007), prevalensi DM adalah sebesar 1,1%
dan tercatat sebanyak 17 propinsi dengan prevalensi DM diatas prevalensi nasional salah satunya
adalah propinsi jawa tengah yaitu sebesar 1,3% dengan diagnosis tenaga medis atau dengan gejala.
International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi diabetes mellitus di
dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia
sedangkan tahun 2013 angka kejadian diabetes di dunia adalah sebanyak 382 juta jiwa dimana
proporsi kejadian DM tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia. Prevalensi kasus Diabetes melitus tipe
2 sebanyak 85-90% (Bustan, 2015).
Data laporan WHO tahun 2003 menunjukkan hanya 50% pasien DM di negara maju mematuhi
pengobatan yang diberikan. Pada DM yang tidak terkendali dapat terjadi komplikasi. Timbulnya
komplikasi mempe-ngaruhi kualitas hidup dan mempengaruhi perekonomian.
Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 adalah sebesar 2,1%. Angka tersebut
lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 (1,1%). Sebanyak 31 provinsi (93,9%) menunjukkan
kenaikan prevalensi diabetes mellitus yang cukup berarti.
Prevalensi untuk Provinsi Jawa Tengah sebesar (1,9%) (Kemenkes RI, 2014). Jumlah kasus DM
tipe 2 di Jawa Tengah tahun 2015 sebanyak 99.646 kasus. Hal ini berbeda dengan tiga tahun
sebelumnya. Pada tahun 2014 kasus diabetes melitus tipe 2 sebanyak 96.431 kasus (0,29%). Pada
tahun 2013 kasus diabetes mellitus tipe 2 di Jawa Tengah yaitu sebesar 142.925 (0,43%) kasus,
sedangkan pada tahun 2012 sebesar 181.543 (0,55%) kasus.
Kota semarang menempati urutan ketiga dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Dinas
Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Kasus DM tipe 2 di Kota Semarang pada tahun 2014 sebesar 15.464
kasus, hal ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2013 sebesar 13.112 kasus.
Pada tahun 2015, menurut data Dinas Kesehatan Kota Semarang menunjukkan bahwa kasus
tertinggi terdapat di Puskesmas Tlogosari Wetan. Dari data rekam medik Puskesmas Tlogosari
Wetan didapatkan laporan data kesakitan penyakit tidak menular, khususnya DM non insulin yaitu
sebesar 530 kasus, dengan tingkat kejadian paling banyak adalah pada usia 45-65 tahun dan pada
jenis kelamin wanita. Dari studi pendahuluan didapatkan bahwa tingkat kepatuhan pasien diabetes
belum dapat dikatakan baik, ditandai dengan frekuensi kedatangan pasien untuk melakukan
pengobatan DM yang tidak mengalami penurunan. Selain itu petugas juga menjelaskan program-
program yang dilakukan dalam penanggulangan diabetes melitus di puskesmas Tlogosari Wetan
meliputi penemuan kasus, pengobatan dan perawatan penderita, dan penyuluhan langsung pada
penderita yang berkunjung ke puskesmas dengan pengelolaan meliputi diet, olahraga, dan obat.

B. PENGERTIAN
Diabetes militus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah yaitu hipperglikemia. Diabetes militus adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul pada sesorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relative (Hasdianah, & Suprapto, 2014)
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin atau kedua-duanya (ADA,
2010).
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi
insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta
Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap
insulin (Depkes, 2008)
Jadi, Diabetes militus adalah suatu penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan
kadar gula darah (glukosa) yang lebih tinggi dan diatas nilai normal.
C. ETIOLOGI
Tipe Diabetes:
1. Tipe 1 (Dulu disebut dengan DM tergantung insulin)
 Sekitar 5% sampai 10% pasien mengalami diabetes tipe 1. Tipe ini ditandai dengan
destruktif sel-sel beta pankreas akibat faktor genetis, imonologis dan mungkin juga
lingkungan (mis., virus). Injeksi insulin diperlukan untuk mengontrol kadar glukosa darah.
 Awitan diabetes tipe1 terjadi secara mendadak, biasanya sebelum usia 30 tahun.

2. Tipe 2 (Dulu disebut dengan DM tak-tergantung insulin)


 Sekitar 90% sampai 95% pasien penyandang diabetes menderita diabetes tipe 2. Tipe ini
disebabkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistansi insulin) atau akibat
penurunan jumlah insulin yang diproduksi.
 Pertama-tama, diabetes tipe 2 ditangani dengan diet dan olahraga, dan juga dengan agens
hipoglemiknoral sesuai kebutuhan.
 Diabetes tipe 2 paling sering dialami oleh pasien diatas usia 30 tahun dan pasien yang obes.

3. Diabetes Melitus Gestasional


 Ditandai dengan setiap derajat intoleransi glukosa yang muncul selama kehamilan (trimester
kedua atau ketiga).
 Risiko diabetes gestasional mencakup obesitas, riwayat personal pernah mengalami diabetes
gestasional, glikosuria, atau riwayat kuat keluarga pernah mengalami diabetes. Kelompok
etnis yang berisiko tinggi mencangkup penduduk Amerika Hispanik, Amerika Asli, Amerika
Asia, Amerika Afrika, dan Kepulauan Pasifik. Diabetes getasional meningkatkan risiko
mereka untuk mengalami gangguan hipertensi selama kehamilan.

4. Tipe Spesifik Lain


 Kerusakan genetic fungsi sel beta
 Kerusakan genetic pada kerja insulin
 Penyakit pankreas eksokrin
 Endokrinopati
 Imbas obat atau imbas kimia
 Infeksi
 Bentuk tak lazim diabetes imunologik
 Sindrom genetik lain yang kadang berkaitan dengan diabetes

D. KOMPLIKASI DM
Komplikasi diabetes melitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Komplikasi akut terjadi
akibat intoleransi glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu pendek seperti hipoglikemia,
diabetes ketoasidosis (DKA), dan hyperglycemic hyperosmolar nonketocic coma (HHNC).
Komplikasi kronik biasanya terjadi 10-15 tahun setelah awitan diabetes melitus. Yang termasuk
dalam komplikasi kronis adalah peenyakit makrovaskular (PJK, PAD, CVD/Stroke), penyakit
mikrovaskular (retinopati diabetic & nefropati diabetic), dan penyakit neuropatik (impotensi & kaki
diabetic).
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di bawah 60 mg/dl, yang
merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat hipoglikemik oral.
b. Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin yang berat pada
jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar. Jaringan tersebut termasuk sangat sensitive
terhadap kekurangan insulin. DKA dapat dicetuskan oleh infeksi (penyakit)
c. Hyperglicemic hyperosmolar nonketotic syndrome (HHNS)
Hyperglicemic hyperosmolar nonketotic syndrome (HHNS) atau Sindrom
hiperglikemik hiperosmolar (SHH) adalah komplikasi yang mengancam nyawa dari penyakit
diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terkontrol. Sindrom Hiperglikemik hiperosmolar (SHH)
ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa yang ekstrim dalam darah yang disertai
dengan hiperosmolar tanpa adanya ketosis yang signifikan.

2. Komplikasi Kronis
a. Penyakit Makrovaskukar (pembuluh darah besar) mempengaruhi sirkulasi koroner, pembuluh
darah perifer, dan pembuluh darah otak.
1) Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka terjadi penurunan
kerja jantung untuk memompa darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan
naik. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri
(ateroklerosis) dengan resiko PJK.
2) Peripheral Arterial Disease(PAD)
Peripheral arterial disease (PAD) adalah suatu gangguan pada pembuluh darah,
dimana terdapat sumbatan/blokade pada arteri yang berukuran besar hingga sedang, dan
biasanya menyerang tungkai kaki bagian bawah. PAD meningkatkan insidensi terjadinya
gangren pada kaki dan mengakibatkan gangguan penyembuhan ulkus pada kaki pada
penderita diabetes. Pengobatan gangren kaki yang tidak adekuat meningkatkan
prevalensi terjadinya amputasi. Amputasi dapat mengakibatkan pasien kehilangan
pekerjaan dan pendapatannya, meningkatkan ketergantungan pada keluarga, depresi dan
penurunan dari kualitas hidup pasien. Pasien dengan PAD pun memiliki risiko kematian
akibat penyakit kardiovaskular 2-4 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien tanpa
PAD.
3) Cerebrovascular Disease(CVD)
Stroke atau CVD adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal atau global, dengan gejala- gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih atau menyebabkan kematian

b. Penyakit Mikrovaskular (pembuluh darah kecil) mempengaruhi mata (retinopati) dan


ginjal (nefropati); kontrol kadar gula darah untuk menunda atau mencegah awitan komplikasi
mikrovaskular maupun makrovaskular.
1) Retinopati diabetic
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada pembuluh retina. Terdapat
pula bagian iskemik, yaitu retina akibat berkurangnya aliran darah retina. Respon terhadap
iskemik retina ini adalah pembentukan pembuluh darah baru, tetapi pembuluh darah
tersebut sangat rapuh sehingga mudah pecah dan dapat mengakibatkan perdarahan
vitreous. Perdarahan ini bisa mengakibatkan ablasio retina atau berulang yang
mengakibatkan kebutaan permanen.
2) Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah glomerulosklerosis yang nodular
yang tersebar dikedua ginjal yang disebut sindrom Kommelstiel-Wilson.
Glomeruloskleriosis nodular dikaitkan dengan proteinuria, edema dan hipertensi. Lesi
sindrom Kommelstiel-Wilsonditemukan hanya pada DM.
c. Penyakit Neuropatik; mempengaruhi saraf sensori motorik dan otonom serta berperan
memunculkan sejumlah masalah seperti impotensi dan ulkus kaki
1) Impotensi
Diabetes menyebabkan kadar gula darah jadi tidak terkendali. Jika dibiarkan terus
tanpa pengobatan, pada akhirnya kondisi ini dapat merusak pembuluh darah dan saraf di
sekitarpenis. Ditambah lagi, kerusakan pembuluh darah dan saraf juga akan menghambat
sirkulasi darah ke seluruh tubuh (termasuk ke penis).
Padahal untuk bisa ereksi dan mempertahankannya, penis membutuhkan saraf yang
berfungsi normal dan pasokan darah segar yang lancar. Faktor inilah yang menjadi
penyebab penyakit impotensi pada pria diabetes.
2) Kaki diabetic
Ada tiga faktor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu neuropati, iskemia, dan sepsis.
Biasanya amputasi harus dilakukan. Hilangnya sensori pada kaki mengakibatkan trauma
dan potensial untuk ulkus. Perubahan mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat
mengakibatkan iskemia jaringandan sepsis. Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa
menyebabkan gangrene dan amputasi.

E. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN INDIVIDU
KEPERAWATAN KESEHATAN LANSIA

Tanggal masuk :

Nama Panti : Werdha wisma mulia

I. IDENTITAS DIRI KLIEN


Nama : Tn. G
Umur : 75 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan Terakhir : SMP
Sumber Informasi : Klien dan istri
Keluarga yang dapat dihubungi :
Diagnosis medis (bila ada)

: diabetes mellitus
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh lemas serasa ingin pingsan. Akhir - akhir ini klien mengeluh sering
haus, sering mengalami BAK terutama di malam hari, sering merasa lapar dan berat badan
turun 5 kg dalam satu bulan terakhir. klien juga mengeluh mudah lelah, kesemutan pada
jari tangan dan kaki, pandangan kabur seperti ada kabut putih.
4P (poliuri, polifagi, polidipsi, pruritus):
 sering kencing (poliuri)
 sering merasa lapar (polifagia)
 haus berlebihan (polidipsi)
 (pruritus)

2. Kronologi keluhan
a. Faktor pencetus : Usia lanjut, gaya hidup, pengobatan tidak efektif
(injeksi insulin tidak dilakukan secara teratur)
b. Timbulnya keluhan : ( ) mendadak ( √ ) bertahap
c. Lamanya : (dt: 2 tahun )
d. Tindakan utama mengatasi : Klien mendapatkan injeksi insulin 1x/hari
III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Klien tidak memiliki riwayat kesehatan sebelumnya (dt: klien sudah memiliki DM sejak 2
tahun yang lalu)
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada dikasus (dt : ayah klien memiliki riwayat DM)
V. STATUS PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
1. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan Darah (TD) : (dt: 130/80 mmHg )
b. Nadi : (dt: 88x / menit)
c. RR : (dt: 22x / menit)
d. Suhu : (dt: 36 derajat celcius)
e. Tinggi Badan : (dt: 165 cm)
f. Berat Badan : (dt: bb awal :65 bb sekarang: 60 kg)
2. Kepala dan Rambut
a. Inspeksi : rambut berwarna putih, tidak ada lesi, tidak ada ketombe,
tidak ada kerontokan rambut, penyebaran rambut merata
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kepala, tidak ada benjolan
3. Mata
a. Inspeksi : simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
strabismus, pupil isokor, sklera anikterik, tidak memakai kacamata,
pandangan kabur seperti ada kabut putih
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kedua mata, tidak teraba massa
4. Hidung
a.Inspeksi : tidak ada benjolan dan tidak ada lesi, simetris, tampak bersih
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada hambatan jalan
napas
5. Telinga
a. Inspeksi : Kedua telinga simetris, di kedua telinga terdapat sedikit kotor mengeras
b. Palpasi : terasa nyeri tekan di telinga, uji test weber didapatkan hasil
pendengaran : telinga sebelah kanan tidak dapat mendengar (konduktif)
sedangkan telinga kiri sensorineural, uji test schwabach : telinga sebelah
kanan memendek dan telinga sebelah kiri memanjang
6. Mulut
a. Inspeksi : mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, tidak ada
karies gigi, tidak ada tonsilitis
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada rahang
7. Leher
a. Inspeksi : Tidak ada benjolan/ pembesaran kelenjar tiroid, reflek menelan
baik
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada leher
B. Sistem Kardiovaskuler
I. Dada:
Inspeksi : pengembangan dada simetris kanan
dan kiri, tulang dada terlihat jelas
Palpasi : taktil fremitus teraba sama sama antara kanan dan
kiri, depan dan belakang.
Perkusi : perkusi dada sonor.
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler.
II. Jantung
Inspeksi : warna kulit sesuai dgn warna kulit bagian tubuh lainnya.
Palpasi : tidak ada pembesaran jantung.
Perkusi : perkusi suara redup
Auskultasi : tidak terdapat bunyi jantung tambahan.

C. Sistem Pencernaan
Inspeksi : cekung, tidak terdapat lesi
Auskultasi : bising usus 7x/menit.
Perkusi : timpani.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

D. Sistem Perkemihan
Inspeksi : BAK > 7x/ hari
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
E. Sistem Integumen
Inspeksi : kulit tampak pucat dan terdapat kerutan, ada lesi dibagian tangan kanan atas,
kulit kering
Palpasi : tidak ada nyeri pada kulit, turgor kulit tidak elastis
F. Ekstremitas
1. Ekstremitas atas
Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, kekuatan otot 4/4
2. Ekstremitas bawah
Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, telapak kaki pecah-pecah, kekuatan otot
4/4

VI. PENILAIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


A. Pola interaksi dengan lingkungan
Hubungan klien dengan lingkungan di panti jompo kurang
baik
B. Bahasa
Klien menggunakan bahasa Indonesia sehari – hari
C. Perhatian dengan orang lain/lawan bicara
Klien mengalami gangguan interaksi karena mengalami penurunan kemampuan
pendengaran
D. Keadaan emosi
Klien mengalami control emosi yang kurang baik ( suka marah – marah) dan sensitive

E. Persepsi klien tentang kondisinya


Klien tidak merasa tidak mengalami gangguan pendengaran dan penyakit yang
sedang di alami
F. Konsep diri
1. Gambaran diri
Klien tidak merasa tidak menerima keadaan fisik dan penyakit terhadap tubuhnya saat
ini .
2. Ideal diri
klien mengatakan ingin cepat pulang dan sembuhagar bisa berkumpul dengan
keluarganya
3. Harga diri
Klien merasa tidak dihargai oleh istrinya
4. Peran diri
Klien mengatakan perannya sebagai kepala keluarga saat ini tidak efisein dan tidak
baik
5. Identitas diri
Klien menyadari identitasnya sebagai kepala keluarga bagi istrinya dank lien
menyadari identitas pribadi saat ini
G. Spiritual
Klien merasa malas melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaannya dan tidak mau
mengikuti kegiatan ibadah

VII. PENILAIAN KEMANDIRIAN LANSIA


A. INDEKS KATZ
1. Mandi (ke kamar mandi, menggosok bagian tubuh, gosok gigi
Tanpa bantuan
Dengan menggunakan bantuan tapi hanya untuk satu bagian tubuh (misalnya:
menggosok bagian punggung/kaki)
Dengan bantuan lebih dari satu bagian tubuh
2. Berpakaian (memakai dan melepaskan pakaian dan melakukannya dengan
cepat) Memakai pakaian komplit tanpa bantuan
Memakai pakaian tanpa bantuan, tapi kegiatan tertentu memerlukan asisten,
seperti: memakai/mengikat tali sepatu
Memakai pakaian komplit dengan bantuan
3. Toilet (pergi ke toilet, untuk BAB dan BAK, membersihkan diri sendiri serta
memakai baju/celana sendiri)
Dapat pergi ke toilet, membersihkan sendiri dan menata baju/celana tanpa antuan
sama sekali
Membutuhkan bantuan untuk pergi ke toilet, membersihkannya, memakai pakaian
setelah eliminasi
Tidak bisa pergi ke toilet sendiri
4. Pergerakan
Bergerak dari dan ke tempat tidur kursi tanpa bantuan/ asisten (mungkin bisa juga
dengan pegangan/ tongkat penyangga)
Bergerak dari dan ke tempat tidur dengan bantuan/ asisten
Tidak dapat bergerak dari tempat tidur sama sekali
5. Continence
Dapat mengontrol saat BAK dan BAB dengan sendiri
Kadang tidak dapat mengontrol saat BAK dan BAB sendiri
Membutuhkan bantuan serta supervisi untuk mengontrol BAK dan BAB atau
dengan penggunaan kateter

6. Makan
Makan sendiri tanpa bantuan
Makan sendiri tetapi membutuhkan bantuan untuk memotong makanan seperti
daging, sayur ataupun buah
Makan dengan bantuan/ makan melalui IV fluids/ tubes
Keterangan :
= mengindikasikan kemandirian
= mengindikasikan ketegantungan

Hasil Penilaian :
Klien masih bisa melakukan aktivitas secara mandiri tetapi klien tidak mau melalukan aktivitas
karena malas yang sangat kuat.

KATEGORI :

A – Ketidaktergantungan dalam semua fungsi keenam fungsi


B – Ketidaktergantungan dalam semua hal tetapi masih ada fungsi yang tidak bisa dilakukan
C – Ketidaktergantungan dalam semua fungsi tetapi tidak bisa mandi sendiri dan satu tambahan
fungsi lainnya
D – Ketidaktergantungan dalam semua fungsi tetapi tidak bisa mandi, berpakaian, dan satu
tambahan fungsi lainnya
E – Ketidaktergantungan dalam semua fungsi tetapi tidak bisa mandi, berpakaian, toilet dan satu
fungsi lainnya
F - Ketidaktergantungan dalam semua fungsi tetapi tidak bisa mandi, berpakaian, toilet, bergerak
dan satu fungsi lainnya
G – Tergantung dalam semua fungsi tersebut

B. BARTHEL INDEKS
No. Aktifitas Dengan Tanpa
Bantuan Bantuan
1 Makan (jika makan harus dipotong terlebih dahulu berarti 5 10
memerlukan bantuan)
2 Bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan kembali 5-10 15
(termasuk duduk tegak di tempat tidur)
3 Personal toilet (mencuci muka, menyisir rambut, bercukur, 0 5
membersihkan gigi)
4 Duduk dan berdiri dari toilet (cara memegang pakaian, 5 10
mengelap, menyiram WC)
5 Mandi sendiri 0 5
6 Berjalan di permukaan yang berbeda (jika tidak bisa berjalan 10 15
penggunaan kursi roda)
7 Naik turun tangga 5 10
8 Berpakaian (termasuk didalamnya mengikat tali sepatu 5 10
mengencangkan dan mengendorkannya)
9 Mengontrol BAB 5 10
10 Mengontrol BAK 5 10
Jumlah 100

Hasil Penilaian :

Dari hasil perhitungan test barthel indeks didapatkan nilai sebanyak 85 dengan masalah
ketergantungan ringan

Penilaian:

0-20 : ketergantungan
21-61 : ketergantungan berat/ sangat tergantung
62-90 : ketergantungan berat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
VIII. PENGKAJIAN STATUS MENTAL
A. SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONARE (SPMSQ)

Benar Salah No. Pertanyaan


√ 1 Tanggal berapa hari ini (tanggal bulan, tahun)?
√ 2 Hari apa hari ini?
√ 3 Apa nama tempat ini?
√ 4 Dimana alamat anda?
√ 5 Berapa umur anda sekarang?
√ 6 Tanggal, bulan dan tahun anda dilahirkan?
√ 7 Siapa presiden kita saat ini?
√ 8 Siapa presiden sebelumnya?
√ 9 Siapa nama ibu anda?
√ 10 Berapakah 20-3? Hasilnya dikurang 3 dan seterusnya?
Jumlah

Hasil Penilaian :

dari hasil spmsq didapatkan nilai 4 dengan masalah Fungsi intelektual kerusakan ringan
Keterangan

Pertanyaan 1: Benar apabila dapat menyebutkan tanggal, bulan dan tahun yang tepat
Pertanyaan 2: Benar apabila dapat menyebutkan hari
Pertanyaan 3: Benar apabila dapat mendeskripsikan tempat dengan benar
Pertanyaan 4: Benar apabila dapat menyebutkan alamat dengan benar
Pertanyaan 5: Benar apabila dapat menjawab umur sesuai dengan kelahirannya
Pertanyaan 6: Benar apabila menjawab tanggal, bulan dan tahun kelahiran
Pertanyaan 7: Benar apabila menyebutkan nama presiden saat ini
Pertanyaan 8: Benar apabila menyebutkan nama presiden sebelumnya
Pertanyaan 9: Benar apabila dapat menyebutkan nama ibunya
Pertanyaan 10: Benar apabila dengan mengurangi dengan benar sampai akhir
Interpretasi:
Skala 0-2: Fungsi intelektual utuh
Skala 3-4: Fungsi intelektual kerusakan ringan
Skala 5-7: Fungsi inteletual kerusakan sedang
Skala 8-10: Fungsi intelektual kerusakan berat

B. MINI MENTAL STATUS EXAMINATION (MMSE)


No. ASPEK KOGNITIF NILAI KRITERIA
1 ORIENTASI 6 Dapat menyebutkan dengan benar hari,
(Skor maksimum: 10) tanggal, bulan, tahun sekarang, musim
apa, nama tempat, alamat rumah (jalan,
no rumah, kota, kabupaten dan provinsi),
nama presiden sebelumnya, nama ibu
kandung, dan hasil pengurangan
bilangan
2 REGISTRASI 1 Pewawancara menyebutkan 3 buah
(Skor maksimum: 3) benda, 1 detik untuk tiap benda.
Kemudian mintalah klien mengulang ke 3
nama tersebut. Berikan satu angka untuk
setiap jawaban yang benar. Bila masih
salah, ulanglah menyebutkan 3 nama
tersebut, sampai ia dapat dapat
mengulangnya dengan benar. Hitunglah
jumlah percobaan dan catatlah (bola,
bendera, pohon)
3 ATENSI & KALKULASI 3 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai
(Skor maksimum: 5) dari 100 kebawah 1 angka untuk tiap
jawaban yang benar. Berhenti setelah 5
hitungan (93, 86, 79, 72, 65).
Kemungkinan lain ejalah kata “dunia”
dari akhir ke awal (a-i-n-u-d).

4 DAYA INGAT (RECALL) 3 Tanyakanlah kembali nama ke 3 benda


(Skor maksimum: 3) yang telah disebutkan di atas. Berikan 1
angka untuk setiap jawabn yang benar.
5 BAHASA 6 a. Apakah benda-benda ini (Perlihatkan
(Skor maksimum: 9) pensil dan arloji) (2 angka)
b. Ulangi kalimat berikut, “ Jika Tidak
Dan Atau Tapi.” (1 angka)
c. Laksanakan 3 buah perintah ini,
“ Peganglah selembar kertas dengan
tangan kananmu, lipatlah kertas
dengan tangan kananmu, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan
letakkanlah di lantai.” (3 angka)
d. Bacalah dan laksanakan perintah
berikut: “ Pejamkan mata anda!” (1
angka)
e. Tulislah sebuah kalimat (1 angka)
f. Tirulah gambar ini (1 angka)

TOTAL SKOR

Hasil Penilaian :

Dari hasil pengkajian mmse didapatkan nilai 17 dengan masalah probable gangguan kognitif
Penilaian:
Nilai 24-30: Normal

Nilai 17-23: Probable gangguan kognitif


Nilai 0-16: Definitif gangguan kognitif

IX. PENGKAJIAN SKALA DEPRESI


Pengkajian ini menggunakan skala Depresi Geriatrik bentuk singkat dari Yesavage
(1983) yang instrumennya disusun secara khusus digunakan pada lanjut usia untuk
memeriksa depresi. Jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai 1, nilai 5 atau lebih dapat
menandakan depresi.

No Pertanyaan Ya Tidak
Pilihlah jawaban yang sesuai sebagaimana yang anda rasakan
dalam 1 minggu terakhir.
1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan saat Ya Tidak
ini
2 Apakah anda membatalkan banyak dari rencana kegiatan Ya Tidak
minat anda
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong/ hampa Ya Tidak
4 Apakah anda sering merasa kebosanan Ya Tidak
5 Apakah anda mempunyai suatu harapan/ masa depan yang Ya Tidak
baik setiap waktu
6 Apakah anda terganggu dengan memikirkan kesulitan Ya Tidak
anda tanpa jalan keluar
7 Apakah anda seringkali merasa bersemangat Ya Tidak
8 Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal yang buruk Ya Tidak
akan menimpa anda
9 Apakah anda seringkali merasa gembira Ya Tidak
10 Apakah anda seringkali merasa tak terbantukan Ya Tidak
11 Apakah anda seringkali merasa gelisah dan resah Ya Tidak
12 Apakah anda lebih menyukai tinggal dirumah daripada Ya Tidak
keluar rumah dan melakukan sesuatu hal yang baru
13 Apakah anda seringkali mengkhawatirkan masa depan Ya Tidak
anda
14 Apakah anda merasa kesulitan dengan daya ingat anda Ya Tidak
15 Apakah anda berpikir/bersyukur masih hidup saat ini Ya Tidak
16 Apakah anda sering merasa kelabu dan berputus asa Ya Tidak
17 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini Ya Tidak
18 Apakah anda sering menyesalkan masa lalu anda Ya Tidak
19 Apakah menurut anda hidup ini penuh tantangan yang Ya Tidak
menyenangkan
20 Apakah anda merasa kesulitan mengawali suatu kegiatan Ya Tidak
21 Apakah anda merasakan penuh daya dan energi Ya Tidak
22 Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi tanpa Ya Tidak
harapan
23 Apakah anda seringkali marah karena alasan sepele Ya Tidak
24 Apakah menurut anda keadaan orang lain lebih baik dari Ya Tidak
anda
25 Apakah anda sering lupa bagaimana menangis Ya Tidak
26 Apakah anda sulit berkonsentrasi Ya Tidak
27 Apakah anda bangun pagi dengan perasaan yang Ya Tidak
menyenangkan
28 Apakah anda lebih suka menghindari acara/sosialisasi Ya Tidak
29 Apakah mudah bagi anda dalam mengambil keputusan Ya Tidak
30 Apakah anda berpikiran jernih seperti biasanya Ya Tidak
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU

Hasil Penilaian :
Setelah dilakukan pengkajian Skala depresi pada klien didapatkan nilai 20 dengan depresi sedang

Keterangan:

Pertanyaan bila dijawab dengan pilihan “Ya” atau “Tidak” yang bercetak tebal berarti
terganggu: nilai 1, yang tidak bercetak tebal berarti tidak terganggu: nilai 0, jawaban
kemudian dibuat total skornya, bila:
Nilai 0-10 = normal/ tidak depresi
Nilai 11-15= depresi ringan

Nilai 16-20= depresi sedang


Nilai 21-30= depresi berat

Jakarta,……………………

(…………………………… .)
G. DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif
 Lansia mengeluh lemas serasa ingin  Berat badan turun 5 kg dalam satu
pingsan. bulan terakhir.
 Akhir-akhir ini lansia mengeluh  Hasil pemerikasaan GDS lansia
sering haus dalam 3 hari terakhir : 320 mg/dl,
 Lansia mengeluh sering BAK
201 mg/dl, 375 mg/dl.
terutama di malam hari  Lansia mendapatkan injeksi insulin
 Lansia mengeluh sering merasa
1x/hari, tetapi jarang diinjeksikan
lapar  Obat-Obatan yang Dikonsumsi Saat
 Lansia juga mengeluh mudah lelah
Ini vitamin B komplex dan vitamin
 Lansia mengeluh kesemutan pada
C.
jari tangan dan kaki  TTV:
 Lansia mengeluh pandangan kabur Tekanan darah: 130/80
seperti ada kabut putih. Nadi : 88x/ menit
 Istri mengatakan lansia lebih banyak Respirasi: 22x/ menit
Suhu: 36 derajat celcius
berbaring di tempat tidur sambil
menonton TV sambil makan cemilan
 Istri mengatakan lansia tidak mau
ikut kegiatan senam ataupun
kegiatan seni lainnya
 Istri mengatakan tidak tau tentang
penyakit suaminya.
lansia menganggap penyakitnya
adalah penyakit tua.
 Istri mengatakan sering bertengkar
karena lansia mengalami penurunan
pendengaran.
 Istri mengatakan Lansia sering
nonton TV dengan volume yang
kencang
 Istri mengatakan Lansia sering
berbicara kepada istri dengan nada
tinggi dan berteriak. Namun lansia
menganggap istri tidak pernah
mendengarkan perkataannya.
 Istri mengatakan sudah menjawab
namun sambil mengerjakan sesuatu
dengan jarak yang cukup jauh.

H. DIAGNOSA
Analisa Data Masalah Keperawatan

DO :
 Hasil pemeriksaan GDS lansia
dalam 3 hari terakhir: 320mg/dl, 201
mg/dl, 375mg/dl Resiko ketidakstabilan kadar glukosa
 TTV: darah pada tuan G usia 75 tahun.
Tekanan darah: 130/80
Nadi : 88x/ menit (Nanda;00179 hal.187)
Respirasi: 22x/ menit
Suhu: 36 derajat celcius
DS :
 Akhir-akhir ini lansia mengeluh
sering haus
 Lansia mengeluh sering BAK
terutama di malam hari
 Lansia mengeluh sering merasa
lapar

DO:
 Lansia mendapatkan injeksi insulin
1kali perhari, tetapi jarang
diinjeksikan
DS :
 Istri mengatakan lansia lebih banyak
berbaring di tempat tidur sambil
menonton TV sambil makan cemilan
 Istri mengatakan lansia tidak mau
ikut kegiatan senam ataupun
kegiatan seni lainnya Ketidakefektifan manajemen kesehatan
 Istri mengatakan tidak tau tentang
pada tuan G usia 75 tahun
penyakit suaminya.
lansia menganggap penyakitnya
adalah penyakit tua.

DO :
 kulit kering
 terlihat kelelahan
 BB turun 5 kg dalam satu bulan
terakhir

DS :
 Lansia mengeluh kesemutan pada
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
jari tangan dan kaki
kebutuhan tubuh pada tuan G usia 75
 Lansia mengeluh pandangan kabur
tahun.
seperti ada kabut putih.
 Lansia mengeluh lemas serasa ingin
pingsan.
 Lansia juga mengeluh mudah lelah

DO : -
DS :
 Istri mengatakan sering bertengkar
karena lansia mengalami penurunan
pendengaran.
 Istri mengatakan Lansia sering
nonton TV dengan volume yang
kencang
 Istri mengatakan Lansia sering
berbicara kepada istri dengan nada
tinggi dan berteriak. Namun lansia
menganggap istri tidak pernah
Gangguan persepsi sensori pendengaran
mendengarkan perkataannya.
 Istri mengatakan sudah menjawab pada tuan G usia 75 tahun
namun sambil mengerjakan sesuatu
dengan jarak yang cukup jauh.
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Risiko (NOC hal.682) (NIC hal.530)
ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan tindaka keperawatan Manajemen hiperglikemi (NIC 2120 hal.180)
selama 3 kali 24 jam resiko ketidakstabilan  Monitor kadar glukosa
glukosa darah pada  Monitor tanda dan gejala hiperglikemi
kadar glukosa darah pada tuan A usia 75
tuan G usia 75 tahun. tahun teratasi dengan criteria hasil:  Berikan insulin sesuai resep intruksikan pada
(Nsanda 00179 pasien dan keluarga mengenai manajemen
hal.187) Pengetahuan: manajemen diabetes (NOC diabetes selama periode sakit, termasuk
1820 hal.374) penggunaan insulin dan/atau obat oral, monitor
 Factor-faktor penyebab dan factor asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan
yang berkontribusi kapan mencari bantuan petugas kesehatan, sesuai
 Tanda dan gejala awal penyakit kebutuhan
 Peran olahraga dalam mengontrol
glukosa darah Pengajaran: peresepan obat-obatan (NIC 5616 hal.297)
 Peran diet dalam mengontrol kadar  Intruksikan pasien mengenai tujuan dan kerja
glikosa darah setiap obat
 Penggunaan insulin dengan benar  Bantu pasien dalam membuat jadwal pemakaian
 Pencegahan hiperglikemi obat
 Pentingnya pemeriksaan dilatasi mata  Libatkan keluarga/ orang terdekat sesuai
dan pengujian penglihatan oleh dokter kebutuhan
mata

2 Ketidakefektifan (NOC hal:635) (NIC hal: 549)


manajemen Setelah dilakukan tindaka keperawatan Peningkatan Latihan (NIC 0200 hal: 338)
kesehatan diri pada selama 3 kali 24 jam Ketidakefektifan  Hargai keyakinan individu terkait latihan fisik
tuan G usia 75 tahun. manajemen kesehatan diri pada tuan G usia  Gali pengalaman individu sebelumnya
75 tahun.teratasi dengan criteria hasil: mengenai latihan fisik
 Pertimbangkan motivasi individu untuk
memulai atau melanjutkan program latihan
Perilaku patuh: Aktivita yang disarankan
 Gali hambatan untuk melakukan latihan
(NIC 1632 hal:474)  Lakukan layihan bersama individu, jika
 Menambah aktivitas rekomendasi diperlukan
dengan profesional kesehatan  Infoemasikan individu mengenai manfaat
 Mengidentifikasi manfaat yang kesehatan dan efek fisiologis latihan
diharapkan dari aktivitas fisik  Monitor kepatuhan individu terhadap program
latihan
 Mengindentifikasi hambatan untuk
melaksanakan aktivitas fisik yang Manajement Obat (NIC 238 hal:199)
ditentukan  Tentukan kemampuan pasien untuk mengobati
 Berpartisipasi dalam aktivitas fisik diri sendiri dengan cara yang tepat
sehari-hari yang ditentukan  Monitor efektifitas cara pemberian obat yang
sesuai
Manajement Diri: Diabetes (NOC 1619 hal:  Pertimbangkan pengetahuan pasien mengenai
285) obat-obatan
 Menjalankan aturan pengobatan  Pantau kepatuahn mengenai regimen obat
 Pertimbangkan faktor-faktor yang dapat
sesuai resep
menghalangi pasien untuk mengonsumsi obat
 Memantau glukosa darah
yang diresepkan
 Mengikuti diet yang  Ajarkan pasien dan/atau anggota keluarga
direkomendasikan mengenai metode pemberian obat yang sesuai
 Mengikuti level aktivitas yang  Ajarkan pasien dan/atau anggota keluarga
direkomendasikan mengenai tindakan dan efek samping yang
 Memantau Berat Badan diharapkan dari obat
 Menggunakan strategi kontrol yang
efektif
 Menggunakan prosedur yang tepat
untuk mengelola insulin

3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindaka keperawatan Manajement Nutrisi (NIC hal:197)


nutrisi : kurang selama 3 kali 24 jam Ketidakseimbangan  Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
dari kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
tubuh pada tuan G tuan G usia 75 tahun teratasi dengan criteria  Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang
usia 75 tahun. hasil: dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi
 Berikan pilihan makanan sambil menawarkan
 Menunjukan peningkatan berat badan bimbingan terhadap pilihan yang lebih sehat, jika
menuju tujuan yang tepat diperlukan
 Ciptakan lingkungan yang optimal saat
 Mengonsumsi diet tinggi kalori yang mengkonsumsi makanan
seimbang (+-2400 kalori)
Manajemen hiperglikemi (NIC 2120 hal.180)
 Menunjukan perilaku atau perubahan
 Monitor kadar glukosa
pola hidup untuk meningkatkan dan  Monitor tanda dan gejala hiperglikemi
mempertahankan berat yang tepat  Berikan insulin sesuai resep intruksikan pada
pasien dan keluarga mengenai manajemen
diabetes selama periode sakit, termasuk
penggunaan insulin dan/atau obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan
kapan mencari bantuan petugas kesehatan, sesuai
kebutuhan

4 Gangguan persepsi NOC Belum Tersedia NIC Belum Tersedia


sensori
pendengaran pada
tuan G usia 75
tahun

Anda mungkin juga menyukai