Keperawatan Gerontik
Disusun oleh :
Dwi Kurniawati
1610711006
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul CASE 1 ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Gerontik.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaiakan rasa hormat dan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang tulus dan ikhlas, telah memberikan bantuan dan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis
A. PREVALENSI DM PADA LANSIA
Diabetes melitus biasa disebut dengan the silent killer karena penyakit ini dapat menimbulkan
dampak pada semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Tahun 2030
diperkirakan prevalensi DM diseluruh dunia akan meningkat menjadi dua kali lipat. Jumlah
penderita DM di Indonesia pada tahun 2002 mencapai 8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai
21,257 juta jiwa pada tahun 2030.
Prevalensi DM tertinggi terdapat pada penduduk usia ≥60 tahun dengan insiden tertinggi pada
kelompok lansia (Khairani, 2007). Menurut Riskesdas (2007), prevalensi DM adalah sebesar 1,1%
dan tercatat sebanyak 17 propinsi dengan prevalensi DM diatas prevalensi nasional salah satunya
adalah propinsi jawa tengah yaitu sebesar 1,3% dengan diagnosis tenaga medis atau dengan gejala.
International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi diabetes mellitus di
dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia
sedangkan tahun 2013 angka kejadian diabetes di dunia adalah sebanyak 382 juta jiwa dimana
proporsi kejadian DM tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia. Prevalensi kasus Diabetes melitus tipe
2 sebanyak 85-90% (Bustan, 2015).
Data laporan WHO tahun 2003 menunjukkan hanya 50% pasien DM di negara maju mematuhi
pengobatan yang diberikan. Pada DM yang tidak terkendali dapat terjadi komplikasi. Timbulnya
komplikasi mempe-ngaruhi kualitas hidup dan mempengaruhi perekonomian.
Prevalensi diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 adalah sebesar 2,1%. Angka tersebut
lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 (1,1%). Sebanyak 31 provinsi (93,9%) menunjukkan
kenaikan prevalensi diabetes mellitus yang cukup berarti.
Prevalensi untuk Provinsi Jawa Tengah sebesar (1,9%) (Kemenkes RI, 2014). Jumlah kasus DM
tipe 2 di Jawa Tengah tahun 2015 sebanyak 99.646 kasus. Hal ini berbeda dengan tiga tahun
sebelumnya. Pada tahun 2014 kasus diabetes melitus tipe 2 sebanyak 96.431 kasus (0,29%). Pada
tahun 2013 kasus diabetes mellitus tipe 2 di Jawa Tengah yaitu sebesar 142.925 (0,43%) kasus,
sedangkan pada tahun 2012 sebesar 181.543 (0,55%) kasus.
Kota semarang menempati urutan ketiga dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Dinas
Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Kasus DM tipe 2 di Kota Semarang pada tahun 2014 sebesar 15.464
kasus, hal ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2013 sebesar 13.112 kasus.
Pada tahun 2015, menurut data Dinas Kesehatan Kota Semarang menunjukkan bahwa kasus
tertinggi terdapat di Puskesmas Tlogosari Wetan. Dari data rekam medik Puskesmas Tlogosari
Wetan didapatkan laporan data kesakitan penyakit tidak menular, khususnya DM non insulin yaitu
sebesar 530 kasus, dengan tingkat kejadian paling banyak adalah pada usia 45-65 tahun dan pada
jenis kelamin wanita. Dari studi pendahuluan didapatkan bahwa tingkat kepatuhan pasien diabetes
belum dapat dikatakan baik, ditandai dengan frekuensi kedatangan pasien untuk melakukan
pengobatan DM yang tidak mengalami penurunan. Selain itu petugas juga menjelaskan program-
program yang dilakukan dalam penanggulangan diabetes melitus di puskesmas Tlogosari Wetan
meliputi penemuan kasus, pengobatan dan perawatan penderita, dan penyuluhan langsung pada
penderita yang berkunjung ke puskesmas dengan pengelolaan meliputi diet, olahraga, dan obat.
B. PENGERTIAN
Diabetes militus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah yaitu hipperglikemia. Diabetes militus adalah suatu kumpulan gejala
yang timbul pada sesorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relative (Hasdianah, & Suprapto, 2014)
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin atau kedua-duanya (ADA,
2010).
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi
insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel beta
Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap
insulin (Depkes, 2008)
Jadi, Diabetes militus adalah suatu penyakit jangka panjang atau kronis yang ditandai dengan
kadar gula darah (glukosa) yang lebih tinggi dan diatas nilai normal.
C. ETIOLOGI
Tipe Diabetes:
1. Tipe 1 (Dulu disebut dengan DM tergantung insulin)
Sekitar 5% sampai 10% pasien mengalami diabetes tipe 1. Tipe ini ditandai dengan
destruktif sel-sel beta pankreas akibat faktor genetis, imonologis dan mungkin juga
lingkungan (mis., virus). Injeksi insulin diperlukan untuk mengontrol kadar glukosa darah.
Awitan diabetes tipe1 terjadi secara mendadak, biasanya sebelum usia 30 tahun.
D. KOMPLIKASI DM
Komplikasi diabetes melitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Komplikasi akut terjadi
akibat intoleransi glukosa yang berlangsung dalam jangka waktu pendek seperti hipoglikemia,
diabetes ketoasidosis (DKA), dan hyperglycemic hyperosmolar nonketocic coma (HHNC).
Komplikasi kronik biasanya terjadi 10-15 tahun setelah awitan diabetes melitus. Yang termasuk
dalam komplikasi kronis adalah peenyakit makrovaskular (PJK, PAD, CVD/Stroke), penyakit
mikrovaskular (retinopati diabetic & nefropati diabetic), dan penyakit neuropatik (impotensi & kaki
diabetic).
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di bawah 60 mg/dl, yang
merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat hipoglikemik oral.
b. Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin yang berat pada
jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar. Jaringan tersebut termasuk sangat sensitive
terhadap kekurangan insulin. DKA dapat dicetuskan oleh infeksi (penyakit)
c. Hyperglicemic hyperosmolar nonketotic syndrome (HHNS)
Hyperglicemic hyperosmolar nonketotic syndrome (HHNS) atau Sindrom
hiperglikemik hiperosmolar (SHH) adalah komplikasi yang mengancam nyawa dari penyakit
diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terkontrol. Sindrom Hiperglikemik hiperosmolar (SHH)
ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa yang ekstrim dalam darah yang disertai
dengan hiperosmolar tanpa adanya ketosis yang signifikan.
2. Komplikasi Kronis
a. Penyakit Makrovaskukar (pembuluh darah besar) mempengaruhi sirkulasi koroner, pembuluh
darah perifer, dan pembuluh darah otak.
1) Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka terjadi penurunan
kerja jantung untuk memompa darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan
naik. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri
(ateroklerosis) dengan resiko PJK.
2) Peripheral Arterial Disease(PAD)
Peripheral arterial disease (PAD) adalah suatu gangguan pada pembuluh darah,
dimana terdapat sumbatan/blokade pada arteri yang berukuran besar hingga sedang, dan
biasanya menyerang tungkai kaki bagian bawah. PAD meningkatkan insidensi terjadinya
gangren pada kaki dan mengakibatkan gangguan penyembuhan ulkus pada kaki pada
penderita diabetes. Pengobatan gangren kaki yang tidak adekuat meningkatkan
prevalensi terjadinya amputasi. Amputasi dapat mengakibatkan pasien kehilangan
pekerjaan dan pendapatannya, meningkatkan ketergantungan pada keluarga, depresi dan
penurunan dari kualitas hidup pasien. Pasien dengan PAD pun memiliki risiko kematian
akibat penyakit kardiovaskular 2-4 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien tanpa
PAD.
3) Cerebrovascular Disease(CVD)
Stroke atau CVD adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal atau global, dengan gejala- gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih atau menyebabkan kematian
E. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN INDIVIDU
KEPERAWATAN KESEHATAN LANSIA
Tanggal masuk :
: diabetes mellitus
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh lemas serasa ingin pingsan. Akhir - akhir ini klien mengeluh sering
haus, sering mengalami BAK terutama di malam hari, sering merasa lapar dan berat badan
turun 5 kg dalam satu bulan terakhir. klien juga mengeluh mudah lelah, kesemutan pada
jari tangan dan kaki, pandangan kabur seperti ada kabut putih.
4P (poliuri, polifagi, polidipsi, pruritus):
sering kencing (poliuri)
sering merasa lapar (polifagia)
haus berlebihan (polidipsi)
(pruritus)
2. Kronologi keluhan
a. Faktor pencetus : Usia lanjut, gaya hidup, pengobatan tidak efektif
(injeksi insulin tidak dilakukan secara teratur)
b. Timbulnya keluhan : ( ) mendadak ( √ ) bertahap
c. Lamanya : (dt: 2 tahun )
d. Tindakan utama mengatasi : Klien mendapatkan injeksi insulin 1x/hari
III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Klien tidak memiliki riwayat kesehatan sebelumnya (dt: klien sudah memiliki DM sejak 2
tahun yang lalu)
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada dikasus (dt : ayah klien memiliki riwayat DM)
V. STATUS PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
1. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan Darah (TD) : (dt: 130/80 mmHg )
b. Nadi : (dt: 88x / menit)
c. RR : (dt: 22x / menit)
d. Suhu : (dt: 36 derajat celcius)
e. Tinggi Badan : (dt: 165 cm)
f. Berat Badan : (dt: bb awal :65 bb sekarang: 60 kg)
2. Kepala dan Rambut
a. Inspeksi : rambut berwarna putih, tidak ada lesi, tidak ada ketombe,
tidak ada kerontokan rambut, penyebaran rambut merata
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kepala, tidak ada benjolan
3. Mata
a. Inspeksi : simetris, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
strabismus, pupil isokor, sklera anikterik, tidak memakai kacamata,
pandangan kabur seperti ada kabut putih
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kedua mata, tidak teraba massa
4. Hidung
a.Inspeksi : tidak ada benjolan dan tidak ada lesi, simetris, tampak bersih
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung, tidak ada hambatan jalan
napas
5. Telinga
a. Inspeksi : Kedua telinga simetris, di kedua telinga terdapat sedikit kotor mengeras
b. Palpasi : terasa nyeri tekan di telinga, uji test weber didapatkan hasil
pendengaran : telinga sebelah kanan tidak dapat mendengar (konduktif)
sedangkan telinga kiri sensorineural, uji test schwabach : telinga sebelah
kanan memendek dan telinga sebelah kiri memanjang
6. Mulut
a. Inspeksi : mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, tidak ada
karies gigi, tidak ada tonsilitis
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada rahang
7. Leher
a. Inspeksi : Tidak ada benjolan/ pembesaran kelenjar tiroid, reflek menelan
baik
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada leher
B. Sistem Kardiovaskuler
I. Dada:
Inspeksi : pengembangan dada simetris kanan
dan kiri, tulang dada terlihat jelas
Palpasi : taktil fremitus teraba sama sama antara kanan dan
kiri, depan dan belakang.
Perkusi : perkusi dada sonor.
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler.
II. Jantung
Inspeksi : warna kulit sesuai dgn warna kulit bagian tubuh lainnya.
Palpasi : tidak ada pembesaran jantung.
Perkusi : perkusi suara redup
Auskultasi : tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
C. Sistem Pencernaan
Inspeksi : cekung, tidak terdapat lesi
Auskultasi : bising usus 7x/menit.
Perkusi : timpani.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
D. Sistem Perkemihan
Inspeksi : BAK > 7x/ hari
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
E. Sistem Integumen
Inspeksi : kulit tampak pucat dan terdapat kerutan, ada lesi dibagian tangan kanan atas,
kulit kering
Palpasi : tidak ada nyeri pada kulit, turgor kulit tidak elastis
F. Ekstremitas
1. Ekstremitas atas
Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, kekuatan otot 4/4
2. Ekstremitas bawah
Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, telapak kaki pecah-pecah, kekuatan otot
4/4
6. Makan
Makan sendiri tanpa bantuan
Makan sendiri tetapi membutuhkan bantuan untuk memotong makanan seperti
daging, sayur ataupun buah
Makan dengan bantuan/ makan melalui IV fluids/ tubes
Keterangan :
= mengindikasikan kemandirian
= mengindikasikan ketegantungan
Hasil Penilaian :
Klien masih bisa melakukan aktivitas secara mandiri tetapi klien tidak mau melalukan aktivitas
karena malas yang sangat kuat.
KATEGORI :
B. BARTHEL INDEKS
No. Aktifitas Dengan Tanpa
Bantuan Bantuan
1 Makan (jika makan harus dipotong terlebih dahulu berarti 5 10
memerlukan bantuan)
2 Bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan kembali 5-10 15
(termasuk duduk tegak di tempat tidur)
3 Personal toilet (mencuci muka, menyisir rambut, bercukur, 0 5
membersihkan gigi)
4 Duduk dan berdiri dari toilet (cara memegang pakaian, 5 10
mengelap, menyiram WC)
5 Mandi sendiri 0 5
6 Berjalan di permukaan yang berbeda (jika tidak bisa berjalan 10 15
penggunaan kursi roda)
7 Naik turun tangga 5 10
8 Berpakaian (termasuk didalamnya mengikat tali sepatu 5 10
mengencangkan dan mengendorkannya)
9 Mengontrol BAB 5 10
10 Mengontrol BAK 5 10
Jumlah 100
Hasil Penilaian :
Dari hasil perhitungan test barthel indeks didapatkan nilai sebanyak 85 dengan masalah
ketergantungan ringan
Penilaian:
0-20 : ketergantungan
21-61 : ketergantungan berat/ sangat tergantung
62-90 : ketergantungan berat
91-99 : ketergantungan ringan
100 : mandiri
VIII. PENGKAJIAN STATUS MENTAL
A. SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONARE (SPMSQ)
Hasil Penilaian :
dari hasil spmsq didapatkan nilai 4 dengan masalah Fungsi intelektual kerusakan ringan
Keterangan
Pertanyaan 1: Benar apabila dapat menyebutkan tanggal, bulan dan tahun yang tepat
Pertanyaan 2: Benar apabila dapat menyebutkan hari
Pertanyaan 3: Benar apabila dapat mendeskripsikan tempat dengan benar
Pertanyaan 4: Benar apabila dapat menyebutkan alamat dengan benar
Pertanyaan 5: Benar apabila dapat menjawab umur sesuai dengan kelahirannya
Pertanyaan 6: Benar apabila menjawab tanggal, bulan dan tahun kelahiran
Pertanyaan 7: Benar apabila menyebutkan nama presiden saat ini
Pertanyaan 8: Benar apabila menyebutkan nama presiden sebelumnya
Pertanyaan 9: Benar apabila dapat menyebutkan nama ibunya
Pertanyaan 10: Benar apabila dengan mengurangi dengan benar sampai akhir
Interpretasi:
Skala 0-2: Fungsi intelektual utuh
Skala 3-4: Fungsi intelektual kerusakan ringan
Skala 5-7: Fungsi inteletual kerusakan sedang
Skala 8-10: Fungsi intelektual kerusakan berat
TOTAL SKOR
Hasil Penilaian :
Dari hasil pengkajian mmse didapatkan nilai 17 dengan masalah probable gangguan kognitif
Penilaian:
Nilai 24-30: Normal
No Pertanyaan Ya Tidak
Pilihlah jawaban yang sesuai sebagaimana yang anda rasakan
dalam 1 minggu terakhir.
1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan saat Ya Tidak
ini
2 Apakah anda membatalkan banyak dari rencana kegiatan Ya Tidak
minat anda
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong/ hampa Ya Tidak
4 Apakah anda sering merasa kebosanan Ya Tidak
5 Apakah anda mempunyai suatu harapan/ masa depan yang Ya Tidak
baik setiap waktu
6 Apakah anda terganggu dengan memikirkan kesulitan Ya Tidak
anda tanpa jalan keluar
7 Apakah anda seringkali merasa bersemangat Ya Tidak
8 Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal yang buruk Ya Tidak
akan menimpa anda
9 Apakah anda seringkali merasa gembira Ya Tidak
10 Apakah anda seringkali merasa tak terbantukan Ya Tidak
11 Apakah anda seringkali merasa gelisah dan resah Ya Tidak
12 Apakah anda lebih menyukai tinggal dirumah daripada Ya Tidak
keluar rumah dan melakukan sesuatu hal yang baru
13 Apakah anda seringkali mengkhawatirkan masa depan Ya Tidak
anda
14 Apakah anda merasa kesulitan dengan daya ingat anda Ya Tidak
15 Apakah anda berpikir/bersyukur masih hidup saat ini Ya Tidak
16 Apakah anda sering merasa kelabu dan berputus asa Ya Tidak
17 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini Ya Tidak
18 Apakah anda sering menyesalkan masa lalu anda Ya Tidak
19 Apakah menurut anda hidup ini penuh tantangan yang Ya Tidak
menyenangkan
20 Apakah anda merasa kesulitan mengawali suatu kegiatan Ya Tidak
21 Apakah anda merasakan penuh daya dan energi Ya Tidak
22 Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi tanpa Ya Tidak
harapan
23 Apakah anda seringkali marah karena alasan sepele Ya Tidak
24 Apakah menurut anda keadaan orang lain lebih baik dari Ya Tidak
anda
25 Apakah anda sering lupa bagaimana menangis Ya Tidak
26 Apakah anda sulit berkonsentrasi Ya Tidak
27 Apakah anda bangun pagi dengan perasaan yang Ya Tidak
menyenangkan
28 Apakah anda lebih suka menghindari acara/sosialisasi Ya Tidak
29 Apakah mudah bagi anda dalam mengambil keputusan Ya Tidak
30 Apakah anda berpikiran jernih seperti biasanya Ya Tidak
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU
Hasil Penilaian :
Setelah dilakukan pengkajian Skala depresi pada klien didapatkan nilai 20 dengan depresi sedang
Keterangan:
Pertanyaan bila dijawab dengan pilihan Ya atau Tidak yang bercetak tebal berarti
terganggu: nilai 1, yang tidak bercetak tebal berarti tidak terganggu: nilai 0, jawaban
kemudian dibuat total skornya, bila:
Nilai 0-10 = normal/ tidak depresi
Nilai 11-15= depresi ringan
Jakarta,
(
.)
G. DATA FOKUS
Data Subjektif Data Objektif
Lansia mengeluh lemas serasa ingin Berat badan turun 5 kg dalam satu
pingsan. bulan terakhir.
Akhir-akhir ini lansia mengeluh Hasil pemerikasaan GDS lansia
sering haus dalam 3 hari terakhir : 320 mg/dl,
Lansia mengeluh sering BAK
201 mg/dl, 375 mg/dl.
terutama di malam hari Lansia mendapatkan injeksi insulin
Lansia mengeluh sering merasa
1x/hari, tetapi jarang diinjeksikan
lapar Obat-Obatan yang Dikonsumsi Saat
Lansia juga mengeluh mudah lelah
Ini vitamin B komplex dan vitamin
Lansia mengeluh kesemutan pada
C.
jari tangan dan kaki TTV:
Lansia mengeluh pandangan kabur Tekanan darah: 130/80
seperti ada kabut putih. Nadi : 88x/ menit
Istri mengatakan lansia lebih banyak Respirasi: 22x/ menit
Suhu: 36 derajat celcius
berbaring di tempat tidur sambil
menonton TV sambil makan cemilan
Istri mengatakan lansia tidak mau
ikut kegiatan senam ataupun
kegiatan seni lainnya
Istri mengatakan tidak tau tentang
penyakit suaminya.
lansia menganggap penyakitnya
adalah penyakit tua.
Istri mengatakan sering bertengkar
karena lansia mengalami penurunan
pendengaran.
Istri mengatakan Lansia sering
nonton TV dengan volume yang
kencang
Istri mengatakan Lansia sering
berbicara kepada istri dengan nada
tinggi dan berteriak. Namun lansia
menganggap istri tidak pernah
mendengarkan perkataannya.
Istri mengatakan sudah menjawab
namun sambil mengerjakan sesuatu
dengan jarak yang cukup jauh.
H. DIAGNOSA
Analisa Data Masalah Keperawatan
DO :
Hasil pemeriksaan GDS lansia
dalam 3 hari terakhir: 320mg/dl, 201
mg/dl, 375mg/dl Resiko ketidakstabilan kadar glukosa
TTV: darah pada tuan G usia 75 tahun.
Tekanan darah: 130/80
Nadi : 88x/ menit (Nanda;00179 hal.187)
Respirasi: 22x/ menit
Suhu: 36 derajat celcius
DS :
Akhir-akhir ini lansia mengeluh
sering haus
Lansia mengeluh sering BAK
terutama di malam hari
Lansia mengeluh sering merasa
lapar
DO:
Lansia mendapatkan injeksi insulin
1kali perhari, tetapi jarang
diinjeksikan
DS :
Istri mengatakan lansia lebih banyak
berbaring di tempat tidur sambil
menonton TV sambil makan cemilan
Istri mengatakan lansia tidak mau
ikut kegiatan senam ataupun
kegiatan seni lainnya Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Istri mengatakan tidak tau tentang
pada tuan G usia 75 tahun
penyakit suaminya.
lansia menganggap penyakitnya
adalah penyakit tua.
DO :
kulit kering
terlihat kelelahan
BB turun 5 kg dalam satu bulan
terakhir
DS :
Lansia mengeluh kesemutan pada
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
jari tangan dan kaki
kebutuhan tubuh pada tuan G usia 75
Lansia mengeluh pandangan kabur
tahun.
seperti ada kabut putih.
Lansia mengeluh lemas serasa ingin
pingsan.
Lansia juga mengeluh mudah lelah
DO : -
DS :
Istri mengatakan sering bertengkar
karena lansia mengalami penurunan
pendengaran.
Istri mengatakan Lansia sering
nonton TV dengan volume yang
kencang
Istri mengatakan Lansia sering
berbicara kepada istri dengan nada
tinggi dan berteriak. Namun lansia
menganggap istri tidak pernah
Gangguan persepsi sensori pendengaran
mendengarkan perkataannya.
Istri mengatakan sudah menjawab pada tuan G usia 75 tahun
namun sambil mengerjakan sesuatu
dengan jarak yang cukup jauh.
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Risiko (NOC hal.682) (NIC hal.530)
ketidakstabilan kadar Setelah dilakukan tindaka keperawatan Manajemen hiperglikemi (NIC 2120 hal.180)
selama 3 kali 24 jam resiko ketidakstabilan Monitor kadar glukosa
glukosa darah pada Monitor tanda dan gejala hiperglikemi
kadar glukosa darah pada tuan A usia 75
tuan G usia 75 tahun. tahun teratasi dengan criteria hasil: Berikan insulin sesuai resep intruksikan pada
(Nsanda 00179 pasien dan keluarga mengenai manajemen
hal.187) Pengetahuan: manajemen diabetes (NOC diabetes selama periode sakit, termasuk
1820 hal.374) penggunaan insulin dan/atau obat oral, monitor
Factor-faktor penyebab dan factor asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan
yang berkontribusi kapan mencari bantuan petugas kesehatan, sesuai
Tanda dan gejala awal penyakit kebutuhan
Peran olahraga dalam mengontrol
glukosa darah Pengajaran: peresepan obat-obatan (NIC 5616 hal.297)
Peran diet dalam mengontrol kadar Intruksikan pasien mengenai tujuan dan kerja
glikosa darah setiap obat
Penggunaan insulin dengan benar Bantu pasien dalam membuat jadwal pemakaian
Pencegahan hiperglikemi obat
Pentingnya pemeriksaan dilatasi mata Libatkan keluarga/ orang terdekat sesuai
dan pengujian penglihatan oleh dokter kebutuhan
mata