Anda di halaman 1dari 1

Pembahasan

Saliva adalah cairan di rongga mulut yang diekskresikan oleh kalenjar saliva dan
dialirkan ke dalam rongga mulut melalui duktus atau saluran. Saliva diekskresi hingga 0.5 liter
hingga 1.5 liter oleh kalenjar saliva mayor dan minor. Saliva mempunyai fungsi yang sangat
penting untuk kesehatan rongga mulut. Secara umum saliva berfungsi dalam proses perlindungan
pada permukaan mulut, pengaturan kandungan air, pengeluaran virus-virus, dan produk
metabolisme organisme sendiri dan mikroorganisme, pencernaan makanan dan pengecapan serta
diferensiasi dan pertumbuhan sel-sel kulit, epitel, dan saraf. Saliva juga berperan dalam hal
aktivitas antimikroba yang melibatkan imunoglobulin, lisozim, laktoferin, dan myeloperoxide.
Fungsi perlindungan dilakukan dengan cara meningkatkan sekresi saliva yang dapat diukur
melalui kecepatan aliran, volume, pH, dan viskositasnya.

Peningkatan sekresi saliva dapat dilakukan dengan melakukan oklusi maksimum dengan
menggigit karet (teether). Oklusi gigi mendorong sekresi saliva walaupun tidak terdapat
makanan karena adanya manipulasi terhadap baroreseptor yang terdapat dalam mulut. Hal ini
terjadi karena pusat saliva mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar saliva
untuk meningkatkan sekresi saliva. Meningkatnya sekresi 35 saliva maka kandungan zat yang
terdapat pada saliva juga meningkat. Peningkatan sekresi saliva mempengaruhi peningkatan
imunoglobulin, lisozim, dan kandungan lain yang terdapat pada saliva sehingga fungsi
perlindungan dalam rongga mulut juga ikut meningkat.

Pada percobaan ini kami mengambil data dari 1 orang coba untuk mengambil data
sebagai perbandingan. Orang coba akan diberikan permen xylitol dan dikunyah selama 2 menit
untuk dilihat berapa banyak saliva yang dikeluarkan dibandingkan saliva yang dikeluarkan tanpa
stimulasi mekanis. Hasil yang didapat dari flow saliva yang diberikan stimulasi adalah 2 ml
dengan waktu 30 detik sedangkan hasil yang didapat dari flow saliva tanpa diberikan stimulasi
adalah 4 menit 30 detik. Dapat disimpulkan bahwa pemberian permen xylitol mempunyai efek
menstimulasi produksi saliva.

Pada pengukuran pH saliva dengan menggunakan stimulasi mekanis dengan menggunakan


pengunyahan permen yang mengandung xylitol sehingga mensekresikan saliva dalam jumlah
yang lebih banyak dari biasanya. Xylitol bahan yang tidak dapat difermentasi oleh bakteri dan
tidak diubah menjadi asam, sehingga dapat mendorong keseimbangan asam basa didalam mulut,
juga mempunyai efek merangsang kecepatan sekresi saliva dan menekan pertumbuhan
streptococus mutans. (Rodian, dkk., 2013)

Anda mungkin juga menyukai