Anda di halaman 1dari 7

A.

PENDAHULUAN

Proses mengingat adalah proses biologi yang secara alami pasti terjadi pada
manusia. Selain sebagai proses biologi, mengingat juga merupakan proses mental.
Proses ini bukan merupakan kemampuan bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada
anak, artinya belum tentu orang tua yang mempunyai kemampuan mengingat rendah
anaknya akan mempunyai kemampuan mengingat yang rendah pula.

Seseorang dapat mengingat suatu informasi yang telah dipelajari pada waktu yang
lalu. Semakin banyak informasi yang diperoleh seseorang berarti semakin sering terjadi
kaitan antara informasi satu dengan informasi yang lain. Setiap informasi yang dipelajari
telah meninggalkan semacam jejak dalam otak manusia dan jejak itulah yang akan
dikeluarkan oleh otak berupa informasi terdahulu yang telah tersimpan. Hal tersebut
terjadi pada saat seseorang mengingat informasi.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada
di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-
benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.

Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar yang nampak
dari luar. Pengertian dari belajar sangat beragam, banyak dari para ahli yang mengartikan
secara berbeda-beda definisi dari belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar
merupakan hal yang penting dalam bidang pendidikan. Tentu saja dalam proses belajar
terdapat teori – teori yang memunculkan adanya belajar.

Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar sebagai
temuan mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah
membawa berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori – teori belajar yang baru
guna menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai
insan tak bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun
teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.
Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan
bermunculnya teori – teri yang baru akan menyempurnakan teori – teori yang sebelumnya.
Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut.
tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam
setiap teori belajar juga terdapat kritikan – kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut.
dalam hal ini, penulis akan mengkaji salah teori belajar pengolahan informasi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan teori pengolahan informasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan sistem memori manusia?
3. Bagaimanakah komponen belajar?
4. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar?

C. PEMBAHASAN
1. Teori Pengolahan Informasi

Pengolahan informasi merupakan proses mempersepsi, mengorganisasi, dan


mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Penggolahan
informasi dapat pula dikatakan sebagai proses bagaimana respon individu terhadap
informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.

Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi


kognitif. Ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar
yang mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Teori pengolahan informasi
memiliki suatu perbedaan dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal
belajar. Teori pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat
penelitian yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang
diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu. Penelitian pengolahan
informasi memberikan sumbangan atas pengertian proses belajar. Belajar dan
pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif
information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia 3 (tiga) taraf struktural
sistem informasi, yaitu:

a) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register,
tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas.
b) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory,
dan di sini berlangsung berpikir yang sadar.
c) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik.

Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali


atau pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk
menyimpan informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan
strategi umum pemecahan masalah (materi kreativitas).

2. Sistem Memori Manusia


Memori adalah sebuah wadah yang berisi data-data yang belum tentu saling
berkaitan. Naisser (1967) mengatakan bahwa memori manusia dipandang sebagai suatu
struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan. Memori
juga dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap, mengolah
dan menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu sistem
yang rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori
terdapat interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan
yang ada di dalamnya.
Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga
struktur memori yaitu:
a) Pencatatan Penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan
sebagai informasi ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada
stimulus atau rangsangan dari luar akan diterima manusia melalui panca inderanya.
Informasi tersebut akan tersimpan di dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik
saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa disadari dan akan diganti dengan
informasi lainnya. Ingatan sekilas atau sekelebat yang didapat melalui panca indera
ini biasanya disebut ’sensory memory’ atau ‘ingatan inderawi’. Berdasarkan apa yang
dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa, seperti yang telah sering dalam proses
pembelajaran pesan atau keterangan yang disampaikan seorang guru dapat hilang
seluruhnya dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut terkategori
sebagai pencatatan pengideraan.
b) Penyimpanan Jangka Pendek (Working Memory)
Suatu informasi baru yang mendapat perhatian siswa, tentunya akan berbeda
dari informasi yang tidak mendapatkan perhatian dari mereka. Suatu informasi baru
yang mendapat perhatian seorang siswa lalu terkategori sebagai penyimpanan jangka
pendek. Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan terbentuk di dalam
otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi tersebut.
Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan relatif lebih lama lagi yaitu sekitar 20
detik.
c) Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Penyimpanan jangka panjang merupakan suatu proses penyimpanan
informasi yang permanen. Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka
pendek yang selalu diulang-ulang dan berkesan bagi individu sehingga informasi
yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila suatu saat ia butuhkan maka akan
teringat lagi. Informasi yang sudah tersimpan di dalam penyipanan jangka panjang ini
sulit untuk hilang.

3. Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar

Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori


manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan
mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya
untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki
kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan
terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk
memudahkan individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.

Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil
sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini
menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama
yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam
hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif , dan
psikomotorik.

Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah


dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang
ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan
kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut, selanjutnya hal yang esensial
dari pembelajaran yaitu (a) membimbing untuk menerima stimulus, (b) memperlancar
pengkodean, (c) memperlancar penyimpanan dan retrieval. Ketiganya merupakan
kesatuan yang harus dilakukan secara berurutan dan akan selalu mempengaruhi hasil
yang akan oleh peserta didik.

Membimbing peserta didik untuk penerimaan stimulus dapat dilakukan pendidik


dengan (1) memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal
ini pendidik akan memberikan perhatian khusus terhadap siswa mengenai stimulus -
stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan demikian siswa/peserta didik akan lebih
terkosentrasi pada stimulus yang telah ditentukan. (2) Mengenali secara awal stimulus
dengan kode-kode tertentu. Dalam pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu
bagaimana individu mengubah stimulus yang ada sehingga dapat di simpan dan pada
waktu yang lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. Dalam pengkodean ini akan
terjadi proses pengulangan dan menghubungkan dengan informasi lama yang sudah
tertanam dalam memori manusia.

Memperlancar pengkodean adalah bagian yang penting dalam penggorganisasian


informasi dalam pembelajaran. Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru
untuk di simpan kedalam memori jangka panjang. Proses ini menghendaki adanya
tranformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali
informasi tersebut di kemudian hari. Ada 2 (dua) rancangan yang berbeda yang dapat
memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara
titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna
memudahkan dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan
ini disebut bantuan berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-
kata yang sulit dalam pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya
sembarang. Rancangan yang lain berfungsi untuk memberikan kesempatan terjadinya
elaborasi (pengubahan) yang dihasilkan peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan
berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk
melakukan pengubahan informasi dengan caranya sendiri agar mudah untuk diingat dan
dimunculkan kembali.

Memperlancar penyimpanan dan retrieval sangat penting karena hal ini dapat
meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat
ditujukan berupa irama, bunyi, sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang
semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam
proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga
memberikan sumbangan yang besar dalam proses mengingat kembali terhadap informasi
yang sudah tersimpan dalam memori menusia. Proses pemunculan kembali apa yang
telah tersimpan atau dsimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme
penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai
suatu proses pemunculan informasi yang tersimpan dalam long term memory (ingatan
jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang
akan dimunculkan.

Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan


dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:

a) Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin


dimunculkan dari dalam ingatan (retrival). Berarti dalam tahap ini individu melakukan
suatu peenyeleksian terhadap informasi-informasi yang ada pada memorinya dan
memilih sesuai apa yang akan di munculkan.
b) Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang
mencakup tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi
yang terkait di dalamnya, sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di
munculkan kembali.asumsi yang di pakai dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri
dari struktur informasi yang terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak
secara herarkis, dari informasi yang paling umum dan eksklusif ke informasi yang
umum dan rinci, sampai pada informasi yang ingin diinginkan atau di munculkan
kembali dapat didapatkan oleh individu.
D. KESIMPULAN

Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa


kesimpulan antaranya:

1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu


mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric
Memori), Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka
Panjang (Long Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke
stimulus, Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

E. DAFTAR PUSTAKA

Anderson, B.F. 1980. The Complete Thinker: A Handbook of Theniques For Creative and
Critical Problem Solving. New Jersey: Englewood Cliffs

Karwono dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar. Ciputat: Penerbit Cerdas Jaya.

Markowitz, K. & Jensen, E. 2002. Otak Sejuta Gigabyte. Bandung: Kaifa.

Muhibbin Syah. 2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.

Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Anda mungkin juga menyukai