- Adanya pengorganisasian pembiayaan kesehatan yang juga harus jelas dan jumlah,
pendistribusian, pemanfaatan dan mekanisme pembiayaannya.
- Mutu pelayanan dan manfaat pembiayaan, apakah sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat, serta apakah pembiayaan ini tidak mubazir Sistem kesehatan
ini dibagi menjadi pembiayaan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan atau health service adalah upaya yang diselenggarakan oleh
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
maupun masyarakat. Aktivitas yang berdampak kepada bidang kesehatan tetapi bukan
merupakan pelayanan kesehatanSebelumnya telah disebutkan bahwa suatu perusahaan
harus memperhatikan kesehatan pegawainya. Untuk keperluan tertentu membutuhkan
dana. Dengan dana tersebut diharapkan di dapat pelayanan kesehatan yang memadai.
Pelayanan kesehatan yang dapat dari dana pembiayaan tersebut haruslah digunakan
dengan efektif dan efisien. Efektif berarti pelayanannya memberikan hasil kesembuhan
dan memuaskan pasien, sedangkan efisien berarti hemat biaya. tersebut sebagai health
related activities.
1. Tersedia (available)
Perusahaan harus menyediakan pelayanan kesehatan untuk pegawainya dengan cara
mempunyai poliklinik atau rumah sakit, bila tidak menyerahkannya kepada pihak
ketiga.
2. Wajar (appropriate)
Pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan, misalnya suatu Perusahaan Tambang
haruslah menyediakan pelayanan bedah, karena kemungkinan akan sering terjadi
kcelakaan akibat bekerja dengan alat-alat berat (dozer, crane, shhovel, excavator). Suatu
lokasi kerja yang terpenci, umpayanya suatu rig di tanah laut, haruslah tersedia sarana
untuk medical evacuation, misalnya berupa helikopter. Dengan pengadaan keselamatan
kerja yang baik dan bermanfaat, sepintas terkesan adanya pemborosan, seperti
helikopter yang jarang digunakan untuk mengevakuasi orang yang kecelakaan. Di sini,
upaya penyediaan helikopter kedati banyak mengeluarkan biaya masih bisa diterima
karena wajar.
3. Berkesinambungan (continue)
Pelayanan kesehatan yang memerlukan kelanjutan harus diberikan berkesinambungan.
Pemeriksaan kesehatan berkala harus dilakukan secara periodik sehingga keadaan
kesehatan pegawai bisa dipantau secara terus menerus.
6. Terjangkau (affordable)
Perusahaan memilih layanan kesehatan yang sesuai standar dan harganya terjangkau
oleh perusahaan. Banyak cara untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang efektif
dan efisien, nanum tidak setiap cara ciocok untuk suatu peusahaan. Perusahaan harus
memilih cara yang paling cocok untuknya.
Kesehatan kerja merupakan bagian spesifik dari segi kesehatan umumnya, yang lebih
memfokuskan lingkup kegiatannya pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja
melalui penerapan upaya kesehatan. Di tempat kerja, kesehatan dan kinerja seorang
tenaga kerja dipengaruhi oleh : 1. Beban kerja, berupa beban fisik, mental dan sosial,
sehingga upaya penempatan tenaga kerja sesuai dengan kemampuannya perlu
diperhatikan 2. Kapasitas kerja yang banyak bergantunng pada pendidikan,
keterampilan, kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya 3. Beban
Tambahan/Lingkungan kerja (fisik,kimia,biologik,ergonomik& psikososial)
Batasan Sistem Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan Kesehatan Kerja menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi
No. 01/MEN/1982 adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan untuk melindungi
pekerja dari kemungkinan mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
pekerja dan lingkungan kerja serta mengupayakan peningkatan kemampuan fisik
pekerja.
Sesuai Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. maka penyakit
akibat kerja adalah salah satu bentuk dari kecelakaan kerja dan kesemuanya disebut
kecelakaan kerja. Karena itu ditinjau dari peraturan perundangan yang berlaku
keselamatan dan kesehatan kerja adalah hal yang tidak terpisahkan. Baik upaya
pencegahan maupun penyelesaian dari segi penderita (korban). maupun perbaikan
instalasi produksi yang menjadi penyebab kecelakaan maupun kerusakan yang
terjadi.Sesuai Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Jamsostek hanya kecelakaan
kerja yang menyebabkan cedera kepada karyawan (termasuk penyakit akibat kerja
sesuai Keppres No. 22 tahun 1992 dan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 62 A
tahun 1992 tentang Laporan Penyakit Akibat Kerja) yang harus dilaporkan dan akan
mendapat jaminan pengobatan, upah sementara, serta ganti rugi bila ada cacat
menetap. Sebenarnya ada kerugian lain yang diderita perusahaan yaitu gangguan
kepada kelancaran produksi karena kecelakaan yang menimpa korban maupun teman
sekerja lain yang menolong maupun menonton kejadian tersebut. Menurut penelitian
F.Bird hal ini besarnya adalah 1 x sampai 3 x dari kerugian yang diganti oleh
perusahaan asuransi. Selain itu dapat terjadi kerusakan peralatan kerja maupun
instalasi produksi yang besarnya 5 x sampai 50 x dari besarnya ganti rugi oleh
perusahaan asuransi.
Gizi kerja
Jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat. Saat ini mencapai 113,74 juta jiwa
dan yang bekerja mencapai 104,49 juta jiwa (BPS, 2009). Pemenuhan kecukupan gizi
pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan,
dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan
pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting
dalam peningkatan produktivitas kerja. Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak,
terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan
waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja. Rendahnya produktivitas kerja
dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi
pekerja
Skema Kondisi Khusus Pekerja
Kondisi fisiologis
Kondisi tertentu
Anemia Besi: untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet besi dengan
dosis 60 mg 2 kali seminggu sampai anemia teratasi. Selain itu, pekerja dianjurkan
mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi seperti hati, daging, ikan,
ayam, telur dan sayuran hijau. Khusus bagi pekerja perempuan, untuk mencegah
anemia dianjurkan pemberian tablet besi dengan dosis 60 mg per minggu selama 16
minggu setiap tahun. Selama masa haid diberikan 60 mg zat besi tiap hari.
Kelebihan Berat Badan: perlumelakukan perencanaan makan atau diet rendah kalori
seimbang. Pengaturan pola makan sehat dilakukan dengan mengurangi asupan lemak
dan mencukupi komposisi bahan makanan dengan metode gizi seimbang, yaitu cukup
sumber karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin dan mineral. Porsi kalori
terbesar diusahakan dikonsumsi pagi dan siang hari. Konsumsi sayuran dan buah perlu
diperbanyak karena buah banyak mengandung serat dan vitamin, namun sedikit
kandungan kalorinya. Makanan selingan sebaiknya diberikan berupa buah-buahan.
Susu yang dikonsumsi sebaiknya adalah susu rendah lemak. Olahraga secara teratur
dan rutin perlu dilakukan. Olah raga apapun baik namun jenis yang disarankan adalah
olahraga aerobik karena dapat membakar kalori lebih banyak. Sebaiknya olahraga
dilakukan 4-5 kali seminggu selama 20-30 menit karena dengan durasi tersebut
pembakaran kalori baru dapat terjadi.
Lembur dan Shift Kerja : Bagi pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam atau lebih
diberikan makanan dan minuman tambahan, berupa makanan selingan yang padat gizi.
Hal ini juga berlaku bagi mereka yang menjalani shift kerja malam, termasuk pekerja
perempuan yang bekerja antara pukul 23.00-07.00.
Risiko Lingkungan Kerja
Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi
kerja adalah:
1. Suhu: tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang tinggi
sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu diperhatikan
kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti cairan yang keluar dari tubuh.
Untuk mencegah dehidrasi disarankan untuk minum air, konsumsi sayur dan
buah.
2. Pengaruh bahan kimia: Bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan
keracunan kronis, akibatnya: menurunnya nafsu makan, terganggunya
metabolisme tubuh dan gangguan fungsi alat pencernaan sehingga menurunkan
berat badan. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan zat gizi. Hal ini juga terjadi
pada para pekerja yang mengalami gangguan psikologis.
3. Bahan radiasi mengganggu metabolisme sel sehingga diperlukan tambahan
protein dan antioksidan untuk regenerasi sel.
4. Parasit dan mikroorganisme: Pekerja di daerah pertanian dan pertambangan
sering terserang kecacingan yang dapat mengganggu fungsi alat pencernaan dan
kehilangan zat-zat gizi sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi.
Pelayanan Kesehatan
(Usaha kesehatan yang bertujuan)
Permennakertrans No. 03/Men/1982
Melindungi Tenaga Kerja thd setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja
Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
tenaga kerja
7. P3K
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan & Penyakit Akibat Kerja
CARA PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Permennakertrans No. 03/1982
Poliklinik perusahaan
Puskesmas
Poliklinik swasta
Rumah sakit
Dan lain-lain
Dan lain-lain
a. Pelayanan Preventif.
Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja,
penyakitmenular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin
atau tempatkerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang
memadai dantidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga
pekerja tetap sehat.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:
· Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
· Pemeriksaan berkala.
· Pemeriksaan khusus.
2. Imunisasi.
3. Kesehatan lingkungan kerja.
4. Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.
5. Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
6. Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman
(pengenalan,pengukuran dan evaluasi).
b. Pelayanan Promotif.
Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar keadaan fisik
danmental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini diberikan kepada
tenaga kerjayang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan kegairahan kerja,
mempertinggi efisiensi dandaya produktifitas tenaga kerjaKegiatannya antara lain
meliputi:
1. Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat.
3. Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.
4. Perbaikan status gizi.
5. Konsultasi psikologi.
6. Olah raga dan rekreasi.
c. Pelayanan Kuratif.
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat kerjadengan
pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun pengobatan
umumnyaserta upaya pengobatan untuk mencegah meluas penyakit menular
dilingkungan pekerjaan.Pelayanan ini diberikan kepada tenaga kerja yang sudah
memperlihatkan gangguankesehatan/gejala dini dengan mengobati penyakitnya supaya
cepat sembuh dan mencegahkomplikasi atau penularan terhadap keluarganya ataupun
teman kerjanya.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1. Pengobatan terhadap penyakit umum.
2. Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
d. Pelayanan Rehabilitatif.
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau kecelakaan
parahyang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan ketidakmampuan
bekerja secarapermanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja yang
baisanya mampu dilakukansehari-hari.
Kegiatannya antara lain meliputi:
1. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang
masihada secara maksimal.
2. Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya.
3. Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga kerja
yangcacat akibat kerja.
DOKTER PERUSAHAAN :
dokter yang ditunjuk oleh pengusaha yang telah mengikuti training hiperkes dan
dibenarkan/mendapat pengesahan oleh Direktur Jenderal BINAWAS-DEPNAKER.
PARAMEDIS PERUSAHAAN :