Anda di halaman 1dari 11

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn DENGAN

PENERAPAN METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS II


SD NEGERI 01 WUKIRSAWIT KECAMATAN JATIYOSO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Disusun sebagai persyaratan


Guna mencapai Sarjana S-1
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MULYANI

A54A 100058

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2013
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn DENGAN
PENERAPAN METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS II
SD NEGERI 01 WUKIRSAWIT KECAMATAN JATIYOSO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Mulyani

A54A 100058

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar PKn


melalui penerapan metode team quiz pada siswa kelas II SD Negeri 01 Wukirsawit
kecamatan Jatiyoso Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah guru dan
siswa kelas II SD Negeri 01 Wukirsawit tahun pelajaran 2012/2013. Data
dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.
Rancangan penelitian tindakan yang dipilih yaitu model siklus terdiri dari dua
siklus. Setiap siklus meliputi unsur perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Indikator penelitian ini adalah
keaktifan belajar siswa dapat ditingkatkan sampai mencapai persentase 75%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode team quiz dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa kelas II SD Negeri 01 Wukirsawit dengan persentase
85,15%. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi : diduga
penerapan metode team quiz dapat meningkatkan keaktifan belajar PKn siswa
kelas II semester 1 SD Negeri 01 Wukirsawit kecamatan Jatiyoso Tahun Pelajaran
2012/2013 , telah terbukti kebenarannya.

Kata kunci : team quiz, metode pembelajaran, keaktifan

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan keaktifan


siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Aktifitas siswa menjadi
hal yang penting karena kadangkala guru lebih menekankan pada aspek kognitif,
dengan menekankan pada kemampuan mental yang dipelajari sehingga hanya
berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan.
Pembelajaran PKn di sekolah dasar mencakup proses mengajar dan proses
belajar. Pendidikan Kewarganegaraan cenderung dipandang sebagai mata pelajaran
yang kurang disukai oleh sebagian siswa, karena pelajaran PKn lebih banyak
menghafal sehingga butuh ketekunan dan kemampuan menghafal yang cukup
tinggi. Guru harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam mengajar untuk
menciptakan kondisi yang menyenangkan dan tidak monoton sehingga siswa
merasa senang dan menyukai pelajaran PKn, siswa dapat lebih aktif bertanya dan
mengemukakan gagasannya.
Metode pembelajaran yang mencerminkan kegiatan belajar aktif perlu
didukung oleh kemampuan guru memfasilitasi kegiatan belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Guru perlu memberikan kesempatan siswa untuk
mengoptimalisasikan memori siswa bekerja secara maksimal dengan memberikan
waktu untuk mengungkapkan kreatifitasnya sendiri.
Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan belajar mengajar PKn di Kelas II
SD Negeri 01 Wukirsawit diperoleh hasil bahwa kegiatan pembelajaran PKn
berlangsung monoton, siswa mengantuk, siswa bersikap pasif, banyak siswa yang
ngobrol dan bercanda dengan teman lain, tidak ada interaksi yang terjadi antara
peneliti. Siswa hanya diam dan tidak mau bertanya pada guru bila ada materi yang
belum dipahami. Hal ini bisa dilihat dari persentase keaktifan belajar siswa yang
rendah. Dari 22 siswa kelas II SD Negeri 01 Wukirsawit, hanya persentase
keaktifan belajar siswa hanya mencapai 46,4%, sedangkan 53,6% siswa masih
belum aktif.
Keadaan tersebut karena dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
metode yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa bosan dengan kegiatan
pembelajaran. Keaktifan belajar siswa yang kurang pada kelas antara lain adalah
aspek aktivitas langsung, mencatat dan mental. Dampak dari keaktifan siswa yang
rendah tersebut maka hasil belajar siswa juga sangat rendah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penyebab rendahnya keaktifan
belajar siswa adalah cara mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran
kurang bervariasi dan siswa bertindak sebagai obyek dalam pembelajaran. Untuk
mengatasinya diperlukan metode pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn. Salah satu metode yang dapat digunakan
adalah metode team quiz. Metode team quiz merupakan salah satu metode
pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis.
Secara definisi metode team quiz yaitu suatu metode yang bermaksud melempar
jawaban dari kelompok satu ke kelompok lain

METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SD Negeri 01 Wukir Sawit kecamatan Jatiyoso


kabupaten Karanganyar. Penelitian dilakukan di SD Negeri 01 Wukir Sawit
kecamatan Jatiyoso kabupaten Karanganyar. Subjek penelitian adalah guru dan
siswa kelas V SD Negeri 01 Wukir Sawit, kecamatan Jatiyoso kabupaten
Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Berikut ini adalah
bagan prosedur Penelitian Tindakan Kelas. PTK memiliki empat tahapan utama
yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan
refleksi (reflecting) Planning (Rencana). Dalam tahap ini peneliti menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan
antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya
tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif). Berdasarkan identifikasi
masalah pada tahap pra-PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara
empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Recana tindakan ini mencakup semua
langkah tindakan secara rinci.
1. Action (Tindakan)
Tahap ini merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar
yang telah disiapkan sebelumnya dalam perencanaan. Dalam tahap ini guru
dituntut agar konsisten dengan segala perencanaan yang telah dibuat. Hal yang
harus diperhatikan adalah menyelaraskan relevansi antara tahap perencanaan
dengan tahap pelaksanaan agar sejalan dengan maksud awal.

2. Observation (Pengamatan)
Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan
tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan
hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu atau instrumen
pengamatan yang dikembangkan peneliti.
3. Reflection (Refleksi)
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memposes data yang didapat pada saat
melakukan pengamatan. Data yang dianalisis, lalu disentesiskan. Dalam
beberapa proses pengkajian data ini, dimungkinkan untuk melibatkan orang luar
sebagai kolabulator, seperti halnya pada saat observasi.
Data atau informasi yang penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam
penelitian ini adalah data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari berbagai
sumber data dan jenis data yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:
1. Hasil observasi keaktifan belajar siswa setelah menggunakan metode team quiz.
2. Hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran team quiz.
3. Nilai hasil belajar PKn.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Dalam penelitian
ini instrumen yang digunakan antara lain lembar observasi keaktifan belajar siswa.
Digunakan untuk mencatat hasil observasi siswa selama pembelajaran dengan
metode team quiz da tes hasil belajar siswa. Indikator penelitian ini adalah keaktifan
belajar siswa pada siklus II sekurang-kurangnya mencapai persentase 75%
(kategori keaktifan tinggi).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keaktifan belajar merupakan segala perilaku aktif siswa yang berkaitan


dengan proses belajar dan pembelajaran. Keaktifan belajar merupakan hal penting
yang menentukan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa. Guru memegang
peranan penting terhadap proses belajar siswa melalui pembelajaran yang
dikelolanya. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan
terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa, agar mereka dapat melakukan
berbagai aktivitas belajar dengan efektif.
Dalam menciptakan interaksi yang baik diperlukan profesionalisme dan
tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk membangkitkan serta
mengembangkan keaktifan belajar siswa. Sebab segala keaktifan siswa dalam
belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Agar
siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka diperlukan berbagai upaya
dari guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mereka. Sehubungan dengan
pentingnya upaya guru dalam membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar salah
satunya dengan menerapkan metode pembelajaran yang dapat membangkitkan
keaktifan belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi pada kegiatan belajar mengajar PKn di Kelas II
SD Negeri 01 Wukirsawit diperoleh hasil bahwa kegiatan pembelajaran PKn
berlangsung monoton, siswa mengantuk, siswa bersikap pasif, banyak siswa yang
ngobrol dan bercanda dengan teman lain, tidak ada interaksi yang terjadi antara
peneliti dengan siswa artinya siswa hanya duduk dan mendengarkan guru
menjelaskan materi, saat guru memberi pertanyaan siswa tidak mau menjawab jika
tidak ditunjuk oleh guru. Hal ini bisa dilihat dari nilai hasil ulangan PKn siswa yang
rendah. Dari 22 siswa kelas II SD Negeri 01 Wukirsawit, hanya 9 siswa yang tuntas
belajar atau ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 40%, sedangkan 60% siswa
belum tuntas belajar.
Keadaan tersebut karena dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan
metode yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa bosan dengan kegiatan
pembelajaran. Untuk mengatasinya diperlukan metode pembelajaran aktif yang
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn. Salah satu metode
yang dapat digunakan adalah metode team quiz. Adapun indikator keaktifan belajar
siswa yang diteliti melalui metode team quiz adalah: (1) Turut serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya, (2) Memiliki semangat belajar yang tinggi, (3)
Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang
dihadapinya, (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah, (5) Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal, dan
(6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.
Berdasarkan hasil observasi pada penelitian siklsu I dapat disimpulkan yaitu
sebagian besar siswa masih memperoleh nilai keaktifan yang rendah pada indikator
2, 3, dan 4. Siswa masih enggan bertanya kepada siswa lain atau guru tentang
materi atau informasi yang tidak dimengerti, sehingga menghambat keaktifan
belajar siswa. Semangat belajar siswa juga masih rendah sehingga masih harus
ditingkatkan dalam pembelajaran berikutnya. Selain itu siswa masih belum
berusaha mencari berbagai sumber informasi yang berkaitan dengan materi
sehingga proses belajar siswa masih belum dikatakan tinggi. Rata-rata total
keaktifan belajar siswa pada siklus I baru mencapai 63% dan hasil ini masih
termasuk ke dalam kategori tingkat keaktifan sedang, sehingga masih harus
ditingkatkan lagi.
Penelitian kemudian dilanjutkan ke siklus II karena keaktifan belajar siswa
masih belum memenuhi indikator penelitian (sekurang-kurangnya keaktifan belajar
siswa mencapai 75%).
Berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus II dapat disimpulkan
beberapa hal yaitu: (1) Sebagian besar siswa telah aktif dalam pembelajaran PKn
menggunakan metode team quiz. Dibuktikan dengan persentase keaktifan siswa
untuk masing-masing indikator minimal 81,8% dan termasuk ke dalam kategori
sangat tinggi (ST), dan (2) Rata-rata total keaktifan belajar siswa pada siklus II
yaitu 85,15% (kategori sangat tinggi telah memenuhi indikator penelitian (keaktifan
belajar siswa minimal 75%) sehingga penelitian pada siklus II telah dikatakan
berhasil. Pada siklus II siswa telah dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran
metode team quiz, siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya secara optimal
dengan bimbingan dan pengarahan guru. Hasil refleksi terhadap pembelajaran
siklus II antara lain:
1. Hasil persentase keaktifan belajar siswa pada siklus II meningkat dibandingkan
siklus sebelumnya dan sudah memenuhi indikator penelitian.
2. Persentase ketuntasan belajar siswa telah mencapai 85,15% sehingga penelitian
telah dikatakan berhasil pada siklus II.
Keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus I,
kemudian meningkat ke siklus II dengan persentase optimal yaitu 85,15%.
Berdasarkan keseluruhan proses penelitian pada siklus II yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa penelitian pada siklus II telah berjalan optimal sehingga
penelitian dihentikan pada siklus II. Berdasarkan keseluruhan proses penelitian
pada siklus II yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penelitian pada siklus II
telah berjalan optimal sehingga penelitian dihentikan pada siklus II dan hipotesis
penelitian yang berbunyi ”Diduga penerapan metode team quiz dapat meningkatkan
keaktifan belajar PKn siswa kelas II semester 1 SD Negeri 01 Wukirsawit
kecamatan Jatiyoso Tahun Pelajaran 2012/2013” dapat dibuktikan kebenarannya.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa persentase keaktifan


belajar PKn siswa menggunakan metode team quiz mengalami peningkatan dari
satu siklus ke siklus berikutnya dengan persentse pada siklus I 63% dan 85,15%
pada siklus II. Berdasarkan keseluruhan siklus yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa “Penerapan metode team quiz dapat meningkatkan keaktifan
belajar PKn siswa kelas II semester 1 SD Negeri 01 Wukirsawit kecamatan
Jatiyoso Tahun Pelajaran 2012/2013”.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Budi Raharjo. 2011. “Studi Perbandingan Pembelajaran Konvensional dengan


Model Pembelajaran Team Quiz terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa kelas
VSD Negeri 1 Kandangan Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Arikunto, S. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Semarang: Aneka Ilmu.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Kemmis S dan Mc. Taggart. 1992. The Action Research Planner. Victoria: Deakrin
University.

Kumala, Ratih. 2012. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran
Quiz Team Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Kartasura 6 Tahun Ajaran
2011/2012. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ahmad Rohani, Abu Ahmadi. 1991. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sudjana. 1988. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Media.

Vidiyah Kusumawati. 2011. Studi Komparasi Metode Team Quiz dengan Metode
Ceramah Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 2
Kauman Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Zainudin, Ahmad. 2011. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Alat
Pencernaan Manusia Melalui Metode Team Quiz pada Siswa Kelas V SD
Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 . Skripsi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai