Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

POLIP ENDOMETRIUM

A. DEFINISI
Polip adalah tumor bertangakai yang kecil dan tumbuh dari permukaan mukosa.
(Denise tiran : 2005). Polip endometrium adalah massa atau jaringan lunak yang tumbuh
pada lapisan dinding bagian dalam edometrium dan menonjol ke dalam rongga
endometrium. Pertumbuhan sel-sel yang berlebih pada lapisan endometrium (rahim)
mengarah pada pembentukan polip.
Polip endometrium atau polip uterus adalah massa di lapisan dalam rahim. Mereka
mungkin memiliki basis datar besar ( sesil ) atau melekat pada rahim oleh memanjang
pedikel ( pedunkulata ). Polip pedunkulata lebih umum daripada yang sessile. Mereka
berbagai ukuran dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Jika pedunkulata ,
mereka bisa menonjol melalui leher rahim ke dalam vagina. Pembuluh darah kecil
mungkin hadir, terutama di polip besar.

B. ETIOLOGI
Penyebab polip endometrium tidak diketahui secara pasti, namun faktor hormonal
berperan penting dalam timbulnya polip endometrium. Polip endometrium terjadi karena :
1. Adanya bagian endometrium yang sangat sensitif terhadap hormon estrogen sehingga
mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dan besar dibandingkan bagian endometrium
yang lain.
2. Produksi hormon yang abnormal yaitu hormon estrogen yang tidak diimbangi oleh
hormon progesteron.
C. PATOFISIOLOGI
Polip endometrium sering didapati terutama dengan pemeriksaan histeroskopi. Polip
berasal antara lain dari Adenofibroma : biasanya terdiri dari epitel endometrium dengan
stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan
hiperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah – merahan.
Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi sampai menometroragi, infertilitas.
Mempunyai kecenderungan kambuh kembali.
Mioma submukusum : sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari uterus
menjadi mioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna putih. Polip
plasenta : berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun abortus.
Pemeriksaan histologi memperlihatkan vili korialis dalam berbagai tingkat degenerasi
yang dilapisi endometrium.
Polip plasenta menyebabkan uterus mengalami subinvolusi yang menimbulkan
perdarahan. Polip endometrium umumnya diangkat dengan cara kuretase. Insiden tidak
diketahui. Paling sering pada perempuan berumur 30-59 tahun. Kurang dari sepertiga
memperlihatkan endometrium fungsional, bisa memperlihatkan hiperpasia kistik bisa
menonjol.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda pada polip endometrium adalah :
1. Perdarahan haid yang tidak teratur
2. Perdarahan antara haid
3. Perdarahan vagina setelah menopause
4. Infertilitas
5. Polip endometrium dapat berkembang pada wanita pre atau post menopause.Wanita
yang postmenopause mungkin hanya mengalami perdarahan bercak.
E. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
Polip endometrium biasanya jinak meskipun beberapa mungkin sel prakanker atau kanker.
Tentang 0,5 % dari polip endometrium mengandung sel-sel adenokarsinoma. Polip dapat
meningkatkan risiko keguguran pada wanita yang menjalani perawatan IVF. Jika mereka
mengembangkan dekat tuba falopi , mereka dapat menyebabkan kesulitan dalam menjadi
hamil . Meskipun pengobatan seperti histeroskopi biasanya menyembuhkan polip yang
bersangkutan, kekambuhan polip endometrium sering terjadi. Diobati , polip kecil
mungkin hilang sendiri .
F. DIAGNOSIS DAN PENGOBATAN
Diagnosis polip endometrium dapatdilakukan dengan :
1. USG Transversal
Sebuah perangkat yang ramping berbentuk tomgkat di tempatkan di vagina yang akan
menggambarkan endometrium penderita.
2. Histereskopi
Sebuah alat kecil yang disertai dengan kamera bercahaya dimasukkan melalui vagina
dan serviks masuk ke dalam endometrium. Histereskopi memungkinkan dokter
melihat secara langsung bagian dalam endometrium sekaligus mengangkat polip.
Pengobatan
1. Kuretase
Tujuan dari kuret adalah mengangkat polip endometrium dengan cara mengikis
dinding bagian dalam endometrium, hal ini bertujuan untuk mengumpulkan spesimen
untuk pengujian laboratorium.
2. Polip dapat diangkat dengan operasi menggunakan kuret dengan atau tanpa
histeroskopi.
G. PEMERIKSAANPENUNJANG
Cara yang pasti untuk mendiagnosis endometriosis adalah laparoskopi.
1. Endoskopi
Endoskopi dapat dilaksanakan untuk mengetahui luasnya endometriosis
2.Biopsi
Biopsi untuk mengetahui apakah ada keganasan (Mary Baradero dkk, 2005).
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan produksi
kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.
2. Riwayat kesehatan sekarang
– Dysmenore primer ataupun sekunder
– Nyeri saat latihan fisik
– Nyeri ovulasi
– Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian
abdomen bawah selama siklus menstruasi.
– Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
– Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
– Menorrhagia
– Feces berdarah
– Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi
– Konstipasi
3. Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita
endometriosis
4. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang
bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
2. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status kesehatan (Bobak,
2005).
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri klien akan berkurang.
Kriteria evaluasi: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang punggung, kepala
atau daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.
Intervensi:
a. Pantau/catat karakteristik nyeri (respon verbal, non verbal, dan respon hemodinamik) klien.
Rasional: untuk mendapatkan indicator nyeri.
b. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien.
Rasional: untuk mendapatkan sumber nyeri.
c. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
Rasional: nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan
metodeh yang mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri.
e. Jelaskan penyebab nyeri klien.
Rasional: dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri.
f. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage.
Rasional: memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri.
g. Berikan pujian untuk kesabaran klien.
Rasional: meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri.
h. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol.
Rasional: analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol sebagai
relaksan uterus.
2. Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan infertile pada endometriosis
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien akan melakukan perilaku yang dapat
meningkatkan kepercayaan diri
Kriteria hasil:
– Pasien akan mengetahui kekuatan pribadi
– Berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tentang perencanaan perawatan.
Intervensi:
a. Berikan motivasi kepada pasien
Rasional: meningkatkan harga diri klien dan merasa di perhatikan.
b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan tentang dirinya.
Rasional: meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam membuat
penyelesaian.
c. Bina hubungan saling percaya
Rasional: hubungan saling percaya memungkinkan klien terbuka pada perawat dan sebagai
dasar untuk intervensi selanjutnya.
d. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang di miliki
Rasional: mengidentifikasi hal-hal positif yang masih di miliki klien.
e. Informasikan dan diskusikan dengan jujur dan terbuka tentang pilihan penanganan
gangguan infertile pada endometriosis seperti ke klinik kewanitaan, dokter ahli kebidanan.
Rasional: Jujur dan terbuka dapat mengontrol perasaan klien dan informasi yang diberikan
dapat membuat klien mencari penanganan terhadap masalah yang dihadapinya.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status kesehatan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas berkurang
Kriteria hasil:
– Pasien tampak rilek
– tidak menunjukkan perilaku yang menggambarkan ansietas
intervensi:
a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien setiap___
rasional: dengan mengetahui tingkat kecemasan pasien perawat dapat melakukan tindakan
keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien saat ini.
b. Selidiki dengan pasien tentang teknik yang telah dimiliki, dan belum dimilki
Rasional: menentukan kemampuan pengambilan keputusan pada pasien
c. Sediakan informasi faktual menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis
Rasional: mengurangi takut
d. Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relasasi
Rasional: teknik relaksasi dapat menurunkan ansietas
DAFTAR PUSTAKA

Baraero, Mary, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Reproduksi &

Seksualitas. Jakarta: EGC

Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta.

Missrani, 2009. Endometriosis. From

http://missrani.multiply.com/journal/item/45/endometriosis

Anda mungkin juga menyukai