Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KOMPETENSI GURU, STATUS SOSIAL EKONOMI GURU DAN

SIKAP GURU TERHADAP PROFESIONAL GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN


BARRU

ANDIS SAPUTRA SYAHIR

Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


andissaputrasyahir90@yahoo.com

ABSTRAK

Guru yang profesional merupakan orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki
pengalaman yang luas dibidangnnya serta memiliki kualifikasi akademik pendidik dan berkompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Tujuan penelitian ini adalah :
Pengaruh kompetensi guru, status sosial ekonomi guru dan sikap guru terhadap profesional guru
SMA Negeri di Kabupaten Barru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian verifikatif menggunakan pendekatan deskriptif korelasional dengan teknik pengumpulan
data melalui kuisioner. Adapun jumlah responden berjumlah 155 orang. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa (1) Hubungan antara variable kompetensi guru terhadap si kap guru adalah
berpengaruh positif dan signifikan. Serta berkontribusi dengan kategori rendah (2) Hubungan antara
variable status sosial ekonomi terhadap si kap guru adalah berpengaruh positif dan signifikan. Serta
berkontribusi dengan kategori rendah. (3) Terdapat hubungan antara variable sikap guru terhadap
pr of esi onal guru adalah berpengaruh positif dan signifikan. Serta berkontribusi dengan kategori
sedang (4) Terdapat hubungan antara variable kompetensi guru dan status sosial ekonomi guru
terhadap pr of esi onal guru adalah berpengaruh positif dan signifikan. Serta berkontribusi dengan
kategori rendah (5) Terdapat hubungan antara variable kompetensi guru, status sosial ekonomi guru
dan sikap guru terhadap pr of esi onal guru adalah berpengaruh positif dan signifikan. Serta
berkontribusi dengan kategori sedang.

Kata Kunci : Profesional, Kompetensi, Status Sosial Ekonomi, Sikap

ABSTRACT

Professional teachers are well educated and trained, and have extensive experience in their
field and have academic qualifications of educators and compete in a sustainable manner in line with
the development of science. The purpose of this study are: Effect of teacher competence, socio-
economic status of teachers and attitudes of teachers to professional teachers SMA Negeri in Barru
regency. This research is a quantitative research with verifikatif research design using correlational
descriptive approach with data collection technique through questionnaire. The number of respondents
amounted to 155 people. The results of this study indicate that (1) The relationship between teacher
competence variables on teacher attitudes is positive and significant. And contribute with the low
category (2) The relationship between socio-economic status variables on teacher attitudes is positive
and significant. And contribute to the low category. (3) There is relationship between teacher attitude
variable to teacher professionals have positive and significant influence. As well as contributing to the
medium category (4) There is a relationship between the teacher competency variables and the
socioeconomic status of teachers towards professional teachers is a positive and significant influence.
And contribute with low category (5) There is relation between teacher competency variable, teacher's
social economic status and teacher attitude toward professional teacher is positive and significant
influence. And contribute to the medium category.

Keywords: Professional, Competence, Socioeconomic Status, Attitude


PENDAHULUAN sesungguhnya yang diinginkan pendidik;
Setiap negara atau bangsa selalu status, profesional, dan kompensasi yang logis
menyelenggarakan pendidikan demi cita-cita dari suatu pekerjaan profesional.
nasional bangsa yang bersangkutan. Cita-cita Di sisi lain, “profesionalisasi” adalah
bangsa Indonesia dalam pendidikan tertuang suatu proses menuju perwujudan dan
dalam Pembukaan UUD 1945 Pasal 31 (2002: peingkatan profesi dalam mencapai suatu
15-16) berbunyi: a) Setiap warga negara kriteria yang sesuai dengan standar yang telah
berhak mendapatkan pendidikan, b) Setiap ditetapkan (Suyanto dan Asep Jihad, 2013:21).
warga negara wajib mengikuti pendidikan Dengan profesionalisasi, para guru secara
dasar dan pemerintah wajib membiayainya, c) bertahap diharapkan akan mencapai derajat
Pemerintah mengusahakan dan kriteria profesional sesuai dengan standar yang
menyelenggarakan satu sistem pendidikan telah ditetapkan menurut Undang-Undang
nasional,yang meningkatkan keimanan dan Nomor 14 Tahun 2005, yaitu berpendidikan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka akademik S-1 dan D-IV dan telah lulus
mencerdaskan kehidupan bangsa ,yang diatur sertifikasi pendidikan. Kompetensi yang
dengan undang-undang d) Negara dimiliki guru profesional sesuai dengan UU
memprioritaskan anggaran pendidikan Guru dan Dosen Pasal 10 ayat 1, yaitu
sekurang kurangnya 20% dari anggaran kompetensi pedagogik, kompetensi
pendapatan dan belanja negara serta dari kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk profesional yang diperoleh melalui
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan.
nasional, e)Pemerintah memajukan ilmu Kebijakan-kebijakan pemerintah yang
pengetahuan dan teknologi dengan telah disosialisasikan di daerah khususnya di
menjunjung tinggi nilai nilai agama dan kabupaten Barru belum dapat di jalankan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan dengan maksimal oleh guru. Salah satu
kesejahteraan umat manusia. contohnya dalam kegiatan pembelajaran yang
Cara melaksanakan pendidikan di dimana seharusnya perangkat pembelajaran
Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari yang merupakan pedoman yang digunakan
tujuan pendidikan di Indonesia, sebab dalam peroses belajar mengajar namun dalam
pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini tataran pelaksanaannya, masih banyak guru-
ialah pendidikan yang dilakukan di bumi guru yang membuatnya hanya sebatas
Indonesia untuk kepentingan bangsa formalitas dan masih ada beberapa guru yang
Indonesia. Salah satu elemen penting dalam belum berijazah S1 serta mengajarkan mata
pendidikan adalah pendidik yang profesional. pelajaran yang tidak sesuai dengan latar
Dimana seorang Pendidik / Guru diharuskan belakang pendidikannya.
memiliki suatu persyaratan profesional yang Bila memperhatikan subtansi UU
kompleks. No.14/2005 dan kecenderungan animo
Dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat terhadap profesi guru dalam tahun
pendidikan nasional, diperlukan pendidik terakhir menunjukkan semakin meningkat.
dalam jumlah yang memadai dengan standar Jika sebelumnya profesi ini banyak digeluti
mutu kompetensi dan profesionalisme yang kalangan berlatar belakang kelas sosial
mumpuni. Untuk mencapai jumlah pendidik ekonomi menengah kebawah; kini, profesi ini
profesional yang mencakupi dan dapat mulai diminati sebagian kalangan sosial
menggerakkan dinamika kemajuan pendidikan ekonomi menengah. Perubahan
nasional diperlukan suatu proses yang kecenderungan minat menjadi pendidik/guru
berkesinambungan, tepat sasaran dan efektif. tidak berlepas dari alasan faktor yang
Seseorang yang dikatakan profesional adalah mendorongnya, seperti adanya perbaikan
orang yang dipandang ahli dalalm bidangnya, kesejahteraan guru (kompensasi) setelah
di mana yang bersangkutan bisa membuat memperoleh Sertifikasi Guru, sesuai dengan
keputusan dengan independent dan adil. Jika Undang-Undang No.14/2015.
seseorang menjadi profesional, haruslah Akibatnya, banyak guru yang mencari
membuat suatu langkah penawaran kolektif jam tambahan di sekolah lain. Dalam konteks
dengan membangun proses yang baru, institusi ini, program sertifikasi guru ternyata baru
yang baru, prosedur yang baru, yang sebatas mengejar aspek kuantitas jam
mengiring pada suatu pemahaman pada apa mengajar, bukan kualitas hasil. Sebab, pada
kenyataannya guru-guru hanya mengejar d) Membangun citra masyarakat terhadap
kecukupan atau terpenuhinya kuota jam profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
mengajar, bukan karena pertimbangan e) Memberikan solusi dalam rangka
profesionalisme tetapi lebih karena aspek meningkatkan mutu pendidik dan tenaga
pragmatis agar tunjangan sertifikasinya kependidikan.
terpenuhi dan bukan panggilan jiwa. . Padahal Berkenaan dengan profesionalisme
program sertifikasi guru sejatinya bertujuan guru dalam pendidikan Sanusi et al. dalam
mulia, meningkatkan harkat dan martabat Rusman (2014:20) mengutarakan enam asumsi
pendidik. Dengan membaiknya tingkat yang melandasi perlunya profesionalisasi
kesejahteraan seyogiyanya meningkat pula dalam pendidikan yaitu :
kualitas profesionalisme guru. Namun pada a) Subjek pendidikan adalah manusia yang
tataran pelaksanaanya belum tercapai secara memiliki kemauan, pengetahuan, emosi
maksimal. dan perasaaan dan dapat dikembangkan
Menurut Houston (1974) dalam jamil sesuai dengan potensinya;
(2012: 20) tingkat kompetensi seseorang tidak b) Pendidikan dilakukan secara intensional
hanya menunjuk pada kuantitas kerja, tetapi c) Teori-teori pendidikan merupakan
sekaligus menunjuk pada kualitas kerjanya. jawaban kerangka hipotesis dalam
Hal ini berarti seseorang yang dikatakan menjawab permasalahan pendidika
profesional telah lulus sertifikasi, selain d) Pendidikan bertolak dari asumsi pokok
kuantitas kerjanya memadai, kualitas kerjanya tentang manusia
juga baik. Dan H.A.R. Tilaar (2002:86) e) Inti pendidikan terjadi pada prosesnya
mengemukakan bahwa seorang profesional f) Seiring terjadinya dilema antara tujuan
menjalankan pekerjaannya sesuai dengan utama pendidikan.
tuntutannya profesi atau dengan kata lain Luise Moqvist dalam Suyanto dan
memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan Asep Jihad (2013:39) berpendapat bahwa
tuntutan profesinya. “competency has been defined in the light of
Sedangkan Oemar Hamalik (2006:27) actual circusmstances relating to the
mengemukakan bahwa guru profesional individual and work”. Sementara itu Len
merupakan orang yang telah ditempuh Holmes dalam Suyanto dan Asep Jihad
program pendidikan guru dan memiliki tingkat (2013:39) mendefinisikan: “A competency is a
master telah mendapat ijazah negara dan telah description of something which a person who
berpengalaman mengajar pada kelas-kelas works in given occupational area should be
besar. pengertian guru profesional adalah able to demonstrate.” Jadi seorang baru
orang yang memiliki kemampuan dan keahlian disebut memiliki kompetensi jika ia dapat
khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia melakukan apa yang seharusnnya dilakukan
mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan baik. Begitu juga seorang guru, ia bisa
sebagai guru dengan kemampuan yang dikatakan memiliki kompetensi mengajar jika
maksimal dan orang yang terdidik dan terlatih ia mampu mengajar siswanya dengan baik.
dengan baik , serta memiliki pengalaman yang Abdul Majid (2005:6) menjelaskan
luas di bidangnya. (Rusman, 2014: 19) kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
Wibowo (Mulyasa, 2008:35), akan menunjukkan kualitas guru dalam
mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud
untuk hal-hal sebagai berikut. dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan
a) Melindungi profesi pendidik dan tenaga profesional dalam menjalankan fungsinya
pendidikan. sebagai guru. Kompetensi diartikan sebagai
b) Melindungi masyarakat dari praktik- pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai
praktik yang tidak kompeten, sehingga dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
merusak citra pendidik dan tenaga berpikir dan bertindak. Arti lain Kompetensi
pendidikan. (kemampuan) mempunyai banyak makna yang
c) Membantu dan melindungi lembaga kesemuanya menunjuk kepada kamampuan
penyelenggara pendidikan, dengan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui
menyediakan rambu-rambu dan instrumen pendidikan dan latihan. (Sudjah, I & Amiartuti
untuk melakukan seleksi terhadap pelamar K., 2013 : 90)
yang kompeten. Muhaimin (2004:151) menjelaskan
kompetensi adalah seperangkat tindakan
intelegen penuh tanggung jawab yang harus berakhlak mulia. Menurut Hall dan
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk Lindzey dalam Sunyoto (2013:42),
dianggap mampu melaksankan tugas-tugas Kepribadian dapat didefinisikan sebagai
dalam bidang pekerjaan tertentu. Undang- berikut, “The personality is not series of
undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun biographical facts but somethings more
2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan general and enduring that is inferred from
bahwa : “Kompetensi adalah seperangkat the facts”. Definisi itu memperjelas
pengetahuan, Keterampilan, dan perilaku yang konsep keribadan yang abstrak dan
harus dimiliki, dihayati,dan dikuasai oleh guru merumuskan konstruksi yang lebih
atau dosen dalam melaksanakan tugas memiliki indikator empirik. Darajat
keprofesionalan”. (2000:225-226).
Dalam perspektif kebijakan c) Kompetensi Sosial
pendidikan nasional, pemerintah telah Kompetensi sosial berkenaan
merumuskan empat jenis kompetensi guru dengan kemampuan pendidik sebagai
sebagaimana tercantumg dalam Penjelasan bagian dari masyarakat untuk
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 berkomunikasi dan bergaul secara efektif
tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu; dengan peserta didik, sesama pendidik,
a) Kompetensi Pedagogik tenaga kependidikan, orang tua / wali
Kompetensi pedagogik yang harus peserta didik, dan masyarakat sekitar.
dikuasai guru terhadap peserta didik dan Guru yang efektif adalah guru yang
pengelola pembelajaran yang mendidik mampu membawa siswanya dengan
dan dialogis. Secara subtantif kompetensi berhasil mencapai tujuan pengajaran.
ini mencakup kemampuan pemahaman Mengajar di depan kelas merupakan
terhadap peserta didik, perancangan dan perwujudan interaksi dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil komunikasi. Menurut Undang-undang
belajar, dan pengembangan peserta didik Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah
untuk mengaktualisasikan berbagai “kemampuan guru untuk berkomunikasi
potensi yang dimilikinya. dan berinteraksi secara efektif dan efisien
Rusman (2014:22) menjelasakan dengan peserta didik, sesama guru,
bahwa guru harus mampu mengelolah orangtua/wali peserta didik, dan
kegiatan pembelajaran, mulai dari masyarakat sekitar”. Surya (2003:138)
merencanakan, melaksanakan, dan mengemukakan kompetensi sosial adalah
mengevaluasi kegiatan pembelajaran. kemampuan yang diperlukan oleh
Wina sanjaya (2011:279) juga seseorang agar berhasil dalam
menjelaskan bahwa kompetensi pedagogic berhubungan dengan orang lain. Dalam
merupakan kemampuan guru dalam kompetensi sosial ini termasuk
pengelolaan pembelajaran peserta didik keterampilan dalam interaksi sosial dan
yang sekurang-kurangnya meliputi: (1) melaksanakan tanggung jawab sosial.
pemahaman wawasan atau landasan Guru harus berjiwa sosial tinggi, mudah
kependidikan; (2) pemahaman wawasan bergaul, dan suka menolong, bukan
terhadap peserta didik; (3) pengembangan sebaliknya, individu yang terutup dan
kurikulum/silabus; (4) perancangan tidak memedulikan orang-orang di
pembelajaran; (5) pelaksanaan sekitarnya (Deden D. 2009:33).
pembelajaran yang mendidik dan dialogis; d) Kompetensi Profesional
(6) pemanfaatan teknologi pembelajaran; Kompetensi profesional
(7) evaluasi hasil belajar; dan (8) merupakan kemampuan yang berkenaan
pengembangan peserta didik untuk dengan penguasaan materi pembelajaran
mengaktualisasikan berbagai potensi yang bidang studi secara luas dan mendalam
dimilikinya. yang mencakup penguasaan substansi isi
b) Kompetensi Kepribadian materi kurikulum mata pelajaran di
Kompetensi kepribadian sekolah dan substansi keilmuan yang
merupakan kemampuan personal yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta
mencerminkan kepribadian yang mantap, menambah wawasan keilmuan sebagai
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, guru. Menurut Undang-undang No. 14
menjadi teladan bagi peserta didik, dan tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi profesional adalah dan penghayatan atas landasan dan
“kemampuan penguasaan materi pelajaran wawasan kependidikan dan keguruan, (3)
secara luas dan mendalam”. Surya penguasaan proses-proses kependidikan,
(2003:138) mengemukakan kompetensi keguruan dan pembelajaran siswa.
profesional adalah berbagai kemampuan Menurut Undang-undang No.14 tahun
yang diperlukan agar dapat mewujudkan 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat
dirinya sebagai guru profesional. (1) kompetensi guru meliputi kompetensi
Kompetensi profesional meliputi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kepakaran atau keahlian dalam bidangnya kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
yaitu penguasaan bahan yang harus yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
diajarkannya beserta metodenya, rasa Rahmawati (2010:21) mengemukakan
tanggung jawab akan tugasnya dan rasa tentang status sosial adalah “kedudukan suatu
kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. individu dan keluarga berdasarkan unsur-unsur
Menurut Undang-undang No. 14 tahun ekonomi. Sementara Soerjono Soekanto
2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi (2001:34) menjelaskan bahwa sosial ekonomi
profesional adalah “kemampuan adalah posisi seseorang dalam masyarakat
penguasaan materi pelajaran secara luas berkaitan dengan orang lain dalam arti
dan mendalam”. Surya (2003:138) lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-
mengemukakan kompetensi profesional hak serta kewajibannya dalam hubunganya
adalah berbagai kemampuan yang dengan sumber daya. Status sosial ekonomi
diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya adalah kedudukan atau posisi sesorang dalam
sebagai guru profesional. Kompetensi kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis
profesional meliputi kepakaran atau aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat
keahlian dalam bidangnya yaitu pendidikan, jenis rumah tinggal, dan pemilikan
penguasaan bahan yang harus kekayaan atau fasilitas. (Abdulsyani, 1994 :
diajarkannya beserta metodenya, rasa 57). Menurut uraian yang telah dipaparkan
tanggung jawab akan tugasnya dan rasa sebelumnya, status sosial ekonomi dapat
kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. dipahami yaitu : status sosial ekonomi adalah
Gumelar dan Dahyat (2002:127) kedudukan atau posisi seseorang dalam
merujuk pada pendapat Asian Institut for masyarakat yang ditentukan oleh jenis
Teacher Education, mengemukakan aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat
kompetensi profesional guru mencakup pendidikan dan hak-hak serta kewajibannya
kemampuan dalam hal (1) mengerti dan dalam hubunganya dengan sumber daya.
dapat menerapkan landasan pendidikan Menurut Dewanto dalam Nur Qosim
baik filosofis, psikologis, dan sebagainya, (2008:39) status sosial ekonomi guru
(2) mengerti dan menerapkan teori belajar dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya
sesuai dengan tingkat perkembangan adalah penghasilan yang diperoleh sebagai
perilaku peserta didik, (3) mampu seorang guru, penghasilan lain diluar
menangani mata pelajaran atau bidang profesinya sebagai guru, beban pembiayaan
studi yang ditugaskan kepadanya, (4) yang harus ditanggung seorang guru dalam
mengerti dan dapat menerapkan metode kehidupan sehari-hari, dan juga peran serta
mengajar yang sesuai, (5) mampu guru dalam kehidupan bermasyarakat.
menggunakan berbagai alat pelajaran dan Definisi penghasilan menurut Rivai
media serta fasilitas belajar lain, (6) (2005:357) adalah penghasilan merupakan
mampu mengorganisasikan dan sesuatu yang diterima karyawan sebagai
melaksanakan program pengajaran, (7) pengganti pengaruh jasa mereka pada intitusi
mampu melaksanakan evaluasi belajar dan tempat bekerja. Sedangkan menurut Simamora
(8) mampu menumbuhkan motivasi (2004:42) penghasilan adalah kegiatan
peserta didik. Johnson sebagaimana pemberian upah yang memadai dan adil
dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kepada karyawan atas pengaruh mereka dalam
kemampuan profesional mencakup (1) pencapaian tujuan organisasi. Sementara
penguasaan pelajaran yang terkini atas Moekijat (1999:50) menyatakan bahwa
penguasaan bahan yang harus diajarkan, penghasilan merupakan pemberian upah atau
dan konsep-konsep dasar keilmuan bahan gaji yang disesuaikan dengan jabatan yang
yang diajarkan tersebut, (2) penguasaan berhubungan dengan kemampuan dan
tanggung jawab yang disandang oleh meningkatkan pelayanannya, meningkatkan
seseorang. pengetahuannya, memberikan arahan dan
Sementara menurut Pasal 1 Ayat 16 dorongan kepada anak didiknya, dan
Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara
guru dan dosen menyebutkan bahwa serta bergaul baik dengan siswa, teman-
penghasilan adalah hak yang diterima oleh temannya serta anggota masyarakat, sering
Guru atau Dosen dalam bentuk finansial menjadi perhatian masyarakat luas.
sebagai imbalan melaksanakan tugas Sampai saat ini, masalah yang
keprofesiannya yang ditetapkan dengan berkaitan dengan kondisi guru masih belum
prinsip penghargaan atas dasar prestasi dan berujung pada penyelesaian secara optimal.
mencerminkan martabat guru atau dosen Masalah-masalah tersebut, antara lain telah
sebagai pendidik yang profesional. Hal ini peneliti paparkan dalam pendahuluan dimana
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh adanya keberagaman kemampuan guru dalam
Syarwani C.& Irawati A. (2013:3), yang proses pembelajaran dan penguasaan
menyebutkan bahwan penghasilan yang pengetahuan, masih terdapat guru yang tidak
diterima oleh penduduk selain dipengaruhi memiliki kualifikasi pendidikan S1 dan belum
oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya akan memperoleh sertifikat pendidik. Adapun
di pengaruhi olah keinginan dan kemauan permasalah lain yaitu keadaan atau peranan di
untuk berusaha. Dengan pendidikan yang dalam masayrakat dan kondisi ekonomi guru
tinggi dan mempunyai keinginan yang dapat menunjang sikap profesionalnya.
sertakemauan untuk berusaha mereka akan Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah:
dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik kompetensi guru terhadap sikap guru
disertai pendapatan yang lebih besar. SMA Negeri di Kabupaten Barru.
Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
rendah dan tidak mempunyaikeinginan dan status sosial ekonomi guru terhadap sikap
kemauan untuk berusahaakan mendapat guru SMA Negeri di Kabupaten Barru.
pekerjaan dengan pendapatan yang kecil. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Fishbein dalam Mohammad Asrori (2007:159) sikap guru terhadap profesional guru SMA
mendefinisikan sikap adalah predisposisi Negeri di Kabupaten Barru.
emosional yang dipelajari untuk merespons 4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
secara konsisten suatu objek. Sikap masih kompetensi guru dan status sosial ekonomi
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan guru terhadap profesional guru SMA
reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Negeri di Kabupaten Barru.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi 5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai kompetensi guru, status sosial ekonomi
suatu penghayatan terhadap objek guru dan sikap guru terhadap profesional
(Notoatmodjo, 2003). Dari pendapat kajian guru SMA Negeri di Kabupaten Barru.
teoritik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Sikap Guru adalah merupakan reaksi atau Metode penelitian
respon yang masih tertutup dan seseorang Penelitian ini dilakukan di SMA negeri
terhadap suatu stimulus atau objek. Kabupaten Barru dan merupakan penelitian
Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung verifikatif menggunakan pendekatan
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih Deskriptif korelasional. Masri (1989:28)
dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap menjelaskan bahwa “ penelitian verifikatif,
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap atau penelitian untuk menguji teori, peneliti
objek di lingkungan tertentu sebagai suatu akan mencoba menghasilakan informasi
penghayatan terhadap objek. Sedangkan pada ilmiah yang baru, yakni suatu hipotesa, yang
penelitian ini, Sikap Guru didefinisikan berupa kesimpulan apakah suatu hipotesa
sebagai kesiapan guru untuk bereaksi terhadap diterima atau ditolak. Kuesioner yang
objek di lingkungan sekolah sebagai suatu digunakan adalah kuesioner yang bisa
penghayatan terhadap objek. merefleksikan persepsi responden terhadap
Guru sebagai pendidik professional kompetensi guru, status sosial ekonomi guru
dituntut untuk selalu menjadi teladan bagi dan sikap guru secara simultan terhadap
masyarakat di sekelilingnya. Bagaimana guru profesional guru SMA Negeri di Kabupaten
Barru. Melalui pendekatan kuantitatif dibandingkan dengan nilai rtabel 0,158
korelasional diharapkan data yang diperoleh pada taraf signifikansi 0,05. maka nilai
dapat diubah dalam bentuk angka dan rhitung > r table, pertanyaan dinyatakan
analisisnya menggunakan statistik korelasional valid. Dari hasil perhitungan semua nilai
sehingga dapat disimpulkan dengan tepat. probabilitas (signifikansi) dari r hitung
Variabel dalam penelitian ini terdiri (korelasi product moment) lebih kecil α =
dari empat variable yaitu tiga variable bebas 0,05.
(Kompetensi guru, status sosial ekonomi guru Masri (1989:140) menyatakan bahwa
dan sikap guru) dan satu variable terikat reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
(profesional guru) Adapun jumlah populasi sejauh mana suatu alat pengukuran dapat
guru SMA yang berada di kabupaten barru dipercaya atau dapat diandalakan. Suatu
sebanyak 260 guru dan pengambilan sampel kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
berdasarkan tabel yang disusun oleh Krejcie jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
dan Morgan. Teknik proporsional sampling konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
digunakan untuk menentukan banyaknya Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat
sampel pada tiap-tiap SMA tempat penelitian, stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan
sedangkan proporsional digunakan untuk akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas
menentukan responden penelitian pada setiap yang tinggi adalah pengukuran yang dapat
SMA dengan undian tanpa pengembalian. menghasilkan data yang reliabel.
Dengan teknik proporsional sampling untuk Teknik analisis data yang digunakan
jumlah total sampel sebanyak 155 guru dari dalam penelitian agar dapat diinterpretasikan
populasi 260 guru. Masing-masing jenis dan mudah dipahami adalah: 1) Analisis
sekolah diambil secara proporsional, Deskriptif yaitu Metode analisis deskriptif
sehingga setiap jenis sekolah diperoleh merupakan suatu metode analisis dimana data
sampel. yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan,
Teknik pengumpulan data yang dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara
digunakan dalam penelitian ini adalah objektif sehingga diperoleh gambaran tentang
Kuesioner. Penskoran kuesioner kompetensi masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil
guru (X1), status sosial ekonomi (X2), sikap perhitungan. 2) Analisis Jalur (Path Analysis)
(X3), dan profesional guru (Y) digunakan Untuk melihat hubungan antar
menggunakan acuan standar deviasi kurva variabel baik langsung maupun hubungan
normal dimana jarak tiap interval satu. tidak langsung, metode analisis jalur (path
Adapun cara penskoran dengan analysis). Sebelum data dianalisis dengan path
menggunakan Skala likert dengan analysis tersebut maka peneliti terlebih dahulu
meminta seseorang untuk merespons merumuskan model konseptual dan kerangka
deretan pertanyaan yang pikir sekaligus menjadi hipotesis penelitian.
mengindikasikan seseorang tadi Model konseptual tersebut dibuat berdasarkan
setuju(SS), setuju (S), ragu-ragu (R), kajian pustaka yang dilanjutkan dengan
tidak setuju (TS), dan sangat tidak pengspesifikasian model dengan simbol-
setuju (STS) untuk setiap pertanyaan simbol statistik tertentu. 3) Analisis Regresi
(Suprapto:2103-103). Teknik analisis data Linier Berganda ditujukan untuk menentukan
yang digunakan dalam penelitian agar dapat hubungan linear antar beberapa Variabel bebas
diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah yang biasa disebut X1, X2, X3, dan seterusnya
analisis deskriptif, analisis phat, analisis dengan variabel terikat yang disebut Y
regresi berganda dan uji prayarat. (Situmorang, 2008:109). Data yang telah
Pengujian hipotesis sangat bergantung dihimpun kemudian dianalisis dengan
pada kualitas data yang dipakai dalam menggunakan regresi berganda untuk
pengujian. Penelitian tidak akan mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel
mendapatkan hasil yang akurat bilamana bebas, yang terdiri dari Kompetensi Guru,
instrumen yang digunakan untuk Status Sosial Ekonomi Guru dan Sikap Guru,
mengumpulkan data penelitian tersebut tidak variabel terikat yaitu Profesional Guru.
memiliki validitas dan reliabiltias yang tinggi Analisa regresi linear berganda digunakan
(Masri : 2 0 0 8 ). Berdasarkan perhitungan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Guru
nilai rhitung untuk seluruh pertanyaan akan (X1), Status Sosial Ekonomi Guru (X2) dan
Sikap Guru (X3) terhadap Profesional Guru Hasil Penelitian
(Y). Untuk mengetahui bagaimana
Sebelum dilakukan analisis dengan pengaruh kompetensi guru,status sosial
teknik path analisis data-data tersebut harus ekonomi guru dan sikap guru terhadap
diuji dahulu apakah data tersebut linier, profesional guru SMA Negeri di Kabupaten
multikolinear atau tidak, normal atau tidak. 1) Barru, digunakan instrumen kuisioner sebagai
Uji Normalitas d a t a bertujuan untuk menguji teknik pengumpulan data. Selanjutnya, dalam
apakah model path analisis yang terdapat hal pengujian hipotesis, maka dilakukan uji
pada variabel terikat dan variabel bebas kuantitatif menggunakan Statistical Product
keduanya mempunyai distribusi normal atau Standard Solution 20 (SPSS) 20 yang
mendekati normal. 2). Uji multikolinearitas dianggap relevan untuk analisis data yang
bertujuan untuk menguji apakah model path bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat
analisis ditemukan adanya korelasi antara pengaruh antarvariabel.
variabel bebas (independent variable). Ditinjau dari variabel kompetensi guru
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model memiliki rentangan skor antara 25 sampai
path adalah tidak adanya multikolinearitas. dengan 125 dengan skor rata-rata 106,24 dan
Menurut Santoso dalam dwi (2001), pada simpangan baku 7,80. Tingkat rata-rata
umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka kompetensi guru ini termasuk dalam kategori
variabel tersebut mempunyai persoalan sangat Baik. Ditinjau dari variabel status
multikolinearitas dengan variabel bebas sosial ekonomi guru memiliki rentangan skor
lainnya. 3). Heteroskedastisitas muncul antara 8 sampai dengan 40 dengan skor rata-
apabila kesalahan atau residual dari model rata 30,72 dan simpangan baku 4,72. Tingkat
yang diamati tidak memiliki varian yang rata-rata status sosial ekonomi guru ini
konstan dari satu observasi ke observasi termasuk dalam kategori baik. Ditinjau dari
lainnya. Konsekuensi adanya variabel sikap guru memiliki rentangan skor
heteroskedastisitas dalam model path analisis antara 11 sampai dengan 55 dengan skor rata-
adalah estimator yang diperoleh tidak efisien. rata 45,37 dan simpangan baku 4,27. Tingkat
Dalam penelitian ini pengujian rata-rata sikap guru ini termasuk dalam
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji kategori baik. Ditinjau dari variabel
Gletser: uji ini akan mengolah path analisis profesional guru memiliki rentangan skor
nilai absolut dari unstandard residual antara 16 sampai dengan 80 dengan skor rata-
terhadap variabel bebas, jika tidak signifikan rata 68,66 dan simpangan baku 6,96. Tingkat
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas dan rata-rata kompetensi guru ini termasuk dalam
sebaliknya jika signifikan, maka terdapat kategori Sangat baik.
gejala heteroskedastisitas. Disamping dengan Uji normalitas variabel diberlakukan
menggunakan uji Gletser, dengan uji Kolmogorof-Smirnof satu sample
heteroskedastisitas juga dapat dilihat dengan (One sample Kolmogorof-Smirnof test). karena
melihat eror, jika membentuk pola tertentu nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05,
tidak bersifat acak terhadap nol, maka maka distribusi data ini berdistribusi normal.
dikatakan terjadi heteroskedastisitas, atau jika (0,062>0,05). Dan nilai variance inflation
pola tertentu seperti titik-titik (point-point) factor (VIF) ketiga variabel yaitu kompetensi
yang ada, membentuk suatu pola tertentu guru (1,639), status sosial ekonomi guru
yang teratur (bergelombang, melebar (1,563) dan sikap guru (1,776) terhadap
kemudian menyempit), maka telah terjadi profesional guru lebih kecil dari 5, sehingga
heteroskedastisitas. bisa diduga bahwa antar variabel dependen
Pengujian hipotesis dilakukan dengan dan independen tidak terjadi multikolinearitas.
pengujian level of significant menggunakan Dan hasil uji heteroskedastisitas diketahui
bantuan program SPSS. Adapun kriteria bahwa nilai signifikansi kompetensi guru
pengujian adalah sebagai berikut : Ho (X1) sebesar 0,719, status sosial ekonomi
ditolak apabila nilai signifikan pada output (X2) sebesar 0,442, sikap (X3) sebesar
SPSS <5% dan Ho diterima, jika nilai 0,135, Karena nilai signifikansinya tidak
signifikan yang diperoleh pada output SPSS ada yang lebih dari 0,05 maka dapat
> 5%. disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Untuk melihat hubungan antar Berdasarkan rangkuman hasil analisis regresi
variabel baik langsung maupun hubungan berganda data pada tabel di atas, maka model
tidak langsung, metode analisis jalur (path pengaruh kompetensi guru, status sosial
analysis). Sebelum data dianalisis dengan path ekonomi guru, sikap guru terhadap profesional
analysis tersebut maka peneliti terlebih dahulu guru SMA Negeri di Kabupaten Barru
telah menormalisasikakan data data melalui uji dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi
persyaratan. adalah
1) Hipotesis penelitian yang berbunyi
Model teoritik jalur hubungan tampak “ terdapat pengaruh positif dan
pada gambar berikut. signifikan kompetensi guru terhadap
sikap guru SMA Negeri di Kabupaten
Barru” Model pengaruh kompetensi
guru terhadap sikap guru SMA Negeri
di Kabupaten Barru dinyatakan
dalam bentuk persamaan X3 = 11,172
+ 0,322 X1 dan dari tabel di atas, angka R
Adjusted Square adalah 0,344, artinya
Gambar 4.12 Hubungan tidak langsung 34.4% variabel terikat (sikap guru)
antara kompetensi guru, status dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu
sosial ekonomi guru dengan kompetensi guru, dan sisanya 65.6%
profesional guru melalui sikap dipengaruhi oleh variabel lain di luar
guru variabel kompetensi guru.
2) Hipotesis penelitian yang berbunyi
“ terdapat pengaruh positif dan
signifikan status sosial ekonomi guru
terhadap sikap guru SMA Negeri di
Kabupaten Barru” Model pengaruh
status sosial ekonomi guru terhadap
sikap guru SMA Negeri di Kabupaten
Tabel 4.6 Hubungan Langsung dan Tidak Barru dinyatakan dalam bentuk
Langsung X1, X2, Ke Y melalui persamaan regresi X3 = 29,827 + 0,506
X3 X2. dan dari tabel di atas, angka R
Adjusted Square adalah 0,312, artinya
Maka dari rangkuman table dapar kita 31.2% variabel terikat (sikap guru)
simpulkan bahwa untuk jalur koefesien dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu
memiliki hubungan langsung ke Y dimana X1 status sosial ekonomi, dan sisanya 69.8%
adalah 0,226 dan X2 adalah 0,025 dan X3 dipengaruhi oleh variabel lain di luar
adalah 0,558. variabel status sosial ekonomi guru.
Adapun Analisis regresi digunakan 3) Hipotesis penelitian yang berbunyi
untuk mengetahui pengaruh antara pengaruh “ terdapat pengaruh positif dan
kompetensi guru (X1), status sosial signifikan sikap guru terhadap
ekonomi guru (X2), sikap guru (X3), profesional guru SMA Negeri di
terhadap profesional guru ( Y ) SMA Kabupaten Barru” Model pengaruh
Negeri di Kabupaten Barru baik secara
sikap guru terhadap profesional guru
parsial maupun bersama-sama”
1 2 3 4 5
SMA Negeri di Kabupaten Barru
Keterangan X1 ke X3 X2 ke X3 X3 ke Y (X1,X2) ke Y (X1,X2,X3) ke Y dinyatakan dalam bentuk persamaan
Nilai R 0,587 0,559 0,704 0,597 0,729 regresi Y = 16,675 + 1,146 X3 dan dari
F 80,381 69,464 150,550 42,098 57,157
Signifikansi 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 tabel di atas, angka R Adjusted Square
Konstan 11,172 29,827 16,679 15,623 4,967 adalah 0,496, artinya 49.6% variabel
Kompetensi Guru 0,322 0,405 0, 201
Status sosial ekonomi guru 0,506 0,326 0, 037
terikat (profesional guru) dipengaruhi oleh
Sikap guru 1,146 0, 908 variabel bebas yaitu sikap guru, dan
Nilai R Adjusted Square 0,344 0,312 0,496 0,356 0, 532

Sumber : Pengelolaan SPSS 20, April 2017


sisanya 50.4% dipengaruhi oleh variabel H0 : µ A1 = µ A2
lain di luar variable sikap guru. H1 : µ A1 ≠ µ A2
4) Hipotesis penelitian yang berbunyi
“ terdapat pengaruh positif dan Tabel 4.13 Hasil Uji F
signifikan kompetensi guru dan status Fhitung F tabel Sig. Keterangan
sosial ekonomi guru terhadap
57,157 2,66 0,000 Berpengaruh
profesional guru SMA Negeri di
Kabupaten Barru” Model pengaruh
kompetensi guru dan status sosial Sumber : Diolah dari Output Program SPSS
ekonomi guru terhadap profesional 20, April 2017
guru SMA Negeri di Kabupaten Pada tabel tersebut, kita dapa peroleh nilai
Barru dinyatakan dalam bentuk Fhitung = 57,157 > Ftabel = 2,66 dengan tingkat
persamaan regresi Y = 15,623 + 0,405 signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menandakan
X1 + 0,326 X2 dan Dari tabel di atas, bahwa Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti
angka R Adjusted Square adalah 0,356 variabel kompetensi guru, status sosial
artinya 35,6% variabel terikat (profesional ekonomi guru, sikap guru secara bersama-
guru) dipengaruhi oleh variabel bebas sama atau simultan berpengaruh secara
yaitu kompetensi guru dan status sosial signifikan terhadap variabel profesional guru
ekonomi guru, dan sisanya 64,4% SMA Negeri di Kabupaten Barru.
dipengaruhi oleh variabel lain di luar Uji t dilakukan untuk mengetahui
variable kompetensi guru dan status sosial apakah secara parsial variabel independen
ekonomi guru. berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat.
5) Hipotesis penelitian yang berbunyi
“ terdapat pengaruh positif dan Tabel 4.14 Hasil Uji t
signifikan kompetensi guru, status
sosial ekonomi guru dan sikap guru
terhadap profesional guru SMA
Negeri di Kabupaten Barru” Model
pengaruh signifikan kompetensi guru,
status sosial ekonomi guru dan sikap
guru terhadap profesional guru SMA Sumber : Olah SPSS 20, April 2017
Negeri di Kabupaten Barru
dinyatakan dalam bentuk persamaan 1) Kompetensi Guru (X1) diperoleh thitung
regresi Y = 4,967 + 0,201X1 + = 3,163 > ttabel = 1,655 dan nilai sig.
0,037X2+ 0,908X3 dan Dari tabel di atas, 0,002 < 0,05, maka Ho ditolak dan H1
angka R Adjusted Square adalah 0,532 diterima. Ini berarti bahwa kompetensi
artinya 53,2% variabel terikat (profesional guru (X1) secara parsial memiliki
guru) dipengaruhi oleh variabel bebas pengaruh yang positif dan signifikan
yaitu kompetensi guru, status sosial terhadap profesional guru (Y).
ekonomi guru, sikap guru dan sisanya 2) Status sosial ekonomi guru (X2) diperoleh
46,8% dipengaruhi oleh variabel lain di thitung = 0,360 < ttabel = 1,655 dan nilai
luar variable kompetensi guru dan status sig. 0,720 > 0,05, maka Ho diterima dan
sosial ekonomi guru. H1 ditolak. Ini berarti bahwa status sosial
ekonomi (X2) secara parsial tidak
Pengujian hipotesis memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap profesional guru (Y).
Uji F dilakukan utnuk melihat 3) Sikap Guru (X3) diperoleh thitung =
pengaruh variabel bebas secara bersama-sama 3,394 > ttabel = 1,975 dan nilai sig. 0,000
atau simultan terhadap variabel dependen atau < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.
terikat. Uji F dilakukan dengan Ini berarti bahwa sikap guru (X3) secara
membandingkan Fhitung dan Ftabel. Adapun parsial memiliki pengaruh yang positif
pengujian hipotesisnya yaitu : dan signifikan terhadap profesional guru
(Y).
Pembahasan merupakan bagian dari masyarakat sehingga
Hasil penelitian ini di temukan bahwa keberadaannya di masyarakat juga harus
kompetensi guru memiliki pengaruh positif menunjukkan sosial yang baik. Misalnya
dan signifikan terhadap sikap guru SMA melalui pengabdian masyarakat dan sosialisasi
Negeri di Kabupaten Barru. kompetensi dalam masyarakat di sekitar sekolah dan
menunjuk pada kinerja seseorang dalam suatu rumah. Peranan guru di masyarakat juga tidak
pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, terlepas dari kualitas pribadi seorang guru
dan perilaku. Spencer dan Spencer dalam serta kompetensi mereka dalam bekerja.
Hamzah B. Uno (2007:63) mengemukakan Penghargaan terhadap para guru akan sulit
bahwa kompetensi merupakan karakteristik untuk berperan dan mendapatkan kedudukan
yang menonjol bagi seseorang dan menjadi sosial yang tinggi jika seorang guru tidak
cara-cara berperilaku dan berfikir dalam segala memiliki kecakapan dan kompetensi di
situasi, dan berlangsung dalam periode waktu bidangnya. (Sulaiman Saat, 2014:110)
yang lama. Menurut UUGD No. 14/2005 Hasil penelitian ini di temukan bahwa
Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005 Pasal 28 sikap guru memiliki pengaruh positif dan
ayat 3, guru wajib memiliki kompetensi yang signifikan terhadap profesional guru SMA
meliputi kompensi pedagogik, kompetensi Negeri di Kabupaten Barru. Sikap guru yang
kepribadian, sosial dan profesional yang profesional harus membimbing peserta didik
diperoleh melalui pendidikan profesi (Jamil, untuk membentuk manusia Indonesia
2012:100). Serta Muhaimin (2004:151) seutuhnya berjiwa Pancasila . Dasar ini
menjelaskan kompetensi adalah seperangkat mengandung beberapa prinsip yang harus
tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang dipahami seorang guru dalam menjalankan
harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan pendidikan
dianggap mampu melaksankan tugas-tugas nasional, prinsip membimbing, dan prinsip
dalam bidang pekerjaan tertentu. Jika kita pembentukan manusia Indonesia yang
melihat hasil dari distribusi data mengenai seutuhnya. Nur Qosim (2008:58) menjelaskan
kompetensi guru SMA yang berada di bahwa sikap guru terhadap proses belajar
kabupaten barru yang berkatagori sangat baik. mengajar akan berpengaruh terhadap perilaku
Dimana hal ini dapat menggeneralisasikan profesional guru didalam. Karena apabila guru
populasi dimana sampel diambil sebagai memiliki sikap senang akan berpengaruh
gambaran bahwa guru yang memiliki nilai terhadap profesional guru dan apabila guru
kompetensi guru yang sangat baik. Dengan memiliki sikap tidak senang akan berpengaruh
penjabaran penilaian yang diambil dari data terhadap kurang profesional guru didalam
lapangan kompetensi pedagogik. Dimana guru mengajar, sehingga diharapkan dengan adanya
di SMA Negeri di kabupaten Barru pada sikap guru akan berpengaruh terhadap
dasarnya mampu mengelolah program profesional guru didalam mengajar.
pembelajaran. Mengelolah di sini memiliki arti Berdasarkan hasil distribusi data yang
yang luas yang menyangkut bagaimna seorang telah dilakukan oleh peneliti, variable sikap
guru mampu menguasai keterampilan dasar terhadap profesional guru tersebut berkategori
mengajar seperti membuka dan mennutup baik. Dan setelah dilakukan pengamatan
pelajaran, menjelaskan, memvariasi media, kembali atas indikator-indikator terhadap
bertanya, memberikan penguatan dan juga sikap guru. Dimana sikap guru SMA Negeri di
bagaimana guru menerapkan strategi, teori kabupaten Barru cukup taat terhadap kode etik
belajat pembelajaran, yang kondusif. guru baik itu peningkatan mutu pendidikan
Hasil penelitian ini di temukan bahwa dan pembinaan setra pembentukkan kelompok
status sosial ekonomi guru memiliki pengaruh belajar. Hal tersebut sejalan dan tercantum
positif dan signifikan terhadap sikap guru dalam perundang undangan yang merupakan
SMA Negeri di Kabupaten Barru. Status sosial kode etik guru Indonesia disebutkan bahwa:
guru dalam berinteraksi baik di sekolah “guru melaksanakan segala kebijaksanaan
maupun di lingkungan sekitar sangat di pemerintah dalam bidang pendidikan”. (PGRI,
tunjang dengan sikap seorang guru untuk 1973).Dalam rangka pembangunan dibidang
bersosialisasi baik terhadap lingkungan pendidikan di Indonesia, departemen
sekolah maupun lingkungan masyarakat. Hal pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan
ini sejalan dengan pendapat Jamal (2012:112) ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan
guru adalah manusia biasa yang juga yang merupakan kebijaksanaan yang akan
dilaksanakan oleh aparatnya, yang meliputi kemukakan oleh Rusman( 2014:19) dimana
antara lain : Pembangunan gedung-gedung Guru adalah seorang pendidik, pembimbing,
pendidikan, pemerataan kesempatan belajar pelatih dan pengembang kurikulum yang dapat
antara lain dengan melalui kewajiban belajar, menciptakan kondisi dan suasana belajar yang
peningkatan mutu pendidikan, pembinaan kondusif, yaitu suasana belajar
generasi muda dengan menggiatkan kegiatan menyenangkan, menarik, memberi rasa aman,
karang taruna, dan lain-lain ( Soetjipto, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir
2004:43). aktif, kreatif, dan inovatif dalam
Hasil penelitian ini di temukan bahwa mengekplorasi dan mengelaborasi
kompetensi guru dan status sosial ekonomi kemampuannya. Dengan perilaku dan sikap
guru memiliki pengaruh positif dan signifikan tersebut, guru dapat membawa dampak
terhadap profesional guru SMA Negeri di perubahan terhadap sikap peserta didik dalam
Kabupaten Barru. Hal ini sejalan dengan mengatasi permasalahan-permasalah baik di
tingkat kemampuan ekonomi guru dapat ruang lingkup sekolah dan dapat menjadi
digunakan dalam peningkatan kompetensi teladan bagi peserta didik. Menurut Widayatun
guru, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, (2009:110). Sikap adalah keadaan mental dan
sosial dan profesional. Guru yang dapat saraf dari kesiapan yang diatur melalui
mengatur dan mengalokasikan dananya untuk pengalaman yang memberikan pengaruh
pengembangan dan pendidikan guna dinamik atau terarah terhadap respon individu
menambah wawasan dan keterampilan dalam pada semua objek dan situasi yang berkaitan
membina dan mendidik peserta didik. Maka dengannya. Dan Maister (1997)
hal tersebut akan mmenjadikan guru tersebut mengemukakan bahwa profesional seseorang
seorang profesional. Menurut pendapat Sanusi guru bukan sekedar pengetahuan teknologi dan
et al. dalam Rusman (2014:25) mengutarakan manajemen, melainkan lebih dari seorang
ciri utama suatu profesi dalam profesional, teknisi, bukan hanya memiliki keterampilan
bahwa suatu jabatan yang memiliki fungsi dan yang tinggi, melainkan memiliki suatu tingka
signifikansi sosial yang menentukan. Dan laku yang dipersyaratkan sebagai seorang
sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto guru. Sehingga Sikap yang merupakan
(1993: 239) menjelaskan bahwa kompetensi implementasi dari bentuk kompetensi dan
profesional berarti “Guru harus memiliki status sosial ekonomi yang dimiliki oleh
pengetahuan yang luas serta dalam tentang seorang guru dapat membentuk profesional
subject matter (bidang studi) yang akan guru.
diajarkan, serta penguasaan metodologi dalam Pendapat tersebut sejalan dengan
arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, pendapat H.A.R. Tilaar (2002:86)
mampu memilih metode yang tepat, serta mengemukakan bahwa seorang profesional
mampu menggunakan dalam proses belajar menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
mengajar”. Guru merupakan komponen yang tuntutannya profesi atau dengan kata lain
paling berpengaruh terhadap terciptanya memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. tuntutan profesinya. Profesional adalah
Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas seseorang dan menjadi sumber penghasilan
pendidikan tidak akan memberikan kehidupan yang memerlukan keahlian atau
sumbangan yang signifikan tanpa didukung kecakapan yang memenuhi mutu atau norma
oleh guru yang profesional dan berkualitas tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
(Mulyasa, 2005). (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Hasil penelitian ini di temukan bahwa Dosen). Dan Mulyasa (2008:28)
kompetensi guru, status sosial ekonomi guru, mengemukakan bahwa Selain harus memiliki
dan sikap guru memiliki pengaruh positif dan standar atau profesional, seorang guru atau
signifikan terhadap profesional guru SMA calon guru juga perlu memiliki standar mental,
Negeri di Kabupaten Barru. Kompetensi guru spiritual, intekektual, fisik dan psikis.
dan status sosial ekonomi guru yang ada di Temuan penelitian ini sejalan dengan
Kabupaten barru memiliki katagori baik hasil penelitian Nur Qosim (2008) tentang
sehingga dalam implementasi pembinaan dan “Pengaruh kompetensi guru, status sosial
pendidikan di dalam sekolah berdampak baik ekonomi, sikap dan minat terhadap perilaku
terhadap peserta didik. Sebagaimana yang di profesional guru di SMA/MA Se-Kabupaten
Demak” yang mengungkapkan bahwa secara sebagai berikut : (1) Hubungan antara
simultan kompetensi guru, status sosial kompetensi guru dengan sikap guru. Hasil
ekonomi, dan sikap guru berpengaruh terhadap penelitian ini menunjukkan bahwa makin baik
perilaku profesional guru di SMA/MA Se- hubungan secara simultan antara kompetensi
Kabupaten Demak. guru dengan sikap guru terhadap
profesionalnya akan lebih baik, maka
Kesimpulan diharapkan kompetensi guru di tingkatkan
Sesuai dari hasil analisis pengujian melalui pelatihan-pelatihan dan diklat
hipotesis dengan berdasar pada masalah yang sehingga penguasaan kompetensi guru
diajukan, maka dapat ditarik kesimpulan semakin baik dan samakin baik pula cara
sebagai berikut1) Terdapat hubungan antara mengajar guru. oleh karena itu pihak yang
variabel kompetensi guru terhadap si kap terkait mengusahakan memberikan usaha
guru SMA Negeri di Kabupaten Barru adalah pendalaman maupun kegiatan-kegiatan yang
berpengaruh positif dan signifikan. Adapun akan menambah keahlian kompetensi guru. 2)
besarnya kontribusi sikap guru SMA Negeri Hubungan antara status sosial ekonomi dengan
di Kabupaten Barru dipengaruhi atau sikap guru. Hasil penelitian ini menunjukkan
ditentukan oleh kompetensi guru adalah bahwa semakin makin baik hubungan secara
berkatagori rendah. 2) Terdapat hubungan antara status sosial ekonomi guru dengan sikap
antara variabel status sosial ekonomi terhadap guru terhadap profesionalnya akan lebih baik.
si kap guru SMA Negeri di Kabupaten Barru maka dari itu peningkatan status sosial
adalah berpengaruh positif dan signifikan. ekonomi yang tinggi akan meningkatkan sikap
Adapun besarnya kontribusi sikap guru SMA guru yang lebih baik hal ini dengan adanya
Negeri di Kabupaten Barru dipengaruhi atau peningkatan kesejahteraan guru maka akan
ditentukan oleh status sosial ekonomi guru meningkatkan sikap guru terhadap profesional
adalah berkatagori rendah. 3) Terdapat yang baik pula. 3). Hubungan Secara simultan
hubungan antara variabel sikap guru yang signifikan antara kompetensi guru, status
terhadap pr of esi onal guru SMA Negeri di sosial ekonomi dengan sikap guru. Hasil
Kabupaten Barru adalah berpengaruh positif penelitian ini menunjukkan bahwa makin baik
dan signifikan. Adapun besarnya kontribusi hubungan secara simultan antara kompetensi
sikap guru SMA Negeri di Kabupaten Barru guru, status sosial ekonomi dengan sikap guru
dipengaruhi atau ditentukan oleh sikap guru akan lebih baik. Maka dalam hal ini,
adalah adalah berkatagori sedang.4) Terdapat peningkatan kompetensi guru harus diimbangi
hubungan antara variabel kompetensi guru dengan tingkat kesejahteraan guru dalam
dan status sosial ekonomi guru terhadap meningkatkan sikap guru terhadap profesinya.
pr of esi onal guru SMA Negeri di Kabupaten 4). Hubungan langsung yang signifikan secara
Barru adalah berpengaruh positif dan parsial antara kompetensi guru, dan status
signifikan. Adapun besarnya kontribusi sosial ekonomi dengan profesional guru.
kompetensi guru dan status sosial ekonomi Diharapkan kedua hal ini perlu ditingkatkan
guru SMA Negeri di Kabupaten Barru menjadi sangat baik dengan mengasumsikan
dipengaruhi atau ditentukan oleh kompetensi kedua variabel ini sangat diperlukan dalam
guru dan status sosial ekonomi guru adalah meningkatkan profesional guru yang ada. 5).
berkatagori rendah. 5) Terdapat hubungan Terdapat hubungan langsung yang signifikan
antara variabel kompetensi guru, status sosial secara simultan antara kompetensi guru, status
ekonomi guru dan sikap guru terhadap sosial ekonomi guru, sikap guru dengan
pr of esi onal guru SMA Negeri di Kabupaten profesional guru. diharapkan kompetensi guru,
Barru adalah berpengaruh positif dan status sosial ekonomi guru, sikap guru
signifikan. Adapun besarnya kontribusi ditingkatkan dan menjadi faktor penentu
kompetensi guru dan status sosial ekonomi dalam keberhasilan profesional guru, sehingga
guru SMA Negeri di Kabupaten Barru siswa lebih termotivasi, lebih kreatif, dan
dipengaruhi atau ditentukan oleh kompetensi inovatif dalam proses belajar mengajar di
guru, status sosial ekonomi guru dan sikap kelas.
guru adalah berkatagori sedang. Penelitian ini telah diusahakan dan
Agar hasil penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur
dimanfaatkan untuk meningkatkan profesional ilmiah, namun demikian masih memiliki
guru, maka saran yang dapat dikemukakan
keterbatasan yaitu: 1). Faktor-faktor yang Danil, Deden. 2009. Upaya
mempengaruhi profesional guru dalam Profesionalisme Guru Dalam
penelitian ini hanya terdiri dari tiga Meningkatkan Prestasi Siswa Di
variabel, yaitu kompetensi guru, status Sekolah (Study Deskriptif
sosial ekonomi guru dan sikap guru, Lapangan di Sekolah Madrasah
sedangkan masih banyak faktor lain yang Aliyah Cilawu Garut). Jurnal
mempengaruhi profesional guru serta Pendidikan Universitas Garut :
indikator-indikator terhadap variabel Vol. 03; No. 01; 2009; 30-40
tersebut masih sebatas yang peneliti Edi Subkhan, 2007. Pengaruh
temukan di lapangan. 2). Adanya Kompensasi Sebagai Status
keterbatasan penelitian dengan Sosial Ekonomi dan
menggunakan kuesioner yaitu terkadang Kesejahteraan Guru Terhadap
jawaban yang diberikan oleh sampel tidak Perilaku Profesional Guru SMK di
menunjukkan keadaan sesungguhnya. Kabupaten Demak. Tesis. Unnes
Ghufron, Anik. 2005. Mendambakan
DAFTAR PUSTAKA Profil Guru yang Ilmuwan.
Abdulsyani, 1994. Sosiologi Skematika, Yogyakarta : Harian Berita
Teori dan Terapan. Jakarta: Hamalik, Oemar. 2003, Proses Belajar
Bumi Aksara. Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Atmajaya, Lukas Setia (2009). Statistika Hasan, Abdullah & Ainon Mohamad.
Untuk Bisnis dan Ekonomi. 2002. Kemahiran Interpersonal
Yogyakarta: Andi Offset. Guru dalam Perkembangan
Anwar, Moch. Idochi. (2004). Psikologi Kanak-Kanak.,
Administrasi Pendidikan dan Kemahiran Interpersonal Guru.
anajemen Biaya Pendidikan. Bentong, Pahang: PTS Profesional
Bandung: Alfabeta. Publishing Sdn. Bhd
Arikunto, Suharsimi (1993). Manajemen https://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_
Pengajaran Secara Manusia. Bloom (akses hari ahad, 18
Jakarta: Rineka Cipta Desember 2016, 13:43)
Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Idi, Abdullah dan Safarina. 2014.
Penelitian Suatu Pendekatan Sosiologi Pendidikan ; Individu,
Praktis Ed.rev, cet 14. Jakarta: Masyarakat dan Pendidikan.
Rineka Cipta. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Indriantoro, Nur & Supomo,
Pembelajaran. Bandung : CV Bambang.2005. Metode Penelitian
Wacana Prima Bisnis Untuk Akuntansi dan
Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap Manusia Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Teoridan Pengukurannya, Kumaidi, 1998. Pengukuran Bekal Awal
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Belajar dan Pengembangan Tes
B. Uno, Hamzah, H.2007. Profesi Jurnal Ilmu Pendidikan (online),
Kepedidikan. Jakarta: Bumi Jilid 5 No.
Aksara. (http://www.malang.ac.id, diakses
Canon, Syarwani & Irawati Abdul. 2013. 18 November 2016).
Pengaruh Status Sosial Ekonomi Majid, Abdul. 2014. Belajar dan
Orang Tua Terhadap Prestasi Pembelajaran Islam. Jakarta :
Belajar Siswa Kelas X Di SMK Rosda
Negeri I Gorontalo. Gorontalo : Muhaimin (2004). Paradigma Pendidikan
Jurnal Universitas Negeri Islam. Bandung: PT Remaja
Gorontalo. Rosdakarya.
Mulyadi, 2003. Akuntansi Manajemen Rasto. 2008.
Konsep, Manfaat dan Rekayasa. https://rasto.wordpress.com/2008/0
Edisi 3. Jakarta : Salemba Empat. 1/31/kompetensi-guru/ (akses hari
ahad, 18 Desember 2016, 13:43)
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen
dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Sumber Daya Manusia Untuk
Remaja Rosdakarya. Perusahaan. Jakarta: Rajagrafindo
Mustofa. 2007. Upaya Pengembangan Persada.
Profesionalisme Guru Di Rusman. 2014. Model-Model
Indonesia. Jurnal Ekonomi & Pembelajaaran : Mengembangkan
Pendidikan, Volume 4 Nomor 1. Profesionalisme Guru. Jakarta :
76-88. Raja Grafindo Persada
Moekijat, 1999. Manajemen Sumber Saat, Sulaiman, 2014 . Guru: Status Dan
Daya Manusia : Manajemen Kedudukannya Di Sekolah Dan
Kepegawaian. Bandung: Mandar Dalam Masyarakat. Auladuna,
Maju. Vol. 1 No.: 102-113.
Nasution, S. Sosiologi Pendidikan. Cet. Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan
Ketiga: Jakarta: Bumi Aksara, Pembelajaran: Teori dan Praktik
2004. Pengembangan Kurikulum Tingkat
Nur Tanjung, Bahdin dan Ardial. 2010. Satuan Pendidika (KTSP). Jakarta :
Pedoman Penulisan Karya ilmiah Kencana
(Proposal, Skripsi, dan Tesis) dan Setiawan Nugrah. 2007. Penentuan
Mempersiapkan Diri Menjadi Ukuran Sampel Memakai Rumus
Penulis Artikel ilmiah. Jakarta : Slovin Dan Tabel Krejcie-Morgan:
Kencana Telaah Konsep Dan Aplikasinya.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Bandung : Universitas Pajajaran
Pendidikan dan Perilaku Simamora, Henry. 2004. Manajemen
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sumber Saya Manusia. Edisi
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. III. Yogyakarta: YKPN.
Pengembangan Sumber Daya Singaribun, Masri dan Sofyan Efendi.
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. 1989. Metode Penelitian Survei.
Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksi Jakarta : PT. Pustaka LP3ES
Pendidikan.Jakarta: Gramedia Indonesia
Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Soekanto, Soerjono, 2002. Sosiologi Suatu
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pengantar. Jakarta: Rajawali
Balai Pustaka. PRESS.
Qosim, Nur. 2008. Pengaruh Kompetensi Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2000. Profesi
Guru, Status Sosial Konomi, Sikap Keguruan. Jakarta:Rineka Cipta.
Dan Minat Terhadap Perilaku Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi
Profesional Guru Di Sma / Ma Se- Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers
Kabupaten Demak. Library. Sudja, I & Amiartuti K. 2013. Pengaruh
Unnes.ac.id/tesis/1103506102. Kompetensi, Kepemimpinan Diri,
Rahmawati, Dini. 2010. Hubungan Status Sistem Penghargaan, Lingkungan
Sosial Ekonomi Orang Tua Kerja, Terhadap Komitmen Pada
Dengan Motivasi Belajar PAI Profesi Dan Profesionalisme Guru
Siswa Di SMP Darussalam SMA Negeri Di Bali. DIE, Jurnal
Ciputat. Jakarta: Skripsi S1FTK Ilmu Ekonomi & Manajemen April
Universitas Islam Negeri Syarif 2013, Vol. 9 No.2. Hal. 94 - 102
Hidayatullah. Sukardi.2013. Metodologi Penelitian
Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta: PT. Bumu Undang-Undang Republik Indonesia No.
Aksara. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Sugiarto. 2003. “Kemampuan Guru Dosen, Jakarta : Depdiknas
Mengelola Pembelajaran Fisika di Widayatun, T. 2009. Ilmu Perilaku.
SLTPN Kota Banjarmasin”. Jurnal Jakarta : CV. Sagung
Penelitian dan Evaluasi, V, No.6, Zakiyah Darajat. 2000. Kepribadian
116 – 127. Guru.Jakarta: Bulan Bintang
Sugiyono, 2014.Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta .
Suprapto. 2013. Metodologi Penelitiaan
Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yogyakarta :
CAPS
Suniati dan Asra. 2007. Metode
Pembelajaran. Bandung :CV
Wacana Prima
Sutama. 2005. “ MGMP Sebagai Gugus
Kendali Mutu Kinerja Guru
Sekolah Menengah”. Varidika, Vol
17, No 2, 152-161.
Suratno, 2003. Keterkaitan Sikap dan
Perilaku Mengajar Sebagai
Pelaksanaan Manajemen Berbasis
Mutu di Sekolah Menengah
Kejuruan. Tesis. Unnes
Surya, Muhammad. (2003). Psikologi
Pembelajaran dan Pengajaran.
Bandung: Yayasan Bhakti
Winaya.
Suprihatiningrum, Jamil. 2012. Guru
Profesional : Pedoman Kinerja,
Kualifikasi, & Kompetensi Guru.
Yogyakarta : Ar-Ruzzmedia
Suyanto dan Asep Jihad. 2013. Menjadi
Guru Profesional ; Strategi
Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru di Era Global.
Jakarta : Penerbit Erlangga
Tilaar, H.A.R. 2002 . Membenahi
Pendidikan Nasional. Jakarta :
Rineka citra
Tirtarahardja, Umar dan La Sulo Lipu.
2010. Pengantar Pendidikan.
Makassar : Universitas Negeri
Makassar
Usman, M.Uzer. (2010). Menjadi Guru
Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai