Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BMT (BAITUL MAAL WAT

TAMWIL) DI KOTA MEDAN

Isma Ilmi Hayati Ginting


Ilyda Sudardjat

ABSTRACT
This study aims to identified internal and external factors of BMT in
Medan and making the business strategy that can be applied to developed
BMT in Medan.
The data that used in this study was primary data that has been
collected using questionnaire and benn analyzed using internal and
external factor analysis also SWOT quantitative analysis, SWOT is the
stands for Strenghts, Weakness, Opportunity, and Threats, SWOT stages
assumes the effective strategy that maximize strengths and opportunities
and minimalyzed weaknesses and threats.
The strategy that been obtained was a. Developing bookkeeping system
that appropriate with sharia system and more transparent with the sharing
system; b. Utilize government support against Islamic banking with
increasing the types of sharia products; c. Government support can be
used to fix the information and technology that used to give the good
services to the community; d. Creating partnership with other bank that
doing Islamic principles to do the training and development program for
the human resource on BMT Amanah Ray in Medan; e. Holding
counseling for the community about sharia system on BMT dan
bookkeeping system that BMT Amanah Ray owned to open the peoples
insight about BMT Amanah Ray in Medan and also promoting it; f.
Increase the role of BMT trough the soft credit policy with mild condition;
g. Promotion about BMT that impose sharia bookkeeping systems; h. Fix
the facilities and infrastructures on technology to compete with another
institutions.

Keywords : Strategy, BMT, SWOT, Internal Factor, External


Factor.
PENDAHULUAN
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan bagian dari bank syariah atau semacam LSM
yang beroperasi seperti bank koperasi dengan pengecualian ukurannya yang kecil dan tidak
mempunyai akses ke pasar uang. Baitul Maal Wattamwil menurut Ilmi (2002:65) terdiri dari dua
istilah yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Baitul maal adalah lembaga keuangan umat Islam
yang mengelola dana umat Islam yang bersifat sosial dan sumber dana baitul mal berasal dari
zakat, infaq, sodaqoh, hibah dan lain-lain sedangkan baitul tamwil adalah lembaga keuangan
yang mengelola dana umat yang sifatnya komersial yang sesuai dengan syariat Islam.
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat sebagaimana bank atau lembaga keuangan yang lain. Baitul Maal Wat Tamwil

672
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No.11

(BMT) berdiri dengan gagasan fleksibilitas dalam menjangkau masyarakat kalangan bawah yaitu
lembaga ekonomi rakyat kecil karena kebanyakan dari mereka adalah pedagang kecil yang tidak
bisa memanfaatkan fasilitas kredit dari bank konvensional untuk mengembangkan usaha, hal ini
disebabkan prosedur bank konvensional yang sulit serta kelemahan yang dimiliki oleh pedagang
kecil dan pengusaha kecil dalam hal manajemen, pemasaran dan jaminan yang merupakan
faktor-faktor penting bagi penilaian bank.
Sebagai lembaga keuangan Syariah, BMT harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip
Syariah. Keimanan menjadi landasan atas keyakinan untuk mampu tumbuh dan berkembang.
Hampir semua BMT yang ada memilih koperasi sebagai badan hukum, atau dipakai sebagai
konsep pengorganisasiannya. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) melakukan jenis kegiatan, yaitu
Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Sebagai Baitul Maal, BMT menerima titipan zakat, infaq, dan
shadaqah serta menyalurkan (tasaruf) sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Sedangkan
sebagai Baitul Tamwil, BMT mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas kegiatan pengusaha kecil bawah dan kecildengan mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan ekonomi dan BMT berfungsi sebagai suatu lembaga
keuangan Syariah.
Lembaga ini berfungsi dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) tahun 2013,
BMT di Kota Medan sebanyak 24 unit yg aktif saat ini. Di lihat dari perkembangannya, BMT di
kota medan mulai menunjukkan perkembangan yang mulai berarti, terdapat 24 unit BMT yang
telah berdiri di kota Medan yang aktif, hanya saja secara kuantutatif pertumbuhannya masih
lamban jika dibandingkan dengan lembaga keuangan lain yang mempunyai pertumbuhan yang
cepat. berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan (Baitul Maal Wat Tamwil) BMT
di Kota Medan”. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi fakor-faktor lingkungan internal dan eksternal pengembangan BMT di Kota
Medan serta membuat formula strategi bisnis yang dapat diterapkan untuk mengembangkan
BMT di Kota Medan.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan
dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Karnaen Perwaatmadja dan Syafi’i Antonio, 1992: 1-
2). Secara garis besar hubungan ekonomi berdasarkan syariah Islam tersebut di tentukan oleh
hubungan akad yang terdiri dari lima konsep dasar akad. Bersumber dari lima dasar konsep
inilah dapat ditemukan produk-produk lembaga keuangan bank syariah dan lembaga keuangan
bukan bank syariah untuk dioperasionalkan. Kelima konsep tersebut adalah : (1) sistem
simpanan, (2) bagi hasil, (3) margi keuntungan, (4) sewa ,(5) jasa (fee).

Produk dan Jasa Bank Syariah


Dalam kegiatan operasionalnya bank syariah mengeluarkan produk-produk jasa keuangan
yang termasuk dalam kegiatan penghimpunan, penyaluran dan jasa keuangan lainnya. Produk-
produk bank syariah diuraikan sebagai berikut :
 Penghimpunan

673
Isma Ilmi Analisis Strategi Pengembangan BMT…

Untuk menghimpun dana dari nasabah bank syariah menggunakan produk dengan prinsip
simpanan seperti wadiah dan mudharabah. Akad wadiah di aplikasikan dalam bentuk
tabungan. Sedangkan akad mudharabah diaplikasikan dalam bentuk tabungan deposito.
Penghimpunan dana terkait dengan fungsi syariah sebagai manajer investasi dana dari
masyarakat. Dimana dari dana yang dihimpun bank syariah kemudian menyalurkan dana
dalam berbagai investasi yang mendatangkan margin baik bagi bank dan nasabah.
 Pembiayaan (Penyaluran Dana)
Bank syariah menyalurkan dana pihak ketiga untuk melakukan kontrak-kontrak seperti
kontral jual beli (murabahah, salam, istisna) dan kontrak kerjasama
(mudharabah dan musyarakah). Penyaluran dana/pembiayaan merupakan aplikasi dari
fungsi bank syariah sebagai investor. Bank memberikan suntikan dana kepada mudharib
(pengelola dana) yang sedang membangun usaha.
 Jasa keuangan
Selain berfungsi sebagai lembaga intermediasi, bank syariah juga menyediakan jasa
keuangan lainnya. Hal ini menjadi kelebihan dari bank syariah ketimbang bank
konvensional. Bank syariah menyediakan jasa keuangan seperti wakalah, kafalah, hiwalah,
rahn, dan sharf. Selain itu bank syariah juga menyediakan jasa kontrak utan berupa
penyaluran dana qardh. Dana qardh yang disalurkan untuk kepentingan social dikenal
dengan istilah qardhul hasan.

Sistem Operasional Bank Syariah


Metode penghimpunan dana yang ada pada Bank-bank konvensional didasari teori yang
diungkapkan Keynes yang mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga
Kegunaan, yaitu fungsi transaksi, cadangan, dan investasi. Oleh karena itu, produk
penghimpunan dana pun disesuaikan dengan tiga fungsi tersebut, yaitu berupa giro, tabungan dan
deposito. Berbeda dengan hal berikut, bank syariah tidak melakukan pendekatan tunggal dalam
menyediakan produk penghimpunan dana bagi nasabahnya. Pada dasarnya, dilihat dari
sumbernya, dana bank syariah terdiri atas:
 Sumber Dana
Sebagai salah satu lembaga yang berfungsi untuk mengimpun dana masyarakat, bank
syariah harus memiliki sumber dana optimal sebelum disalurkan kembali ke masyarakat.
Disamping itu, sebagai bang syariah yang di tuntut untuk mempraktikan kaidah Islam,
maka perlu dipahami terlebih dahulu dana masyarakat dan transaksi-transaksinya yang
tidak bertentangan dengan syariat Islam. Sumber dana yang dapat dihimpun dari
masyarakat terdiri dari (3) tiga jenis dana, yaitu dana modal yaitu dana dari pendiri bank
dan dari para pemegang saham tersebut , dana titipan masyarakat baik yang dikelola oleh
bank dalam sistem Wadi’ah, maupun yang diinvestasikan melelui bank dalam bentuk dana
investasi khusus (Mudhrabah Muqayyadah) atau investasi terbatas (Mudhrabah
Muqayyadah) serta dana zakat, infak, dan sadaqah

Pengertian BMT (Baitul Maal Wattamwil)


Untuk mengetahui apa sebenarnya Baitul Maal Watamwil, dapat dipisahkan dalam dua
pengertian yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal adalah suatu lembaga keungan
yang usaha pokoknya adalah menerima dan menyalurkan dana umat Islam bersifat non
konversial. Sumber dana Baitul Maal berasal dari zakat, infaq dan sodakhoh, hibah, sumbangan

674
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No.11

dan lain -lain. Adapun penyaluran disampaikan kepada mereka yang berhak (mustahik) yaitu
fakir miskin, mu’alaf, ghorim, memerdekakan hamba sahaya, amilin, orang orang yang berjuang
dijalan Allah SWT serta fisabilillah. Ciri-ciri operasional Baitul Maal adalah:
a. Visi dan misi sosial (non profit).
b. Memiliki fungsi sebagai mediator antara pembayar zakat dan penerima.
c. (Muzaki) zakat (Mustasik).
d. Tidak boleh mengambil profit apapun dari operasinya.
e. Pembayaran operasi diambil dari 12,5 % (seperdelapan) dari zakat.
Baitul tamwil adalah institusi/lembaga keuangan umat Islam yang usaha pokoknya adalah
penghimpun dana dari pihak ketiga (deposen) dan memberikan pembiayaan-pambiayaan kepada
usaha yang produktif dan menguntungkan. Sumber dana Baitul Tamwil berasal dari
simpanan/tabungan, saham dan lain-lain. Alokasi dananya kepada pembiayaan-pembiayaan dan
investasi, Ciri-ciri Baitul Tamwil adalah:
a. Visi dan misi ekonomi (komersial).
b. Dijalankan dengan perisip ekonomi Islam.
c. Memiliki fungsi sebagai mediator antara pemilik kelebihan dana dengan pihak yang
kekurangan dana.
d. Pembiayaan operasional berasal dari asset sendiri atau dari keuntungan.
e. Merupakan wajib zakat.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa BMT adalah suatu lembaga informal yang
melayani jasa tabungan dan kredit serta melayani jasa penerimaan dan pembagian zakat, infaq
dan shodaqoh.

Tujuan dan Analisis Pembiayaan BMT


BMT merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat dan
pengusaha kecil dan memiliki beberapa tujuan menyangkut pembiayaan, adapun tujuan dari
BMT adalah sebagai berikut:
a. Kebijakan ekonomi pemerintah yang kurang berpihak pada pemberdayaan ekonomi
kerakyataan sehingga rasa keadilan dan kesejahteraan ekonomi umat masih jauh dari
harapan.
b. Belum banyak perbankan syariah yang bisa menyentuh sector mikro.
c. Adanya sebagian masyarakat yang meragukan “kehalalan” bunga bank.
d. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi, khususnya dikalangan ekonomi/usaha kecil dan
menengah melalui siste m syariah.
e. Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan ekonomi mikro, UKM khususnya
di Indoneia.
f. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk bermuamalah secara syariah dalam
kehidupan keseharian khususnya dalam berbisnis.
Menyadari akan hal tersebut, dipandang perlunya adanya suatu lembaga yang bisa
melakukan pemberdayaan masyarakat lokal terutama pengusaha mikro dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan mereka, menyiapkan tenaga-tenaga yang professional dan amanah
dibidang keuangan syariah. Pembiayaan yang diberikan BMT kepada pengusaha mikro dan kecil
dalam diberikan dalam rangka untuk :
1. Upaya memaksimalkan laba

675
Isma Ilmi Analisis Strategi Pengembangan BMT…

Setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha.
Setiap pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untuk dapat
menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup.

2. Upaya meminimalkan resiko


Usaha yang dilakukan agar mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus
mampu meminimalkan resiko yang mungkin timbul. Resiko kekurangan modal usaha
dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan.
3. Pendayagunaan sumber ekonomi
Sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber
daya alam dengan sumber daya manusia serta sumberdaya modal. Jika sumber daya alam
dan sumber daya manusianya ada, dan sumber modal tidak ada. Maka dipastikan
diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat
meningkatkan daya guna sumber- sumber daya ekonomi.
4. Penyaluran kelebihan dana
Dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak
yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan
dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan (surplus)
kepada pihak yang kekurangan (minus) dana.
Sehubungan dengan aktivitas BMT, maka pembiayaan merupakan sumber pendapatan
bagi BMT. Oleh karena itu, tujuan pembiayaan yang dilaksanakan BMT adalah untuk memenuhi
kepentingan stakeholder yaitu:
1. Pemilik
2. Pegawai
3. Masyarakat yaitu :
a. Pemilik dana
b. Debitur yang bersangkutan
c. Masyarakat umumnya atau konsumen
4. Pemerintah
5. BMT
Bagi BMT yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan BMT dapat
meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap bertahan dan meluas jaringan usahanya,
sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya.

Penelitian Terdahulu
1. Wicaksono (2010) dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Organik”,
permasalahan yang di angkat adalah strategi apa yang diterapkan dalam upaya
mengembangkan usaha pupuk organik, sebaiknya mengacu pada strategi meningkatkan
keunggulan produk dengan diferensiasi produk. Alat analisis data yang digunakan oleh
Wicaksana (2010) dalam penelitiannya antara lain: matriks IFE dan EFE, matriks IE dan
SWOT serta QSPM. Dilihat dari faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan pada
penelitian Wicaksono (2010) adalah kualitas produk dan kelemahannya adalah kuantitas
produk yang berfluktuasi dan dilihat dari faktor lingkungan eksternal yang menjadi

676
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No.11

peluang pada penelitian Wicaksono (2010) adalah tingkat permintaan produk, sedangkan
ancaman terbesar adalah tingkat persaingan bisnis.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Romadhona (2010) dengan judul “Strategi Pengembangan
Usaha Koperasi Serba Usaha”, yaitu strategi yang diterapkan dalam upaya
mengembangkan usaha koperasi serba ada, sebaiknya mengacu pada strategi penetrasi
pasar serta menambah jaringan distribusi untuk memperluas jangkauan pasar. Dilihat dari
faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan pada penelitian Romadhona (2010)
adalah kualitas bahan baku dan produk dan kelemahannya adalah kurangnya pelayanan
terhadap konsumen dan dilihat dari faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang
pada penelitian Romadhona (2010) adalah banyaknya konsumen potensial dalam dan luar
negeri sedangkan ancamannya adalah mudahnya pendatang baru masuk industri.
3. Penelitian yang dilakukan Sa’roni (2010), tentang “Analisis Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis”. Alat analisis yang
digunakan adalah laporan keuangan, analisis karakter,analisis risiko (risiko pasar, risiko
kredit, risiko operasional, risiko likuiditas,risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis,
risiko kepatuhan), analisis value danattitude anggota terhadap bisnis, analisis sistem
support bisnis BMT (Information Technology dan kerjasama dan jaringan), Analisis
SWOT. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dari BMT Berkah Madani Cimanggis adalah validitas dan reliabilitas,
analisis korelasi spearman, analisis regresi linier berganda.

Kerangka Konseptual
Secara skematis, kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Lembaga Keuangan Syariah

Faktor Internal BMT Faktor Eksternal


(Kekuatan dan Kelemahan) (Peluang dan Ancaman)

Strategi Pengembangan BMT

Gambar 1.1
Kerangka Konseptual

677
Isma Ilmi Analisis Strategi Pengembangan BMT…

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003:14), metode penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan
memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
Fokus penelitian merupakan hal- hal yang dijadikan sebagai pusat penelitian, sehingga
memudahkan dalam menentukan data yang diperlukan untuk suatu penelitian. Dalam penelitian
ini di fokuskan pada hal-hal sebagai berikut peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di BMT di Kota Medan yaitu KSPS BMT Amanah Ray. Ada
dua alasan utama mengapa penelitian ini dilakukan pada satu BMT saja, alasan pertama adalah
mempermudah fokus kajian penelitian, yang kedua adalah pada prinsipnya penerapan aturan
syari’ah di setiap BMT adalah sama karena sumber utama dari aturan tersebut adalah Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Penelitian Ini dilakukan mulai Desember 2013 sampai Februari 2014.

Definisi Operasional
Definisi operasional yang akan diteliti merupakan penjelasan dari SWOT (David, Fred R.,
2005:47) yaitu :
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang
berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani
oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan
kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan
perusahaan.
5. Strategi
Strategi merupakan tindakan yang merupakan incremental (senantiasa meningkat) dan
terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para pelanggan dimasa yang akan datang.

Teknik Analisis Data


Untuk menjawab permasalahan yang telah ditetapkan dalam rumusan masalah maka
digunakan analisis yaitu analisis SWOT yang digunakan untuk rumusan masalah yang kedua
menentukan strategi pengembangan BMT di Kota Medan dengan sample KSPS BMT Amanah
Ray. Penelitian ini terlebih dahulu melakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal
wilayah. Untuk faktor yang mempengaruhi internal wilayah dengan cara mendata seluruh
kekuatan dan kelemahan. Kekuatan didata terlebih dahulu kemudian daftar kelemahan. Untuk
faktor eksternal wilayah peluang terlebih dahulu didaftarkan kemudian ancaman. Hasil kedua
identifikasi faktor-faktor internal daan eksternal tersebut kemudian diberi bobot.

678
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No.11

Bobot setiap variabel menurut Kinner dalam Karo-karo (2006) dapat di cari dengan
menggunakan rumus :
X
i  n i
 Xi i 1
Dimana:
 i = bobot variabel ke i i = 1,2,3
X i = Nilai Variabel ke I n = jumlah data
Penetuan skor dilakukan terhadap variabel-variabel dengan memberikan skala 1,2,3 dan 4
terhadap masing –masing faktor. Menurut David dalam (Karo-karo 2006) skala nilai skor untuk
faktor internal wilayah (kekuatan dan kelemahan) yaitu:
1 = kelemahan utama/mayor
2 = kelemahan kecil/minor
3 = kekuatan kecil/minor
4 = kekuatan utama/ mayor
Sedangkan untuk faktor eksternal (peluang dan ancaman) menggunakan skala nilai skor
yaitu:
1 = tidak berpengaruh 3 = kuat pengaruhnya
2 = kurang kuat pengaruhnya 4 = sangat kuat pengaruhnya

Selanjutnya dilakukan penjumlahan dari bobot dikalikan dengan skor untuk masing-
masing variabel untuk memperoleh skor pembobotan. Jumlah pembobotan berkisar 1,0-4,0
dengan rata-rata 2,5 jika pembobotan faktor internal dibawah 2,5 berarti kondisi internal wilayah
lemah. Untuk faktor eksternal wilayah dengan jumlah pembobotan berkisar 1,0-4,0 dengan rata-
rata 2,5 jika faktor eksternal mempunyai pembobotan 1,0 maka wilayah tidak dapat
memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada. Sebaliknya jika skor pembobotan 4,0
maka wilayah merespon peluang maupun acaman yang ada dengan baik.
Data-data yang ditemukan kemudian disusun dan dianalisis dengan analisa SWOT, yang
menjelaskan tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ditemui dalam praktek
pelaksanaan strategi pengembang Koperasi Syariah KSP Syariah As-salam. Analisis ini berguna
untuk menganalisa faktor-faktor internal di dalam organisasi yang memberikan andil terhadap
pengembangan dan mempertimbangkkan faktor eksternal. Kemudian dirumuskan strategi yang
tepat dalam pengembangan Koperasi Syariah di kota Medan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum melakukan analisis SWOT terlebih dahulu dilakukan identifikasi faktor-faktor
internal dan eksternal wilayah. Untuk faktor yang mempengaruhi internal wilayah dengan cara
mendata seluruh kekuatan dan kelemahan. Kekuatan didata terlebih dahulu kemudian daftar
kelemahan. Untuk faktor eksternal wilayah peluang terlebih dahulu didaftarkan kemudian
ancaman. Hasil kedua identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal tersebut kemudian diberi
bobot

679
Isma Ilmi Analisis Strategi Pengembangan BMT…

Tabel 1.1
Matriks Evaluasi Faktor Internal Pengembangan KSPS BMT Amanah Ray
No Faktor Internal Skor Bobot Total
A Kekuatan
1 Promosi 3 0.072 0.215
2 Modal 3 0.083 0.25
3 Tenaga Kerja 2.5 0.083 0.21
4 Perkembangan Produk Syariah 3 0.095 0.284
5 Pengalaman Kerja 3 0.095 0.284
6 Sistem Pembukuan 3 0.102 0.307
7 Sistem Syariah 2 0.091 0.182
8 Lokasi 2.5 0.087 0.218
Jumlah Kekuatan 1.95
B Kelemahan
1 Sistem Teknologi informasi 2 0.102 0.204
2 kegiatan pelatihan dan penegmbangan 2.5 0.072 0.18
3 Biaya Administrasi 1.5 0.060 0.091
4 Sistem bagi hasil yang cukup bersaing 2.5 0.042 0.104
Jumlah Kelemahan 0.58
Total 2.53
Sumber: Hasil Data diolah oleh penulis

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari aspek kekuatan, sistem pembukuan merupakan
bobot tertinggi dalam faktor kekuatan yaitu sebesar 0.102, sedangkan untuk skor, faktor ini
mendapatkan skor 3, perkembangan produk syariah dan pengalaman kerja menjadi faktor yang
sama sama menjadi kedua tertinggi dengan kekuatan sebesar 0.095, sedangkan untuk skor faktor
faktor ini sama sama mendapatkan skor 3, sistem syariah memiliki bobot dalam faktor internal
kekuatan yaitu sebesar 0.091 dan untuk skor, faktor ini mendapatkan skor 2, lokasi memiliki
bobot dalam faktor internal kekuatan yaitu sebesar 0.087 dan untuk skor faktor ini mendapatkan
skor 2.5, modal memiliki bobot dalam faktor internal kekuatan yaitu sebesar 0.083 dan untuk
skor faktor ini mendapatkan skor 3, tenaga kerja juga tidak kalah penting dengan modal, karena
bobot yang dimiliki dalam faktor internal kekuatan yaitu sebesar 0.083 tetapi yang membedakan
dengan modal hanyalah skor yang dimiliki tenaga kerja adalah 2.5, promosi memiliki bobot
dalam faktor internal kekuatan yaitu sebesar 0.072 sedangkan untuk skor, faktor ini mendapatkan
skor 3.
Sedangkan dari aspek kelemahan, sistem teknologi yang terintegrasi memiliki skor
tertinggi yaitu sebesar 0.102, sedangkan untuk skor, faktor ini mendapatkan nilai 2, kegiatan
pelatihan dan pengembangan memiliki bobot sebesar 0.072 dan mendapatkan skor 2.5, biaya
administrasi memiliki bobot sebesar 0.06 dan skor sebesar 1.5, dan sistem bagi hasil yang cukup
bersaing memiliki bobot sebesar 0.042 dengan nilai skor sebesar 2.5.

680
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No.11

Tabel 1.2
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Pengembangan KSPS BMT Amanah Ray

No Faktor Eksternal Skor Bobot Total


A Peluang
1 Dukungan Pemerintah 0.122 4 0.488
2 Pinjaman 0.073 2.5 0.183
3 Kemitraan 0.083 1.5 0.124
4 Hukum tentang lembaga syariah 0.107 2 0.215
5 Masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim 0.097 1 0.097
6 Fatwa MUI tentang bunga haram 0.62 2.5 1.55
Jumlah 1.102 13.5 2.66
B Ancaman

1 Biaya Sewa 0.12 2 0.234


2 Pemberian Kredit Lunak 0.097 1 0.097
3 Persaingan dengan Bank lain yang membuka
Syariah 0.117 2 0.234
4 Kondisi Perekonomian 0.107 2 0.215
5 Keberadaan Sektor Formal 0.107 1 0.107
6 BI Rate 0.073 1.5 0.110
7 Kebijakan Pembangunan 0.097 1 0.097
Jumlah 0.717 10.5 1.095
3.751
Total
Sumber: Hasil Data diolah oleh penulis

Dilihat dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari aspek peluang, fatwa MUI tentang
bunga haram memiliki bobot sebesar 0.62 dan mempunyai skor sebesar 2.5, dukungan
pemerintah memiliki bobot sebesar 0.122 dan skor sebesar 4, hukum tentang lembaga syariah
memiliki bobot sebesar 0.107 dan skor sebesar 1.5, masyarakat Indonesia yang mayoritas
Muslim memiliki bobot sebesar 0.907 dan skor sebesar 1, kemitraan memiliki bobot sebesar
0.083 dan skor sebesar 1, dan pinjaman memiliki bobot sebesar 0.073 dengan skor sebesar 0.25.
Dari aspek ancaman, biaya sewa memiliki bobot sebesar 0.12 dan skor sebesar 2,
persaingan dengan bank lain yang membuka syariah memiliki bobot sebesar 0.117 dan skor
sebesar 2, kondisi perekonomian memiliki bobot sebesar 0.107 dan skor sebesar 2, keberadaan
sector formal memiliki bobot sebesar 0.107 dan skor sebesar 1, pemberian kredit memiliki bobot
sebesar 0.097 dan skor sebesar 1, kebijakan pembangunan memiliki bobot sebesar 0.097 dan
skor yang juga sebesar 1, dan bi rate memiliki bobot sebesar 0.073 dengan skor sebesar 1.5.

681
Isma Ilmi Analisis Strategi Pengembangan BMT…

Tabel 1.3
Matriks SWOT
Faktor Strategis Strengths (S) Weakness (W)
Internal Daftar Kekuatan Daftar Kelemahan
a. Promosi a. Sistem Teknologi
b. Modal informasi
c. Tenaga Kerja b. kegiatan pelatihan dan
d. Perkembangan Produk penegmbangan
Syariah c. Biaya Administrasi
Faktor Strategis e. Pengalaman Kerja d. Sistem bagi hasil yang
f. Sistem Pembukuan cukup bersaing
Eksternal g. Sistem Syariah
h. Lokasi
Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O
Daftar Peluang  Mengembangkan  Membenahi sistem teknologi
a. Dukungan pembukuan sesuai dan informasi yang
Pemerintah dengan sistem syariah digunakan dengan
b. Pinjaman dan lebih transparan melakukan kerja sama
c. Kemitraan dengan system bagi dengan pemerintah
Sumber : Datatentang
d. Hukum hasil.
diolah oleh penulis  Untuk meningkatkan kualitas
lembaga syariah  Memanfaatkan SDM di BMT harus diadakan
e. Masyarakat dukungan pemerintah kegiatan pelatihan dan
Indonesia yang terhadap perbankan pengembangan melaui
mayoritas Muslim syariah dengan kemtiraan dengan perbankan
f. Fatwa MUI tentang meningkatkan jenis-jenis lain yang memberlakukan
bunga haram produk syariah prinsip syariah.

Threats (T) Strategi S-T Strategi W-T


Daftar Ancaman  Meningkatkan peran  Membenahi sarana dan
a. Biaya Sewa BMT melalui kebijakan prasana dalam bidang
b. Pemberian Kredit pemberian kredit lunak teknologi agar mampu
Lunak dengan syarat ringan bersaing dengan lembaga
c. Persaingan dengan  Promosi tentang BMT lainya
Bank lain yang yang memberlakukan  Mengadakan penyuluhan
membuka Syariah pembukuan syariah pada masyarakat tentang
d. Kondisi Perekonomian system syariah di BMT
e. Keberadaan Sektor (sekaligus promosi)
Formal
f. BI Rate
g. Kebijakan
Pembangunan
Sumber : Data diolah oleh penulis

Berdasarkan analisis matriks SWOT, strategi yang diusulkan dalam pengembangan KSPS
BMT Amanah Ray di kota Medan adalah :
1. Mengembangkan pembukuan sesuai dengan sistem syariah dan lebih transparan dengan
sistem bagi hasil.
682
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.2 No.11

2. Memanfaatkan dukungan pemerintah terhadap perbankan syariah dengan meningkatkan


jenis-jenis produk syariah.
3. Dukungan pemerintah dapat digunakan untuk membenahi sistem teknologi dan informasi
yang digunakan untuk semakin memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
4. Menjalin kemitraan dengan bank lainnya yang melakukan prinsip syariah, untuk
melakukan pelatihan dan pengembangan SDM di BMT Amanah Ray di kota Medan.
5. Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang sistem syariah di BMT dan juga
sistem pembukuan syariah yang dimiliki oleh BMT Amanah Ray untuk membuka
wawasan masyarakat tentang BMT Amanah Ray sekaligus mempromosikannya.
6. Meningkatkan peran BMT melalui kebijakan pemberian kredit lunak dengan syarat
ringan.
7. Promosi tentang BMT yang memberlakukan pembukuan syariah.
8. Membenahi sarana dan prasana dalam bidang teknologi agar mampu bersaing dengan
lembaga lainya.

KESIMPULAN

Penelitian tentang strategi pengembangan KSPS BMT Amanah Ray di kota Medan dapat
ditarik kesimpulan yaitu:
1. Faktor internal yang mempengaruhi pengembangan KSPS BMT Amanah Ray adalah
promosi, modal, sistem informasi teknologi yang terintegrasi, sistem bagi hasil yang
cukup bersaing, kegiatan pelatihan dan pengembangan, pengembangan produk syariah,
pengalaman kerja, sistem pembukuan, lokasi, sistem syariah, biaya administrasi. Dan
faktor eksternal yaitu biaya sewa, pelatihan, pemberian kredit lunak, pinjaman,
kemitraan, persaingan, kondisi perekonomian yang tidak stabil, hukum, kebijakan
pembangunan, keberadaan sektor formal.
2. Strategi yang diperlukan dalam pengembangan KSPS BMT Amanah Ray adalah a.
Mengembangkan pembukuan sesuai dengan sistem syariah dan lebih transparan dengan
sistem bagi hasil; b. Memanfaatkan dukungan pemerintah terhadap perbankan syariah
dengan meningkatkan jenis-jenis produk syariah; c. Dukungan pemerintah dapat
digunakan untuk membenahi sistem teknologi dan informasi yang digunakan untuk
semakin memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat; d. Menjalin kemitraan
dengan bank lainnya yang melakukan prinsip syariah, untuk melakukan pelatihan dan
pengembangan SDM di BMT Amanah Ray di kota Medan; e. Mengadakan penyuluhan
kepada masyarakat tentang sistem syariah di BMT dan juga sistem pembukuan syariah
yang dimiliki oleh BMT Amanah Ray untuk membuka wawasan masyarakat tentang
BMT Amanah Ray sekaligus mempromosikannya; f. Meningkatkan peran BMT melalui
kebijakan pemberian kredit lunak dengan syarat ringan; g. Promosi tentang BMT yang
memberlakukan pembukuan syariah; h. Membenahi sarana dan prasana dalam bidang
teknologi agar mampu bersaing dengan lembaga lainya.

683
Isma Ilmi Analisis Strategi Pengembangan BMT…

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Gema
Insani, Jakarta.
Ascarya. 2008. Akad & Produk Bank Syariah. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hafihuddin, Didin, 2002, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Gema Insani, Jakarta.
Hasan, Ali, 2000, Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Hasan, Ahmad Ridwan, 2004. BMT & Bank Islam, Pustaka Bani Quraisy, Bandung
Hendrieanto, 2003, PengantarEkonomika Mikro Islam, Ekonosia, Yogykarta.
Karo-Karo, William, 2006. “Strategi Pengembangan Kabupaten Karo Sebagai Kawasan
Agropolitan”. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Muhammad, 2001, “Manajemen Bank Syari’ah”, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Muslaehuddin, Muhammad, 2002. Sistem Perbankan dalam Islam, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Nazir, Moh, 2005 Motode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Rangkuti, Freddy,2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Silalahi, Uber, 2009. Metode Penelitian Sosial, PT.Refika Aditama, Bandung.
Sjahdeni, Sutan Remi, 2000. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, Pustaka Utama Graffi, Jakarta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Widodo, Hertanto, 1999. Panduan praktis operasional Baitul Mal Wattamwil (BMT), Penerbit
Mizan, Bandung.
Gambaran umum Kota Medan, Pemko (2011). Diakses tanggal 19 Januari 2014 dari http:
//www.pemkomedan.go.id/selayang_informasi.php#gambaran
Tentang KSPS BMT Amanah Ray (2013). Diakses tanggal 19 Januari 2014 dari
http://bmtamanahray.blogspot.com/2011/04/info-bmt-ar.html
Bank Syariah, Diakses tanggl 20 Januari 2014 dari
http://www.banksyariah.net/2012/07/pengertian-bank-syariah_19.html

SKRIPSI
Asrini, 2011, “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jasa Keuangan Syariah di Bidang
Agribisnis”. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sa’roni, 2010, “Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan BMT Berkah Madani
Cimanggis”. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Wicaksono, 2010, “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pupuk Ofer Koperasi Lisung Kiwari,
Cigombong, Kabupaten Bogor,Provinsi Jawa Barat”. Institut Pertanian Bogor, Bogor

684

Anda mungkin juga menyukai