Logam
Logam
Logam
Logam (Metal)
Catatan :
Perbedaan Besi Cor dan Baja adalah pada jumlah kandungan Carbon (C)-nya.
Perbedaan Logam Ringan dan Logam Berat adalah pada Berat Jenisnya.
Disebut Baja Mulia adalah kandungan Sulfur (S) dan Phosphor (P)-nya rendah sekali.
1
2
3 LOGAM (METAL)
Sampai saat ini ” bahan logam atau metal “ masih mendominasi dalam
penggunaan sehari-hari sebagai kebutuhan peralatan teknis dan macam-macam
kebutuhan non teknis. Untuk itu, sedikit banyak kita tentu harus mengenal bahan
logam termasuk proses pengerjaan atau pengolahan logam, tak terkecuali penuangan
logam dalam industri pengecoran logam. (Metalurgi dan Metalografi).
Bahan-bahan dasar logam dan bukan logam yang terpenting, juga sebagai
unsur-unsur paduan untuk logam, antara lain seperti tabel di bawah ini :
Dasar pemilihan bahan tersebut yaitu bahwa kita harus mengetahui atau
mengenal sifat-sifatnya dan kegunaannya. Karena fungsi benda tuangan yang kita
inginkan harus mampu memenuhi fungsi tersebut, yang semaksimal mungkin. Untuk
itu, sifat-sifat bahan yang diinginkan, antara lain :
2
- Mudah dibuat atau dikerjakan dalam permesinan dan mempunyai tantal yang
baik dalam pemotongan.
- Ringan.
- Tahan akan zat kimia, seperti : asam, basa, alkali, dan seterusnya.
- Tahan akan korosi, oksidasi, erosi, dan Dan masih banyak lagi sifat-sifat khusus
yang diinginkan.
Yang dimaksud dengan sifat khusus, artinya bahwa suatu benda tuangan
menuntut banyak sifat yang dikehendaki, karena fungsi penggunaannya ; misalnya
dapat dicontohkan : sifat-sifat yang diinginkan oleh Blok mesin atau motor bakar,
menuntut akan tahan panas, tahan getaran, tahan karat, liat atau mampu menahan
kembang susut akibat panas, dan lain sebagainya. Dengan demikian, ketepatan akan
jumlah kandungan dari unsur-unsur paduan adalah penting untuk membentuk sifat-
sifat yang diinginkan tersebut semaksimal mungkin.
4 BAJA
Yang dimaksud dengan baja yaitu perpaduan antara besi (Fe) dan karbon (C),
dimana kadar atau konsentrasi kandungan karbonnya adalah < 2% (C).
Yang dimaksud dengan baja bukan paduan yaitu biasa kita sebut dengan baja
karbon yang mana baja karbon ini tidak saja mempunyai karbon (C) saja, akan tetapi
terkandung pula unsur-unsur yang termasuk didalamnya, antara lain : Silisium (Si),
Mangan (Mg), Phospor (P), dan belerang atau Sulfur (S). Juga termasuk didalamnya
yaitu : Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).
3
Kandungan-kandungan tersebut diatas mempunyai batasan konsentrasi atau
kadar tertentu. Besarnya konsentrasi dan atau kadar unsur-unsur tersebut dinyatakan
dalam prosen (%), dengan jumlah yang paling ideal, tergantung dari kebutuhan atau
sifat-sifat yang kita inginkan menurut kebutuhan. Untuk itu, unsur-unsur kandung-an
tersebut kita sebut sebagai unsur-unsur pengantar.
Baja paduan yaitu dari baja bukan paduan atau baja karbon ditambah dengan
unsur-unsur paduan. Baja paduan juga akan dibagi-bagi lagi menurut golongannya,
yang tergantung pula dari jumlah atau besarnya konsentrasi paduan dalam
prosentasenya, yaitu antara lain :
Selain itu, unsur-unsur paduan yang lazim digunakan dibedakan pula, yaitu
unsur-unsur paduan untuk logam besi dan untuk logam bukan besi (non ferro).
Unsur-unsur Paduan untuk Logam Besi, yang umum dipakai sebagai bahan
paduan, antara lain : Karbon (C), Phospor (P), Belerang (S), Nitrogen (N), Hidrogen
(H), Silisium (Si). Kesemuanya ini adalah unsur-unsur paduan bukan logam. Selain
4
unsur-unsur tersebut masih ada lagi unsur-unsur paduan yang berupa logam, antara
lain : Mangan (Mn), Nikel (Ni), Chrom (Cr), Vanadium (V), Molibdenum (Mo),
Kobalt (CO), Wolfram (W). Selain itu masih banyak lagi unsur-unsur paduan lain,
seperti halnya : Titan (Ti), Tembaga (Cu), Aluminium (Al), Magnesium (Mg), seng
(Zn), Timah hitam (Pb), Timah putih (Sn), dan masih banyak lagi.
Catatan : Unsur-unsur paduan berupa logam dapat pula sebagai bahan dasar
logamnya. Biasanya pada logam bukan besi (non ferro).
Sebagai unsur paduan logam maupun bukan logam berfungsi memperbaiki sifat-sifat sbb :
Baja juga akan kita golongkan dalam dua golongan besar, yaitu :
5
- Baja tuangan (Baja tuang).
Menurut jenisnya baja bukan tuangan juga terbagi dalam dua jenis, yaitu bukan
paduan atau tanpa paduan dan berpaduan. Untuk itu, jenis-jenis tersebut kita uraikan
lagi menurut macam-macamnya beserta uraian akan sifat-sifatnya, penggunaannya dan
standarisasinya dalam bentuk contoh-contoh baja.
- Baja dasar,
Baja konstruksi dalam pasaran umumnya dibuat sebagai bahan setengah jadi :
misalnya plat, batangan, dan profil dan terkadang digunakan untuk bagian-bagian
mesin.
Sifat baja konstruksi ini kekuatan tariknya tinggi tergantung dari kadar
karbonnya. Semakin tinggi kadar karbonnya semakin tinggi kekuatan tariknya, akan
tetapi semakin rapuh. Sifat lainnya mempunyai mampu bengkok, liat, mampu juga
untuk dilas dengan baik. Selain itu mampu untuk dibentuk dengan proses dingin
(dirol, digilas, dan sebagainya). Nama-nama umum dalam pasaran, antara lain : St
37, St 44, St 50, St 60, St 70. dst
6
5.1.2 Baja Kualitas Tinggi
Yang dimaksud baja kualitas tinggi yaitu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu
setelah baja ini berbentuk jadi atau dibentuk dalam permesinan, maka bahan baja
tersebut atau benda kerjanya akan mendapatkan pengerjaan lanjut, yaitu proses
perlakuan panas (Heat treatment process). Karena tanpa prosesperlakuan panas,
sifat atau fungsi serta tujuan yang diinginkan tidak ada artinya, dalam arti kata
benda tersebut tidak atau belum dapat di gunakan. Untuk itu dalam standarisasi
(sebagai contih dalam : DIN), juga diberi kode singkatan “C”, misalnya C 45, akan
tetapi dalam arti kata bukan lagi membicarakan masalah kekuatan tarik melainkan
bahwa C 45 adalah ciri atau kode untuk baja berkualitas tinggi dengan kadar karbon
: 0,45%(C). Dengan demikian bahwa St dan C telah dibedakan bahwa angka-angka
dibelakang St, akan menunjukan kekuatan tariknya dan angka-angka dibelakang C,
menunjukan besar kandungan karbonnya, dimana besarnya kandungan C tersebut
ketentuannya atau telah ditetapkan dengan dibagi 100 dan satuannya dalam prosen
(%). Selain itu ciri lainnya yaitu baja kualitas tinggi, kandungan unsur-unsur atau
komposisinya rendah.
Baja mulia juga memiliki ciri atau tanda khusus, dalam standar DIN berkode
singkatan “CK”, misalnya Ck 10 dan seterusnya : berarti Ck 10 adalah baja mulia
dengan kadar karbon 0,1% (C).
Perbedaan lain yang menyolok bahwa baja mulia mempunyai kadar phospor
(P) dan belerangnya (S) lebih rendah dibandingkan dengan baja kualitas tinggi.
Dibagi dalam tiga bentuk, yaitu baja konstruksi, baja plat, dan baja peralatan
(Tool steels).
Baja otomat (Free-cutting steel atau Automatic screw steel) yaitu terdiri dari
baja bukan paduan dan atau berpaduan rendah dari pada baja kualitas tinggi yaitu
dengan menaikan kadar belerangnya dan kadar phospornya. Pada umumnya bahan
7
ini digunakan untuk benda-benda yang dikerjakan pada mesin bubut otomatis, yang
harus mempunyai sifat pemotongan pda tatalnya, harus rapuh, dengan demikian
tidak mengganggu pengerjaan permesinan. Baja otomat dengan kandungan 0,07-
0,65% C, 0,18-0,4% S, 0,6-1,5% Mn, 0,05-0,4% Si, dan kalau diinginkan
kekhususanlebih baik lagi, untuk kemampuan potong tatalnya dan permukaan yang
mengkilat dapat ditambah dengan 0,15-0,3%Pb.
Baja ini masih dalam golongan baja kualitas tinggi, contoh : C 10, C 10 Pb,
dan atau dalam golongan baja mulia, contoh : Ck 10, Cq 10, Cm 15, dan yang
termasuk logam mulia paduan, misalnya 13 NiC r6, 15 Cr 3 dimana jenis baja mulia
ini mempunyai homogenitas struktur dan keadaan permukaannya baik. Kalau baja
jenis ini kita kurangi kadar P dan S-nya maka baja tersebut termasuk atau menjadi
baja kualitas tinggi. Kalau kita melihat nama insert steel karena penggunaannya dan
sifatnya, maka kita namakan demikian. Insert steel mempunyai sifat apabila kita
gunakan sebagai bahan suatu benda atau alat-alat yang telah jadi, artinya telah
melalui proses pengerjaan mesin hingga berbentuk barang jadi atau alat dan juga
sudah selesai dalam proses heat treatment-nya, maka insert steel ini sifatnya leras,
permukaannya tahan aus atau gesekan, dan bagian inti atau tengahnya ulet/liat.
Selain itu juga dalam penggunaannya, kekuatan pakainya lama sekali (tahan lama).
Insert steel biasanya digunakan sebagai alat, seperti baut, pena, pasak, roda-
roda rol, roda-roda gilas, roda-roda gigi, bubungan atau poros-poros, dan alat-alat
lain yang mendapat tuntutan akan gesekan.
8
5.2.3 Baja Perlakuan Panas (Heattreatmentsteel)
Baja ini mempunyai kandungan karbon (C) 0.2 dan 0.6%, jumlah kandungan
tersebut mempunyai kemampuan mirip dengan insert steel dimana sifat dan
penggunaannya juga mirip. Hanya saja baja ini mandapat proses pengerasan
(“Hardening”) secara keseluruhan (seluruh body). Kemudian mendapat proses
tempering untuk menambah sifat, lebih mampu mendapat pukulan (mampu impak)
yang tinggi, juga dengan proses tempering akan meningkatkan kekuatan tarik yang
tinggi. Dalam penggunaannya pun tentu akan digunakan untuk benda-benda yang
mendapatkan beban dari sifat-sifat tersebut diatas, misaknya : roda exentrik,
crankshaft, poros-poros kendaraan berat, dan sebagainya. Baja ini juga termasuk
baja kualitas tinggi, seperti : C 25, C 45Pb, dan jenis baja mulia misalnya Cq 45,
Cm 60, atau baja mulia paduan misalnya 30 CrNiMo 8, 37 Cr 4.
Baja tersebut yaitu termasuk golongan logam mulia paduan, yang mempunyai
kandungan antara lain : chrom, molibdenum, dan alumunium, seperti contoh : 31
CrMo 12 atau 34 CrAlNi 7. Melihat dari namanya, baja ini akan mendapat proses
nitrieding yaitu pengerasan permukaan dengan memberikan nitrogen pada
permukaannya untuk proses pengerasannya, akan membentuk metal nitride yang
keras sekali. Dalam penggunaannya, menurut sifatnya akan digunakan sebagi mal,
alat ukur presisi seperti jangka sorong, mikrometer,dan lain sebagainya.
Baja pegas harus mempunyai sifat elastis yang tinggi juga kekuatan tariknya
yang tinggi. Hal ini tidak hanya tergantung dari komposisinya saja, melainkan juga
perlakuan panasnya (“Heat treatment process”) dan sewaktu mendapat proses
pengerjaan dinginnya. Baja pegas umumnya akan digunakan dalam mesin-mesin
atau kendaraan. Pada baja bukan paduan umumnya menggunakan baja kualitas
tinggi, seperti C 75 juga baja mulia seperti Ck 75, dan baja mulia paduan seperti Ck
– 66 Si 7.
9
5.2.6 Baja Tahan Panas (Heatresistancesteel)
Baja tahan panas ini banyak digunakan pada instalasi-instalasi panas, reaktor,
ketel uap, roket, transmisi roda gigi, dan turbin. Misalnya X 4 NiCrTi 25.15 yaitu
digunakan untuk bagian turbin gas, yang mana kekuatannya mampu menerima
beban panas hingga 700 0 C. Atau untuk katup baja pada motor bakar kita gunakan
baja X 45 CrNiW 18.9 sampai 700 0 C masih mempunyai kemampuan tahan gesekan
dan tahan korosi, begitu juga kekuatan tariknya masih kira-kira 400 N/mm 2. Masih
ada lagi contoh, yaitu X 15 CrNiSi 25.20 digunakan pipa pelindung pada
thermoelement atau kotak heat-treatment, yang mampu menahan panas hingga 1200
0
C.
Seperti contoh X 5 CrNi 8.9, Baja ini mampu menahan karat melawan
kelembaban udara, air, dan umumnya asam dan basa. Bahan ini banyak di gunakan
sebagai peralatan pada industri kimia, industri makanan dan minuman, pipa saluran,
bagian-bagian mesin ataupun barang-barang seni. Mampu dikerjakan dalam
permesinan, mampu dilas dengan baik juga dapat dipoles hingga mengkilat.
Bahan ini tidak begitu tahan karat dan mempunyai kandungan mangan yang
besar, seperti contoh X 40 MnCr 18, kekuatan tariknya minimal 650-1000N/mm2
dan keregangannya 20-50% dengan demikian bahan ini baik sekali dalam proses
pengerjaan dingin.
Pada umumnya baja bangunan ini terbuat dari baja dasar dan baja kualitas
tinggi tanpa paduan, kecuali dibutuhkan hal-hal yang menyangkut kekuatan tariknya
10
secara khusus atau menurut permintaan. Karena sifatnya gabungan antara baja dasar
dan baja kualitas tinggi dalam membaca singkatannya sebagai berikut : misalnya St
50-2 yaitu kekuatan tariknya 490 N/mm2 dan kandungan karbonnya dibaca 0,2%,
dan seterusnya. Selain itu dimukanya masih disebutkan bentuk profilnya, misal : U
St 37-2 I St 44-2, L St 50-3, dan seterusnya.
Baja plat memiliki beberapa macam, yaitu baja plat yang terhalus dan plat
putih, halus, menengah dan kasar. Selain itu masih ada plat khusus untuk ketel. Plat
ini selain terbuat dari baja dasar atau baja konstruksi, mengingat kebutuhan dalam
permesinan juga terbuat dari insert steel, heat treatable steel, baja tahan karat dan
plat-plat berpaduan lainnya.
Plat yang terhalus, dibuat dari baja lunak tanpa paduan dengan ketebalan
dibawah 0,5 mm berbentuk lembaran-lembaran tipis, permukaannya biasanya
dilapisi dengan Feet atau Lak sebagai pelindung korosi, oksidasi, dan sebagainya.
Dan untuk plat putih dilapisi dengan Timah putih (Sn) pada seluruh permukaannya.
Plat halus mempunyai ketebalan seri yang berurutan, yaitu dari ketebalan 0,5
sampai dengan 3mm. Plat ini banyak dibutuhkan untuk spare part permesinan,
konstruksi dengan pengerjaan press, misalnya : punch, deep drawing, forming,
cuping, dan sebagainya, begitu juga dipakai pada industri karoseri kendaraan.
Permukaannya juga dilapisi dengan Feet, Lak atau Timah putih.
Plat menengah atau kasar, seperti halnya plat-plat lain, akan tetapi untuk
kebutuhan tertentu/khusus, dibuat juga dengan bahan insert steel dan heat treatable
steel.
Plat ketel, dibuat secara khusus dan harus mempunyai kemampuan yang lebih
dari plat-plat lain, yaitu dituntut untuk mampu menerima beban tekan dan panas,
selain itu juga harus mampu dilas dengan baik. Tanda atau ciri untuk plat ketel
menggunakan singkatan antara lain : HI, HII, HIII, HIV. Baja ini terbuat dari baja
lunak dan untuk benda-benda yang mendapat tuntutan tinggi kita gunakan baja
paduan.
11
5.2.11 Baja Perkakas (Toolsteel)
Baja peralatan yaitu baja yang digunakan sebagai alat potong, misalnya :
pahat/cutter permesinan, daun gergaji, pisau, pahat kayu, dan masih banyak lagi
termasuk alat-alat tempa. Baja peralatan ini sifatnya khusus, dimana menurut
komposisinya terbagi dalam : baja tanpa paduan, baja paduan rendah maupun baja
paduan tinggi tergantung dari kegunaannya. Bahan ini untuk pengerjaan akhir selalu
dengan proses pengerasan (Hardening) dan media pencelupan dalam pendinginan
(Quenching)nya yaitu pada air, oli ataupun udara (kompresi atau terbuka), yang
mana dalam penggunaannya sebagai alat potong, dapat digunakan untuk memotong
dalam kondisi dingin, panas maupun dengan kecepatan tinggi. Kandungan
karbonnya untuk baja peralatan tanpa paduan, berkisar antara 0,35-1,5% C dan
untuk baja peralatan paduan, kadar karbonnyahingga mencapai 2,2% C.
Contoh : C 105 W1 , mempunyai kekerasan yang baik juga masih cukup liat.
12
Baja ini sudah dapat digunakan sebagai alat potong permesinan sederhana,
misalnya : 120 WV 4 digunakan sebagai bahan mata bor, gergaji pita,
pemotong ulir luar/Tap. 90 MnCr V 8 digunakan sebagai bahan alat ukur atau
mal juga alat potong.
Baja tuang yaitu dalam pembentukannya dibuat dalam proses penuangan atau
pengecoran dengan bahan dasar baja. Maksud pembentukan disini yaitu pembuatan
benda-benda tuangan menurut kebutuhannya.
13
diturunkan hingga 700 0C dalam kurun waktu tertentu dan akhirnya diturunkan
suhunya pelan-pelan (didinginkan) pada udara terbuka.
Penggunaannya
Standarisasi
14
Untuk paduan rendah pada baja tuang dapat dicontohkan dari standar (DIN)
yaitu menggunakan kode singkatan GS yang artinya baja tuang dan diikuti singkatan
dari unsur-unsur paduannya dan juga angka-angka yang menunjukan prosentase kadar
unsur paduan tersebut dengan ketentuan-ketentuannya. Misal : GS-17 CrMo 5.5
artinya baja tuang berpaduan rendah dengan kadar karbon C = 0,17 %, Chrom (Cr) =
1,25 %, Molibdenum (Mo) = 0,5 %.
Untuk paduan tinggi pada baja tuang pada standar DIN dengan menggunakan
singkatan “X”, diikuti unsur-unsur paduannya dan angka-angka yang menunjukan
prosentasenya. Misal : GS-X5 CrNiMo 18 12 artinya baja tuang berpaduan tinggi
dengan kadar karbon (C) = 0.05 %, Chrom (Cr) = 18 %, Nikel (Ni) = 12% dan sedikit
kandungan Molibdenum.
Untuk paduan khusus pada baja tuang pada standar DIN untuk paduan khusus
tersebut mempunyai aturan sendiri yang mana mempunyai unsur paduan khusus yang
berurutan yaitu antara lain : Wolfram (W), Molibdenum (Mo), Vanadium (V), dan
Kobalt (Co), dan sebagai bahan dasarnya termasuk grup baja paduan tinggi. Cara
membaca standarisasinya yaitu bahwa disini hanya ditunjukan kode singkatan huruf
dengan angka-angka yang menunjukan prosentase unsur paduan secara berurutan,
seperti tersebut diatas.
6 BESI COR
Seperti halnya pada baja, bahwa besi tuang adalah paduan antara besi dengan
kandungan karbon (C), Silisium (Si), Mangan (Mn), phosfor (P), dan Belerang (S),
15
termasuk kandungan lain yang terdapat didalamnya. Besi tuang mempunyai kandungan
karbon lebih besar dari baja, yaitu berkisar antara 2,0 – 5,6 % (C) tergantung bentuk
struktur yang terjadi ataupun struktur yang dikehendaki. Secara umum, kesemuanya itu
adalah besi tuang dasar tanpa paduan atau tambahan. Untuk itu, menurut kebutuhan
atau tuntutan suatu sifat-sifat yang dikehendaki dalam penggunaannya benda-benda
tuangan tersebut, maka dapat pula kita berikan unsur-unsur paduan ataupun bahan
tambahan.
Besi tuang kelabu ini dalam industri pengecoran logam, umumnya akan
menggunakan tanur kupola dan oven elektris, misalnya : tanur induksi, tanur busur api,
dan sebagainya. Selain itu juga dapat kita kenal dengan tanur putar (Tromol oven),
yang sudah dipakai oleh beberapa industri pengecoran logam di Indonesia. Mengenai
bahan-bahan yang dilebur, antara lain : besi kasar (Pig iron), besi tuang rongsokan,
skrap baja, sisa-sisa tuangan atau benda-benda tuangan yang rusak. Untuk besi tuang
kelabu paduan dapat ditambahkan unsur-unsur paduan dan bahan tambahan, tergantung
dari sifat-sifat yang diinginkan menurut kebutuhan. Cetakan benda tuangan umumnya
menggunakan cetakan pasir / cetakan tetap.
Sifat-sifatnya
Besi tuang kelabu bergrafit lunak dan struktur patahannya berwarna kelabu,
mempunyai sifat licin dan mudah untuk dikerjakan dalam permesinan. Dengan
kandungan karbon yang tinggi antara 2,6-3,6 % (C), merendahkan titik cairnya dan
kemampuan tuangnya baik sekali. Kulit permukaannya relatif keras, karena bagian
kulit luar terjadi pendinginan yang cepat (cementit), tapi bagian dalamnya lunak.
Bentuk dan jumlah grafitnya akan mempengaruhi besar dan kecilnya kekuatan tarik
16
dari benda tuangan tersebut. Besi tuang kelabu memiliki bentuk struktur grafitnya
berbentuk serpihan, dengan demikian sifatnyapun rapuh.
Kenggunaannya
Karena besi tuang kelabu mudah dikerjakan dalam permesinan, maka bahan ini
digunakan untuk bagian-bagian permesinan, misalnya : rumah-rumah, mesin, pipa-pipa
atau pipa penghubung.
Standarisasi
Kita ambil cairan besi tuang, dimasukan kedalam ladel, kemudian kita berikan
magnesium dalam bentuk paduan nikel-magnesium atau paduan besi-nikel-
magnesium, maka akan membentuk kandungan grafit berbeuntuk bulat.
Sifat-sifatnya
17
Besi tuang bergrafit bulat memiliki kekuatan takik atau kemampuan takiknya,
yaitu kebalikannya besi tuang bergrafit serpih (lamelar). Selain itu besi tuang ini
memiliki kemuluran dan kekuatan tariknya baik, tahan geseknya tinggi serta licin.
Dengan perlakuan anealing, kemulurannya meningkat, begitu juga dengan quench-
temper (martempering), atau perbaikan struktur, kekuatan tariknya dapat mencapai
1000 N/mm2. Sifat-sifat lainnya besi tuang bergrafit bulat ini sangat tahan terhadap
pukulan dan baik untuk pengerjaan permesinan. Setelah itu dapat juga dilakukan
pengerasan sebagian pada bagian yang diinginkan yaitu dengan flame hardening.
Bahan ini tahan kimia dan tahan panas.
Penggunaannya
Besi tuang bergrafit bulat cocok digunakan untuk poros engkol, roda gigi,
rumah tranmisi roda gigi, rol, penyambung pipa, tungku pada industri kimia. Untuk
bagian-bagian kendaraan, misalnya : bagian kemudi, as belakang, kopling, pompa
atau turbin.
Besi tuang mampu tempa, pembuatannya menggunakan bahan baku pig iron
putih atau kelabu termasuk bahan tambahannya, yang kemudian dicairkan pada
kupola atau oven industri. Kalau kita patahkan sebelum mendapat perlakuan
tempering, besi tuang mampu tempa ini strukturnya berwarna putih. Setelah
penuangan, benda tuang ini akan mendapat proses perlakuan panas, yaitu : tempering
dalam waktu cukup lama. Untuk mendapat sifat malleablenya. Dan menurut jenisnya,
besi tuang mampu tempa ini terbagi dalam dua jenis, yaitu hitam dan putih.
18
0 ... 1,5 % untuk GTW Putih
Sifat dan penggunaan besi tuang mampu tempa Hitam dan Putih
Singkatan : GH (DIN)
Berat jenis : 7,25 Kg/dm3
Titik cair : 1150 ... 1250 0C
Kekerasan : 350 ... 650 HB
Kemuluran : hampir tidak ada
Pada waktu terjadi pembekuan dari besi tuang cair, karbonnya tidak dapat
memisahkan diri sebagai grafit, melainkan bersama-sama dengan besi membentuk
struktur keras, yaitu sementit. Sementit terbentuk karena pendinginan yang mendadak
yaitu dengan memberikan cil dan kandungan Si yang rendah atau kandungan mangan
dengan peningkatan yang sesuai.
Semua jenis besi cor dapat dibuat dengan sifat yang khusus, seperti tahan panas,
tahan karat, beban panas kejut, tahan asam dan basa (sifat Kimia) dengan paduan.
Pada umumnya paduan yang digunakan ; Nickel, Chrom, Silicium, Mngan dan
Cooper.
19
7.1 LOGAM BERAT
7.1.1 Tembaga
20
7.1.2 Nikel (Nickel/ Ni) Dan Paduannya
Penggunaan : Dalam keadaan murni jarang dipakai. Biasa sebagai paduan atau
lapisan pelindung pada logam besi pada plat baja.
21
Titik Cair : 232 0C
Kekuatan Tarik (Dicor) : 40 - 50 N/mm2.
Regangan : 40 %
Sifat : berwarna putih perak hingga kelabu mengkitat, tahan korosi
terhadap air dan udara, tetapi tidak tahan terhadap asam dan basa.
Pada suhu yang sangat rendah, dapat dibuat bentuk serbuk berwarna
kelabu (*Zinnpest). Timah Putih mempunyai mampu cor lebih baik
dari pada timah hitam. Begitu pula kekuatannya. Selain itu karena
mampu regangnya tinggi, maka dapat diroll hingga menjadi
lembaran yang tipis (Folie)
Penggunaan : Yang murni biasa digunakan barang seni, seperti piring, medali
dan serupanya. Selain itu juga sebagai bahan patri, atau pelapis
maupun paduan bahan kaleng.
7.1.6 Antimun
22
7.1.7 LOGAM MULIA
23
Mg Cu Si Zn Mn Pb
Kekuatan ++ ++ + ++ + 0
Tahan Karat ++ - ++ - ++ 0
Mampu Cor + 0 ++ 0 0 0
Mampu Pemesinan + 0 + + - ++
Keterangan : (++) sangat positiv, (+) positiv, (-) negatif, (0) tidak berpengaruh
Contoh Standardisasi :
24
ALUMINIUM COR PADUAN
Magnesium (Mg)
25
Kekuatan Tarik : 190 – 230 N/mm2.
Regangan :5–2%
Komposisi (%) : Mn 1,2 – 2,0, sisanya Mg.
No. Bahan : 3.52...
MgAl 8 Zn
– Titan berwarna putih keperakan, dalam bentuk tepung berwarna kelabu, sangat
keras, dan ringan.
26
– Dalam udara terbuka, Titan membentuk lapisan tipis (oxid-film) yang padat dan
liat sekali.
– Titan tahan terhadap korosi dan lebih baik dari pada baja dan tahan korosi
terhadap bahan kimia.
– Titan mempunyai kekuatan yang sama dengan baja konstruksi, hanya saja Titan
lebih ringan.
– Bila dipanaskan atau menerima beban panas hingga 500 0C, Titan masih padat
dan liat, akan tetapi apabila dipanaskan dalam kurun waktu yang relatif lama,
karena dengan pengambilan gas, maka Titan mulai berubah menjadi rapuh.
Standardisasi ;
Penggunaanya ; untuk benda dengan tuntutan ringan tapi kekuatannya tinggi dan
tahan panas, tahan kimia, contoh; Bagian pesawat terbang, kendaraan sport, antene
radar, plat anti radiasi dan masih banyak lagi.
27
DAFTAR PUSTAKA
28