DI SUSUN OLEH :
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM.P14086
DI SUSUN OLEH :
KHUSNUL KHOTIMAH
NIM.P14086
i
ii
MOTTO
Hiduplah seakan-akan kamu akan mati besok. Belajarlah seakan-akan kamu akan
hidup selamanya. Waktu tidak berpihak pada siapapun. Tapi waktu dapat menjadi
Aku tidak punya aturan. Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik, setiap saat
dan setiap hari. Perubahan tidak akan pernah terjadi jika kita terus menunggu
waktu atau orang yang tepat. Kita adalah perubahan itu sendiri
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien yang Mengalami Asma dengan
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes yang telah
Husada Surakarta.
vii
5. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku dosen penguji yang telah membimbing
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah ..................................................................... 4
1.3 Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.4 Tujuan ..................................................................................... 4
1.4.1 Tujuan Umum ....................................................................... 4
1.4.2 Tujan Khusus ........................................................................ 5
1.5 Manfaat ................................................................................... 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................... 5
1.5.2 Manfaat Praktis ..................................................................... 5
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan .......................................................................... 36
5.1.1 Pengkajian ......................................................................... 36
5.1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 40
x
5.1.3 Intervensi Keperawatan ..................................................... 42
5.1.4 Implementasi ..................................................................... 43
5.1.5 Evaluasi Keperawatan ....................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
LAMPIRAN
Lampiran 2. Jurnal
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
udara yang masuk ke dalam paru berkurang. Hal ini menyebabkan timbulnya
World Health Organization (WHO) pada tahun 2011, 235 juta orang di
Fot Health Statistics (NCHS) pada tahun 2011, prevalensi asma menurut usia
sebesar 9,5% pada anak dan 8,2% pada dewasa, sedangkan menurut jenis
1
2
Riau, dan Bengkulu (2%). Prevalensi kasus asma di Jawa Tengah sebesar
penderita asma pada tahun 2013 sebanyak 9 kasus, penderita asma pada tahun
dingin atau panas, asap, debu, bulu, atau karena gangguan psikis, alergi ini
serangan umumnya datang pada malam hari, tetapi dalam keadaan berat
serangan dapat terjadi setiap saat tidak tergantung waktu Inspirasi pendek dan
lemas, serta kulit banyak mengeluarkan keringat. Bentuk thorax terbatas pada
saat inspirasi dan pergerakannya pun juga terbatas, sehingga pasien menjadi
melakukan aktivitas yaitu cepat merasakan sesak napas, frekuensi napas cepat,
mudah lelah, dan sulit untuk bernapas. Asma akan menimbulkan batuk disertai
juga akan menimbulkan suara napas tambahan mengi pada saat bernapas
(Mutaqqin, 2010).
terbukti mampu mengurangi gejala asma namun tidak dapat mengubah fungsi
pulmonar pada pasien. Hingga prinsip dalam pengontrolan asma derajat gejala
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Klien
Salatiga.
1.4 Tujuan
1.4.2 Khusus
1.5 Manfaat
asma.
6
2) Bagi perawat
asma.
datang.
5) Bagi pembaca
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
dan jumlah udara yang masuk ke dalam paru berkurang. Hal ini
sesak, dan gangguan bernapas terutama pada malam hari dan dini hari
(Soedarto, 2012).
2.1.2 Klasifikasi
faktor pencetus yang tidak jelas seperti latihan/ emosi. Asma ini sering
muncul pada klien dengan usia setelah 40 tahun. Serangan asma ini
7
8
dari penderita asma dewasa dengan penyebab alergi yang jelas asma
2.1.3 Etiologi
c) Kontaktan bersinggungan
Perhiasan
3) Psikologis: kejiwaan
a) Kurang jelas
3) Sesak napas
6) Takikardi
2.1.5 Patofisiologi
yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara, seorang
Antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai
asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi
residu fungsional dan olume residu paru menjadi sangat meningkat selama
(Prasetyo, 2010).
2.1.6 Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan medis
b) Antikolinergik
e) Metilxantin
a) Penyuluhan
b) Menghindari faktorpencetus
2) Peak Flow Meter/ PFM, Peak Flow Meter merupakan alat pengukur
dibanding Peak Flow Meter oleh karena Peak Flow Meter tidak begitu
napas besar, Peak Flow Meter dibuat untuk pemantauan dan bukan
3) infeksi.
4) Pemeriksaansputum
7) Pemeriksaan IgE, uji tusuk kulit (skin prick test) untuk menunjukkan
adanya antibodi IgE spesifik pada kulit. Uji tersebut untuk menyokong
anamnesis dan mencari faktor pencetus. Uji alergen yang positif tidak
dilakukan dengan cara Radio Allergo Sorbent Test (RAST) bila hasil
1) Status asmatikus
4) Pneumothoraks, kematian
13
2.2.1 Pengkajian
1) Identitaspasien/ biodata
2) Pengkajian Primer
a) Airway
benda asing pada jalan napas (bekas muntahan, darah, sekret yang
b) Breathing
c) Circulation
d) Disability
e) Exposure
3) PENGKAJIAN SEKUNDER
Kesadaran :
Tanda-tanda vital :
b) History (SAMPLE)
obatan tertentu
dikonsumsi
atau kejadian
15
4) PemeriksaanFisik
b) Kesadaran: composmetis
c) Tanda-tanda vital:
(4) Pemeriksaandada
dangkal.
sekresi mukus
2.2.3 Perencanaan
Kriteria Hasil:
normal
Intervensi :
dikeluarkan
Kriteriahasil :
Intervensi:
meringankan sesaknafas
Kriteria hasil:
Intervensi :
b) Observasi warna kulit, catat adanya sianosis pada kulit, kuku dan
jaringansentral.
Kriteria hasil :
Intervensi
akut sesuaiindikasi.
meningkatkan istirahat.
Kriteria hasil :
Intervensi
2.2.4 Implementasi
pelaksanaan tindakan.
2.2.5 Evaluasi
perubahan keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
METODE PENELITIAN
secara naratif.
2.3 Partisipan
Partisipan dalam studi kasus ini adalah 2 klien dengan diagnosa medis
22
23
2.5.1 Wawancara
memberikan hasil secara langsung. Hal ini digunakan untuk hal-hal dari
perubahan hal- hal yang akan diteliti. Metode instrumen yang dapat
Salatiga.
yaitu klien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti yaitu pada klien yang mengalami asma dengan Ketidakefektifan pola
digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang
2.7.4 Kesimpulan
dengan hasil- hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku
4.1 HASIL
Darurat RSUD Salatiga, didapatkan 2 data klien yang bernama Ny. R yang
4.1.2 Pengkajian
1) BIODATA
26
27
2) PENGKAJIAN PRIMER
4) PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
- Auskultasi
Jantung
Atas
- Kekuatan otot ka/ ki 5/5 5/5
- ROM ka/ ki Pergerakan baik Pergerakan baik
- Capilary Refile < 2 detik < 2 detik
- Perubahan bentuk tulang Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
tulang tulang
4/4 5/5
Bawah Pergerakan lemah Pergerakan baik
- Kekuatan otot ka/ ki < 2 detik < 2 detik
- ROM ka/ ki Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
- Capilary Refile tulang tulang
- Perubahan bentuk tulang
30
GENOGRAM
Klien Ny. R
= laki-laki
= Perempuan
=laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Klien Ny. R
= Tinggal serumah
31
Genogram
Klien Tn. S
= laki-laki
=Perempuan
= laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Klien Tn. S
= Tinggal serumah
32
DO:
Klien terlihat batuk dan
belum bisa mengeluarkan
dahak
Terdengar suara napas
tambahan wheezing
Respirasi Rate: 30x/menit
DS: Hiperventilasi Ketidakefektifan pola napas
Klien mengatakan sesak napas (00032)
DO:
Klien terlihat pada saat fase
ekspirasi memanjang
Menggunakan otot bantu
pernapasan
Menggunakan pernapasan
cuping hidung
Respirasi Rate: 30x/menit
DS: Kelemahan Intoleransi aktivitas (00092)
Klien mengatakan sesak setelah
beraktivitas, lemas
DO:
Klien tampak dispnea
Nadi lemah 70x/menit
Akral dingin
Klien 2
DS: Fisiologis (asma) Ketidakefektifan bersihan
Klien mengatakan batuk jalan napas (00031)
berdahak dan susah dikeluarkan
DO:
Klien terlihat batuk, dan
dahak belum bisa keluar
Terdapat suara napas
tambahan wheezing
Respirasi rate 28x/ menit
DS: Hiperventilasi Ketidakefektifan pola napas
Klien mengatakan sesak napas (00032)
DO:
Klien tampak menggunakan
otot bantu pernapasan
Klien tampak menggunakan
pernapasan cuping hidung
Klien terlihat saat ekspirasi
memanjang
Respirasi rate 28x/ menit
33
Klien 1
5. Dapat mengencerkan
dahak
4.1.6 EVALUASI
Ketidakefktifan bersihan jalan napas S:klien mengatakan sesak napas berkurang dan
b.d fisiologis (asma) sudah tidak batuk
O: Pernapasan 24x/ menit
Dahak bisa keluar
Vital sign
TD: 120/80 mmhg
Nadi: 76x/ menit
S: 370 c
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Ketidakefektifan pola napas b.d S: klien mengatakan sesak napas berkurang
hiperventilasi O: vital sign
TD: 110/80 mmhg
RR: 26x/ menit
Nadi: 76x/ menit
Suhu:370c
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Intoleransi aktivitas b.d kelemahan S: klien mengatakan sesak napas berkurang dan
lebih nyaman
O: klien tampak nyaman
A: masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Ketidakefktifan bersihan jalan napas S: klien mengatakan dahak sudah bisa keluar
b.d fisiologis (asma) O: dahak sudah keluar
Tidak terdengar suara napas tambahan
A: masalah teratasi
P:Hentikan intervensi
Ketidakefektifan pola napas b.d S: klien mengatakan sesak napas berkurang
hiperventilasi O: Vital sign
TD:110/80 mmhg
Nadi:100x/ menit
Suhu:36,50c
RR:24x/menit
Oksigen nasal kanul sudah dilepas
A: masalah teratasi
P:Hentikan intervensi
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1 Pengkajian
tahap berikutnya (Rohmah & Walid, 2016). Pengkajian pada kasus gawat
terengah-engah dan ada otot bantu pernapasan, respirasi klien 30x/ menit.
capilary refil <2 detik, akral teraba dingin, suhu tubuh 360C.
36
37
lain. Hasil pengkajian pada Tn.S pada tanggal 31 Mei 2017 Airway
70x/menit, tekanan darah 140/90 mmhg, capilary refil <2 detik, akral
teori bahwa serangan asma ditandai dengan batuk, mengi, sesak napas
tanda- tanda vital diperoleh tekanan darah 130/80 mmhg, nadi 70x/menit
dengan irama teratur dan kuat, respirasi 30 x/menit dengan irama teratur.
38
140/90 mmhg, nadi 110x/menit dengan irama teratur dan kuat, respirasi
yang lalu. Last meal klien mengatakan terakhir yang dikonsumsi nasi,
sayur, dan teh anget. Event leading didapatkan klien datang di IGD
dengan keluhan sesak napas, ada suara napas tambahan, serta batuk sejak
yang lalu karena keluhan sesak napas. Last meal klien mengatakan
terakhir yang dikonsumsi nasi, sayur, dan air putih. Event leading
didapatkan klien datang di IGD dengan keluhan sesak napas, ada suara
kanandankirisama,perkusisonor,auskultasiterdengarwheezing.
akhir fase ekspirasi. Hal ini disebabkan adanya penyempitan pada saluran
dahak, serta adanya peningkatan respirasi rate. Keduan klien yaitu Ny. R
suara napas tambahan wheezing, ini sesuai dengan teori yaitu , gambaran
dan mengi. Bentuk serangan akut asma dimulai dari batuk yang terus-
menerus,
kesulitanmenarikataumenghembuskannafassehinggaperasaandadasep
Ketidakefektifanpolanafasadalahketidakmampuanuntukmemberikan
meliputi data subyektif dan data obyektif. Analisa data Ny. R, data
41
terjadi ketika paru- paru bernapas berlebihan untuk mencapai gas darah
sebagai berikut:
pada kasus Ny. R dan Tn. S penulis melakukan tindakan perawatan 1x1
ada bunyi napas tambahan, tidak terpasang oksigen, tidak sesak napas,
pola napas: monitor pola napas dan vital sign, berikan posisi semi fowler,
Ketiga anjurkan kepada pasien untuk mengatur posisi semi fowler untuk
therapies(Council, 2006).
untuk
memberikanventilasiyangadekuatpadasaatekspirasiatauinspirasisehing
ga
apabilapolanafastidaksegeraditanganiakanmenyebabkandyspneabahka
n kematian(Andra,2013).
ditentukan sebelumnya yaitu monitor pola napas dan vital sign, berikan
kanul.
Mei 2017 yaitu mengkaji pola napas dan vital sign didapatkan data
oksigen 4 liter/menit.
Mei 2017 yaitu mengkaji pola napas dan vital sign didapatkan data
data subyektif klien mengatakan masih sesak napas, data obyektif klien
oksigen 3 liter/menit.
nyaman dan dapat mengurangi kondisi sesak nafas pada pasien asma
perubahan keadaan klien (hasil yang dimati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah & Walid, 2016).
Analisis, Planning).
kedua klien, ini sesuai dengan jurnal Melastuti, E (2015) dengan judul
asma sebelum dan sesudah dilakukan teknik pernafasan Buteyko. Hal ini
berkurang menurut (Bruton, 2005). Dengan kedua hasil klien tidak ada
6.1 Kesimpulan
keperawatan pada Ny. R dan Tn. S di ruang instalasi gawat darurat RSUD
6.1.1 Pengkajian
dan Tn. S dengan diagnosa asma didapatkan data pada Ny. R keluhan
kanandankiritidaksama,perkusisonor,auskultasiterdengarwheezing.
48
49
nadi 110x/ menit, tekanan darah 140/90 mmHg, capilary refil<2 detik,
kanandankiritidaksama,perkusisonor,auskultasiterdengarwheezing.
vital sign, berikan posisi semi fowler, ajarkan teknik bernapas buteyko,
dengan insisi pembedahan antara lain: Monitor pola napas dan vital sign,
mengurangi masalah sesak napas pada asuhan keperawatan Ny. R dan Tn.
terpasang oksigen nasal kanul dan vital sign dalam batas normal tekanan
pada Tn. S sesak napas berkurang, tidak terpasang oksigen nasal kanul
dan vital sign dalam batas normal tekanan darah 110/80 mmhg,
6.1.6 Analisa
tindakan teknik bernapas buteyko sesak napas berkurang dan respirasi rate
kembali normal pada kedua klien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
6.2 Saran
kerjasama baik antar tim kesehatan maupun pasien seta keluarga pasien,
dapat melengkapi sarana dan prasarana yang sudah ada secara optimal
yang lebih dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lain dalam
dibidang kegawatdaruratan.
secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2016. Keperawatan Medikal Bedah edisi 12. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Delp And Mannig. 2008. Major Diagnosis Keperawatan Edisi 1. EGC. Jakarta
Gilbert, Gregory. 2009. Patient Assessment Routine Medical Care Primary And
Secondary Survey. San Mateo Country. England.
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika
Prasetyo. 2010. Seputar Masalah Asma. jogjakarta: Diva Press (Anggota Ikapi)
Riskesdas. 2013. Data dan Informasi tahun 2013. (Profil Kesehatan Indonesia)
Rohmah & Walid. 2016. Proses Keperawatan Teori & Aplikasi. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media
Soedarto. 2012. Alergi dan Penyakit Sistem Imun. Jakarta: CV Sagung Seto
Riwayat pekerjaan :-
Riwayat pekerjaan :-
Publikasi :-