Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

AS - 01
PEMERIKSAAN PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN
(SNI 2456-2011)
1. Tujuan
1.1 Tujuan Praktikum
A. Agar mahasiswa mampu menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian penetrasi
aspal keras.
B. Agar mahasiswa mampu menggunakan alat penetrometer dengan benar.

1.2 Tujuan Pemeriksaan Penetrasi Aspal


Untuk mengetahui apakah nilai penetrasi sampel aspal keras pen 80/100 yang diuji
masuk ke dalam spesifikasi SNI 8135:2015.

2. Terminologi
2.1 PEN
Singkatan dari Nilai Penetrasi, yang didefinisikan sebagai suatu nilai (dalam 0.1 mm)
yang menyatakan tingkat kekerasan material aspal pada suhu standar, yang diambil
dari pengukuran kedalaman penetrasi jarum standar, dengan beban standar dalam
rentang waktu yang juga standar.

2.2 Stainless Steel


Bahan baja anti karat, yang dipilih sebagai bahan dasar jarum penetrasi. Bahan ini
dipilih untuk menghindari atau paling tidak meminimasi terjadinya korosi pada jarum
penetrasi, yang senantiasa terendam air. Hal tersebut terjadi karena korosi pada jarum
penetrasi sesungguhnya akan merancukan hasil pengujian penetrasi, karena adanya
gesekan tambahan antara jarum dan material aspal.

2.3 Duplo
Istilah yang menyatakan bahwa sampel yang diuji adalah dua (ganda) dan
dipersiapkan, dibuat dan dijaga pada kondisi yang sama.

Kelompok 2
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
2.4 Suhu Ruang
Temperatur ruangan rata-rata, 25C

2.5 Waterbath
Bak perendam/bejana yang memiliki perangkat pengatur suhu yang dapat
mempertahankan suhu dengan ketelitian yang relatif tinggi dan dipergunakan sebagai
tempat menyimpan sampel yang akan diuji.

3 Teori Dasar
Aspal adalah material termoplastik yang secara bertahap mencair, sesuai dengan
pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun demikian
perilaku/respon material aspal tersebut terhadap suhu pada prinsipnya membentuk suatu
spektrum beragam, tergantung dari komposisi unsur-unsur penyusunnya.

Dari sudut pandang rekayasa (engineering), ragam dari komposisi unsur penyusun
aspal biasanya tidak ditinjau lebih lanjut, untuk menggambarkan karakteristik ragam
respon material aspal tersebut diperkenalkan beberapa paramater, yang salah satunya
adalah nilai PEN (Penetrasi). Nilai ini menggambarkan kekerasan aspal pada suhu standar
250C, yang diambil dari pengukuran kedalaman penetrasi jarum standar, dengan beban
standar (50 gr/ 100 gr), dalam rentang waktu yang juga standar (5 detik).

British Standard (BS) membagi nilai penetrasi tersebut menjadi 10 macam, dengan
rentang nilai PEN 15 s/d 450, sedangkan AASHTO mendefinisikan nilai PEN 40-50
sebagai nilai PEN untuk material aspal terkeras dan PEN 200-300 untuk material aspal
terlembek/terlembut.

Nilai Penetrasi dinyatakan sebagai rata – rata sekurang – kurangnya 3 pembacaan


dengan ketentuan bahwa hasil – hasil pembacaan tidak melampaui ketentuan dibawah ini :

Tabel 1. Ketentuan Hasil Penetrasi


Hasil Penetrasi (div) 0 – 49 50 – 149 150 - 199 200
Toleransi (div) 2 4 6 8
Sumber: Modul Praktikum Perkerasan Jalan, Fakultas Teknik Universitas
Tadulako 2016

Apabila perbedaan antara masing - masing pembacaan melebihi toleransi,


pemeriksaan harus di ulang.

Kelompok 2
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

4 Prosedur Praktikum (AASHTO T 49-89: 1990)


4.1 Peralatan yang Digunakan
1) Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
2) Pemegang jarum seberat (47,5  0,05) gr yang dapat dilepas dengan mudah dari
alat penetrasi.
3) Pemberat sebesar (50  0,05) gr dan (100  0,05) gr masing-masing dipergunakan
untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr dan 200 gr.
4) Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu 44oC.
5) Arloji pembacaan (1 div = 0,1 mm)
6) Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang
rata-rata berukuran sebagai berikut :

Tabel 2. Diameter cawan untuk pengujian penetrasi

Penetrasi (div) Diameter (mm) Kedalaman (mm)

Di bawah 200 55 35
200 sampai 300 70 45

Sumber: Modul Perkerasan Jalan Raya 2016

7) Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi.


8) Cawan untuk merendam benda uji sebelum dilakukan pengujian.
9) Termometer
10) Alat penetrasi dapat dilihat pada Gambar 1

Arloji
pembacaan

Pemberat
Pemegang jarum

Jarum penetrasi

Tempat air

Cawan

Kelompok 2
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

Gambar 1. Alat Penetrasi


Sumber: www.napitupulu-anggiat.blogspot.com

4.1 Penyiapan Sampel

1) Memanaskan contoh perlahan-lahan serta mengaduk hingga cukup cair untuk


dapat dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter tidak lebih dari 60 oC di atas titik
lembek, dan untuk bitumen tidak lebih dari 90oC di atas titik lembek. Waktu
pemanasan tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan-lahan agar udara
tidak masuk ke dalam contoh.
2) Setelah contoh cair merata, kemudian menuangkan ke dalam tempat contoh
dengan menggunakan corong kertas agar penuangan dapat dilakukan dengan
lebih aman dan diamkan hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut
tidak kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm. Membuat dua benda uji
(duplo).
3) Menutup benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang selama 1
jam sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 jam sampai 2 jam untuk yang
besar.

4.2 Prosedur Pengujian Penetrasi


1) Meletakkan benda uji dalam cawan yang agak besar dan telah diisi dengan air.
Diamkan cawan tersebut selama 1 jam sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan
1,5 jam sampai 2 jam untuk benda uji besar.
2) Memeriksa pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
memastikan jarum tersebut bersih dari kotoran ataupun karat, agar tidak
mempengaruhi pembacaan penetrasi.
3) Meletakkan pemberat 50 gram di atas jarum untuk memperoleh beban sebesar
(100  0,1) gram.

Kelompok 2
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
4) Memindahkan benda uji yang telah direndam sebelumnya ke tempat air di bawah
alat penetrasi.
5) Menurunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian mengatur angka nol di arloji penetrometer
sehingga jarum penunjuk berimpit dengannya.
6) Menyalakan mesin penetrasi otomatis yang akan berhenti secara otomatis setelah
5 detik.
7) Setelah mesin berhenti, melakukan pembacaan pada arloji.
8) Mengangkat jarum dari pemegang jarum dan mengatur cawan agar dapat
melakukan pengujian selanjutnya pada titik yang tidak sama dengan pengujian
sebelumnya.
9) Melakukan pekerjaan di atas sebanyak 5 kali untuk benda uji yang sama, dengan
ketentuan setiap titik pemeriksaan dan tepi dinding berjarak lebih dari 1 cm.

Kelompok 2
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
5 Perhitungan dan Pelaporan

Dari hasil percobaan di Laboratorium diperoleh nilai penetrasi sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Pengujian Penetrasi di Laboratorium Jalan Raya

Penetrasi (div)
No. Pengujian
Sampel I Sampel II

1 86 81

2 86 81

3 82 83

4 84 82

5 87 81

Rata-rata 85 81,60
(div) 83,30
Keterangan : * (Tidak memenuhi toleransi)

Sumber: Hasil Pemeriksaan di Laboratorium Jalan Raya

 Nilai rata – rata penetrasi sampel 1 :


(86+86+82+84+87) 𝑑𝑖𝑣
=
5
= 85,00 div
 Nilai rata – rata penetrasi sampel 2 :
(81+81+83+82+81) 𝑑𝑖𝑣
=
5
= 81,60 div

Maka, nilai rata – rata penetrasi untuk sampel 1 dan sampel 2 adalah :
(85,00+81,60) 𝑑𝑖𝑣
=
2
= 83,30 div

Kelompok 2
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
6. Diskusi
 Termometer untuk bak perendam harus diterwang
 Bitumen dengan penetrasi kurang dari 150 dapat diuji dengan alat-alat dan cara
pemeriksaan ini, sedangkan penetrasi 350 atau 500 perlu dilakukan dengan alat-alat
lain.
 Apabila pembacaan stopwatch lebih dari (5+0,1) detik, hasil tersebut tidak berlaku
(diabaikan)

Nilai penetrasi singkat sangat sensitif terhadap suhu, pengukuran diatas suhu kamar 25°C
akan menghasilkan nilai yang berbeda. Variasi yang terjadi pada suhu terhadap nilai
penetrasi dapat disusun sedemikian rupa sehingga dihasilkan grafik hubungan antara suhu
dan nilai penetrasi, penetrometer indeks dapat ditentukan dari grafik tersebut.

7. Kesimpulan dan Saran

7.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian diperoleh nilai rata-rata hasil penetrasi untuk sampel 1 sebesar
85,00 div dan untuk sampel 2 sebesar 81,60 div. Sehingga nilai rata-rata kedua sampel
yaitu 83,30 div. Berdasarkan spesifikasi aspal PEN 80/100, maka aspal yang
digunakan memenuhi spesifikasi aspal PEN 80/100 karena nilai rata-rata penetrasinya
berada antara 80-100.

7.2 Saran
Sebaiknya dalam pengujian pengambilan data maksimal 8 kali percobaan
untuk memperoleh data yang lebih akurat. Dan sebaiknya jarak minimum untuk setiap
lubang penetrasi yaitu 1 cm.

Kelompok 2
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA
LAMPIRAN

Gambar 2. Penuangan Benda uji ke dalam cawan

Gambar 3. Pemasangan jarum pada alat penetrasi

Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai