Anda di halaman 1dari 5

Perkembangan Kesusastraan Prancis Pada Abad ke-18

Kezia Talita, 1606891476


Nadya Yahya, 1606890990

Konteks Sejarah
Abad ke-18 dikenal dengan sebutan Siècle des Lumières atau Abad
Pencerahan berkat kebangkitan akal sehat yang melawan prasangka dan
kebodohan pada abad-abad sebelumnya. Kemajuan dalam sisi penalaran
masyarakatnya ini mendorong orang-orang untuk lebih kritis dan cermat. Para
pemikir meneliti kembali dogma serta moral dalam agama Kristen, mereka
menuntut toleransi, kebebasan serta kesetaraan.
Sejak kematian Louis XIV pada tahun 1715, monarki absolut yang telah
menjadi sistem pemerintahan di Prancis selama berabad-abad mengalami
kemunduran dikarenakan rezim Louis XV yang terlalu lama dan lemah. Pada abad
ini, Prancis mengalami kekalahan pada Guerres de Sept Ans atau Perang Tujuh
Tahun antara Prancis dan Inggris. Prancis kehilangan sebagian besar kerajaannya
di Kanada dan India, oleh karena itu Prancis terpaksa mengakui kekuatan Inggris
dan Prusia.
Louis XVI yang tidak kompeten menyebabkan kebencian rakyat terhadap
monarki. Gagasan lama yang berhubungan dengan monarki, aristokrat, dan Gereja
Katolik telah digantikan oleh prinsip-prinsip baru yang sekarang menjadi moto
bagi Republik Prancis yaitu liberté, égalité, fraternité. Revolusi Prancis pun
dimulai pada tahun 1789 dilatarbelakangi oleh permasalahan ekonomi dan politik
yang melanda Prancis serta ketidakpuasan masyarakat terhadap Ancien Régime.
Revolusi Prancis ditandai dengan beberapa peristiwa penting seperti penyerangan
Bastille, deklarasi HAM, dan mars wanita di Versailles. Prancis sebagai negara
republik akhirnya didirikan pada Desember 1792 dan setahun kemudian, Raja
Louis XVI dieksekusi.
Istana pada abad ke-18 memiliki perbedaan yang sangat signifikan
dibanding istana pada abad sebelumnya. Pada abad ini, kehidupan di istana
berantakan dan peran istana yang dahulunya merupakan pusat seni-budaya dan
kehidupan intelektual telah digantikan oleh café, club, dan salon littéraire, yang
berfungsi sebagai tempat dan wadah untuk berdiskusi, beradu gagasan serta
berkarya. Beberapa contoh salon yang terkenal antara lain le salon de Mlle. De
lespinasse, le salon de Mme. Du Deffand, dan yang lainnya. Kemudian café yang
sangat terkenal adalah La Régence, yang sering dikunjungi oleh beberapa tokoh
istimewa Prancis seperti Diderot, Voltaire, dan Fontelle.

Aliran dan Genre


Pada abad ke-18, gaya Rokoko pertama kali muncul di Prancis sebagai
lanjutan gaya Barok, para seniman Barok telah meninggalkan gaya simetris dan
mulai menambahkan ornamen-ornamen, bunga, dan hiasan lainnya. Namun,
banyak kritik yang menganggap bahwa gaya ini menyimpang dari kaidah seni
klasik, yang dianggap buruk dan bernilai rendah. Oleh karena itu, gaya ini
digantikan oleh Neoklasisime yang bertujuan untuk mengembalikan dan
memurnikan ideal klasik, dengan mempelajari, menggali, dan mengembangkan
kaidah-kaidah Yunani kuno dan Romawi klasik.
Neoklasisisme selanjutnya diteruskan oleh aliran Romantisisme, yaitu
aliran yang mengutamakan perasaan, sehingga objek yang dikemukakan tidak
lagi asli, tetapi telah bertambah dengan unsur perasaan si pengarang. Aliran ini
mengangkat seni rakyat, alam dan cara hidup yang sederhana. Ideologi dan
kejadian-kejadian sekitar Revolusi Perancis pun dianggap telah memengaruhi
aliran ini.
Pada abad ke-18, hampir semua genre berkembang. André Chénier yang
terpengaruh oleh sastra yunani, menciptakan musikalisasi puisi: Les Bucoliques
pada tahun 1785-1787, kemudian karyanya yang berjudul Lambes yang ia tulis
pada malam sebelum eksekusinya menceritakan tentang pemberontakan teror dan
periode revolusi yang sangat kejam. Kemudian pada abad ini, genre drama
merupakan salah satu yang terlihat signifikan perkembangannya. Karya-karya
tragedi Voltaire yang memperkenalkan tema-tema modern sambil tetap
mempertahankan bentuk klasiknya memperoleh kesuksesan besar. Pada abad
tersebut Le Théâtre-Italien, yaitu teater dan opera berbahasa Italia yang tampil di
Prancis.
Drama pada abad 18 juga menghasilkan genre-genre baru, seperti Comédie
Larmoyante dan Drame Bourgeois yang menceritakan kisah-kisah yang
menyangkut kehidupan keluarga borjuis, salah satu contoh karya yang sangat
dikenal adalah Le Fils Naturel oleh Diderot. Hal ini diawali dengan kritikan
Diderot pada komedi yang sangat sering menjatuhkan moral dan memperolok
fisik manusia, ia juga beranggapan bahwa genre tragedi tidak ada sangkut pautnya
dengan realitas kehidupan. Pada genre baru ini bentuk drama lebih bebas dan
tidak lagi harus terikat dengan Les Trois Unités.
Selain drama, novel juga berkembang banyak di abad 18, telah banyak
inovasi dalam bentuk serta isi, beberapa contoh jenisnya antara lain Les Romans
Philosophiques yaitu cerita kritis tentang masyarakat dan kekuatan yang ada
untuk menyampaikan gagasan dan konsep filosofis, jenis novel ini banyak ditulis
oleh Voltaire. Selanjutnya, Les Romans Épistolaires yaitu novel yang ditulis
sebagai rangkaian dokumen dan biasanya berbentuk surat, seperti La Nouvelle
Héloïse karya J.J. Rousseau, lalu Le Roman Picaresque yang menceritakan
tentang berbagai petualangan dan menyajikan tentang kehidupan dengan tata
karma, contohnya adalah Le Paysan Parvenu oleh Marivaux.
Referensi:

 Masson, Nicole. 2007. La Littérature Franç aise. Paris: Eyrolles


 Husen, Ida Sundari. 2001. Mengenal Pengarang-Pengarang Prancis dari
Abad ke Abad. Jakarta: PT Grasindo.
 Ferro, Marc. 2001. Histoire de France. Paris: Éditions Odile Jacob
 Molho, Maurice. Picaresque Roman. Diakses dari
https://www.universalis.fr/encyclopedie/roman-picaresque/. (23
September 2017)
 Trapasso, Erica. A Brief History of Rococo Art. Diakses dari
https://news.artnet.com/market/a-brief-history-of-rococo-art-32790. (23
September 2017)

Anda mungkin juga menyukai