Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN

Kehamilan merupakan periode dimana seorang wanita menyimpan embrio atau


fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu, dimulai waktu
menstruasi terakhir sampai kelahiran (38 minggu dari pembuahan. Istilah medis untuk
wanita hamil ialah gravid, dan manusia didalam rahimnya disebut embrio (minggu –
minggu awal), janin hingga kelahiran (Jahja, 2011).
Post partum atau puerpurium (masa nifas) adalah masa penyesuaian fisik dan
fisiologis tubuh untuk kembali mendekati sebelum hamil. Masa puerpurium atau masa
nifas dimulai setelah selesainya partus dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu atau 40
hari. Pada periode ini, tubuh terus mengalami perubahan dan pemulihan hingga sampai
pada keadaan sebelum hamil (Mochtar, 2012).
Perubahan yang terjadi selama kehamilan sering kali menjadi keluhan bagi ibu
hamil diantaranya adalah mual dan muntah pada awal kehamilan, konstipasi, varises
vena (pembuluh balik), gangguan berkemih, hemoroid, dan pembengkakan pada
tungkai dan kaki serta nyeri pinggang atau Low Back Pain. Perubahan ini sebenarnya
bertujuan untuk menjaga metabolism tubuh, mendukung pertumbuhan janin, serta
persiapan persalinan dan menyusui dengan tingkatan yang bervariasi disetiap
trimesternya. (Wiknjosastro, 2005).
Selain itu proses kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada seluruh
system tubuh, perubahan ini berdampak pada system kardiovaskuler, sistem pernafasan,
sistem hormonal, sistem gastrointestinal, maupun sistem muskuloskeletal. Perubahan
pada system musculoskeletal selama kehamilan yaitu adanya mobilitas sendi
sakroiliaka, sakrokoksigeal, dan sendi pubis bertambah besar, yang menyebabkan rasa
tidak nyaman pada pinggang bagian bawah. Pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser
ke depan. Payudara yang membesar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan
semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol (Bobak, Lowdermik dan
Jense, 2005).
Perubahan biomekanika lumbal spine selama kehamilan, dimana corpus vertebra
lumbal lebih besar dibandingkan dengan korpus vertebra cervical dan thoracal, yang
menerima beban dan tekanan pada saat posisi tegak (vertical). Fungsi vertebra lumbal
2

dibedakan dalam bagian depan dan bagian belakang. Pada bagian depan terjadi
compresi discus intervertebral oleh corpus vertebral atas dan bawahnya, sebagai support
dan weight-bearing seperti shock absorbsi. Sedangkan bagian belakang tidak berfungsi
sebagai weight-bearing, tetapi sebagai tempat dan melindungi medulla spinalis. Lumbar
spine termasuk sendi diarthrodial, sehingga berfungsi gerak flexi, extensi, dan lateral
bending (Mochtar, 2012).
Perubahan biomekanika lumbar spine selama kehamilan, bahwa tubuh harus
mengakomodasi perubahan pada pembesaran uterus dan peningkatan berat badan; oleh
karenanya system musculoskeletal harus beradaptasi terhadap bentuk (morfologi) dan
fungsi kerja yang terjadi. Setelah kelahiran juga harus melakukan penyesuaian terhadap
adanya perubahan massa dan dimensi tersebut. Adaptasi morfologi yang sangat terlihat
ialah perubahan pada trunk, yang mencakup perubahan, peningkatan diameter thorak,
peningkatan lingkar dan diameter abdomen. Peningkatan dimensi trunk ini akan diikuti
oleh penyesuaian struktur otot-otot abdominis menjadi lebih memanjang, dan
selanjutnya akan terjadinya diastasis rectus abdominis. Peningkatan dimensi trunk dapat
membatasi jarak gerak sendi hip dan segmen trunk. Jarak gerak sendi tersebut akan
kembali seperti sebelum kehamilan, setelah 16 minggu pascapersalinan. Perubahan
posture dan kesulitan gerakan trunk sebagi akibat dari kelemahan otot abdominal
(Bobak, Lowdermik dan Jense, 2005).
Perubahan system musculoskeletal sering menyebabkan ibu merasakan nyeri pada
daerah pinggang terutama daerah pinggang bawah. Pada masa kehamilan seiring dengan
membesarnya uterus, maka pusat gravitasi akan berpindah kearah depan sehingga ibu
hamil harus menyesuaikan posisi berdirinya, dimana ibu hamil harus bergantung dengan
kekuatan otot, penambahan berat badan, sifat relaksasi sendi, kelelahan serta perubahan
postur sebelum hamil. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan
tambahan dan kelelahan pada tubuh, terutama pada bagian tulang belakang sehingga
akan menyebabkan terjadinya sakit atau nyeri pada bagian belakang ibu hamil.
(Brayshaw, 2008).
Selain itu, para ahli Ginekologi (2001) memperkirakan bahwa kebutuhan akan
pelayanan bagi wanita yang mengalami kelemahan otot dasar panggul terus meningkat
sekitar 45% hingga 30 tahun ke depan. Data statistik di Indonesia menunjukkan bahwa
satu dari sepuluh wanita mengalami kelemahan otot dasar panggul ( Santoso, 2009 ) dan
3

sekitar 50% wanita mengalami kelemahan otot dasar panggul setelah melahirkan dan
akan berakibat memengaruhi kualitas hidup seorang wanita ( Junizaf, 2009 ).
Setiap Manusia yang hidup sekitar 75% – 80% pernah mengalami nyeri pinggang
bawah. Lebih dari 80% pasien mengalami nyeri pinggang bawah berulang (Dianne,
2003). Sekitar 50% wanita mengalami NPB dan sekitar 10 % dari wanita dengan NPB
kronis dimulai ketika dia hamil (McClammy, 2007).
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Bullock et. Al (1987) menemukan bahwa
terdapat sekitar 88,2% wanita hamil yang mengalami nyeri pinggang. Pada usia
kehamilan 14 – 22 minggu, sekitar 62% wanita hamil yang melaporkan kejadian nyeri
punggung bawah (Brayshaw, 2008). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh
Amy (2009), sekitar 70% dari ibu hamil mengalami sakit pinggang low back pain
(LBP) yang mungkin dimulai sejak awal trimester, puncak kejadian LBP terjadi pada
trimester II dan III kehamilan. Salah satu factor penyebab nyeri punggang bawak pada
kehamilan adalah peningkatan lordosis lumbal / postur sway back.
Oleh karena itu, berbagai bentuk pelayanan kesehatan dilakukan untuk
mengoptimalkan restorasi dari berbagai macam perubahan yang dialami ibu mulai dari
saat masa kehamilan hingga masa persalinan. Fisioterapi menjadi salah satu bentuk
pelayanan kesehatan pada masa tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan kapasitas
fisik dan kemampuan fungsional ibu pasca melahirkan (post partum).
Fisioterapi sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan dengan segala modalitas
yang dimiliki diharapkan peran sertanya dalam memberikan pelayanan pada ibu pre
natal (sebelum melahirkan) dan post natal (setelah melahirkan). Salah satu modalitas
fisioterapi yang dapat diberikan adalah terapi latihan. Terapi latihan dapat
meningkatkan metabolisme dalam tubuh, sehingga kondisi umum pasien akan lebih
baik. Disamping itu, adanya peningkatan sistem metabolisme tersebut akan
mempengaruhi proses penyembuhan luka operasi, sehingga nyeri akan berkurang.
Pelayanan fisioterapi tersebut berhubungan dengan upaya peningkatan (promotif),
pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).
4

BAB II
PATOFISIOLOGI

A. DEFENISI
Menurut bahasa kedokteran Inggris, “Low Back Pain” di artikan sebagai nyeri
pinggang. Keadaan tersebut merupakan nyeri yang terjadi di daerah punggung.
Nyeri punggung belakang yang tidak hanya meyebabkan kesakitan karena adanya
nyeri, tetapi dapat mengakibatkan pemborosan ekonomi dan peningkatan biaya
kesehatan. Low back pain di rasakan pada daerah ruas lumbalis kelima dan
sakralis (L5-S1). LBP dapat terjadi secara nyata atau samar serta menyebar
ataupun terlokalisir di satu tempat (Defriyan, 2011).
Pada masa kehamilan, akan terjadi LBP akibat perubahan dalam tubuh ibu
baik secara fisik maupun psikologis. Hal tersebut merupakan kejadian yang
normal. LBP akan meningkat intensitasnya seiring dengan pertambahan usia
kehamilan karena terjadinya pergeseran pusat gravitasi dan perubahan postur
tubuh ibu hamil, penyebab hal tersebut karena berat uterus yang membesar
(Ariyanti, 2012).

B. TANDA DAN GEJALA


Nyeri pada area panggul, tulang belakang, maupun diantara anus dan vagina
dikeluhkan secara subjektif oleh ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang.
Nyeri tersebut terjadi terutama saat posisi tubuh fleksi kearah depan, hal ini terjadi
karena terbatasnya ruang gerak tulang belakang pada area lumbal dan
memperburuk terjadinya nyeri tulang belakang (Vermani et.al, 2009). Nyeri dapat
dirasakan saat berjalan, menaiki tangga, berdiri menggunakan satu kaki, dan
bangun dari tempat tidur. Nyeri tulang belakang dilaporkan tidak hanya terjadi
lokal pada area tulang belakang melainkan dapat menyebar ke area panggul, paha,
dan simpisis (ACPWH, 2011).Nyeri juga dilaporkan menyebabkan ibu sulit
bergerak terutamadalam melangkah dari tempat satu ke tempat lainnya sehingga
menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari hari (Leifer,
2008).
5

Nyeri merupakan perasaan yang sangat subjektif dan tingkat keparahannya


sangat dipengaruhi oleh pendapat pribadi dan keadaan saat nyeri punggung dapat
sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain. Gejala tersebut meliputi:

1) Sakit
2) Kekakuan
3) Rasa baal / mati rasa
4) Kelemahan
5) Rasa kesemutan (seperti ditusuk peniti dan jarum)
Nyeri tersebut bisa berawal dari pada punggung, namun nyeri dapat menjalar
turun ke bokong, tungkai bahkan ke kaki. Bila nyeri bertambah berat atau
berlangsung dalam waktu yang lama, maka anda dapat mengalami kesulitan
buang air kecil, kesulitan tidur, dan depresi (Ramadhani, 2015).
Nyeri tulang belakang pada kehamilan dapat terjadi sejak awal kehamilan,
dan pada setiap trimester intensitas nyeri akan mengalami perubahan. Trimester
pertama terjadi peningkatan hormon relaksin yang menyebabkan ligamen tulang
belakang meregang sehingga terjadi ketidakstabilan posisi tulang belakang.
Perubahan nyeri semakin meningkat pada trimester kedua, hal ini disebabkan
karena pembesaran uterus dan pusat gravitasi tubuh sehingga nyeri semakin
terasa. Trimester ketiga kehamilan nyeri tulang belakang semakin berat terasa,
bahkan nyeri tulang belakang dirasakan sepanjang hari karena uterus yang
semakin membesar dan beban kerja tulang belakang untuk menopangnya
semakin berat (Innes, 2014). Nyeri tulang belakang yang dirasakan bervariatif
tingkatannya dan tidak dapat dipastikan. Penelitian yang dilaksanakan di Inggris
2014 terhadap 157 ibu hamil yang mengalami nyeri tulang belakang
menunjukkan rata-rata 6,3 sedangkan nyeri menjadi 7,62 skalanya apabila
terjadi pada area pelvis. Instrumen pengkajian nyeri Visual Analog Scale (VAS)
dimana skala 0 menandakan tidak terasa nyeri dan skala 10 menandakan nyeri
tak tertahankan (Sinclair et al, 2014)
6

C. ETIOLOGI
Penyebab nyeri pinggang pada ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai
fackor seperti perubahan postur tubuh, perubahan hormon, perubahan mekanisme
tubuh dan kelelahan otot ( Debora Vasseley, 2006 ).
Menurut Astuti (2010) Nyeri punggung yang terjadi selama kehamilan dapat
diakibatkan oleh :
1. Pembesaran rahim akibat janin yang semakin besar yang menekan tulang
belakang dan panggul, serta mengubah postur tubuh ibu menjadi ke depan
(lordosis).
Seiring dengan bertambah besarnya ukuran uterus pada wanita hamil,
pusat gravitasi akan berpindah ke arah depan. Perubahan tubuh tersebut
mengakibatkan adanya lengkung kompensasi spinalis torakik (kifosis) dan
lengkung lumbar (lordosis). Kejadian ini terjadi pada minggu ke 16 sampai
minggu ke 36 minggu kehamilan, dan akan terjadi sampai 12 minggu paska
persalinan. Postur tubuh yang tidak tepat dapat mengakibatkan keletihan bagi
tubuh ibu yang sedang hamil khususnya pada bagian pelvis sendi dan tulang
belakang. Kejadian tersebut mengakibatkan rasa sakit dan LBP. Kejadian LBP
timbul seiring dengan meningkatnya berat badan. Apabila janin di rahim ibu
menjadi semakin besar maka punggung akan tertarik atau merenggang
kemudian menyebabkan LBP (Kartikasari dan Isma, 2013).
Pada masa kehamilan seiring dengan membesarnya uterus, maka pusat
gravitasi akan berpindah kearah depan sehingga ibu hamil harus menyesuaikan
posisi berdirinya, Seiring dengan bertambahnya berat janin yang sedang
tumbuh, hal ini semakin menekan tulang belakang dan menyebabkan nyeri
punggung. Obesitas, riwayat masalah punggung, dan paritas yang lebih besar
meningkatkan nyeri punggung. Relaksasi sendi-sendi panggul akibat homon
relaksin juga menyebabkan nyeri punggung (Cunningham, 2011).
Saat kehamilan ketika membusungkan tubuh, rahim akan terdorong ke
depan, dan karena rahim hanya ditahan ligamen dari belakang dan bawah
(kanan), maka ligamen tersebut akan tegang dan menyebabkan rasa nyeri di
pangkal paha serta sebagian kecil punggung (Neil, 2007).
7

Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin


membesar dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi penambahan berat
badan ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi
tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada
beberapa wanita (Dewi, Vivian dan Sunarsih, 2011).
2. Penambahan ukuran payudara.
Nyeri punggung bagian atas terjadi pada rimester pertama akibat
peningkatan ukuran payudara, yang membuat payuara semakin berat. Hal ini
merupakan salah satu tanda praduga kehamilan. Pembesaran ini dapat
mengakibatkan tarikan otot jika payudara tidak disokong adekuat (Varney,
2007).
3. Kadar hormon yang meningkat menyebabkan ligament dan sendi menjadi
lemah.
Selama kehamilan, relaksasi sendi kemungkinan terjadi akibat perubahan
hormonal. Estrogen, progesterone dan relaksin, semuanya tampak terlibat.
Estrogen menyebabkan jaringan ikat menjadi lebih lembut, kapsula sendi
menjadi relaks, dan sendi pelvis dapat bergerak. Progesteron mempunyai efek
relaksasi atau pelemahan ligament pelvis. Relaksin mengatur kolagen dan
melunakkan sendi dan ligament. Postur biasanya mengalami perubahan untuk
mengompensasi pembesaran uterus, terutama jika tonus otot abdomen buruk.
Lordosis progresif menggeser pusat gravitasi ibu ke belakang tungkai.
Terdapat juga peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka dan sakrokogsigeal
yang berperan dalam perubahan postur maternal yang dapat menyebabkan
nyeri punggung bagian bawah di akhir kehamilan, terutama pada wanita
multipara. Di akhir kehamilan, rasa sakit, mati rasa, dan kelemahan terkadang
dialami pada lengan, kemungkinan terjadi akibat lordosis drastis. Otot dinding
abdomen dapat meregang dan kehilangan sedikit tonusnya, sehingga
memperberat nyeri punggung (Fraser dan Cooper, 2011).
4. Keletihan
Menurut Varney (2010), nyeri punggung juga dapat merupakan akibat
membungkuk berlebihan, berjalan tanpa istirahat, dan angkat beban, terutama
bila salah satu atau semua kegiatan ini dilakukan saat sedang lelah. Aktivitas-
8

aktivitas tersebut menambah peregangan pada punggung. Masalah dapat


memburuk jika otot-otot abdomen wanita hamil tersebut lemah sehingga gagal
menopang uterus yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur,
kondisi yang akan membuat lengkungan punggung semakin memanjang.
Kelemahan otot abdomen lebih umum terjadi pada wanita multipara yang
tidak pernah melakukan latihan dan memperoleh kembali tonus otot
abdomennya tiap kali selesai melahirkan. Para wanita primigravida biasanya
memiliki otot abdomen yang sangat baik karena otot-otot tersebut belum
pernah mengalami peregangan sebelumnya. Dengan demikian keparahan nyeri
punggung bagian bawah meningkat seiring paritasnya (Varney, 2010).
5. Mekanisme tubuh yang kurang baik saat mengangkat barang dan mengambil
barang.

D. PATOMEKANISME
Seiring dengan membesarnya uterus, maka pusat gravitasi pada wanita hamil
akan berpindah kearah depan. Perpindahan ini akan menyebabkan ibu harus
menyesuaikan posisi berdirinya. Perubahan tubuh seperti ini dapat memicu
lengkung lumbar (lordosis) dan lengkung kompensasi spinalis torakik (kifosis).
Mekanisme semacam ini akan terjadi pada bulan ke empat dan ke sembilan pada
masa kehamilan, dan akan berlangsung sampai 12 minggu setelah melahirkan
(Brayshaw, 2008).
Jika nyeri pinggang tidak segera diatasi, ini bisa mengakibatkan nyeri
pinggang jangka panjang, meningkatkan kecenderungan nyeri pinggang
pascapartum dan nyeri pinggang kronis yang akan lebih sulit untuk diobati atau
disembuhkan. Pada kondisi ini, sebaiknya ibu dirujuk pada seorang ahli fisioterapi
kesehatan wanita untuk mendapatkan pengkajian individu, yang mungkin perlu
dilakukan rehabilitasi yang tepat untuk melatih otot postural dan mengembalikan
kekuatan pelvis (Eileen, 2007).
Pada kehamilan timbul rasa nyeri pinggang bawah akibat pengaruh hormone
yang menimbulkan gangguan pada substansi dasar bagian penyangga dan jaringan
penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas
otot. Selain itu juga disebabkan oleh factor mekanika yang mempengaruhi
9

kelengkungan tulang belakang oleh perubahan sikap statis dan penambahan beban
pada saat ibu hamil (Suharto, 2001 ).
Pada kehamilan, akan terjadi perubahan pelvis menjadi sedikit berputar
kedepan karena pengaruh hormonal dan kelemahan ligament. Pada keadaan
hiperekstensi tulang belakang terjadi pergesekan antara kedua facet dan
menjadikan tumpuan berat badan, sehingga permukaan sendi tertekan, keadaan ini
akan menimbulkan rasa nyeri. Kadang - kadang dapat mengiritasi saraf
ischiadicus. Dan apabila terjadi penyempitan pada bantalan tulang belakang, nyeri
akan bertambah hebat. Keadaan ini akan menimbulkan ketidakseimbangan antara
otot perut dan otot punggung.
Sendi yang akan membentuk tulang belakang dan panggul sebagian
merupakan sendi sindesmosis. Sendi sakroiliak berbentuk huruf L, permukaan
sendinya tidak simestris, tidak rata dan posisinya hhampi dalam bidang sagital
serta permukaan tulang sacrum lebih cekung. Gerakan yang terjadi adalah rotasi
dalam jarak gerak terbatas yang dikenal dengan nama nutasi dan konter nutasi.
Pelvis menerima beban dari tulang belakang dengan distribusi gaya merupakan
ring tertutup. Pada kehamilan gerak sendi ini dapat meningkat karena pengaruh
hormonal. Panggul dan sakrum yang bergerak kedepan menyebabkan posisi sendi
sakroiliaka juga berubah, dikombinasi dengan adanya laxity akan menyebabkan
keluhan-keluhan pada sendi yang lain (Suharto 2001).
10

BAB III
ANATOMI DAN FISIOLOGI
A. ANATOMI
Alat/organ reproduksi wanita terdiri atas alat/organ eksternal dan internal,
sebagian besar terletak didalam rongga panggul. Organ eksternal (sampai
vagina) berfungsi sebagai kopulasi, sedangkan internal berfungsi untuk ovulasi,
fertilisasi ovum, transportasi blas tocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, dan
kelahiran (David, 2015).

Gambar 1. Genetalia Eksterna (David, 2015).

1. Genetalia Eksterna

Vulva tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum) terdiri
dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum,
orificium uretharae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina (Pearce,
2014).
a. Mons pubis/ mons veneris
Lapisan lemak dibagian anterior symphysis os pubis. Pada masa
pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
11

b. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis kearah bawah dan belakang, banyak
mengandung pleksus vena. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas
atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada
commisur posterior)
c. Labia minora
Lipatan jaringan tipis dibalik labia mayora, tidak mempunyai folikel
rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf
d. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak dibagian superior vulva
dan corpus clitoridis yang tertanam didalam dinding anterior vagina.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan
ujung serabut saraf sangat sensitif.
e. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral
labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/ orificium,
yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae,
bartholinii kanan-kiri dan duktus skene kanan-kiri. Antara fourchet dan
vagina terdapat fossa navicularis.
f. Intooritus/ orificium vagina
Terletak dibagian bawah vesibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan
tipis bermukosa yaitu selaput dara/hymen, utuh tanpa robekan. Hymen
normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi dapat berbentuk
bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus
atau trauma lain hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak
beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk hymen
postpartum disebut parous (David, 2015)
Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek yang
tampak pada wanita yang pernah melahirkan. Hymen yang abnormal
misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang
vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genetalia
interna (Prawiroharjo, 2010).
12

g. Vagina
Rongga musulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix
uteri dibagian cranial dorsal sampai ke vulva dibagian caudal ventral.
Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 quadran: fornix
anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki
dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa
berlapis, berubah mengikuti siklus menstruasi (Wilson, 2013).
Vagina berfungsi untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada saat
menstruasi, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas
vagina terbentuk dari duktus mulleri, bagian bawah dari sinus urogenitalis.
Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis
disekitar cervix uteri. Titik grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah
sensorik disekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap
stimulasi orgasmus vaginal (Pearce, 2014)
h. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-
otot diafragma pelvis (m. Levator ani dan m coccygeus) dan diafragma
urogenitalis (m. Perinealis transversus profunda, m. Constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m. Levator ani antara anus dan vagina.
Perineum meregang pada persalinan dan terkadang perlu dipotong
(episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur (Wilson,
2013)

2. Genetalia Interna
Uterus adalah suatu organ muskular berbentuk buah pir, dilapisi peritoneum
(serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan
nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus
dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus,
fundus, cornu, isthmus dan srviks uteri (Pearce, 2014).
13

Gambar. 2 Genetalia Interna (Pearce, 2014)

a. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus terdiri dari pars vaginalis (berbatasan/menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama
yaitu otot polos, jaringan ikat ( kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian
luar didalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang
ostium uteri eksternum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar
mukosa seviks dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum) (Wilson, 2013).
Sebelum melahirkan (mullipara/primigravida) lubang ostium eksternum
bulat kecil, setelah melahirkan (primipara/multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke caudal posterior, setinggi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang
mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai
garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks
dipengaruhi siklus menstruasi (Pearce, 2014).
b. Corpus uteri
Terdari dari paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium
berupa otot polos tiga lapis ( dari luar kedalam arah serabut otot lingitudinal,
anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding
14

cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai dengan siklus menstruasi akibat
pengaruh hormon-hormon ovarium (David, 2015).
Posisi corpen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada
diatas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks
uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (Dewhurst,
2010).
c. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum
cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina dan ligamentum rectouterina
(David, 2015).
d. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta
arteri ovarica cabang aorta abdominalis
e. Salping/Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus mulleri. Sepasang tuba
kanan dan kiri memiliki panjang 8-14 cm yang berfungsi sebagai jalan
transportasi ovum dari ovarium sampai ke cavum uteri. Dinding tuba terdiri
dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa
dengan epitel bersilia. Terdiri dari atas pars isthmica (proksimal/isthmus)
merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba
pengendali transfer gamet, pars ampularis (medial/ampula) merupakan tempat
yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula/infundibulum (Dewhurst,
2010).
f. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak didalam rongga peritoneum,
sepasang kiri dan kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan
pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi
dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel
germinal primordial dilapisan terluar epitel ovarium dikorteks), ovulasi
(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen
oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).
15

Berhubungan dengan pars infundibulum tuba falopii melalui fimbriae.


Fimbriae “Menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium
terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum
dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi. Dari cabang aorta abdominalis
inferior terhadap renalis (Dewhurst, 2010).
3. Organ Reproduksi/Organ seksual ekstragonadal
a. Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada dibawah kulit di daerah
pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung
jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100
alveoli, yang dibawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari
lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara didaerah
papila/puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon
prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif
terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ (Oxorn, 2010).
b. Kulit
Diberbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensifitas yang lebih tinggi
dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipatan paha
dalam. Protein dikulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari
keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual
(androstenol dan androstenon dibuat dikulit, kelenjar keringat aksila dan saliva)
( Mochtar, 2012).
4. Hormon-hormon reproduksi
a. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon
gonadotropin (FSH/LH) (Mirzanie, 2014).
b. FSH (Follicle Stimulating Hormone
Berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel
granulosa). Diproduksi disel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons
terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan
sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria dapat memicu pematangan
16

sperma di testis). Pelepasannya periodik/pulsatif, waktu paruh eliminasinya


pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya
dihambat oleh enzim inhibin dari sel-selgranulosa ovarium, melalui mekanisme
feedback negatif (Prawiroharjo, 2010).
c. LH (Luteinizing Hormone)/ ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi disel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH,LH dan
juga mencetuskan terjadinya ovulasi dipertengahan siklus (LH surge). Selama
fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus
luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga
periodik/pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu
paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Bekerja sangat cepat dan singkat
(Mirzanie, 2014).
d. Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel
diovarium secara primer dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi
dikelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria diproduksi
juga sebagian ditestis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.
Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (poliferasi) pada berbagai
organ reproduksi wanita (Dewhurst, 2010).
Pada uterus menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks
menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina
menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara menstimulasi
pertumbuhan payudara. Juga mengatur distribusi lemak tubuh singkat
(Mirzanie, 2014).
Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu
pertumbuhan/regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause untuk mencegah
osteoporosis dan dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti
(Dewhurst, 2010).
e. Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama dikorpus luteum diovarium,
sebagian diproduksi dikelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi
diplasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik
17

(fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium


uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi (Dewhurst,
2010).
f. HCG (Human Chorionic Gonadothropin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12
minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua
(sekitar 100 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga
(sekitar 10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi
korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa
kehamilan awal. Serta memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah
atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes
Galli Mainini, tes pack, dsb) (Mochtar, 2012).
g. LTH
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu/ meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin
ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus
luteum. Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL/Human
Placental Lactogen). Fungsi laktogenik/laktoropik prolaktin tampak terutama
pada masa laktasi/pasca persalinan. Prolaktin juga memiliki efek inhibisi
terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan
(hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan folikel, gangguan
ovulasi dan gangguan menstruasi berupa amenorrhea (Mochtar, 2012).
18

B. FISIOLOGI

Pada masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh yang dapat


menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu hamil.Kebanyakan dari perasaan
ketidaknyamanan tersebut berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologi
yang berhubungan dengan aspek emosi dalam masa kehamilan (Wals, 2010).
Kehamilan merupakan masa transisi bagi wanita, karena terdapat banyak
perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun psikologis (Bobak, 2004).
Perubahan anatomi dan fisiologi pada saat kehamilan yaitu:
a. Sistem reproduksi dan payudara

Gambar 3. Anatomi Mamae (Cardozo Linda, 2004)

Perubahan uterus pada awal kehamilan disebabkan oleh pengaruh


hormon estrogen dan progesterone. Minggu pertama kehamilan bentuk uterus
seperti buah pir dan berangsur-angsur menjadi ovoidpada bulan ke-3. Pada
trimester I ibu mulai merasakan kontraksi-kontraksi yang tidak teratur dan
biasanya tidak terasa sakit. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina
dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (livide) disebut Chadwick sign.
Vagina membiru karena perubahan pelebaran pembuluh darah, PH 3.5- 6
merupakan akibat meningkatnya produksi asam laktat karena kerja lactobaci
Acidophilus, keputihan, selaput lender vagina mengalami edematous, dan
hypertrophy (Prawirohardjo, 1999).
Payudara terasa nyeri dan sakit karena bertambah besar akibat hipertropi
alveoli mammae.Putting menjadi jauh lebih besar dan terlihat adanya
hyperpigmentasi karena terjadi peningkatan hormone kehamilan yang
19

menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk mempersiapkan


pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui (Eli
Rusmita, 2011).
Payudara terus tumbuh disepanjang kehamilan dan ukuran serta beratnya
meningkat hingga mencapai 500 gram untuk masing-masing payudara.Areola
menjadi lebih gelap dan dikelilingi oleh kelenjarkelenjar sebasea yang
menonjol (tuberkel montgomery) kehamilan ini terlihat pada kehamilan
sekitar 12 minggu (Farrer, 2001).
b. Sistem kardiovaskular
Penurunan darah arterial, tekanan vascular dan peningkatan metabolisme
darah mengakibatkan cardiac output.Keluhan pusing yang sering terjadi
selama kehamilan trimester II, karena Rahim membesar dapat menekan
pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun dan
tampak sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki
bagian bawah dan pergelangan kaki (Eli Rusmita, 2011).
c. Sistem perkemihan
Ginjal sedikit lebih besar selama kehamilan dan akan mengalami
peningkatan kecepatan filtrasi glomerulus. keluhan sering buang air kecil
yang terjadi pada awal kehamilan, dikarenakan rahi yang membesar dan
menekan bladder yang dapat menghilang pada trimester II dan dapat muncul
kembali pada akhir kehamilan (Eli Rusmita, 2011).
Selama perkembangan kehamilan, bladder berubah posisi menjadi organ
intra-abdominal, tertekan ke atas bahkan berpindah akibat peningkatan besar
dan berat uterus.Sehingga sudut urethtrovesical berubah dan tekanan intra-
abdominal meningkat; otot polos urethra menjadi lebih sedikit hipotonik, dan
memungkinkan fascia, ligament dan dasar panggul menjadi lebih lemah dan
elastis (London et al, 1990) yang dikutip dari (Junizaf, 2008).
d. Sistem respirasi
Perubahan hormonal yang mempengaruhi aliran darah ke paruparu pada
kehamilan 33-36 minggu menyebabkan beberapa ibu hamil merasa susah
bernapas. Hal ini didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang
berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi turun ke rongga panggul
20

biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali
hamil akan merasakan lega karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi
dibawah diafragma. (Eli Rusmita, 2011).
e. Sistem integument
Timbulnya kloasma gravidarum merupakan keluhan yang sering terjadi
sejak akhir bulan kedua.Perubahan pigmen tersebut akibat melanocyt
stimulating hormone (MSH) yang merupakan perangsangan estrogen dan
progesterone. Perubahan kulit timbul pada trimester II dan III karena
melanocit yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Stretch mark terjadi
karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas dan
payudara akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal. Stretch
mark tidak dapat dicegah tapi dapat diobati setelah persalinan. (Eli Rusmita,
2011).
f. Sistem gastrointestinal
Morning sicknes, mual dan muntah. Hampir 50% ibu hamil mengalami
mual yang biasanya dimulai sejak awal kehamilan dan ada kalanya juga dapat
terjadi setiap saat. Mual biasanya dapat berakhir pada 14 minggu kehamilan
dan pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester II dan
III.hal tersebut masih dapat dikatakan normal karena adanya perubahan
hormonal dan pertumbuhan serta pembesaran dari rahim dimana otot dan
ligament yang merenggang untuk menyokong rahim. (wylie, 2015).
g. Sistem endokrin
Perubahan system endokrin pada kehamilan meliputi hormone chorionic
gonadotropin (HCG), progesterone, estrogen, prolactin, oksitoksin, tiroksin,
insulin, kortisol dan aldosterone (Wong & Perry, 2002). HCG, progesteron
dan estrogen merupakan hormon yang paling berpengaruh untuk
berlangsungnya kehamilan. Sekresi hormone estrogen menyebabkan
pembesaran uterus, pembesaran payudara, dan merelaksasikan ligamentum
pelvis sehingga menjadi lentur dan elastis.Perubahan ini dapat mempermudah
janin melewati jalan lahir.
21

h. Sistem musculoskeletal

Gambar 4. Perubahan pada kehamilan (Wagei, 2001)

Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gaya
gravitasi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah
bentuk untuk mengimbangi pembesaran abdomen dan menjelang kelahiran
banyak wanita yang memperlihatkan tubuh yang khas (lordosis). Demikian
pula, jaringan ikat pada persendian panggul akan melunak dalam
mempersiapkan persalinan. (Farrer, 2001). Sikap tubuh lordosis merupakan
keadaan yang khas karena kompensasi posisi uterus yang membesar dan
menggeser daya berat ke belakang lebih tampak pada masa trimester III yang
menyebabkan rasa sakit bagian tubuh belakang karena meningkatnya beban
berat dari bayi dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh.Bayi
yang semakin membesar selama kehamilan meningkatlan tekanan pada
daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil dan dapat mengakibatkan edema
pada tangan yang disebabkan oleh perubahan hormonal akibat retesi cairan
(Eli Rusmita, 2011).
22

BAB IV
MANAJEMEN FISIOTERAPI
Tanggal : 11 Februari 2019
Data Umum Pasien :
Nama : Ny. D
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT (Ibu rumah tangga)
Alamat : Pampang II No. 67 Makassar
Berat badan pasien sebelum hamil : 78 kg
Berat badan pasien setelah melahirkan : 82 kg (selisih 4 kg)
Tinggi badan : 162 cm
Berat bayi lahir : 2,9 kg

Vital Sign
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu : 38 0C
Denyut Nadi : 88 x / menit
Pernafasan : 23 x / menit

CHARTS
Chief Of Complain :
Nyeri pada pinggang belakang
History Taking :
1. Pasien merasakan sakit pinggang pada saat memasuki kehamilan trimester III
(6-7 bulan pada masa kehamilan) 3 bulan yang lalu.
2. Pasien merasakan sakit pinggang tidak menjalar sampai ke tungkai. Pasien
tidak pernah jatuh sebelumnya.
3. Pasien masuk di Rumah Sakit pada tanggal 10 Februari 2019 dengan indikasi
ingin melahirkan dengan umur kehamilan cukup.
23

4. Pasien rajin untuk mengontrol kandungannya dan melakukan pemeriksaan


USG terakhir oleh dokter mengatakan posisi bayi normal, air ketuban normal,
berat badan normal, lingkar kepala normal.
5. Pasien merasakan adanya pembukaan pada saat di rawat di RS
6. Pasien menjalani persalinan normal oleh bidan pada jam 11.00 siang tanggal
11 Februari 2019.
7. Pasien pada saat setelah persalinan ASI keluar tetapi tidak lancar.
8. Pasien dengan persalinan anak ke empat, persalinan sebelumnya semuanya
normal.
9. Pasien tidak merasakan sesak nafas, BAK dan BAB normal (tidak merasakan
gangguan)
10. Pasien merasakan nyeri pada saat posisi baring dan duduk lama. Nyeri
dirasakan pada saat bangun tidur pagi hari. Apabila nyerinya timbul maka
pasien hanya mengoleskan minyak kayu putih dan memposisikan diri
senyaman mungkin ( posisi miring kanan dan kiri).
11. Pasien tidak pernah mengkomsumsi obat penurun nyeri selama hamil (nyeri
punggung), kegiatan pasien tidak pernah beraktifitas berat dirumah seperti
mengangkat beban yang berat.
12. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sebelumnya seperti asam urat,
kolestrol, diabetes dan hipertensi.
13. Keluarga pasien sangat mengharapkan kesembuhan pada keluarganya.
14. Aktivitas ADL pasien terganggu (dressing dan walking)
15. Perkerjaan pasien terganggu sebagai IRT (memasak, menyapu).
16. Tidak ada keluhan lain
Asymmetric :
1. Inspeksi Statis :
a. Wajah terlihat cemas
b. Pasien baring terlentang
2. Inspeksi Dinamis :
a. Pasien mampu ambulasi (miring kanan dan kiri namun pelan)
b. Pada saat berjalan ritme lambat
c. Dressing dan toiletting dibantu oleh keluarga
24

3. Test orientasi :
a. Pasien diminta untuk melakukan bridging (Pasien mampu melakukan
namun pelan)
b. Pasien diminta untuk batuk (Pasien tidak ada keluhan nyeri dan BAK)
4. Palpasi :
a. Oedem : Tidak ada bengkak
b. Kontur kulit : Tidak ada perlengketan (Normal)
c. Suhu : Normal
d. Tonus : Normal
e. Tenderness : Otot erector spine
5. Pemeriksaan fungsi gerak dasar (PFGD)
No Regio Gerak Aktif Gerak Pasif TIMT

1. Lumbal Mampu, Full ROM Full ROM Mampu

2. Hip Mampu, Full ROM Full ROM Mampu

3. Knee Mampu , Full ROM Full ROM Mampu

4. Ankle Mampu, Full ROM Full ROM Mampu

Restrictives :
a. Limitasi ROM :-
b. Limitasi ADL : (Dressing : sulit memakai celana, walking ( ritme jalan
lambat) dibantu.
c. Limitasi Pekerjaan : terdapat limitasi perkerjaan sebagai seorang IRT (sulit
untuk memasak dan mencuci)
d. Limitasi Rekreasi : -
Tissue Impairment And Phychogenic Prediction :
1. Komponen Musculotendinogen : Terdapat spame otot pada erector spine
2. Komponen Osteoathrogen : Keterbatasan gerak pada lumbal
3. Komponen Neurogen : Pasien merasakan nyeri pada area lumbal
25

4. Komponen Psikogenik : Pasien merasakan kecemasan


5. Komponen Komunikasi :Pasien mampu berkomunikasi dengan
baik dan lancar.
Spesific Test :
a. Palpasi : Spasme pada otot erector spine
b. Tes Nyeri (VAS) : Nyeri gerak (5), Nyeri tekan (3), Nyeri diam (0)
c. Edinburgh Post-natal Depression Scale (EPDS)
Hasil : 12
Interpretasi : Ada tanda depresi
d. Indeks Barthel : 92 ( Ketergantungan ringan)
e. Patrick dan Antipatrick Test (Tidak ada gangguan)
f. Diastasis Recti Test (Tidak ada gangguan )
g. Simphysis os Pubis disfuntion Tidak ada gangguan )
h. Aktif SLR (tidak ada nyeri pada SIJ)

PENATALAKSAAN FISIOTERAPI

DIAGNOSA FT:
“Gangguan Aktivitas Fungsional region lumbal berupa nyeri dan spasme e.c
LBP post partum pervaginam 3 bulan yang lalu”

PROBLEM FT :
a. Problem Primer : Spasme otot
b. Problem Sekunder : Kecemasan, Nyeri , weakness muscle pelvic ploor.
c. Problem Kompleks : Gangguan ADL (Dressing dan Walking)

TUJUAN FT :
a. Jangka Pendek : Meningkatkan rasa percaya diri pasien, mengurangi nyeri,
meningkatkan kekuatan otot, dan mengurangi spasme otot erector spine.
b. Jangka Panjang : Untuk mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan
fungsional, gangguan ADL berupa (Dressing dan Walking).
26

INTERVENSI FT :

No Problem FT Modalitas FT Dosis FT

1. Kecemasan KomunikasiTerapautik F : 1x/hari

I : Fokus

T : wawancara/interpersonal

approach

T : Selama tindakan

2. Metabolic reaction Elektrotherapy (IRR) F : 1x/hari

I : 30 cm

T : Lokal

T : 10 menit

3. Mengurangi Nyeri Interferensi F : 1x/hari

I : 35 mA

T : co-planar

T : 10 menit

4. Spasme Otot Exercise Therapy F : 1x/hari

I : 10 hit/3 rep/1 set

T : Connective tissue release

T : 1 menit

Exercise Therapy F : 1x/hari

I : 10 hit/3 rep/1 set

T : Bugnet exercise

T : 1 menit

Exercise Therapy F : 1x/hari


27

I : 10 hit/3 rep/1 set

T : stretching back muscle

T : 1 menit

5. Muscle Weakness Exercise Therapy F : 1x/hari

pelvic floor I : 10 hit/3 rep/1 set

T : kegel exercise

T : 5 menit

F : 1x/hari

I : 8 hit/3 rep/1 set

T : bridging exercise

T : 5 menit

6. Gangguan ADL Exercise therapy F : 1x/hari

I : 3x repetisi

T : Walking exercise

T : 1 menit

EVALUASI FT :

Setelah pasien pertama kali datang pada tanggal 11 Februari -2019 , kemudian

dilakukan evaluasi pertama pada tanggal 12 Desember -2018.

Intervensi 1x terapi

NO Problem Parameter Keterangan


Sebelum Sesudah
FT

Ada

1. Kecemasan EPDS Skor Total : 12 Skor Total : 10 penururnan


28

(Kecemasan ringan ) (Kecemasan ringan) tingkat

kecemasan

-Nyeri gerak (5) -Nyeri gerak (4) Ada

2. Nyeri VAS -Nyeri tekan (3) -Nyeri tekan (2) penurunan

-Nyeri diam (0) -Nyeri diam (0) nyeri

EDUKASI :

1. Pasien dianjurkan untuk melakukan kompres air hangat pada daerah pinggang.

2. Pasien dianjurkan untuk melakukan gerakan peregangan sendiri, disarankan untuk

melakukan latihan – latihan yang di ajarkan fisioterapis.

3. Pasien dianjurkan bila setiap mengambil barang di bawah disarankan agar

jongkok terlebih dahulu, badan tegak jangan membungkuk.

4. Pasien di sarankan apabila mau bangun dari tidur ke duduk dengan cara miring

dulu dan lengan menyangga

5. Pasien dianjurkan agar pada saat berjalan memperhatikan langkahnya agar tidak

ada fase berjalan yang terlewatkan.

6. Pasien tidak disarankan untuk melakukan aktifitas yang dapat memberatkan

penyakit pasien seperti mengangkat barang terlalu berat.

7. Pasien disarankan untuk menjaga pola hidupnya terutama makan dan minum.
29

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti. 2012. Pengaruh WWZ Terhadap Perubahan Skala Nyeri Punggung Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas. Perbedaan Masase Effleurage Dan Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester III.

Association of Chartered Physiotherapists In Woman Health. 2011. Pregnancy Related


Pelvic Girdle Pain Formerly Known As Symphysis Pubis Disfunction ACPWH.
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jense, M. D. 2005. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas.Edisi 4. Jakarta.

Brayshaw, E. 2007. Senam hamil dan nifas.Jakarta: EGC.

Brayshaw, E. 2008. Senam Hamil dan Nifas, Jakarta : EGC.

Cunningham F.G., 2012. Obstetri Williams. EGC: Jakarta.

Defriyan. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung


Bawah pada Proses Penyulaman Kain Tapis di Sanggar Family Art Bandar
Lampung Tahun 2011. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dewi, Vivian NL dan Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika.

Eileen, B. (2007). Senam hamil & nifas pedoman praktis bidan. Alih Bahasa: Monica
Ester. Jakarta : EGC.

Fraser & Cooper. 2011. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta : EGC.

Innes Wendi. Physical Change During Pregnency for First, Second, and Third
Trimester. U.S: Symptomfind, 2014.

Jahja,Y. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kartikasari, dan Isma., (2013). Hubungan senam hamil dengan nyeri punggung pada
ibu hamil di Polindes Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring Kabupaten
Lamongan. Jurnalsurya, Vol.01, No.XIV.
30

Leifer. Maternity Nursing an Introductory. Missouri : Elsevier Sunder, 2008

Mc Clammy, J. 2007. Pregnancy and Low Back Pain. Dalam Wahyuni dan Eko
Prabowo 2012 Manfaat Kinesio Tapping untuk Mengurangi Nyeri Punggung
Bawah pada Kehamilan Trimester Ke-3. Surakarta. Jurnal Kesehatan.

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Edisi ke 2. Jakarta: EGC.

Neil,W. R. 2007. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat.

Pearce, Evelyn C.2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.

Prawirohardjo, Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono.2012. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Sinclair, Marlene et al. How do Women Manage Pregnancy-Related low Back and/or
Pelvic Pain? Descriptive Findings from An Online Survey. Newabey: The Royal
College of Midwives, 2014.

Suharto. Exercises untuk Nyeri Pinggang Bawah pada Ibu Hamil. 2001. Jakarta:
Cermin Dunia Kedokteran, 2001.

Varney, H., 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta; EGC

Vermani, Era et al. Pelvic Girdle Pain and Low Back Pain in Pregnancy: A Review.
Warrington. World Institute of Pain, 2009.

Wiknjosastro, H.2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Wilson and Ross. 2013. Dasar- dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai