PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2. Trauma tidak langsung : Fraktur yang terjadi akibat gaya traksi atau
tension, gaya angulasi, gaya rotasi, gaya kompresi atau suatu
kombinasi.
B. Menurut Extensi
a) Sederhana, patah tulang pada satu tempat; struktur lain tidak terlibat
b) Kominuta, tulang patah menjadi beberapa bagian
c) Terbuka, ujung tulang yang patah terpajan pada udara luar, misalnya
dengan menancap pada kulit
d) Impaksi, ujung tulang yang patah masuk ke dalam ujung yang lain
e) Greenstick, patah tulang sebagian yang terjadi pada masa kanak-kanak
ketika tulang belum mengalami osifikasi sempurna
f) Patah tulang dengan pemisahan epifisis, terjadi pada anak-anak,
robekan epifisis (biasanya dengan sedikit tulag yang melekat
dengannya)
2.2 Luka
2.2.1 Definisi Luka
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal
akibat proses patalogis yang berasal dari internal dan eksternal dan
mengenai organ tertentu (Lazarus,et al., 1994 dalam Potter & Perry, 2006).
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang
atau organ tubuh yang lain. Ketika luka timbul, beberapa efek akan
muncul seperti hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stress
simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, dan
kematian sel (Kozier, 1995).
2.2.2 Klasifikasi Luka
Berdasarkan kedalaman dan luasnya, luka dapat dibagi menjadi:
1. Luka superfisial; terbatas pada lapisan dermis.
2. Luka “partial thickness”; hilangnya jaringan kulit pada lapisan
epidermis dan lapisan bagian atas dermis.
3. Luka “full thickness”; jaringan kulit yang hilang pada lapisan
epidermis, dermis, dan fasia, tidak mengenai otot.
4. Luka mengenai otot, tendon dan tulang.
Terminologi luka yang dihubungkan dengan waktu penyembuhan dapat
dibagi menjadi:
1. Luka akut; luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yang telah disepakati.
2. Luka kornis; luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan, dapat karena faktor eksogen atau endogen.
2.2.3 Proses Penyembuhan Luka
Adapun tahap-tahap penyembuhan luka yaitu:
1. Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang
terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang
hendak dicapai adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan
area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk
10 | P r o s e s P e n y e m b u h a n P a t a h T u l a n g d a n L u k a
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Fraktur atau patah tulang adalah rusaknya kontinuitas tulang, yang
diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih besar dari yang dapat diserap
oleh tulang, dapat diklasifikasikan berdasarkan fraktur akibat trauma dan
ekstensi, tahapan proses penyembuhan dari fraktur yaitu inflamasi, proliferasi
sel, pembentukan kalus, penulangan kalus (osifikasi), dan remodeling.
2. Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat proses
patalogis yang berasal dari internal dan eksternal dan mengenai organ
tertentu, dapat diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan luas luka serta
berdasarkan lama waktu penyembuhannya, tahapan proses penyembuhan dari
luka yaitu yaitu inflamasi, proliferasi, dan maturasi.
11 | P r o s e s P e n y e m b u h a n P a t a h T u l a n g d a n L u k a
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John.2003.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2.Jakarta: EGC
Morris PJ and Malt RA.1995. eds: Oxford Textbook of Surgery. Sec. 1 Wound healing.
New York-Oxford-Tokyo:Oxford University Press
Rasjad, Chairuddin.1998.Pengantar Ilmu Bedah Ortopaedi.Ujung Pandang:Bintang
Lamumpatue
12 | P r o s e s P e n y e m b u h a n P a t a h T u l a n g d a n L u k a