Anda di halaman 1dari 5

ADAB BERTETANGGA

Mendahului memberi salam, tidak berbicara panjang dengannya, tidak banyak bertanya,
menjenguknya manakala sakit, bertakziah kepadanya (memghiburnya) manakala terkena musibah,
mengucapkan selamat atas kebahagiannya, berbicara secara lembutkepada anak dan hamba
sahayanya, memaafkan kesalahannya, menegur secara baik ketika berbuat salah, menjaga
pandangan terhadap isterinya, membantunya manakala ia meminta, dan tidak terus menerus
memandangi pelayannya. Hal 133

Pengarang : IMAM ABU HAMID AL-GHAZALI

JUDUL BUKU : JALAN ORANG BIJAK

PENERBIT : PT SERAMBI ILMU SEMESTA

TAHUN 2000

KEWAJIBAN KEPADA TEANGGA

Tetangga orang yang mendiami rumah berdampingan dengan rumh kita. Dan ada tetangga
yang agak jauh yang tidak berdampingan dengan rumah kita.

Hubungan tetangga yang terdekat , terutama yang berdampingan dengan rumah kita,
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kita, yang kedudukannya hampir seperti saudara.
Bahkan dalam beberapa hal lebih dekat daripada saudara yang ada di tempat jauh.

Kalau ada suatu kejadian di suatu rumah, seperti insiden, seperti sakit, kematian atau hal-hal
yang manis seperti mempunyai hajat, atau ada suatu pekerjaan yang membutuhkan pertolongan
orang, maka tetangga dekat yang berdampingan rumah mempunyai kewajiban moral yang dahulu
menolongnya atau membantunya.

Rasulullah bersabda dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang
tetangga :

Jibril selalu menasehatiku tentang tetangga, sehingga aku mengira bahwa tetangga itu akan
menjadi waris.

Hadits ini menunjukkan bahwa kedudukan tetangga hampir sama dengan keluarga menjadi
ahli waris, karena dekatnya hubungan tetangga dalam kehidupan bermasyarakat dan hidup
bertetangga. Seperti dikemukakan diatas kalau suatu rumah kena musibah sakit dimalam hari
umpamanya, maka tetanggalah yang lebih dulu datang memberikan pertolongan, karena kerabat
walaupun dekat tetapi ada di tempat jauh, sukar untuk datang. HAL 237-238

Bagaimana tanggung jawab seseorang kepada tetangganya dalam hal kehidupan materi,
hadits Rasulullah Riwayat Al=Bukhari dari Inu Zubair, Rasulullah bersabda

Bukanlah orang beriman , yang dia itu kenyang, sedangkan tetangganya lapar.

Hadits itu menunjukkan bagaimana kewajiban bertetangga harus memperhatikan


kehidupannya jangan sampai tetangga dalam kelaparan sedangkan kita dalam kecukupan.
Berbuat baik dan menghormati tetangga merupakan kewajiban orang muslim sebagaimana
firman Allah dalam surat 4, An-Nisa, ayat 36

ِ ُ‫ار ْال ُجن‬


‫ب‬ ِ ‫ار ذِي ْالقُ ْر َب ٰى َو ْال َج‬
ِ ‫ين َو ْال َج‬ َ ‫سانًا َو ِبذِي ْالقُ ْر َب ٰى َو ْال َيت َا َم ٰى َو ْال َم‬
ِ ‫سا ِك‬ َ ْ‫ش ْيئًا ۖ َو ِب ْال َوا ِلدَي ِْن ِإح‬
َ ‫َّللاَ َو ََل ت ُ ْش ِر ُكوا ِب ِه‬
‫َوا ْعبُد ُوا ه‬
‫ورا‬ ً
ً ‫َّللاَ ََل ي ُِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَاَل فَ ُخ‬ َ
‫َت أ ْي َمانُ ُك ْم ۗ إِ هن ه‬ َ
ْ ‫سبِي ِل َو َما َملك‬ ‫ب َواب ِْن ال ه‬ ْ
ِ ‫ب بِال َج ْن‬ ِ ‫اح‬ِ ‫ص‬
‫َوال ه‬

“Sembahlah olehmu akan Allah ,janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu.


Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan
hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri, “. HAL 238-239

Keharusan berbuat baik juga disebutkan dalam hadits Nabi riwayat Al-Bukhari dari
Abi Syarikh Al-Khuza’i , bahwa Rasulullah bersabda :

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah menyakiti tetangga. Dan
barang siapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhirat hendaklah memuliakan
tetamunya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan kepada hari akhirat
hendaklah berkata yang baik atau diam.

Dalam masalah pendidikan, sikap dan perbuatan baik itulah yang baik diterapkan.
Dengan sikap dan perbuatan yang baik, dengan menolong pada kesusahannya, dengan
memberi/mengantari makanan yang diperkirakan dia suka, dengan memberi oleh-oleh dari
bepergian kalau ada, semuanya itumerupakan didikan kepada tetangga untuk berbuat
sebagaimana diperbuat. Sekurang-kurangnya dengan sikap yang baik dan menghormati.
Maka tetanggapun akan bersikap baik dan menghormati. HAL 239-240

Apabila pada suatu waktu berbuat yang menjengkelkan, janganlah sekali-kali


membuat tindakan balsan atau seperti menhukum dengan perbuatan yang tidak baik. Apalagi
melabrak atau memprotes atau memarahi tetagga. Hal itu akan mengakibatkan buruknya
situasi hidup bertetangga dan tidak akan tenang dalam kehidupan masyarakat di tempat itu.
Padahal dimanapun kalau kita bersikap sama akan menyebabkankan situasi yang setidak-
tidaknya hampir sama. Karenanya lebih baik kita balas dengan perbuatan baik, yang pada
suatu waktu akan merasa bahwa dia selalu dipelakukan baik oleh kita sebagai tetangganya.
Dan apabila hati nuraninya muncul diapun akan sadar bahwa berbuat baik dengan tetangga
itu suatu keharusan.

Berkunjung diwaktu hari Raya Idul Fitri atau menengok dikala tetangga sakit
umpamanya adalah suatu tindakan kebaikan dan sekaligus merupakan tindakan pendidikan
tidak langsung dengan sesama tetangga.

Kalau kita mempunyai tamu terhormat atau mengadakan jamuan, alangkah baiknya
apabila kita juga mengajak tetangga hadir, ikut merasakan nikmat jamuan dan dengan tamu
terhormat. Hal terakhir ini apabila keadaan memungkinkan, yaitu apabila tetagga dalam
keadaan tidak sibuk atau apabila hal itu akan menyenangkan.

Sikap menurut adat istiadat setempat adalah perlu diperhatikan, selain yang telah
ditunjukkan oleh agama (dari Al-Qur’an). HAL 240

PENGARANG :PROF Dr.H.RACHMAT DJATNIKA


JUDUL BUKU : SISTEM ETHIKA ISLAMI (AKHLAK MULIA)

DITERBITKAN OLEH : PUSTAKA PANJIMAS,JAKARTA

CETAKAN 1 : OKTOBER 1992 CETAKAN 2 : FEBRUARI 1996

Hubungan Baik dengan Tetangga

Sesudah anggota keluarga sendiri, orang yang paling dekat dengan kita adalah tetangga.
Merekalah yang diharapkan paling dahulu memberikan bantuan jika kita membutuhkannya.
Jika tibatiba kita ditimpa musibah kematian mialnya, tetanggalah yang paling dahulu takziah
da mengulurkan bantuan. Kepada tetangga pulalah kita menitipkan rumah jika kita sekeluarga
bepergian jauh keluar kota atau keluar daerah.

Begitu pentingnya peran tetangga sampai-sampai Rasulullah saw menganjurkan kepada siapa
saja yang akan membeli rumah atau membeli tanah untuk dibangun rumah, hendaklah
mempertimbangkan siapa yang akan menjadi tetangganya. Beliau bersabda

“Tetangga sebelum rumah, kawan sebelum jalan, dan bekal sebelum perjalanan.” (HR.
Khatib)

Dalam kesempatan lain Rasulullah saw juga mengatakan bahwa tetangga yang baik adalah
salah satu dari tiga hal yag membahagiakan hidup :

“Di antara yang membuat bahagia seorng Muslim adalah tetangga yang baik, rumah yang
lapang dan kendaraan yang nyaman.” (HR. Hakim)

Buruk baiknya sikap tetangga kepada kita tentu tergantung juga bagaimana kita bersikap
kepada mereka. Oleh sebab itu sangat dapat dimengerti kenapa Allah SWT memerintahkan
kepada kita untuk berbuat baik kepada tetangga, baik tetangga dekat maupun tetangga jauh.
HAL 199-200

Dengan varian agama dan hubungan kekeluargaan, tetangga dapat dibagi kepada tiga
klasifikasi. Pertama, tetangga yang punya satu hak, yaitu hak sebagai tetangga. Mereka
adalah tetangga yag bukan famili dan bukan pula seagama. Kedua, tetangga yang punya dua
hak, yaitu hak tetangga dan hak seagama. Mereka adalah tetangga yang seagama. Ketiga,
tetangga yang punya tiga hak , yaitu hak tetangga, seagama dan famili. Mereka adalah
tetangga yang seagama dan punya hubungan kekeluargaan.

Tetangga yang punya hak lebih banyak, lebih berhak mendapatkan kebaikan dari kita.
Klasifikasi tersebut diperlukan untuk menentukan prioritas apabila karena keterbatasan, kita
hanya mampu berbuat baik kepada sebagian mereka saja.

PENTINGNYA HUBUNGAN BAIK DENGAN TETANGGA

Berkali-kali Malaikat Jibril memesankan kepada Nabi Muhammad saw untuk berbuat baik
dengan tetangga, sampai-sampai beliau mengira tetangga akan mendapatkan warisan. Nabi
bersabda : HAL 201
“Selalu Jibril memesankan kepadaku (ntuk berbat baik) dengan tetangga, sampai-sampai
aku menduga bahwa tetangga akan menerima warisan .”(H.Muttafaqun ‘Alaih)

Dalam beberapa hadits lain Rasulullah saw menjadikan sikap baik dengan tetangga sebagai
ukuran dari keimanan seseorang kepada Allah dan Hari Akhir. Beliau bersabda :

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik
ata diam. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah ia memuliakn
tetangganya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah
ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Demi Allah, dia tidak beriman!” “Demi Allah, dia tidak beriman!” “Demi Allah , dia tidak
beriman! Seorang sahabat bertanya : “ siapa dia (yag tidak beriman itu) ya Rasulullah ?”
Beliau menjawab : “ Orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya.”
(H.Muttafaqun’ Alaih) HAL 202

“ Tidak masuk sorga orang yang tetangganta tidak aman dari keburukannya.” (HR.Muslim)

Dari beberapa hadits diatas tampak bagi kita betapa pentingnya sikap baik dengan tetangga.
Sikap hidup bertetangga mempunyai hubungan yang signifikan dengan kualitas iman
seseorang. Semakin kuat iman seseorang, semakin baik dia dengan tetangganya, begitu pula
sebaliknya. HAL 203

Bentuk-bentuk hubungan baik dengan tetangga

Minimal hubungan baik dengan tetangga diwujudkan dalam bentuk tidak mengganggu atau
menyusahkan mereka. Misalnya, waktu tetangga tidur atau istirahat, kita tidak
membunyikan radio atau tv dengan volume tinggi. Tidak membuang sampah ke halaman
rumah tetangga. Tidak menyakiti hati tetangga dengan kata-kata kasar dan tidak sopan.

Yang lebih baik lagi tidak hanya sekedar menjaga jangan sampai tetangga terganggu, tapi
secara aktif berbuat baik kepada mereka. Misalnya dengan mengucapkan salam dan
bertegur sapa dengan ramah, memberikan pertolongan apabila tetangga membutuhkannya.
Hal 203

JUDUL : KULIAH AKHLAK

PENULIS : Dr.H. Yunahar Ilyas. Lc., M.A.

PENERBIT :LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGAMALAN ISLAM (LPPI)

CETAKAN 1 : JUNI 1999

CETAKAN 5 : APRIL 2002

CETAKAN 6 : FEBRUARI 2004


CETAKAN 7 : JANUARI 2005

CETAKAN 8

Anda mungkin juga menyukai