LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
(Stoikiometri Kimia)
Oleh:
LABORATORIUM PENDIDIKAN 2
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Reaksi kimia dapat kita temukan dalam kehidupan kita sehari – hari bahkan
sangat dekat dengan kehidupan kita. Contohnya saat bernapas, membuat api
unggun, memasak, mencerna makanan, dan lain lain. Rekasi kimia adalah proses
terbentuknya zat baru hasil reaksi dari zat asal yang disebut pereaksi. Pada kejadian
diatas pasti ada reaksi kimia yang dapat dihitung dengan perhitungan stioikiometri
kimia.
Stoikiometri adalah ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari
pereaksi atau reaktan dan produk atau hasil reaksi. Dengan demikian kita dapat
menentukan mana pereaksi yang habis bereaksi dan pereaksi yang bersisa. Dapat
kita hitung juga berapa mol yang bereaksi dari suatu reaksi kimia menggunakan
stoikiometri ini.
Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1. Dapat menghitung persamaan reaksi stoikiometri kimia.
2. Megetahui pereaksi pembatas dan pereaksi sisa dalam perhitungan
stoikiometri kimia.
1.2.2 Tujuan Instruksional Khusus
Adapun tujuan instruksional khusus diantara lain:
1. Menentukan titik maksimum dan minimum dalam stoikiometri.
2. Mempelajari reaksi stoikioetri dan non stoikiometri.
TINJAUAN PUSTAKA
Kimia
Kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi, struktur, sifat,
dan reaksi suatu materi. Oleh karena itu, konsep merupakan bagian penting dalam
mempelajari ilmu kimia (Timberlake, 2014: 3). Ciri-ciri ilmu kimia menurut
diantaranya adalah sebagian besar konsep-konsep dalam ilmu kimia bersifat
abstrak, berurutan, dan berkembang dengan cepat, sehingga diperlukan pemahaman
yang benar terhadap konsep-konsep kimia (Kean, Middlecamp 1985: 5–8). Konsep
yang lebih mendasar merupakan batu-batu pembangun berfikir bagi terciptanya
gagasan yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-
generalisasi (Dahar, 1988: 95).
Ilmu kimia selalu berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia. Pada dasarnya
reaksi kimia yang terjadi bermacam-macam jenisnya, diantaranya reaksi
penggabungan (kombinasi), penguraian, pembakaran, pendesakan, dan metatesis.
Persamaan reaksi kimia dapat digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri jenis-jenis
reaksi kimia tersebut. Persamaan reaksi merupakan gambaran singkat yang
digunakan untuk menunjukkan proses terjadinya reaksi (Chang, 2005: 71).
Stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk
dalam reaksi kimia (Chang, 2005: 74)(Magfiroh, L., Santosa, Dan Suryadharma,
2016).
Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam
dimana solute terlarut (Baroroh, 2004).
NaOH
NaOH ini merupakan zat kimia yang bersifat basa kuat. Dalam perdagangan
lebih dikenal dengan nama caustic soda yang berupa padatan (kripik/kristal)
berwarna putih. Selain dikenal dengan nama caustic soda, NaOH dikenal juga
sebagai soda api, natronloog, kostik putih, ataupun sodium hidrat. Adapun sifat-
sifat dari NaOH ini antara lain :
1. Merupakan kristal putih yang mudah mencair atau luntur, dan dapat
menyerap air dan karbon dioksida (CO2) dari udara, larut dalam air, alcohol
dan gliserol.
2. Bersifat korosif untuk jaringan mata, kulit, dan selaput pernafasan. Oleh
karena itu uap kostik soda yang diijinkan pada di udara hanya sebanyak 2
mg tiap meter kubik udara.
3. Pada suhu yang tinggi akan menguap, dan pada suhu yang sangat tinggi
terpisah menjadi logam Na, zat pembakar dan zat cair.
4. Titik didihnya 318ºC, berat jenisnya 2,13 , titik bekunya 5ºC - 11ºC, titik
lelehnya 97,8 ºC.
5. Tekanan uapnya 1 mm Hg, pH larutan basa kuat. (Surya Indah, 1996: 21).
NaOH ini banyak digunakan pada pembuatan rayon, kertas, sabun,
detergent, proses pengolahan tekstil, dan sebagainya (Pedoman Praktikum Kimia
Tekstil : 8). Dalam proses pemasakan serat alam sellulosa, NaOH ini berfungsi
untuk melarutkan lemak dan kotoran yang terdapat dalam serat sehingga serat
menjadi bersih (Soeparman, 1967: 265). Akan tetapi karena NaOH ini juga bersifat
korosif yang merusak bahan-bahan seperti tekstil, kulit, ataupun kertas, maka dalam
pemakaiannya harus memperhitungkan konsentrasinya (Utari B, 1986:
12)(Widihastuti, 2005).
Pengenceran
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai
yaitu aquadest dalam jumlah tertentu.Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan
berakibat menurunnya kadar kepekatan atautingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
Pereaksi Pembatas
Pereaksi pembatas adalah reaktan yang ada dalam jumlah stoikiometri
terkecil. Reaktan ini membatasi jumlah produk yang dapat dibentuk. Jumlah produk
yang dihasilkan dalam suatu reaksi (hasil sebenanya) mungkin lebih kecil daripada
jumlah maksimum yang mungkin diperoleh (hasil teoritis). Perbandingan keduanya
dinyatakan sebagai persen hasil (Chang, 2005 :81).
Pereaksi pembatas jumlahnya membatasi jumlah pereaksi lain yang dapat
bereaksi. Pereaksi pembatas akan habis sementara pereaksi lainnya masih/sisa.
Perhitungan dalam reaksi ditentukan berdasar pereaksi pembatas. Pereaksi
pembatas dapat ditentukan dengan membandingkan mol : koefisien reaksi masing-
masing pereaksi. Hasilnya yang paling kecil adalah pereaksi pembatas. Mol zat
yang lain dicari dari mol pereaksi pembatas (Susiloatmaja, 2009).
Reaksi Kimia
Reaksi kimia merupakan pusat perhatian dari ilmu kimia, dapat dinyatakan
bahwa reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi,
terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi
kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukan
endapan, atau timbulnya gas (Winarni & Ismayani, 2013).
Reaksi Pengendapan
Salah satujenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam la-rutan berair
adalah reaksi pengen-dapan (precipitation reaction) yang cirinya adalah
terbentuknya produk yang tak larut, atau endapan. Endapan (Precipitate) adalah
padatan tak larut yang terpisah dalam larutan. Reaksi pengendapan biasanya
melibatkan senyawa-senyawa ionik. (Chang, 2005 : 92).
Stoikiometri
Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari
reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Alfian, 2009:1). Bahwa materi stoikiometri
merupakan kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia
(Winarni & Ismayani, 2013). Pemaknaan lebih luas menjelaskan bahwa
stoikiometri mempelajari aspek kuantitatif rumus dan reaksi kimia, hal tersebut
diperoleh melalui pengukuran massa, volume, jumlah dan sebagainya yang terkait
dengan atom, ion atau rumus kimia serta saling keterkaitannya dalam suatu
mekanisme reaksi kimia (Ernawati, 2015:18).
METODELOGI PENGAMATAN
Prosedur
3.2.1 Sistem NaOH - HCl
1. 2 ml NaOH 1 M dituangkan kedalam gelas kimia.
2. Suhu NaOH diukur menggunakan termometer.
3. 6 ml HCl dituangkan kedalam gelas ukur yang lain lalu diukur suhunya.
4. Digabungkan larutan NaOH dengan HCl ke dalam gelas kimia, lalu diukur
suhu campurannya.
5. Dilakukan kembali langkah itu pada 3 ml NaOH dan 5 ml HCl, 4 ml NaOH
dan 4 ml HCl, 5 ml NaOH dan 5 ml HCl, lalu 6 ml NaOH dan 2 ml HCl.
6. Dibuat grafik antara volume senyawa dan suhu berdasarkan tabel data
berikut ini, lalu tentukan titik suhu maksimum/minimumnya:
Vol. NaOH Vol. HCl TA TC ΔT
2 ml 6 ml
3 ml 5 ml
4 ml 4 ml
5 ml 3 ml
6 ml 2 ml
TA = T awal (Nilai suhu rata-rata dari suhu awal NaOH dan HCl)
TC = T campuran (Nilai suhu setelah NaOH dan HCldicampurkan)
ΔT = TC - TA
3.2.2 Sistem NaOH – CuSO4
1. 2 ml NaOH 1 M dituangkan kedalam gelas kimia.
2. Suhu NaOH diukur menggunakan termometer.
3. 6 ml CuSO4 dituangkan kedalam gelas ukur yang lain lalu diukur suhunya.
4. Digabungkan larutan NaOH dengan CuSO4 ke dalam gelas kimia, lalu
diukur suhu campurannya.
5. Dilakukan kembali langkah itu pada 3 ml NaOH dan 5 ml CuSO4, 4 ml
NaOH dan 4 ml CuSO4, 5 ml NaOH dan 3 ml CuSO4, lalu 6 ml NaOH dan
2 ml CuSO4.
6. Dibuat grafik antara perbandingan volume asam basa (sumbu x) dan
perubahan suhu (sumbu y) berdasarkan tabel data berikut ini, lalu tentukan
titik suhu maksimum/minimumnya:
Vol. NaOH Vol. CuSO4 TA TC ΔT
2 ml 6 ml
3 ml 5 ml
4 ml 4 ml
5 ml 3 ml
6 ml 2 ml
TA = T awal (Nilai suhu rata-rata dari suhu awal NaOH dan CuSO4)
TC = T campuran (Nilai suhu setelah NaOH dan CuSO4 dicampurkan)
ΔT = TC - TA
HASIL PENGAMATAN
1. 2 ml NaOH – 6 ml HCl
(33+31) ℃
TA = = 32 ℃
2
ΔT = TC – TA = (34 – 32) ℃ = 2 ℃
Mencari mol NaOH 1 M dan mol HCl 1 M, menggunakan rumus molaritas
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
𝑀= × :
𝑀𝑟 𝑚𝑙
2. 3 ml NaOH – 5 ml HCl
(32+31) ℃
TA = 2
= 31,5 ℃
ΔT = TC – TA = (35 – 31,5) ℃ = 3,5 ℃
Mencari mol NaOH 1 M dan mol HCl 1 M, menggunakan rumus molaritas
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
𝑀= × :
𝑀𝑟 𝑚𝑙
3. 4 ml NaOH – 4 ml HCl
(31+33) ℃
TA = = 32 ℃
2
4. 5 ml NaOH – 3 ml HCl
(32+33) ℃
TA = = 32,5 ℃
2
5. 6 ml NaOH – 2 ml HCl
(30+28,5) ℃
TA = = 29,25 ℃
2
36
35
35
34
Temperatur
34
33 32,5
32
32
31
30
29
2 ml NaOH + 6 ml 3 ml NaOH + 5 ml 4 ml NaOH + 4 ml 5 ml NaOH + 3 ml 6 ml NaOH + 2 ml
HCl HCl HCl HCl HCl
Volume
1. 2 ml NaOH – 6 ml CuSO4
(32+34) ℃
TA = = 33 ℃
2
ΔT = TC – TA = (34 – 33) ℃ = 1 ℃
Mencari mol NaOH 1 M dan mol CuSO4 1 M, menggunakan rumus
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
molaritas 𝑀 = × :
𝑀𝑟 𝑚𝑙
Mencari mol NaOH 1 M dengan Mencari mol CuSO4 1 M dengan
volume 2 ml volume 6 ml
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
𝑀 = 𝑀𝑟 × 𝑚𝑙 𝑀 = 𝑀𝑟 × 𝑚𝑙
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
1= × 1= ×
40 2 𝑚𝑙 160 6 𝑚𝑙
80 960
𝑔𝑟𝑎𝑚 = = 0,08 𝑔𝑟𝑎𝑚 = = 0,96
1000 1000
𝑔𝑟𝑎𝑚 0,08 𝑔𝑟𝑎𝑚 0,96
𝑚𝑜𝑙 = = = 0,002 𝑚𝑜𝑙 = = = 0,006
𝑀𝑟 40 𝑀𝑟 160
2. 3 ml NaOH – 5 ml CuSO4
(32+34) ℃
TA = = 33 ℃
2
3. 4 ml NaOH – 4 ml CuSO4
(32+31) ℃
TA = = 31,5 ℃
2
4. 5 ml NaOH – 3 ml CuSO4
(32+28) ℃
TA = = 30 ℃
2
ΔT = TC – TA = (31 – 30) ℃ = 1 ℃
Mencari mol NaOH 1 M dan mol CuSO4 1 M, menggunakan rumus
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
molaritas 𝑀 = × :
𝑀𝑟 𝑚𝑙
5. 6 ml NaOH – 2 ml CuSO4
(27+27,5) ℃
TA = = 27,25 ℃
2
31
30,5
31
30 29
29
28
27
26
2 ml NaOH + 6 ml 3 ml NaOH + 5 ml 4 ml NaOH + 4 ml 5 ml NaOH + 3 ml 6 ml NaOH + 2 ml
CuSO4 CuSO4 CuSO4 CuSO4 CuSO4
Volume
PEMBAHASAN