Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER

- MAKROMOLEKUL

Disusun oleh :
Kelompok 2
Yustichia Endrasti 16308141006
Retno Novitasari 16308141032
Amin Khusnadiyah 16308141033
Nastititanya W. D. 16308144019
Farid Abdul Aziz 16308144034
Syarah Sabila Rusda 16308144035

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Sel terdiri oleh banyak makromolekul yang mempunyai struktur dan


fungsi yang berbeda-beda. Makromolekul besar dalam sel dibentuk sebagai
susunan berulang dari satuan-satuan struktutr dasar yang dinamakan monomer,
antara monomer satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh ikatan kovalen.
Monomer tersebut dihubungkan dengan suatu reaksi kimia dimana dua molekul
saling berikatan secara kovalen antara satu molekul dengan molekul yang lain
dengan melepas satu molekul air (merupakan reaksi kondensasi atau karena
molekul yang hilang adalah air, maka reaksi tersebut bisa disebut reaksi
dehidrasi). Monomer dirangkai bersama untuk kemudian membentuk suatu
polimer melalui proses yang dikenal sebagai sintesis kondensasi. Sedangkan
makromolekul yang dibentuk disebut dengan polimer.
Makromolekul merupakan molekul besar yang terdiri atas banyak atom
dan blok penyusun. Sebagian besar makromolekul berupa polimer atau suatu
molekul panjang yang terdiri atas banyak blok penyusun identik, dan
dihubungkan dengan ikatan-ikatan kovalen. Blok penyusun dari suatu polimer
adalah molekul kecil yang disebut monomer. Monomer-monomer dihubungkan
melalui suatu reaksi kondensasi atau dehidrasi, sehingga dua molekul dapat
berikatan secara kovalen melalui pelepasan satu molekul air. Sel hidup memiliki
empat makromolekul, yaitu karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat.
Makromolekul terdiri dari karbohidrat berupa polisakarida,protein,lipid,
dan asam nukleat. Karbohidrat berupa polisakarida dalam sel hewan dan
tumbuhan sebagai sumber energi dan pada kebanyakan tumbuhan sebagai
penyusun dinding sel yang berperan sebagai elemen penyokong. Protein dalam sel
sebagai molekul pekerja: berperan sebagai biokatalisator (enzim) berbagai reaksi
kimia, sistem pengaturan ekspresi genetik (protein regulator), memberi kekakuan
sruktural, memantau permeabilitas selaput, mengatur kadar metabolisme yang
diperlukan, menyebabkan gerakan, dan memantau kegiatan gen. Lipid dalam sel
sebagai penyusun struktur membran sel. Sedangkan Asam nukleat (nukleotida)
berperan sebagai menyimpan,mereplikasi,dan mentranskripsi informasi genetika.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan fungsi protein penyusun sel?
2. Bagaimana struktur dan fungsi karbohidrat penyusun sel?
3. Bagaimana struktur dan fungsi lipid penyusun sel?
4. Bagaimana struktur dan fungsi asam nukleat penyusun sel?
5. Apa perbedaan fungsi masing-masing makromolekul penyusun sel?
B. Tujuan
1. Mengetahui struktur dan fungsi protein penyusun sel
2. Mengetahui struktur dan fungsi karbohidrat penyusun sel
3. Mengetahui struktur dan fungsi lipid penyusun sel
4. Mengetahui struktur dan fungsi asam nukleat penyusun sel
5. Mengetahui perbedaan fungsi masing-masing makromolekul penyusun sel
BAB II

PEMBAHASAN

Makromolekul atau polimer memiliki struktur raksasa. Makromolekul


terbentuk melalui polimerisasi, yaitu proses bergabungnya molekul-molekul kecil
(monomer) menjadi molekul besar. Dalam makanan kita, terdapat 4 jenis
makromolekul, meliputi protein, lipid, amilum (karbohidrat) yang tergolong
polisakarida, dan gula (karbohidrat) adalah disakarida. Monomer dari kedua
karbohidrat ini adalah monosakarida.

A. Karbohidrat
1. Pengertian

Karbohidrat berasal dari kata “karbon” dan “hidrat”, walaupun


tidak mengandung molekul air namun kata karbohidrat tetap dipakai
sebagai kata ganti sakarida. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan
bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini memiliki rumus empiris
yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat” dan
memiliki nisbah 1: 2: 1 untuk C, H, dan O. Perbandingan jumlah atom H
dan O adalah 2 :1 seperti pada molekul air (Matoharsono, 1976).

Karbohidrat mempunyai fungsi biologi yang penting. Pati dan


glikogen berperan sebagai penyedia sementara glukosa. Polimer
karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsur struktural dan
penyangga di dalam dinding sel bakteri dan tanaman. Karbohidrat lain
berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai senyawa perekat di
antara sel dan pemberi spesifitas biologi pada permukaan sel (Lehninger,
1982).

Karbohidrat memberi kontribiusi pada stuktur sel hewan dan


mikroorganisme, terutama tanaman. Disamping menyediakan energi
biokimia sebagai penopang proses kehidupan serta perkembangbiakannya.
Pada dasarnya energi yang terkandung dalam karbohidrat berasal dari
energi matahari. Karbohidrat (glukosa) dibentuk dari karbondioksida dan
air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Kemudian
glukosa yang terbentuk dibentuk dalam amilum. Proses di atas disebut
proses fotosintesis (Sudarmaji, dkk, 1996). Dan dapat ditulis sebagai
berikut :

6CO2 + H2O sinar matahari, klorofil→ C6H12O6 + 6H2O

Berdasarkan jumlah rantai karbon yang menyusunnya, karbohidrat


dibagi menjadi 3 golongan yaitu monosakarida, olisakarida, dan
polisakarida (Hart,1983).

2. Penggolongan
Berdasarkan jumlah sakaridanya, karbohidrat dibedakan menjadi tiga yaitu
sebagai berikut:
a. Monosakarida (C6H12O6)
Monosakrida diartikan sebagai sakarida yang hanya mempunyai satu unit
gula dengan rumus CH2O.
Berdasarkan struktur gulanya, monosakarida dibedakan menjadi sebagai
berikut:

1) Gula triose (C3H6O3)


Terdiri dari tiga atom karbon, strukturnya sebagai berikut:

2) Gula pentose (C5H10O5)


Terdiri dari lima atom karbon, strukturnya sebagai berikut:

3) Gula heksosa (C6H12O6)


Terdiri dari enam atom karbon, strukturnya sebagai berikut:

Monosakarida khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Dalam


proses yang dikenal sebagai respirasi seluler yaitu dekarboksilasi oksidatif,
sel-sel mengekstraksi energi yang tersimpan dalam molekul glukosa.
Begitu pula dengan galaktosa dan fruktosa, dalam sel berfungsi sebagai
penghasil energi dengan syarat harus diubah terlebih dahulu menjadi
glukosa.

b. Disakarida (C12H22O11 )
Disakarida merupakan sakarida yang mempunyai dua unit gula. Sakarida
yang termasuk golongan ini diantaranya sebagai berikut:
1) Sukrosa
Sukrosa merupakan gula anggur dengan rumus empiris C12H22O11.
Dibawah ini struktur dari sukrosa sebagai berikut:

Bila dihidrolisis dengan asam encer, akan menghasilkan glukosa dan


fruktosa.
H3O+
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Sukrosa glukosa fruktosa

2) Laktosa (C6H11O5)
Laktosa merupakan gula susu. Dibawah ini struktur dari laktosa sebagai
berikut:

Laktosa bila dihidrolisis dalam asam encer akan menghasilkan glukosa dan
galaktosa.
H3O+
C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
Laktosa glukosa galaktosa

3) Maltosa
Maltosa merupakan gula malt atau gula untuk pembuatan bir. Maltosa
adalah disakarida yang paling sederhana, karena terbentuk dari dua
molekul glukosa. Maltosa berasal dari glikolisis pati dan kembali
diglikolisis menjadi glukosa oleh maltase.

c. Polisakarida
Polisakaridaadalahkarbohidrat yang terdiridari banyakgugusgula,dan rata-
rata terdiridari lebih 10 gugusgula, karena polisakarida dapat terdiri dari 3-
9 sakarida maka dikenal pula dengan istilah oligosakarida.
Padaumumnyapolisakaridatidakberasaataupahit,dansifatnyasukarlarutdala
m air.
Berdasarkan struktur fungsionalnya, polisakarida dibedakan menjadi dua
yaitu polisakarida struktural dan polisakarida fungsional. Polisakarida
struktural sebagai pembangun komponen dari organel sel dan penyokong
intrasellular. Golongan karbohidrat yang termasuk dalam polisakarida
struktural pada tumbuhan diantaranya sebagai berikut:
a) Selulosa
Selulosa adalah senyawa seperti serabut, tidak larut dalam air, dan
ditemukan di dalam dinding sel sebagai pelindung tumbuhan. Struktur
kimia selulosa ini berupa rantai lurus homopolisakarida yang disusun oleh
unit-unit D-glukosapiranosa melalui ikatan ᵝ (1,4)-glukosida.
Selulosa termasuk polimer dari glukosa yang biasanya terdiri dari
1.000 – 10.000-D-glukosa residu yang saling berhubungan melalui ikatan
glikosida β 1-4 yang merupakan komponen utama dari lapisan dinding sel
primer dan selunder.
Selulosa mudah membntuk ikatan hidrogen dengan dirinya sendiri
dan dengan rantai selulosa yang lain. Sebuah rantai selulosa akan
membentuk ikatan hidrogen dengan sekitar 36 rantai lainnya untuk
menghasilkan mikrofibril.

b) Kithin
Kithin adalah senyawa seperti kulit keras yang tidak larut, terdapat pada
eksoskeleton dari udang,kepiting,dan banyak insekta. Kithin merupakan
suatu polimer linear dari N-asetil-D-glukosamin. N-asetil-D-glukosamin
merupakan turunan glukosamin, dimana gugus hidroksi diganti oleh gugus
amino. Dibawah ini gamabar struktur dari kithin sebagai berikut:
c) Lignin
Lignin adalah senyawa yang bersifat kaku,kuat,terdiri dari lapisan-lapisan
serat selulosa yang terdapat di dinding sel tumbuhan yang berfungsi
sebagai penguat dan pelindung dinding sel.
d) Pektin
merupakan polimer yang terdiri dari arabinosa,galaktosa,dan asam
glukoronat. Pektin dapat ditemukan dalam buah-buahan terutama dalam
buah yang masih muda, berfungsi sebagai penyusun dinding sel tumbuhan
dan buah.

Sedangkan pada dinding sel bakteri dan hewan tidak mempunyai


dinding sel yang sempurna, tetapi mempunyai lapis sel (mantel sel) yang
berfungsi penting dalam hubungan antar sel. Mantel sel atau membran sel
yang dapat dilihat dengan mikroskop elektron terdiri dari:

a) Glikoprotein
Glikoprotein terdapat pada permukaan sel hewan, berupa molekul hibrida
yang mengadung karbohidrat yang terikat secara kovalen, yang merupakan
monosakrida tunggal. Glikoprotein merupakan protein yang disekresikan
ke luar sel. Glikoprotein ekstraselular misalnya protein anti-beku di dalam
darah beberapa spesies ikan laut di daerah kutub. Protein anti-beku terdiri
dari polipeptida, pada tiap-tiap residu treonin melekat disakarida D-
galaktosil-N-asetil-D-galaktosamin, sehingga ikan dapat menurunkan titik
beku air dan dapat bertahan hidup.
b) Glikolipid
Glikolipid juga terdapat pada permukaan sel hewan yang memiliki
permukaan yang lunak dan fleksibel yang mengandung berbagai jenis
rantai oligosakarida. Glikolipid pada membran plasma hewan memiliki
dinding yang sangat tebal yang kaya akan karbohidrat, yang disebut
glikokaliks atau dinding berbulu, sehingga hewan dapat bertahan hidup
dalam kondisi dingin.
Polisakarida fungsional berfungsi sebagai cadangan makanan karena
mudah disentesis kembali. Senyawa yang termasuk sebagai golongan
polisakarida fungsional adalah sebagai berikut:
a) Amilum atau pati
Amilum atau pati ini terdapat di dalam sel tumbuhan dan beberapa
mikroorganisme sebagai penyimpan cadangan makanan. Amilum terdiri
atas dua macam polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa
merupakan

b) Glikogen
Pada tubuh manusia glikogen terdapat pada hati dan otot. Fungsi hati itu
sendiri adalah sebagai tempat pembentukan glikogen dari glukosa.
Glikogen yang terdapat dalam otot digunakan sebagai sumber energi untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam alam, glikogen terdapat pada
kerang dan alga atau rumput laut.

B. Protein

a. Pengertian

Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, yang bearti yang
utama atau yang di dahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia
Belanda, Geraldus Mulder (1802-1880). Ia berpendapat bahwa protein
adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme (Ellya, 2010).
Protein merupakan polimer yang panjang dari asam-asam amino
yang bergabung melalui ikatan peptida. Komposisi rata-rata unsur kimia
yang terdapat dalam protein adalah karbon 55%, hidrogen 7%, oksigen
23%, nitrogen 16%, sulfur 1% dan kurang dari 1% fosfor (Winarno, 1991;
Tarigan, 1983).
Protein merupakan komponen penyusun sel yang meliputi sekitar
50% dari bobot kering sel tersebut. Protein adalah polimer yang tersusun
dari monomer yang biasa disebut asam amino. Asam amino adalah rangka
karbon pendek yang mengandung gugus amino fungsional (nitrogen dan
hidrogen dua) yang melekat pada salah satu ujung kerangka dan gugus asam
karboksilat di ujung lain. Protein tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen
(H), oksigen (O), nitrogen (N), dan terkadang mengandung zat belerang (S)
dan fosfor (P). Protein merupakan komponen utama makhluk hidup dan
berperan penting dalam aktivitas sel. Protein mengatur aktivitas
metabolisme, mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia, dan menjaga keutuhan
strukur sel. Protein terdapat dalam semua jaringan hidup dan disebut sebagai
pembangun kehidupan.

Asam amino yang diperlukan tubuh ada 20 macam.sepuluh


diantaranya sangat penting bagi pertumbuhan sel-sel tubuh manusia dan
tidak dapat dibuat dalam tubuh,sehingga harus didapatkan dari luar
tubuh.Asam amino itu disebut asam amino esensial.selain asam amino
esensial terdapat juga asam emino non-esensial.Asam amino non-esensial
merupakan asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh manusia.Bahan
bakunya berasal dari asam amino lainnya.Namun ada juga yang mengatakan
bahwa asam amino terbagi menjadi 3,ditambah dengan asam amino
semiesensial.Asam amino semiesensial adalah asam amino yang dapat
menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial.
b. Struktur protein

Berdasarkan struktur protein menurut Purwo Arbianto (1994) dan


Campbell Neil.A (2010) adalah sebagai berikut :

1. Struktur Primer
Struktur protein yang rantai polipeptida-nya berbentuk linier, yang
disatukan oleh ikatan peptida dan tidak terjadi percabangan rantai.
2. Struktur Sekunder
Struktur protein yang rantai polipeptida-nya mempunyai pola yang
teratur, misalnya pola memilin (menggulung) akibat adanya ikatan hidrogen
antara atom-atom ikatan peptida.
3. Sruktur Tersier
Struktur protein yang rantai polipeptida-nya bengkok atau bergulung
(berpilin), sehingga membentuk struktur dimensi tidak bulat.Gabungan dari
aneka ragam struktur sekunder akan menghasilkan struktur tiga dimensi.
4. Struktur Kuarter
Struktur protein yang berkaitan dengan kenyataan bahwa beberapa
protein dapat terdiri dari lebih dari satu rantai polipeptida. Setiap rantai
polipeptida dapat merupakan polipeptida yang sama atau berbeda. Beberapa
molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen
membentuk oligomer yang stabil dan membentuk struktur kuarter.

c. Penggolongan/klasifikasi Asam Amino

Dari hidrolisis berbagai macam protein telah didapatkan 20 macam


asam amino yang dapat dibagi berdasarkan gugus R-nya yaitu
1. Asam Amino Nonpolar (Gugus R-nya hidrofobik)
Asam amino jenis ini bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air
karena non polar atau tidak memiliki muatan. Di kelompok ini terdapat
asam amino yang alifatik yaitu alanin, valin, leusin, isoleusin, dan metionon,
sedangkan yang aromatik ialah fenilalanin dan triptofan.
2. Asam Amino Polar Tanpa Muatan
Asam amino kelompok ini mempunyai residu R yang berpartisipasi
pada pembentukan ikatan hidrogen karena itu lebih larut dalam air
dibanding dengan asam amino non polar. Beberapa diantaranya memiliki
gugus hidroksil yaitu serin, treonin, tirosin, asparagin dan glutamin.
3. Asam Amino Bermuatan Positif
Adanya gugus positif pada asam amino mengakibatkan golongan ini
bersifat basa. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah lisin, arginin dan
histidin.
4. Asam Amino Bermuatan Negatif
Adanya gugus positif pada asam amino mengakibatkan golongan ini
bersifat asam. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah asam aspartat dan
asam glutamat.

d. Bentuk-bentuk protein

Menurut Aisjah Girindra (1986), bentuk-bentuk protein dibagi


menjadi 2, yaitu :

1) Protein Globular (Bentuk bola)


Protein ini terdiri dari polipeptida yang bergabung satu sama lain
melalui ikatan silang.
2) Protein Fibrosa atau Protein Serabut (Bentuk serat)
Protein ini terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat – serat
yang tersusun memanjang.

e. Ikatan Peptida
Ikatan peptida terbentuk dari adanya proses dehidrasi atau hilangnya
air (H2O). Contohnya adalah ikatan antara glysin dan alanin, glisin
menyumbangkan sebuah atom oksigen dan glisin menyumbangkan 2 atom
H. Atom-atom tersebut akan hilang sehingga terbentuklah ikatan peptida
(O=C-NH).
f. Protein Struktural

Menurut Campbell Niel.A (2010) protein secara struktural dibedakan


menjadi 2, yaitu :
1. Protein Integral
Protein ini menembus inti hidrofobik lapisan ganda lipid karena
protein ada juga yang bersifat nonpolar.
2. Protein Periferal
Protein tepi tidak tertanam dalam lapisan ganda lipid sama sekali,
melainkan berupa embelan yang terikat longgar ke permukaan membran,
dan seringkali ke bagian protein integral yang menjulur keluar.

g. Protein Fungsional

Menurut Purwo Arbianto (1994) fungsi biologi dari protein dibagi


menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Enzim
Enzim merupakan jenis protein yang mempunyai sifat sangat
beragam dan spesifik. Seperti yang sudah banyak diketahui, enzim ini
sering berfungsi sebagai katalis, katalis ini digunakan untuk mempercepat
reaksi kimia
2. Protein Transpor
Protein transpor dalam plasma darah mengikat dan membawa
molekul – molekul spesifik atau ion dari satu organ ke organ yang lain.
3. Protein Kontraktil
Beberapa protein dalam sel dan organisme mempunyai fungsi untuk
kontraksi dengan mengubah bentuk atau bergerak.
4. Protein Struktur
Beberapa protein berfungsi sebagai serabut, kabel, atau pelindung,
untuk memberikan kekuatan dan proteksi dari struktur biologi sel.
5. Protein Pertahanan
Beberapa protein berfungsi untuk melindungi dari luka. Contoh
protein pertahanan yaitu Immunoglobulin atau antibodi, immunoglobulin
ini merupakan protein khusus yang dibuat oleh jaringan limfosit yang
dapat mengenali/menetralisir/mengendapkan dari bakteri atau virus lain.
6. Protein Regulator
Protein jenis ini berfungsi untuk mengatur metabolisme sel atau
aktivitas fisiologi sel. Contoh protein regulator ini yaitu hormon insulin,
hormon insulin ini mengatur metabolisme glukosa.

C. Lipid
Lipid merupakan zat lemak yang berperan dalam berbagai sel
hidup. Seperti halnya karbohidrat, lipid tersusun atas unsur karbon (CH),
hidrogen (H), dan oksigen (O), serta kadang kala ditambah fosfor (P) serta
nitrogen (N). Beberapa di antaranya disimpan sebagai sumber energi sekunder
dan sebagian lain bertindak sebagai komponen penting dari membran sel. Lipid
terdapat pada tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme. Lipid terasa
licin, tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam alkohol, eter, dan pelarut-
pelarut organik lainnya. Lipid terdiri dari beberapa jenis, yang terpenting
adalah lemak, fosfolipid, dan steroid.
Molekul fosfolipid terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, leher dan
ekor. Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif (polar) serta
bagian ekor tanpa muatan (non polar). Bagian kepala, karena bermuatan
bersifat hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat
hidrofobik atau tidak larut dalam air.
Fosfolipid Membrane sel

Fosfolipid berdasarkan struktur penyusun kepalanya ada 4 jenis yaitu :

a. Fosfatidilkolin
Fosfatidilkolin adalah bentuk kompek lemak. Sangat penting untuk
membuat semua membrane sel lebih cair dan fleksibel. Fosfatidilkolin atau
lesitin mengandung gliserol dan asam lemak serta asam fosfat dan kolin.
Komponen alkoholnya HOCH2CH2N(CH3)3 . Fosfatidilkolin ini merupakan
fosfolipid yang umum pada membrane.
b. Fosfatidiletanolamin
Fosfatidiletanolamin atau sefalin mirip seperti fosfatidilkolin, hanya
kolinnya diganti dengan etanolamin. Komponen alkoholnya
HOCH2CH2NH2 .
c. Fosfatidilserin
Fosfatidilserin juga merupakan penyusun komponen structural dasar
membrane sel. Fosfolipid membrane sel ini berperan penting dalam
komunikasi antarsel serta terlibat dalam proses penghantaran pesan
biokimiawi ke dalam sel yang kemudian akan memicu respons seluler.
Adapun fungsi komunikasi antarsel tersebut dapat berjalan dengan baik,
terutama pada sistem saraf pusat. Secara teoritis, dikemukakan pula bahwa
fosfotidilserin dapat meningkatkan metabolism dan komunikasi seluler
dengan mempengaruhi fluiditas membrane sel. Fosfotidilserin atau sefalin
mengandung gliserol dan asam lemak serta fosfat dan serin. Komponen
alkoholnya HOCH2CHNH2COOH.
d. Fosfatidilinositol
Seperti halnya fosfatidilkolin , fosfatidiletanolamin dan fosfatidilserin
, fosfatidilinositol juga merupakan komponen membrane yang sangat
penting. Asam fosfatidat penting sebagai perantara pada sintesis
triasilgliserol dan fosfolipida tetapi tidak banyak ditemukan di dalam
jaringan. Nama umum dari fosfatidilinositol adalah inositol fosfolipida.

Glikolipid

Glikolipid merupakan lipid majemuk yang mengandung karbohidrat


dan dikenal sebagai glikoserebrosida. Karbohidrat glikoserebrosida yang
berupa galaktosa disebut galaktoserebrosida sedangkan yang karbohidratnya
glukosa disebut glukoserebrosida. Glikolipid tidak mengandung asam fosfat.
Peran dan fungsi glikolipid antara lain sebagai sumber energy cadangan,
sebagai komponen yang menyusun permukaan luar membrane sel.
Glikolipid juga terdapat pada permukaan sel hewan yang memiliki
permukaan yang lunak dan fleksibel yang mengandung berbagai jenis rantai
oligosakarida. Glikolipid pada membran plasma hewan memiliki dinding
yang sangat tebal yang kaya akan karbohidrat, yang disebut glikokaliks atau
dinding berbulu, sehingga hewan dapat bertahan hidup dalam kondisi
dingin.
1) Derivat lipida
Derivat lipid adalah senyawa yang disintesis dari lipid. Jadi derivate
lipid yaitu semua senyawa yang dihasilkan oada hidrolisis lipid sederhana
dan lipid komplek yang masih mempunyai sifat-sifat seperti lemak.
Contoh : asam lemak , steroid

Asam lemak

Asam lemak merupakan senyawa pembangun berbagai lipida,


termasuk lipida sederhana, glikolipida, ester kolesterol, derivate lipid dan
lain-lain. Asam lemak bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun
utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua
lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak,
margarine atau lemak hewan.

Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap, lipid dibedakan menjadi


dua yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
a. Asam lemak jenuh
Struktur rantai hidrokarbon asam lemak tidak ada ikatan rangkap
diantara atom-atom karbon yang menyusun rantai, maka atom hydrogen
dapat terikat sebanyak mungkin pada rantai karbon. Rantai hidrokarbon
pada asam lemaknya tidak memiliki ikatan rangkap dan fleksibel.
Fleksibilitas rantai karbon ini memungkinkan molekul-molekul lemak
terkemas rapat. Lemak jenuh biasanya terdapat pada lemak hewan misalnya
mentega berwujud padatan pada suhu ruangan.

b. Asam lemak tak jenuh


Memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbon
penyusunnya. Tekukan-tekukan di lokasi ikatan rangkap cis mencegah
molekul-molekul terkemas cukup rapat, sehingga tidak dapat memadat pada
suhu ruangan. Lemak tak jenuh biasanya banyak terdapat pada lemak
tumbuhan. Karena biasanya berwujud cair maka lemak tumbuhan disebut
sebagai minyak, contohnya minyak zaitun.
Steroid
Steroid adalah lipid yang tersusun atas empat cincin karbon yang
saling berhubungan atau menyatu. Empat cincin karbon tersebut yang
diantaranya 3 hexagonal (bentuk segi-enam) dan 1 pentagonal (bentuk segi-
lima). Steroid ini dijumpai baik pada membrane tumbuhan maupun hewan.
Contoh steroid yang terkenal adalah kolesterol. Kolesterol adalah sterol
yang mengandung gugus –OH .
Kolesterol adalah sterol sel utama dari membrane sel hewan.
Merupakan komponen utama dalam membrane plasma, sedikit pada badan
golgi, mitokondria dan nucleus. Letak kolesterol tersisip diantara fosfolipid
dan berperan dalam menentukan tingkat fluiditas membrane, meningkatkan
kekuatan bilayer, fleksibilitas, mengurangi permeabilitas zat-zat yang larut
dalam air serta menjaga agar rantai hidrokarbon dari fosfolipid membrane
tidak saling merapat sehingga membrane tetap cair pada temperature
rendah. Membrane plasma pada hewan mengandung hampir sebagian besar
kolesterol sebagai fosfolipid. Kolesterol juga ada pada membrane sel bagian
dalam, walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan
membrane plasma. Membrane tumbuhan mengandung sedikit kolesterol dan
lebih banyak sterol yang dinamakan phytosterol.

Steroid
kolesterol

D. Asam Nukleat

Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali


pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium
Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas
pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan
dengan cara ini diperolehinti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel
saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut
dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini
dinamakan “nuclein”sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein.
Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa
pembentuk sel dan jaringan normal.
Asam nukleat adalah salah satu makromolekul penting pada makhluk
hidup. Terdapat dua macam asam nukleat pada makhluk hidup, yaitu dalam
bentuk DNA (Deoxyribonucleic Acid) atau RNA (Ribonucleic Acid).
Keduanya merupakan molekul pembawa informasi genetik.
Asam nukleat merupakan salah satu molekul yang memegang peranan
sangat penting bagi kehidupan organisme karena di dalamnya terdapat
informasi genetik. Asam nuklet juga sering disebut sebagai polinukleotida
karena tersusun atas sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Tiap
nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa dan
basa nitrogen atau basa nukelotida (basa N). Beberapa fungsi penting dari asam
nukleat diantaranya adalah menyimpan, mentransmisi, dan menstranlasi
informasi genetik.
a. Struktur Kimia Asam Nukleat
Terdapat dua macam asam nukleat, yaitu DNA
(Deoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic Acid). Dilihat dari
strukturnya, perbedaan antara kedua macam asam nukleat tersebut
terletak pada komponen gula pentosa yang dimilikinya. Pada RNA gula
pentosanya adalah jenis ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosa yang
dimiliki mengalami kehilangan satu atom O pada posisi atom C nomor 2’
sehingga gula pentosanya disebut dengan gula deoksirobosa (gula 2’-
deoksiribosa).
Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah basa
nitrogennya. Baik pada DNA maupun RNA basa nitrogennya
mempunyai struktur cincin aromatic heterosiklik (mengandung C dan N)
yang dapat dikelompokkan menjadi golongan basa Purin dan basa
Pirimidin. Basa Purin mempunyai dua buah cincin heterosiklik (bisiklik)
sedang basa pirimidin hanya mempunyai satu cincin herterosiklik
(monosiklik). Pada DNA dan RNA purin terdiri atas adenin (A) dan
guanin (G). Sedangkan untk pirimidin pada DNA dan RNA mempunyai
perbedaan. Basa pirimidin pada DNA terdiri atas sitosin (C) dan timin
(T), tetapi pirimidin pada RNA terdiri atas sitosin (C) dan urasil (U).
Timin brbeda dengan urasil karena timin mempunyai gugus metil pada
posisi nomor 5 sehingga timin disebut juga sebagai 5-metilurasil.
Dari ketiga komponen monomer asam nukleat (gula pentosa, basa
nitrogen, dan gugus fosfat) hanya basa nitrogen saja yang
menumngkinkan terjadinya variasi. Pada kenyataanya memang ururtan
(sekuens) basa N pada suatu asam nukleat merupakan penentu bagi
spesifitasnya. Dengan kata lain, identifikasi sutu asam nukleat dilakukan
berdasarkan atas urutan basa N-nya.

b. Nukelosida dan Nukleotida


Gula pentosa pada asam nukleat akan berikatan dengan basa
nitrogen dengan ikatan glikosidik. Kompleks gula-basa ini disebut
dengan nukleosida. Di halaman sebelumnya telah dijelaskan bahwa asam
nukleat tersusun atas monomer-monomer berupa nukelotida. Dimana
masing-masing terdri atas sebuah gugus fosfat, gula pentosa, dan basa N.
Dengan demikian, setiap nukleotida pada asam nukleat dapat dilihat
sebagai nukelotida monofosfat, yaitu nukleosida yang telah berikatan
dengan gugus fosfat.
Jika gula pentosanya adalah ribosa (RNA), maka nukleosidanya
dapat berupa adenosin, guanosin, sistidin dan uridin. Begitupula dengan
nukleotidanya akan ada empat macam, yaitu adenosin monofosfat,
guanosin monofosfat, sistidin monofosfat, dan uridin monofosfat.
Sementara itu jika gula pentosanya adalah deoksiribosa (DNA), maka
nukleosidanya terdiri atas deoksiadenosin, deoksiguanosin, deoksisistidin
dan deoksitimidin.
c. Ikatan Fosfodiester
Selain ikatan glikosidik yang menghubungkan gula pentosa
dengan basa N, pada asam nukleat terdapat pula ikatan kovalen melalui
gugus fosfat yang menghubungkan antara gugus hidroksil (OH) pada
posisi 5’ gula pentosa dengan guguh hidroksil (OH) pada posisi 3’ gula
pentosa berikutnya. Ikatan ini disebut sebagai ikatan fosfodiester karena
secara kimia gugus fosfat berada dalam bentuk diester.

Oleh karena itu ikatan fofsodiester menghubungkan gula pada


suatu nukleotida dengan gula pada nukleotida yang berikutnya, sehingga
dapat sekaligus menghubungkan nukleotida satu dengan nukleotida yang
lainnya.

d. Sekuens Asam Nukleat


Telah disebutkan bahwa urutan basa N akan menentukan
spesifitas atau molekul asam nukleat sehingga dalam menggambarkan
asam nukleat hanya ditulis urutan basa (sekuens-nya) saja. Dalam
penulisan sekuesns asam nukleat terdapat penempatan ujung 5’ disebelah
kiri atau ujung 3’ disebelah kanan. Dua asam nukleat yang memiliki
sekuens yang sama tidak berarti keduanya sama jika pembacaan sekuens
tersebut dilakukan dari arah yang berlawanan.

e. Struktur Tangga Berpilin (Double helix) DNA dan Modifikasi


Struktur RNA
Dua orang ilmuwan, J.D.Watson dan F.H.C.Crick, mengajukan
model struktur DNA yang hingga kini sangat diyakini kebenarannya dan
dijadikan sebagai dasar dalam berbagai teknik yang berkaitan dengan
manipulasi DNA. Model tersebut dikenal dengan model tangga berpilin
atau double helix.
Model tangga berpilin ini menggambarkan struktur molekul DNA
sebagai polinukelotida yang saling memlilin membentuk spiral
denganarah pilinan ke kanan. Fosfat dan gula pada masing-masing rantai
menghadap ke arah luar sumbu pilinan, sedangkan basa N menghadap ke
arah dalam sumbu pilinan dengan susunan yang khas sebagai pasangan
basa antara kedu rantai. Dalam hal ini basa A pada suatu rantai akan
berpasangan dengan basa T pada rantai lainhya. Sedangkan basa G akan
berpasangan dengan basa C pada rantai lainnya. Pasangan antara kedua
basa dihubungkan dengan adanya ikatan hidrogen. Adanya ikatan
hidogen tersebut menjadikan kedua rantai polinukleotida mempunyai
struktur tangga berpilin. Jumlah ikatan hidrogen antara pasangan basa A
dengan basa T dan basa G dengan C adalah berbeda. Pada pasangan bas
A dengan basa T dihubungkan dengan dua ikatan hidrogen. Sedangkan
pasangan basa G dengan basa C dihubungkan dengan 3 ikatan hidrogen.
Segingga pasangan basa G dan basa C akan lebih tahan terhadap kondisi
luar yang ekstrim, misalnya suhu dll.
Jarak antara dua pasangn basa yang berurutan adalah 0,34 nm.
Sementara itu, dlam setiap putaran spiral terdapat 10 pasangan basa
sehingga jarak antara dua basa yang tegak lurus di dalam masing-masing
rantai menjadi 3,4 nm.
Tidak seperti DNA, molekul RNA pada umumnya berupa untai
tunggal sehingga tidak mempunyai struktur tangga berpilin. Namun,
modifikasi struktur juga terdapat pada RNA akibat terbentuknya ikatan
hidrogen di dalam rantai tunggal dari RNA itu sendiri (intramolekuler).
Dengan adanya modifikasi pada struktur RNA, maka RNA dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu mRNA (messenger RNA), tRNA (transfer
RNA), dan rRNA (ribosomal RNA).
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Bawa, Wayan. 1988. Dasar-dasar Biologi Sel . Jakarta: Dekdikbud.


Ellya, E.S. (2010). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media

Hart, H. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Erlangga. Jakarta.

Kulminskaya, AA; Arand, M; Eneyskaya, EV; Ivanen, DR; Shabalin, KA;


Shishlyannikov, SM; Saveliev, AN; Korneeva, OS; Neustroev, KN.(2003).
Biochemical characterization of Aspergillus awamori exoinulinase:
substrate binding characteristics and regioselectivity of hydrolysis.
Biochimica et Biophysica Acta 1650.22-29.

Lehninger, Albert L. 1982. Principles of Biochemistry. 5 edition. Food Trade


Press Ltd. London.

Niness, Kathy R (1999). Inulin and oligofructosa: what are they. Journal of
Nutrition. 1999;129:1402S-1406S.

Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia (Struktur dan Funsi Biomolekul). Bandung: Graha
Ilmu.
Reksoatmodjo, Issoegianti. 1994. Biologi Sel. Yogyakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pendidikan Tenaga guru.
Sastrohamidjojo,Hardjono.2005.Kimia Organik
(Streokimia,Karbohidrat,Lemak,dan Protein). Yogyakarta: UGM Press.
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa.
Wilcox, Gisela. Insulin and Insulin Resistance. 2005. Clin Biochem Rev. 2005
May; 26(2): 19– 39. Diakses tanggal 15 September 2017

Winarno, F. G dan Rahayu. Titi Sulistyowati. 1994. Bahan Tambahan Untuk


Makanan dan Kontaminan. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai