Proposal Kelompok MSDM
Proposal Kelompok MSDM
Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BATURAJA
TAHUN 2019
DAMPAK INOVASI PELAYANAN DAN KEPUASAN PELANGGAN
1) Pendahuluan
et al., 1997). Pertama karena infrastruktur untuk operasi transportasi seperti jalan dan
kereta api mengunakan sumber daya yang tak terbarukan. Kedua karena proses transportasi
bertanggung jawab atas polusi yang hebat, merusak sumber daya yang tak tergantikan dan
transportasi jauh dari pencapaian, terutama di negara- negara berkembang (Mao dan Chen,
2001). Transportasi sejak awal dari sejarah manusia, menjadi mesin pertumbuhan dan
tanpa transportasi tidak akan ada perdagangan dan tidak ada kota (Greene dan Wegner,
1997). Federici et al (2003) membandingkan keberlanjutan transportasi kereta api dan jalan
raya, karena fungsinya sampai pada tingkat tertentu yang dapat dipertukarkan dalam
pengangkutan orang dan barang. Sedangkan Gercek dan Tekin (1996) menunjukkan bahwa
sistem transportasi kereta api memiliki karakteristik yang lebih baik pada konsumsi energi
kereta api lebih berkelanjutan daripada transportasi jalan (Greene dan Wegner, 1997).
kompetitif bagi stasiun untuk meningkatkan inovasi layanan. Penyedia angkutan umum
perlu melakukan penyempurnaan inovasi terhadap layanan yang mereka tawarkan, dengan
menciptakan nilai kepada pelanggan mereka (Petros et al,. 2015). Inovasi layanan tidak
melibatkan hanya layanan baru tetapi juga teknologi baru, jaringan baru, atau prosedur
baru. Inovasi ini bisa bersifat radikal atau incremental (Dewar dan Dutton, 1986). Layanan
pelanggan yang lebih baik meningkatkan nilai bagi pelanggan (Johansson et al., 1993), dan
layanan yang lebih baik juga menarik lebih banyak pelanggan baru dengan demikian
meningkatkan keuntungan dan pendapatan (Ramsey dan Sohi, 1997). Zeithaml (1988)
menyatakan bahwa teori model akhir (means-end) dan perpaduan bukti untuk menguji
persepsi konsumen mengenai kualitas harga dengan apa yang didapatkan konsumen.
Menurut definisi yang diberikan oleh Van Der Haart et al (2001) konsep nilai
pelanggan di nilai dari produk atau layanan, yang ditawarkan kepada pelanggan saat
pelanggan sebagai alat strategis yang penting untuk menarik dan mempertahankan
pelanggan (Lee dan Overby, 2004; Sánchez dan Iniesta, 2006; Wang et al., 2004) dan
sebagai indikator niat menggunakan kembali (Parasuraman dan Grewal, 2000). Pelanggan
setia dianggap sebagai jenis aset kompetitif untuk sebuah organisasi (Dekimpe et al., 1997).
Nilai pelanggan dapat didefinisikan sebagai selisih antara jumlah gambaran pelanggan
mengenai produk atau layanan dan biaya total yang harus mereka tanggung untuk
menggunakan produk atau layanan tersebut (Kotler, 2000). Setiap manajemen stasiun
kereta api memerlukan pemahaman tentang kepuasan pelanggan dan nilai pelanggan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di stasiun, yang sesuai dengan apa yang diterima dan apa
dan harus bekerja sama dengan pelanggannya untuk menerima persyaratan dihadapan
mereka (Parobek et al., 2015). Kepuasan pelanggan adalah perasaan pelanggan setelah
menggunakan layanan (Yoon, 2010). Menurut penelitian sebelumnya, beberapa faktor yang
kebutuhan pelanggan, tanpa itu kita tidak akan tahu apa yang benar-benar di inginkan
peningkatan daya saing perusahaan dimana perusahaan meyakinkan posisi pasarnya, hal
ini diperlukan untuk selalu mendeteksi kepuasan pelanggan dan kemudian mengambil
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
3) Adakah pengaruh inovasi pelayanan dan kepuasan pelanggan secara bersama terhadap
Berdasarakan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
1) Bagi Peneliti
mengenai ilmu pemasaran dalam kajian inovasi pelayanan dan kepuasan pelanggan
2) Bagi Pembaca
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak stasiun kereta api
dilakukan perusahaan untuk menjadi lebih baik dan mampu memenuhi kebutuhan
pasar. Apabila perusahaan mampu memenuhi kebutuhan pasar, maka konsumen akan
melakukan pembelian produk atau jasa pada perusahaan tersebut. Sedangkan Menurut
Dhewanto dkk (2013) inovasi sebagai kombinasi baru dari faktor-faktor produksi
yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran inovasi adalah kekuatan pendorong yang
penting (critical driving force) dalam pertumbuhan ekonomi. Inovasi yang diterapkan
pada perusahaan agar lebih efektif adalah inovasi pada produk, proses, layanan, dan
teknologi.
Changkaew et.al (2012) inovasi layanan adalah bentuk dari layanan baru yang
kegiatan baru yang dilakukan perusahaan yang menghasilkan layanan baru prosedur
baru atau proses dari meningkatkan nilai tambah bagi jasa yang diberikan perusahaan.
Dengan adanya inovasi yang dilakukan perusahaan akan meningkatkan kinerja dari
perusahaan.
Furman, 2002 (dalam Owano et.al., 2014) menyatakan bahwa inovasi layanan
berfokus pada membuat perubahan pada proses layanan,kegiatan ini dilakukan untuk
menarik perhatian lebih dari konsumen. Berbeda dengan badan teknologi dan inovasi
Finlandia, 2006 (dalam Dhewanto dkk, 2013) yang memberikan pengertian bahwa
inovasi layanan adalah konsep baru atau peningkatan layanan secara signifikan yang
diterapkan kedalam praktik bisnis, misalnya saluran baru untuk interaksi pelanggan,
pendapatan dan keuntungan yang diperoleh. Inovasi dalam model bisnis dapat
terjadi melalui integrasi bidang bisnis dalam satu proses, misalnya mendapatkan
data basis pelanggan yang lebih luas dan menciptakan nilai lebih kepada
pelanggan.
Pengembangan layanan baru dapat terjadi dalam banyak cara, yaitu dalam bentuk
jasa atau konsep-konsep baru. Bentuk jasa baru akan mempengaruhi kinerja
Interaksi penyedia jasa dengan pelanggan memiliki hubungan yang sangat erat,
1) Penggunaan teknologi
Pengembangan layanan baru adalah bentuk layanan baru yang diterapkan berbeda
mengalami penurunan.
Sistem pengiriman layanan perusahaan dapat dinilai dari seberapa baik produk
atau jasa diserahkan kepada pelanggan. Hal itu mencakup kecepataan, ketepatan,
dari Delafrooz (2013) dimana indikator ini sesuai dengan karakteristik obyek
dialami oleh individu setelah menggunakan barang atau jasa. Perasaan positif ini akan
ada apabila harapan dalam menggunakan barang atau jasa sesuai dengan kenyataan.
keyakinan konsumen tentang apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau
mengkonsumsi suatu produk (barang atau jasa). Keyakinan konsumen dapat diperoleh
setelah konsumen menerima informasi tentang kualitas produk atau jasa baik dari
orang lain maupun dari media elektronik. Sedangkan Kotler dan Keller (2009:134)
konsumen, maka konsumen tidak puas terhadap kinerja perusahaan. Jika kinerja
sesuai dengan harapan konsumen, maka konsumen akan puas. Serta, jika kinerja
melebihi harapan konsumen, maka konsumen merasa sangat puas dan senang.
Menurut Jamal dan Naser, 2002 (dalam Delafrooz et al, 2013) kepuasan
konsumen merupakan faktor kunci bagi konsmen untuk melakukan pembelian dimasa
yang akan datang, konsumen yang puas akan menceritakan pengalaman mereka
yang dirasakan, konsumen mengajak orang lain untuk melakukan pembelian produk
atau jasa. Berbeda jika konsumen tidak puas, konsumen tidak akan
konsumen dengan kenyataan yang dirasakan setelah membeli produk atau jasa.
kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagipara pelanggannya guna
membuat account di jejaring sosial dan megirimkan keluhan atau dapat melalui e-
mail.
3) Belanja samaran
tersebut.
berhenti membeli atau telah beralih pemasok dan diharapkan diperoleh informasi
1) Kesesuaian harapan
pemasaran, karena apabila kinerja sesuai dengan ekspektasi maka konsumen akan
puas dan jika kinerja melebihi ekspektasi maka konsumen akan sangat puas atau
senang.
jasa.
teman, keluarga dan orang lain untuk menggunakan produk atau jasa perusahaan.
Dengan merekomendasikan produk atau jasa kepada orang lain perusahaan telah
Delafrooz et.al., 2013) pengukuran kepuasan konsumen terdapat tiga indikator yaitu:
1) Kesesuaian harapan
keinginan konsumen.
Perusahaan yang memberikan pelayanan yang baik dan sesuai dengan keinginan
konsumen setelah mendapatkan produk (barang atau jasa) yang sesuai dengan
Penelitian ini menggunkan indikator dari Tjiptono (2000) dimana indikator ini
Nilai pelanggan atau nilai customer atau customer value adalah selisih antara
manfaat yang diperoleh customer dari suatu produk atau jasa dengan upaya dan
Suatu produk atau jasa yang dibeli customer dari perusahaan semakin memuaskan
jika customer itu mendapatkan value yang tinggi. Bagi customer, value atau nilai
produk atau jasa yang ditawarkan suatu perusahaan memiliki dua dimensi:
1) Kinerja atau fitur produk dibandingkan dengan produk sejenis yang ditawarkan
pesaing perusahaan.
2) Harga atau cost. Dengan semakin banyaknya produk atau jasa sejenis yang
bersaing di pasar, cost atau pengorbanan memiliki arti yang lebih luas, tidak
hanya sebatas harga beli suatu produk. Sebagai contoh, kemudahan untuk
Dengan kata lain, customer berada dalam posisi "bisa memilih". Istilah
customer value sangat populer dalam dunia bisnis masa kini yang sangat kompetitif.
Customer value semakin penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan dan menjadi
Menurut Susanto dalam penelitian Kanaidi (2010:5) menyatakan bahwa nilai terhantar
pada pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya
dari pelanggan. Dan jumlah nilai bagi pelanggan adalah sekelompok keuntungan yang
mendefinisikan customer value sebagai rasio antara manfaat yang didapat oleh
sumber (uang, waktu, tenaga, maupun psikologis) yang digunakan untuk memperoleh
adalah:
Nilai pelanggan didefinisikan sebagai ruang pasar tetapi buka di dalam pabrik
atau agen. Sesuatu yang kecil tetapi semakin banyak perusahaan di pasar tertarik
keseluruhan persepsi pelanggan atas kemanfaatan suatu produk mendasar pada apa
yang ia berikan dengan apa yang ia terima, meskipun persepsi ini bervariasi,
mengingat setiap orang dapat memiliki persepsi yang berbeda (ada yang cenderung
kepada volume, kualitas yang tinggi atau kenyamanan), sementara ada beberapa
pelanggan yang dimasukkan pula waktu dan upaya ke dalam besaran biaya yang
dikeluarkan.
Heskett et.all dalam penelitian Lam et.al (2009:295) nilai pelanggan dapat
“memberikan” atribut. Buzell dan Gale masih dalam penelitian Lam et.al (2009:295)
harga yang tersedia. Nilai terdiri dari berbagai dimensi, namun Zeithaml dalam Lam
perusahaan jasa dan manufaktur, namun pada organisasi yang berorientasi pada
manfaat sosial penting untuk memperhatikan nilai pada pelanggan. Hal ini karena
pelanggan berorientasi nilai, pihak penyedia kesehatan harus mencari tahu nilai yang
dirasakan oleh pelanggan, konsep dan bagaimana cara mereka mendapatkan nilai
sehingga konsep pemberian nilai ini menjadi penting secara empiris untuk
yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan nilai pelanggan yang
investasi yang rendah, dimana nilai economic value to the customer tergantung
pada kemampuan perusahaan untuk memberikan solusi yang dapat
tersebut.
personifikasi yang dimiliki oleh merek tersebut, dimana merek yang dapat
nilai produk, nilai pelayanan, nilai karyawan, nilai citra, biaya moneter, nilai waktu,
nilai energi, nilai mental. Nilai yang diberikan kepada pelanggan atau nilai yang
evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta semua biaya tawaran tertentu dan
penelitiannya menyatakan bahwa penentu nilai bagi pelanggan meliputi: nilai produk,
nilai layanan, nilai personel, nilai moneter, biaya waktu, biaya energi, biaya psikis.
penentu nilai bagi pelanggan antara lain: Tingkat suku bunga, Frekuensi transaksi,
Penelitian yang dilakukan oleh Lam, Shankar, Erramili and Murthy (2009)
memfokuskan dimensi penerimaan nilai pelanggan pada aspek atribut kualitas dan
atribut harga. Sementara Cengiz dan Kirkbir, (2007) dalam penelitiannya penerimaan
nilai pelanggan menjadi multidimensi dalam konstruk secara formatif yang mencakup
emotional value (novelty), emotional value (control), emotional value (hedonics) and
1) Functional value.
2) Emotional.
3) Social value.
perusahaan untuk melayani akan membuat konsumen tidak perlu menunggu dalam
menerima layanan yang telah tersedia. (Owano et.al.,2013). Menurut Delafrooz et.al
(2013) inovasi layanan dapat membuat konsumen sangat puas atas pelayanan yang
dalam pemberian layanan baik dari teknologi yang digunakan untuk melayani
konsumen, perbaikan interaksi dengan konsumen yang dibutuhkan untuk menjaga
Menurut Kraemer et.al., 2010 (dalam Owano e.al., 2014) mengatakan bahwa
pembaharuan dalam pelayanan, baik dari teknologi yang digunakan maupun sistem
kerja untuk melayani konsumen. Dari inovasi pelayanan yang bagus, maka nilai
memiliki konsep yang lebih luas sedangkan kualitas layanan lebih berfokus pada
dimensi pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Apabila konsumen tidak puas
terhadap pelayanan yang diberikan, tidak sesuai dengan harapan konsumen, maka akn
membuat nilai pelanggan menjadi turun. Dengan adanya hubungan baik antara
sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis mengenai
1) Murat Yaslioglu, Burcu Ozge Ozaslan Caliskan, dan Omer Sap (2013)
Penelitian dengan judul “The role of innovation and perceived service quality in
peran inovasi dalam layanan, proses, dan praktik manajerial pada penciptaan nilai
inovasi dianggap sebagai salah satu faktor paling penting yang mempengaruhi nilai
pelanggan. Kerangka penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini diuji dengan
1117 karyawan call center di Turki. Sebagai hasil analisis statistik yang diterapkan pada
data yang diperoleh dari karyawan di perusahaan call center itu diterima bahwa
hubungan yang signifikan ditemukan antara variable. Dengan demikian, inovasi pada
Penelitian dengan judul “Imperatives of service innovation and service quality for
Malaysia. Responden pada penelitian ini adalah semua tenaga kependidikan yang ada
di Universitas Teknologi Malaysia. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa peran
yaitu peran guru yang menjadi ahli teknologi dalam proses belajar dan mengajar akan
berdampak terhadap kepuasan para siswa dan pada akhirnya akan mengarah pada minat
calon siswa baru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran inovasi layanan
Inovasi Layanan H1
(X1)
Peningkatan Nilai
Pelanggan (Y)
Kepuasan
Pelanggan (X2) H2
H3
2.4 Hipotesis
H1: Ada pengaruh inovasi layanan secara positif dan signifikan terhadap peningkatan nilai
H2: Ada pengaruh kepuasan pelanggan secara positif dan signifikan terhadap peningkatan
H3: Ada pengaruh inovasi layanan dan kepuasan pelanggan secara simultan dan signifikan
Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Kereta Api Baturaja yang beralamat di Baturaja
kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dan pengisian angket.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh pelatihan terhadap kinerja
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan pada Kereta Api Baturaja. Adapun
jumlahnya adalah 30 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik yang
menjadi objek penelitian yaitu seluruh pelanggan yang ada di Stasiun Kereta Api Baturaja.
Metode penarikan sampel menggunakan sampling jenuh yang mana seluruh populasi yang
Data primer, yaitu data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab
masalah penelitiannya secara khusus (Riduwan, 2005). Data primer dalam penelitian
ini diperoleh melalui hasil kuesioner. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian
ini yaitu mengenai inovasi pelayanan dan kepuasan pelanggan serta nilai pelanggan
1. Wawancara yang dilakukan dengan pihak yang berkompeten atau berwenang untuk
2. Penyebaran angket kepada para responden dalam hal ini adalah pelanggan Kereta
Api Baturaja.
perlu dilakukan sebelum melakukan analisis terhadap pokok masalah. Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur
(Ridwan, 2005). Untuk menguji validitas alat ukur, dengan menggunakan rumus Pearson
Product Moment yang terdapat dalam pengolah data SPSS. Jika instrumen itu valid,
maka kriteria yang digunakan atau batas minimum suatu instrumen/angket atau bahan tes
dinyatakan valid atau dianggap memenuhi syarat, jika nilai koefisien r hitung > 0,300
(Ridwan, 2005)
Jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur tersebut
diuji. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidak bersifat
tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu
(Sudarmanto, 2005).
konsistensi internal reliabiilitas alat ukur yang baik. Konsistensi internal reliabilitas
adalah sebuah pendekatan untuk menilai konsistensi internal kumpulan butir ketika
beberapa butir dijumlahkan sehingga menghasilkan total nilai (skor) untuk pengukuran.
Untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bentuk skala 1-5 menggunakan teknik
dari Cronbach dalam penelitian ini menggunakan alat bantu pengolah data SPSS.
1. Analisis Kuantitatif
menganalisis data berbentuk angka-angka atau hal-hal yang dapat diukur. Dalam
Setelah diketahui data kedua variabel tersebut merupakan data kuantitatif maka
skala pengukuran menggunakan skala rasio, yaitu data yang dinyatakan dalam
bentuk angka dan angka pada data ini menunjukkan ukuran yang sebenarnya dari
objek yang diukur. Karena skala pengukuran datanya menggunakan skala rasio
maka pengujian hipotesis penelitian menggunakan alat uji statistik, yaitu regresi
Adapun koefisien regresi linier sederhana ini dapat diketahui dari persamaan
Y = a + bX+ ei
Keterangan:
Y = Kinerja Karyawan
X = Pelatihan
ei = standar of error
matematis persamaan regresi. Y merupakan variabel terikat atau biasa juga disebut
sebagai variabel yang dipengaruhi (indikator) dan X adalah variabel bebas atau
2) Koefisien Determinasi
dipengaruhi oleh variabel X. Jika menggunakan SPSS versi 17, maka nilai
koefisien determinasi dapat dilihat dari hasil perhitungan koefisien regresi pada
3) Uji Hipotesis
Secara statistik hipotesis yang akan diuji berada pada taraf kesalahan 0,05 dengan
derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu pihak kanan.
2. Analisis Kualitatif
kondisi empiris dan pembahasan yang sekiranya dapat menunjang terhadap analisis
data.
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah pelatihan sebagai variabel bebas (X)
dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Y). Berikut ini penjelasan mengenai kedua
variabel tersebut:
Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini dilakukan selama satu minggu mulai dari tanggal 08 April 2019 sampai
dengan 14 April 2019. Jadwal penelitian tersebut disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2
Jadwal Penelitian
Hari Ke
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Persiapan Dan
1
Pengumpulan Data
2 Penganalisisan Data
3 Penyususan Proposal