Anda di halaman 1dari 20

A.

Pengertian Strategi Pembelajaran


Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.[1]
Sementara itu, Kemp (Wina Sanjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Selanjutnya, dengan mengutif
pemikiran J.R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan, artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran.[2]

B. Pengertian Pembelajaran Aktif


Pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang menekankan kepada siswa
untuk dapat berperan aktif selama proses pembelajaran, pembelajaran akan lebih aktif dan efektif
apabila ditunjang dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang mendukung, tata letak yang nyaman
dan gaya belajar yang bervariasi. Seperti halnya pada ungkapan yang telah diungkapan oleh
Konfusius dalam bukunya Melvin L. Siberman sebagai berikut :
1. Yang saya dengar, saya lupa.
2. Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat.
3. Yang saya dengar, lihat dan pertanyaan/diskusikan dengan orang lain saya mulai paham.
4. Dari yang saya dengar, lihat, bahas dan terapkan saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan.
Yang saya ajarkan kepada orang lain saya kuasai.[3]
Berikut ini adalah suatu pengertian pembelajaran aktif menurut beberapa orang ahli
diantaranya adalah :
Pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini adalah suatu pembelajaran yang mengajak
siswa untuk belajar secara aktif,[4]karena disaat siswa mulai untuk berkonsentrasi memasuki
pembelajaran aktif maka mereka telah mulai untuk dapat mendominasi aktivitas pembelajaran
yang disampaikan oleh guru, sehingga materi dapat mudah untuk dihayati dan dipraktekkan oleh
siswa.
Dan pembelajaran aktif menurut Moh.Uzer Usman adalah suatu strategi belajar mengajar
yang lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar baik secara fisik,
mental, intelektual maupun emosional.[5] Dan telah kita ketahui bersama bahwa suatu
pembelajaran aktif itu akan dapat berjalan dengan baik apabila seorang guru disini dapat
bertindak sebagai fasilitator yang baik dan selebihnya murid yang berperan aktif dalam proses
belajar mengajar karena ini akan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi.
Sedangkan pembelajaran aktif menurut Oemar Hamalik adalah suatu cara
belajar yang dilakukan dengan melakukan pendekatan belajar inkuiri yaitu cara belajar mengajar
yang dimaksudkan untuk dapat mengembangkan keterampilan yang dimilki siswa dalam
memecahkan masalah dengan menggunakan pola berpikir secara kritis.[6] Dengan cara ini
berinovasi mengembangkan keterampilan yang dimiliki.
Dan menurut Cony Setiawan pembelajaran aktif merupakan suatu cara belajar yang
lebih menekankan pada keaktifan siswanya untuk dapat menciptakan suatu pembelajaran aktif,
sehingga materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diserap dan siswa akan dapat
menciptakan daya dalam belajar untuk lebih merangsang, menantang sehingga apa yang
dicarinya akan didapati baik secara efektif dan efesien.[7]
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif (active
learning / CBSA) lebih menekankan/ menitik bertatkan pada keaktifan siswanya yang
merupakan inti dari kegiatan belajar dan dalam pembelajaran aktif yang diungkapkan oleh Raka
Joni yaitu mendengarkan, berdiskusi, menulis, laporan. Memecahkan masalah dan sebagainya
dan keaktifan itu dapat diamati secara langsung dan tidak langsung.[8]

Dari setiap kegiatan dan pembelajaran aktif menuntut keterlibatan intelektual dan
emosional siswa dalam proses pembelajaran melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk
dapat mengembangkan pengetahuan tindakkan serta pengalaman langsung dalam rangka
membentuk keterampilan mootorik, kognitif dan sosial, penghayatan serta iternalisasi dalam
pembentukan sikap siswa.
C. Prinsip Pembelajaran Aktif

Prinsip pembelajaran aktif adalah suatu proses pembelajaran yang lebih menekankan
pada siswanya untuk dapat aktif dalam mengembangkan bakat keterampilan, mengasah
pengetahuannya dan menciptakan suasana belajar terdiri bagi dirinya sehingga akan tercipta
suasana belajar yang lebih nyaman dan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
Prinsip pembelajaran aktif menurut Melvin L. Silberman:
1. Memperkenalkan belajar aktif

Sebelum kita menjadikan siswa untuk aktif dalam mempelajari materi yang disajikan untuk
pendidik maka terlebih dahulu pendidik memperkenalkan tentang pembelajaran aktif yang
dimaksud. Agar siswa tahu dan faham maksud dan tujuan yang dicapainya. Tidak hanya tempat
untuk menerima informasi tetapi juga tempat mengolah informasi. Dan untuk dapat mengolah
informasi secara efektif maka perlu perenungan secara eksternal dan internal.

Otak akan dapat bekerja, apabila kita satu sama lain saling bertukar informasi dengan
orang lain untuk membahas informasi yang didapat dengan begitu otak akan lebih menerima
materi dan diselingi

Dalam pembelajaran aktif yang selalu teringat dalam pikiran kita adalah metode belajar
sambil bermain yang banyak menyita waktu, namun pada intinya pembelajaran aktif itu tidak
hanya suatu metode belajar sambil bermain saja tapi itu merupakan salah satu yang digunakan
agar lebih tercipta suasana belajar lebih aktif, kreatif, nyaman dan tidak membosankan serta
membuat pelajaran mudah untuk diingat dan dimengerti.

Dengan kita perkenalkan metode pembelajaran aktif sebagai simple dan manarik serta
nyaman akan membuat siswa tertarik untuk mempraktekkan pembelajaran aktif di setiap
pelajaran kemudian dapat dikreasikan dengan keterampilan yang dimiliki.

2. Menjadikan siswa aktif sejak awal

Untuk dapat menciptakan siswa lebih aktif sejak awal maka perlu buat rencana susunan
aktivitas pembuka yang menjadikan siswa lebih mengenal satu sama lain merasa lebih leluasa,
ikut berpikir danmemperlihatkan minatnya terhadap pelajaran, kita perlu mamiliki tujuan yang
harus dicapai seorang pendidik diantaranya adalah

a. Pembentukan Tim :
Pendidik harus mampu mengenalkan mereka antara siswa satu dengan siswa lainnya dan
menciptakan semangat kerja sama diantara mereka.
b. Penilaian secara sederhana :
Dari bermacam-macam, pendidik harus dapat untuk mempelajari sikap, pengetahuan dan
pengalaman siswa secara sederhana kemudian memberikan kesempatan pada siswa untuk
bertanya sesuai dengan harapannya, sehingga akan terkesan menyenangkan bagi siswa dan tidak
merasa mengancam. Dan untuk lebih mengatahui sejauh mana keaktifan siswa perlu diambil
beberapa sampel dari perwakilan kelas kemudian dibuat kelompok diskusi untuk diwawancarai
didepan kelas seputar pelajaran.
c. Melibatkan belajar siswa secara langsung :
Pendidikan perlu menumbuhkan minat siswa terhadap pelajaran, kemudian
memperkanalkan materi pelajaran yang akan diajarkan sembari pembentukan kelompok untuk
menilai tingkat pengetahuan siswa secara langsung, kemudian saling bertukar pendapat antar
teman sehingga kan tercipta suasana belajar yang santai, kreatif dan membuat siswa untuk lebih
berpikir.
Dengan begitu siswa akan mulai untuk berpikir dan mengakui tanggung jawabnya setiap
individu dalam kelompok pada proses kegiatan belajar aktif dikelas.

3. Membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampiulan dan sikap secara aktif.

a) Kita ajak mereka masuk kedalam dunia belajar yang penuh dengan berbagai macam. Strategi-
strategi untuk informasi dan gagasan yang melibatkan siswa secara langsung dan secara mental
untuk bertanya kemudian kita bentuk tim pendengar yang membuat meraka bertanggung jawab,
dengan metode ceramah yang telah kita modifikasi sehingga menarik untuk didengar dan
membuat siswa aktif untuk bertanya sesuai dengan dunianya.
b) Debat aktif yang dimulai denagan dialog seputar persoalan-persoalan materi yang disampaikan
oleh guru sebagai pemimpin debat/motivator yang melibatkan semua siswa yang ada di kelas
dengan tujuan untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan terutama pendapat mengnai diri
mereka sendiri.
c) Pengajuan pertanyaan dalam hal ini guru membuat suatu strategi agar siswa aktif untuk bertanya
maka guru tidak menjelaskan materi tetapi meminta siswa untuk mempelajari materi kemudian
membuat pertanyaan untuk ditanyakan dalam pokok pembeahasan materi pelajaran tersebut.
Sehingga dengan begitu akan membuat siswa aktif dalam materi.
d) Belajar bersama akan lebih efektif bila adakan kalaboratif namun akan sebaliknya apabila tidak
berbagi tugas. Dalam pencarian informasi akan lebih menarik apabila diulas seperti metode
ceramah, pembagian kelompok belajar akan lebih efektif bila setiap siswa dapat bertanggung
jawab mempelajari materi pelajaran dan menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa
adanya campur tangan dari guru.
Dan untuk lebih meningkatkan pembelajaran yang beragama, fakta konsep dan keterampilan
perlu dibentuk penggabungan kelompok dan kompetisi tim. Aktivitas ini bertujuan untuk
meningkatkan pembelajaran dan menegaskan manfaat dari dua kepala lebih baik dari pada satu
kepala.
e. Pembelajaran antar siswa akan mampu membuat siswa lebih menguasai materi karena setiap
siswa dianjurkan untuk paham materi tersebut. Kamudian baru diajarkan pada temannya dan ini
dapat dikatakan siswa dapat menjadi seorang guru bagi teman-temannya, dengan begitu mereka
akan lebih tekesan dengan apa yang dilakukannya sehingga membuat mereka untuk lebih
berinovasi bagaimana caranya untuk dapat memahamkan teman-temannya.
f. Belajar mandiri merupakan belajar untuk mengembangkan imajinasi dalam menciptakan
gagasan, member kesempatan pada diri sendiri untuk memikul tanggung jawab pribadi dari apa
yang telah dipelajari bersama kelompoknya, mengingat-ingat dijadikan contoh untuk melangkah
kedepan dalam mempraktekkan dalam kehidupan nyata tentang materi pelajaran yang didapatnya
kemudian mempraktekkan didepan kelas. Belajar akan lebih menyenangkan dan menarik apabila
keinginan itu timbul dari dalam diri sendiri, seakan kita telah terikat kontrak untuk dapat
menguasainya dari pada selalu diarahkan oleh guru. Belajar dengan cara ini akan membuat
nyaman dan selalu terkenang.
g. Belajar aktif merupakan salah satu aktivitas belajar yang efektif dalam membantu siswa untuk
dapat mengenali perasaan, sikap dan nilai yang tertanam dalam diri siswa sehingga apa yang
dilakukannya itu merupakan cerminan dari perasaannya ingin tahubuklan suatu kondisi yang
dipaksakan. Ada banyak materi yang kita pelajari dan ajarkan pada teman dan untuk lebih
menjernihkan pikiran serta menambah pengetahuan perlu kita diskusikan kembali.
h. Pengembangan keterampilan merupakan yang paling mudah untuk dipelajari untuk setiap siswa
karena setiap siswa mempunyai keterampilan yang berbeda-beda dan dari keterampilan yang
dipunyai guru membantu untuk dapat mengembangkan sehingga nantinya siswa akan dapat
mempraktekkan saja hanya dengan melihat, mengamati kemuudian menganalisis permasalahan
yang terjadi dan dapat menyelesaikan secara bergantian pada diskusi dengan cara ini dapat
memberikan kesempatan siswa untuk memprektekkan keterampilan yang dimilki dalam
perannya dalam situasi diskusi.
4. Menjadikan belajar tak terlupakan.

Untuk dapat mengingat kembali pada apa yang telah lah mereka pelajari dan lebih
memahamkan dan menerapkannya kemasa mendatang maka perlu teknik-teknik sebagai berikut:

a) Peninjajuan merupakan salah satu cara untuk membuat pelajaran tetap melengket dalam pikiran
dengan mengalokasikan waktu untuk mengingat kembali/ meninjau apa yang telah dipelajari
dengn begitu mereka akan dengan mudah untuk menyimpannya di dalam otak, dengan
menggunakan cara-cara seperti layaknya suatu permainan yaitu dengan mencocokkan kartu
indeks ini merupakan cara yang membuat kita aktif dan menyenangkan untuk dapat
mengingatkembali cara lain dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban ini
merupakan strategi pembentukan tim yang melibatkan siswa dalam peninjauan pelajaran. Dan
cara yang dapat menimbulkan minat dan partisi siswa dalam hal ini yaitu dengan membuat teka-
teki silang yang dapat di isi perorangan maupun secara kelompok.
b) Penilaian diri : dengan membuat penilaian pada sendiri akan dapat memudahkan untuk
mengetahui perubahan pengetahuan yang kita dapat selama ini, melihat sampai sejauh mana
keterampilan yang kita punyai dan seberapa besar materi pelajaran yang dapat kita terapkan
dalam diri kita yang tercermin melalui sikap yaitu dengan mengemukakan pandangan mereka
pada setiap siswa mengenai materi yang didapat diawal pertemuan samapai pada akhir pelajaran.
Dari penilaian pada siswa diajak untuk menilai sendiri tentang apa yang dapat untuk
dimanfaatkan dari pelajaran tersebut. Ini bertujuan dengan harapan pada setiap siswa tentang
pelajaran tersebut bukan hanya sekedar mengikuti saja.
c) Perencanaan masa mendatang merupakan salah satu strategi untuk siswa agar terus mempelajari
mata pelajaran yang telah kita ajarkan karena bila kita sudah tidak mengajari lagi bukan berarti
pelajaran tersebut telah berakhir namun sebaiknya siswa dapat belajar secara mandiri dengan
gaya belajar yang telah dipunyainya, dan membuat komitmen yang benar-benar dapat memacu
diri sendiri untuk terus belajar mengingat pelajaran yang lalu.
d) Ungkapan perasaan.
Diakhir mata pelajaran usai setiap siswa yang telah dekat dengan siswa lainnya
diharapkan dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya, perasaan dan masalah
pelajaran lainnya, agar suasana lebih semarak maka diperlukan strategi-strategi yang
menyenangkan dan tak terlupakan sehingga pelajaran yang disampaikan oleh guru masih dapat
diingat dan diperaktekkan. Salah satu caranya adalah menjamin hubungan yang telah terjalin dan
saling mengungkapkan perasaan-perasaan yang dialami selama proses belajar, saling berbagi
cerita di pengalaman yang telah diperaktekkan, mengadakan tanya jawab dengan tujuan agar
lebih mempereraktkan materi pelajaran yang telah selesai dan masih banyak cara lain yang lebih
menyenangkan yang membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran.[9]

Prinsip Pembelajaran aktif dalam psikologi belajar adalah :

1. Pembelajaran aktif sebagai motivator .


Pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa dan guru hanya sebagai
fasilitator dan motivator harus dapat menyelidiki dan mengetahui, sejauhmana motiv-motiv
siswa yang dapat meningkatkan minat belajarnya kemudian guru mendorongnya untuk dapat
memberikan motivasi pada siswa yang kurang termotivasi.
2. Pembelajaran aktif sebagai prinsip latar dan konteks
Suatu pembelajaran yang diawali berdasarkan pengalaman yang dimilki siswa
kemudian dihubungkan dalam pelajaran baru yang akan diajarkan oleh guru dengan demikian
siswa akan mudah untuk memahami dan mengingat materi tersebut.
3. Pembelajaran aktif sebagai fokus/ pemusatan perhatian
Suatu pembelajaran yang telah direncanakan dalam suatu pola tertentu untuk dapat
memfokuskan siswa cara mengaitkan bagian-bagian yang terpisah, karena tanpa suatu pola maka
pelajaran akan dapat terpecah-pecah sehingga siswa sulit untuk memusatkan perhatian.
4. Pembelajaran aktif sebagai prinsip hubungan sosial
Dalam pembelajaran setiap siswa perlu dilatih untuk dapat bekerja sama dengan rekan-
rekan yang dalam mencapai tujuan sehingga hasilnya akan lebih maksimal, karena suatu
kerjasama yang baik akan dapat membentuk kepribadian anak dalam hubungan social.
5. Pembelajaran aktif sebagai prinsip belajar sambil bekerja.
Pada hakikatnya belajar sambil bekerja akan membuat anak memiliki kesempatan untuk
mengekspresikan segala aktifitasnya dan melakukan kegiatan nyata yang melibatkan otak dan
pikirannta. Karena anak semakin tumbuh maka akan semakin berkurang kadar bekerja dan
semakin bertambah kadar berpikir. Mereka akan lebih senang apabila diberi kesempatan untuk
dapat menyalurkan kemampuannya dalam bekerja di usia muda.
6. Pembelajaran aktif sebagai proses perbedaan Individual.
Pada hakekatnya menusia diciptakan tuhan memilki kemampuan yang berbeda-beda,
dari perbedaan itu guru hendaknya tidak memperlakukan siswa sama, maka apabila ssetiap
siswa, maka apabila setiap siswa dipelajari dan dimanfaatkan dengan tepat maka kecepatan dan
keberhasilan belajar anak dapat tumbuh kembangkan dengan baik.
7. Pembelajaran aktif sebagai prinsip menemukan
Guru disini tidak perlu menjelaskan informasi kepada anak tetapi member kesempatan
pada anak untuk mencari dan menemukan informasi sendiri, guru hanya hendaknya bersifat
memancing anak untuk menggali informasi yang didapat maka dengan begitu akan tercipta
suasana kelas yang menggairahkan.
8. Pembelajaran aktif sebagai prinsip pemecahan masalah.
Guru sebagai motivator mencoba untuk mendorong siswanya agar dapat melihat masalah,
merumuskan maslah serta dapat berupaya untuk memecahkan masalah sesuai dengan taraf
kemampuannya.[10]
Prinsip pembelajaran aktif menurut Kamaluddin Ahmad:
1. Pembelajaran aktif dilihat prosesnya
Proses pembelajaran aktif berbentuk arahan, pembelajaran dilakukan secara interaktif dan
lebih memberikan keleluasaan kepada siswanya untuk dapat mengetahui apakah siswanya
memahami apa yang disampaikan.
2. Pembelajaran aktif dari segi sifatnya.
3. Pembelajaran aktif bersifat langsung yaitu memberikan pertanyaan-pertanyaan secara lisan pada
saat pembelajaran berlangsung. Dan ini bertujuan untuk dapat mengetahui apakah siswanya
memahami apa yang disampaikan.
a. Pembelajaran aktif dilihat dari penyediaan materi baik secara individual maupun kelompok.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa bekerja dengan kemampuan sendiri.
4. Pembelajaran aktif dilihat dari kebebasan dalam memilih kegiatan.
Siswa hendaknya dibebaskan untuk memilih kegiatan yang mereka inginkan sesuai daya
kemampuan mereka masing-masing.
5. Dengan pemberlakuan system belajar aktif
Hendaknya pelajar mempunyai pemikiran aktif dalam proses pembelajaran yaitu aktif dalam
mengasah dan mencari pengetahuan (teori sain kognitif) yang melibatkan persepsi, minat,
kreativitas, ingatan, penyelesaian masalah, pemikiran penggunaan bahasa, dengan tujuan siswa
berupaya memproses pesan dengan system struktur pengetahuan dan kecerdasan.
Kemudian menjelaskan bagaimana otak bekerja secara teratur dan sistematis terhadap
pesan yang diterima, disimpan dan diproses (Konstruktivisme), dan ini akan dapat membantu
pelajar dalam mewujudkan pemahaman baru melalui aktivitas yang diprosesnya dari sebuah
pembelajaran aktif. Sehingga akan membantu guru dalam mengetahui gaya belajar yang efektif
tanpa membuat siswa merasa jenuh.[11]

Adapun metode yang dapat digunakan oleh pendidik dalam menciptakan pengalaman
belajar agar lebih efektif menurut Hendrikson adalah :
1. Asees their own teaching methods and plan to incurpurate at least one new teachnique that is
more activity oriented than those being used at present.
2. Provide student with at least one special, long term learning experlence each year that requires
initiative and active participation.
3. Focus on skill involving active acquisition of information, organizing and using information, and
increasing interpersonal relationshiphs and social participation.
4. Take advantage of program that by their nature invite the use of active learning, such as law
related education and local history projects.
5. Involve students in recruiting and using community resource people teachers introducing active
learning methods for the fist time will need to provide a lot of manageable complexity, and time
for studens to verify that their answer will be accepted[12]

Penjelasan bahasa asing diatas adalah sebagai berikut :


1 Lakukan Penilaian terhadap metode balajar dan buat perencanaan, paling tidak buat satu teknik
baru yang lebih berorientasi secara efektif, lalu gunakan dalam proses pengajaran.
2 Lakukan percobaan jangka panjang yang memerlukan inisiati serta partisipasi aktif siswa setiap
tahunnya.
3 Pusatkan para murid pada satu hal khusus, kemampuan aktif untuk mengumpulkan informasi,
mengorganisasikan dan bagaimana cara mengolah informasi, tambahan hubungan antar personil
dan partisipasi sosial.
4 Ambillah keuntungan dari program-program yang terlihat secara alamiah pada diri murid
sebagai hasil dari proses belajar aktif. Seperti hukum pendidikan dan proyek sejarah local.
.5 Libatkan murid-murid dalam rekruitmen dan gunakanlah contoh tentang yang dilakukan orang-
orang sebagai bahan acuan. Para guru yang memperkenalkan metode belajar aktif untuk pertama
kalinya pasti memerlukan keberanian serta dukungan, penambahan waktu peninjauan, ujian
kelompok tentang kemampuan memimpin, dan waktu untuk menerima serta memperkuat apa
yang diungkapkan oleh para murid tentang apa hal yang mereka jelaskan dapat diterima.
D. Urgensi Pembelajaran Aktif
Belajar aktif tidak hanya diperlukan untuk menambah kegairahan namun juga untuk
menghargai perbedaan individual dan beragamnya kecerdasan.[13]
Belajar memerlukan kedekatan mental sebelum memahami materi yang hendak dipelajari.
Balajar bukan sekedar pengulangan atau hafalan dan praktek semata, belajar akan lebih efektif
bila dibarengi juga dengan keaktifan siswa untuk dapat mengupayakan dalam pemecahan
masalah.[14]
Pembelajaran aktif dapat mengembangkan kecakapan belajar, strategi belajar dan kebiasaan
belajar yang fokus. Dengan pembelajaran aktif juga dapat mengembangkan kemampuan
menerapkan prinsip-prinsip dan generalisasi yang telah dipelajari pada situasi dan masalah yang
baru.[15]
Dengan semakin berkembangnya zaman semakin maju pengetahuan maka guru dituntut
untuk dapat menggunakan strategi mengajar yang lebih inovatif sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran aktif. Tentu dituntut untuk mengajarkan siswanya agar dapat aktif dan lebih kreatif
dalam mengembangkan bakat serta dapat menghayati hal-hal yang dipelajari melalui percobaan
dan praktek secara berkelompok atau sendiri sehingga guru disini hanya berperan sebagai
fasilitas dan motivator bagi setiap siswa.[16]
Pembelajaran aktif dapat berpengaruh terhadap cara belajar siswa dalam hal memberikan
tugas rutin bagi siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan
mereka, memberikan satu titik fokus kepada kreatifitas dan kognitif siswa dari aspek prosedur
dan memberikan penekanan kebolehan atas apa yang disampaikan siswa, handling dan dapat
melakukan pengukuran (Measuring) atas kemampuan mereka.[17]
Pendidikan dalam presfektif islam bukan hanya sekedar penyampai pengetahuan kapada
murid-muridnya saja akan tetapi juga menjadi contoh dan suri tauladan.
Seperti yang terdapat dalam QS.Al-Ahzab : 21

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suci tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) allah dalam (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.[18]

Setiap pembelajaran adalah tindakan kreatif pembelajaran, tanpa adanya sumber daya kreasi
pembelajar dalam proses belajar mengajar maka tidak ada sesuatu yang dipelajari. Karena itu,
daya kreasi yang baik dapat membawa dampak pada pembelajaran yang baik dan pembelajaran
yang baik menghasilkan daya kreasi yang baik.[19]

E. Macam-Macam Strategi Pembelajaran Aktif


Strategi pembelajaran aktif ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang
meliputi hal-hal berikut :
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesipikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling
tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan
mengajarnya.
4. Menetapkan nama-nama dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhasilan
sehingga dapat dijadikan pedoman. Dalam melakukan evaluasi hasil belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang
bersangkutan secara keseluruhan.[20]

F. Implemtasi Pembelajaran Aktif Dalam KTSP


1. Pengertian KTSP
Dalam suatu pembelajaran aktif yang mana siswa terlibat didalam proses belajar mengajar maka
diperlukan suatu kurikulum tingkat satuan pembelajaran (KTSP) yang telah tersusun terencana
sehingga akan dapat menghasilkan out put yang baik. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) adalah perangkat rencana dan pengetahuan tentang berbagai kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pembengunan kurikulum sekolah.[21]

Sedangkan menurut Dr.E.Mulyasa,M.Pd. kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah


suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnyakan dapat dirasakan
untuk peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.[22]
Jadi dalam hal ini tujuan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan diharapkan agar dapat
menciptakan siswa yang nantinya akan dapat mengembangkan pengetahuan yang didapat
disekolah, menambah pemahaman yang didapat dari buku-buku, mengasah kemampuannya,
memperbaiki sikap dan meningkatkan minatnya.
2. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

a. Kurikulum dan Hasil Belajar merupakan suatu perencanaan pengembangan kompetensi.


Siswa secara keseluruhan yang didalamnya telah memuat kompetensi hasil belajar dan
indikatornya. Dengan adanya kurikulum dan hasil belajar (KHB) maka akan dapat memberikan
manfaat yang baik bagi guru untuk menentukan apa yang harus dipelajari oleh siswa dan
mengevaluasi hasil belajar.

Dalam kurikulum dan hasil belajar (KHB) lebih menuntut siswa dapat memahami dan
melakukan sesuatu sebagai hasil belajar yang baik, baik yang dilakukan di sekolah maupun
diluar sekolah.

Dalam kurikulum dan hasil belajar (KHB) juga dilakukan lintas kurikulum karena dengan
adanya lintas kurikulum siswa diharapkan untuk dapat belajar bermacam-macam keterampilan
yang hidup yang perlukan oleh siswa untuk dapat mewujudkan potensinya dalam dunia kerja.

Kumudian disamping itu juga ada semacam kompetensi rumpun pelajaran yang mana mata
pelajaran yang serumpun dijadikan satu untuk lebih memudahkan dalam memahami sehingga
tidak terjadi tumpang tindih pelajaran yang serumpun.

Setelah terformat dengan baik maka salah satu komponen dari kurikulum dan hasil belajar
yang penting adalah Kompetensi dasar mata pelajaran yang merupakan gambaran dari
kompetensi yang harus dipahami, diketahui dan dilaksanakan oleh siswa sebagai suatu hasil dari
belajranya.

Sedangkan dalam mata pelajaran itu Kompetensi Dasar terbagi dalam tiga unsure pokok :
Kompetnsi Dasar, Hasil Belajar, dan Indikator yang semua itu merupakan tujuan yang ingin
dicapai dan dikatahui oleh seorang guru, sejauh mana siswa tersebut memahami, mengetahui
serta menguasai materi pelajaran.

b. Kegiatan Belajar Mengajar

Dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan berbagai macam cara salah satunya
adalah dengan menggunakan pendekatan melalui prinsip dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) yang mana didalamnya terdapat prinsip Kegiatan Belajar Mengajar terpusat pada siswa.
Dengan demikian Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus dapat mendorong siswanya
untuk memilki potensi secara optimal karena setiap siswa itu memilki bakat, minat, dan karakter
yang berbeda, maka dari itu Kegiatan Belajar Mengajar harus dapat disesuaikan dengan
kebutuhan setiap siswa untuk dapat mencapai hasil yang lebih optima.

Kemudian prinsip berikutnya adalah belajar dengan melakukan sesuatu, disini siswa diberi
contoh pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja yang sesuai dengan
penerapan konsep prinsip-prinsip yang dipelajari oleh siswa, sehingga siswa dapat
mempraktekkan sesuai dengan teori-teori tersebut.

Siswa diajak untuk dapat mengembangkan imajinasinya dan rasa ingin tahunya untuk dapat
lebih peka, kritis, mandiri, dan kreatif, agar apa yang diberikan oleh guru dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) lebih bermakna bagi siswa tersebut.

Dan siswa juga diajak dapat mengembangkan kreatifitas yang dimilkinya, karena pada
dasarnya setiap siswa itu memilki potensi untuk berkembang, sehingga Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) perlu dirancang sedemikian rupa untuk dapat memberikan kesempatan dan
kebebasan berkreasi secara nyata.

Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan prinsip motivasi dalam belajar dapat
memberikan motivasi bagi siswa, dan ini merupakan faktor terpenting dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Prinsip motivasi dalam belajar yang perlu guru perhatikan adalah
kebermaknaan dalam belajar yang mana guru disini harus dapat memberik contoh materi yang
berkaitan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, misal : bakat, minat, pengetahuan, dan
sebagainya.

Prinsip menerapkan kemunikasi terbuka guru, ini dapat memberikan kesempatan bagi siswa
untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengan temannya dalam metode tanya jawab dengan
begitu membuka siswa untuk belajar berkomunikasi dengan baik antara siswa dan guru.
Kemudian dengan prinsip latihan yang tepat dan aktif, dengan latihan yang tepat akan
memudahkan siswa untuk menguasai materi pelajaran sesuai dengan kemampuannya sehingga
siswa dapat berperan aktif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
c. Pengelolaan Berbasis Kelas (PBK)

Merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi hasil belajar yang


diperolah melalui pengukuran prestasi belajar siswa, penerapan prinsip-prinsip penilaian, peta
kemajuan belajar siswa dan sebagainya yang berkenaan dengan kompetensi siswa sebagai bukti
untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar yang telah ditempuhnya.

Penilaian Berbasis Kelas (PBK) mencakup : Kompetensi Dasar Mata Pelajaran


Kompetensi Rumpun Pelajaran, Kompetensi Lintas Kurikulum, Penilaian Kompetensi Tamatan
dan Kompetensi Keterampilan Hidup.[23]

d. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah

Merupakan salah satu kompenen kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai pola
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan silabus.

Pola ini terdiri dari pengembangan silabus, penetapan dan pengembangan materi
yang diperlukan disekolah setempat sehingga dalam pelaksanaan kurikulum dan pengembangan
sistemnya dapat dipantau dengan baik tanpa harus menyesuaikan kurikulum pusat sebagai
patokan intinya.

Dengan adanya system kurikulum tingkat satuan pendidikan yang bersifat


disentralisasi maka handaknya sekolah memilki peran dan tanggung jawab yang baik untuk
kelancaran proses belajar mengajar baik dalam peningkatan komunikasi antar siswa, guru, orang
tua siswa dan pihak yang terkait didalamnya, maningkatkan kapasitas tenaga pendidik yang
profesional di bidangnya agar siswa lebih mudah dalam menerima pelajaran yang disampaikan
oleh guru.

3. Implikasi CBSA dalam metode pengajaran


Pada dasarnya metode pengajaran ini baik dan tidak ada satu metode mengandung keaktifan
siswa dan dalam hal ini membedakan hanya kadar dan bobotnya saja yang berbeda, yang perlu
guru perhatikan sebagai fasilitator dalam mengoptimalisasikan kadar keaktifan siswa dalam
memilih metode mengajar yang lebih baik tepat yang paling banyak melibatkan siswa dalam
belajar sehingga kadar CBSA nya cukup tinggi.
Untuk dapat mengaktualisasikan keaktifan siswa dalam belajar mengjar maka guru perlu
memperhatikan berbagai macam faktor-faktor dan menggunakan metode pembelajaran yang
lebih tepat, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah tujuan instruksional, materi pengajaran, alat
yang tersedia, keadaan dan kemampuan guru maupun siswa serta faktor lain yang menentukan.
Dalam menggunakan pembelajaran yang aktif/CBSA tidak selamanya menggunakan metode
diskusi dan ceramah saja namun banyak lagi metode belajar yang lebih membuat siswa aktif,
kreatif dalam belajar.
Adapun faktor-faktor penentu dalam memberikan pengalaman belajar mengajar adalah
sebagai berikut :
a) Alat dan sumber belajar dalam penggunaan CBSA selain buku ada pula sarana penunjang lagi
yang elbih efektif dalam proses pembelajaran aktif.
b) Penggunaan alat-alat multimedia seperti audio visual dam sebagainya dengan melihat trersebut
akan membuat siswa lebih aktif.
c) Manusia sebagai sumber belajar dalam hal ini guru, petani dan sebagainya dapat dijadikan
sumber untuk mendapatkan pengetahuan dari mereka.
d) Lingkungan sebagai sumber belajar seperti gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan,
museum, kawasan industry, pertanian, peternakan, dan sebagainya dengan begitu mereka akan
lebih banyak mengetahui perkembangan tentang dunia luar yang telah banyak disampaikan oleh
guru dikelas, kemudian mereka praktekkan dengan berkunjung ke tempat-tempat tersebut.[24]
4. Pelaksanaan Pembelajaran Aktif
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran aktif yang melibatkan siswa dalam berkreasi
dan berinovasi sendiri maka dipergunakannya berbagai macam langkah-langkah yang lebih tepat
yang dapat membangkitkan kegairahan siswa dalam belajar.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran aktif menurut Kamaluddin Ahmad adalah
sebagai berikut :
a. Seorang guru harus memilki kemampuan yang lebih selain kemampuan secara teknikal.
b. Memahami bagaimana cara belajar siswa.
c. Pencerminan kemampuan guru itu sendiri secara optimal berasaskan inovasi pengajaran dan
pengalaman.
d. Adakah perubahan “Concept Of Knowledge” kita, baik itu proses pembelajaran ataupun peranan
guru itu sendiri sesuai dengan apa yang diinginkan untuk pencapaian tujuan dalam proses
pembelajaran aktif.
e. Perkenalkan cara belajar baru dan dapat menarik perhatian siswa agar lebih berminat terhadap
apa yang guru ajarkan.[25]
Dari paparan diatas maka telah jelas bahwa sebelum melaksanakan pembelajaran
aktif diperlukannya seorang guru profesional dan dapat membangkitkan siswanya agar berminat
dalam belajarnya,
Untuk mendukung suasana belajar yang lebih kondusif maka guru/pengajar harus
dapat menciptakan sebuah proses pembelajaran aktif yang baik, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Guru perlu berpengetahuan, memilki keahlian dan memahami bagaimana membuat suatu
keputusan dan mampu membuat siswa merasa nyaman dengan pelajaran yang diberikan.
b. Peranan guru sangat penting bagi seorang guru untuk dapat memainkan posisinya dalam
pelajaran yang diajarkannya, member penjelasan yang singkat dan jelas. Memberi bantuan
kepada siswa untuk dapat menyelesaikan permasalahan terhadap soal-soal yang sulit dimengerti.
c. Mengenal dengan pasti hasil pembelajaran yang sesuai, menyusun kegiatan-kegiatan,
penstrukturan dan tahap-tahap penting dalam pembelajaran.[26]
Kemudian setelah guru/pengajar paham dan mengerti pada posisinya, maka seorang
guru perlu juga paham terhadap model-model pembelajaran sebagai berikut :
a. Model Pembelajaran tradisional
Merupakan berfungsi sebagai penyerapan ilmu pengetahuan, pelajar begitu pasif dan
gaya pembelajaran sangat formal.
b. Model progresif
Melihat suatu proses belajar seperti proses pendekatan, pelajar aktif, gaya tidak formal. (
the cognitive, humanist, dan social interactionist traditions)[27]
Sedangkan bentuk dari pembelajaran aktif itu sendiri hendaknya adalah sebagai berikut :
a. Prosesnya
Berbentuk arahan, pembelajaran dilakukan secara interaktif, lebih member kelaluasaan
kepada siswa untuk dapat berperan langsung dengan pelajaran tersebut. Sehingga mudah untuk
dipahami dan dimengerti oleh siswa.
b. Sifat
Langsung, memberikan pertanyaan-pertanyaan secara lisan pada saat pembelajaran
berlangsung tanpa harus menunggu pelajaran usai, dengan begitu maka dapat diketahui apakah
siswa memahami apa yang disampaikan oleh guru didepan hanya sekedar tahu saja, karena ini
merupakan bentuk dalam penerapan KTSP.
c. Penyediaan materi baik secara individu maupun kelompok
Hal ini akan sangat membantu siswa dalam mengajarkan tugasnya dengan kemampuan
sendiri dan dapat bekerja sama dalam kelompok.
d. Siswa hendaknya diberi kebebasan memilih kegiatan yang mereka inginkan sesuai dengan daya
kemampuan masing-masing sehingga mereka akan lebih kreatif dan berkembang dengan
kemampuan yang dimilkinya.
e. Dengan pemberlakuan system pembelajaran aktif.
Dengan begitu pelajar / siswa mempunyai pemikiran aktif dalam proses pembelajaran
sehingga tidak perlu hanya mendalkan seorang guru untuk mendapat informasi-informasi tetapi
siswa dapat mencari sendiri dan membahas dengan teman-temannya dalam memanfaatkan waktu
seorang guru dapat bertindak sebagai fasilitator/pegawai saja.[28]
Sedangkan tolok ukur yang diharapkan untuk dapat melihat derajat atau kadar ke-CBSA-an
dalam peristiwa belajar mengajar menurut MC. Keachie dalam bukunya Moh.Uzer Usman
adalah sebagai berikut:
a) Partisipasi siswa dalam menerapkan tujuan kegiatan belajar mengajar.
b) Penekanan pada aspek (sikap) dalam pengejaran.
c) Partisipasi siswa dalam pelaksanaan siswa dalam belajar mengajar.
d) Penerimaan (acceptance) pengajaran terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang relevan atau
bahkan lama sekali salah.
e) Kekohensifan kelas sebagai kelompok
f) Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan penting dalam kegiatan
disekolah.
g) Jumlah waktu yang digunakan untuk menanggulangi masalah pribadi siswa yang berhubungan
dengan pelajaran.
1. Partisipasi siswa sangat diperlukan untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran, sehingga
dengan adanya partisipasi siswa maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancer.

2. Pada saat proses belajar mengajar seorang guru disini diminta untuk dapat lebih menekankan
aspek afektifnya (pemahaman) siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh seorang
guru.

3. Guru yang profesional hendaknya juga dapat sehingga dapat terjalin komunikasi dan interaksi
yang baik.

4. Seorang guru hendaknya juga dapat lebih bijak dalam membimbing siswanya dengan baik untuk
memberikan masukan.

5. Dalam menciptakan proses belajar mengajar yang aktif sangat diperlukan komunikasi antar siswa
yang baik sehingga dalam satu kelas akan tercipta suasana yang lebih kondusif.

6. Di dalam kegiatan belajar mengajar diperlukannya suatu tindakan yang tepat dalam pengambilan
keputusan sehingga siswa dalam memahami pelajaran dapat menerima dengan baik, jadi seorang
guru disini harus dapat bertindak lebih bijak dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi
siswanya.

7. Selain itu sebagai guru yang profesional juga harus dapat menempatkan posisi yang baik pada
setiap diri siswa, yang mana ada kalanya guru sebagai seorang pembimbing dalam belajar dan
teman dalam menyelesaikan masalah yang baik secara pribadi maupun tidak, sehingga siswa
akan merasa tidak terbebani dalam masalah yang dihadapi.

[1]
. Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar (Penerbit Bineka Cipta) hal. 5
[2]
Al Hafidzd 84. Word Fress.com.2009
[3]
Melvin L.Siberman,(terjemah:Raisul Muttaqiem),101 Active Learning Cara Belajar Siswa Aktif.(Bandung
:PT.Nuansa,Cet,2004), hal. Pembuka
[4]
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Edisi revisi (Yogyakarta:CTSD Center for Teaching Staff
Development, Cet 2, 2004),hal.16
[5]
Moh.Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung:PT. Remaja Rosda
Karya,2000), Hal.87
[6]
Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar (CV.Mundur Maju,1990),hal.18
[7]
Cony Setiawan, Pendidikan Keterampilan Khusus (Jakarta:Grasindo,1992),hal.9
[8]
T.Raka Joni, CBSA Implikasinya terhadap Sistem Pembelajaran,Proyek Pengembangan Guru,(Jakarta ,
Depdikbud,1990),hal.87
[9]
Melvin L. Siberman, Op.Cit, hal 68
[10]
Moh. Uzer Usman,Op.Cit, hal.88-89
[11]
Kamaludin Ahamad, Teori Pembelajaran Aktif, (Malaysis:MPTI, Januari 2001) hal 63 - 64
[12]
Hendrikson Lestre, Active Learning, ( September, 1989) hal. 9
[13]
Kamaruddin Ahmad Op.Cit, hal. 4
[14]
Ibid, hal. 20 - 21
[15]
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (CTSD Center for Teaching Staff Development, Cet 2,
Peb 2004 ) hal. 218 - 219
[16]
Moh. Uzer Usman, Op.Cit, hal 87
[17]
Kamaluddin Ahmad, Op. Cit, hal. 62
[18]
Depag Ri, Qur’an dan terjemah, (Bandung:CV. Diponegoro,2000) hal 336
[19]
Ph.D. Win Wenger,Beyond Teaching 2 Learning.(Bandung :PT.Nuansa,Cet.I.2003 hal 93
[20]
Ibid , hal. 5
[21]
E.Juhana Wijaya, Konsep dan strategi Pelaksanaan KTSP, (bandung:PT Intimedia Cipta Nusantara,
2003 ) hal. 34 - 35
[22]
E.Mulyasa, kurikulum tingkat satuan pendidikan, Konsep karakteristik dalam implementasi,
(Bandung:PT.Remaja Rosda Karya, 2004) hal. 39
[23]
E. Juhana Wijaya, Op Cit, hal. 64 - 186
[24]
Moh.Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya, 2002) hal. 93 - 94
[25]
Kamaluddin Ahmad, Loc.Cit
[26]
Ibid, hal. 63
[27]
Ibid.
[28]
Ibid, hal.63-64

Anda mungkin juga menyukai