BAB II
KRISTALOGRAFI
Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal
yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang
membatasinya. Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa
disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi
permukaan, juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk
kristal lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti
kembaran dari kristal yang terbentuk kemudian. Struktur dalam, membicarakan
susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga menghitung parameter dan
parameter rasio.
Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar
kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-
bidang Kristal. Sumbu Simetri adalah suatu garis lurus yang dibuat memalui pusat
kristal dimana apabila kristal tersebut diputar 360º dengan garis tersebut sebagai
sumbu perputaran maka akan menunjukkan kenampakan seperti semula. Bidang
Simetri adalah bidang yang dilalui pusat kristal dan membelah kristal menjadi dua
bagian yang sama dimana bidang yang satu merupakan pencerminan dari bidang
yang lainnya. Pusat simetri adalah titik dalam kristal dimana melaluinya dapat
ditarik sedemikianrupa sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain pada jarak
yang sama atau bidang yang sama (Kenampakan).
Kristal Kombinasi adalah bentuk kristal yang terdiri dari dua atau lebih bentuk
dasar yang sama atau kombinasi yang sama.
5
Sudut Kristal adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan sumbu-sumbu kristal
pada titik potong (titik pusat kristal).
Gambar 2.1
Sumbu Kristalografi
perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 3
sumbu : α = β = γ = 90º
sumbu a = b = c
besar sudut antara a+ dan b- = 30º
Gambar 2.2
Sistem Kristal Isometrik
perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6
sumbu : α = β = γ = 90º
7
sumbu a = b ≠ c
besar sudut antara a+ dan b- = 30º
Gambar 2.3
Sistem kristal Tetragonal
perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 2
sumbu : α = β = γ = 90º
sumbu a ≠ b ≠ c
besar sudut antara a+ dan b- = 30º
8
Gambar 2.4
Sistem Kristal Orthorombik
Contoh mineral dari sistem kristal orthorombik adalah barite (BaSo 4),
Argonite dll.
4. Sistem Kristal Monoklin
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b, sumbu b
tegak lurus terhadap sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling
pendek.
perbandingan sumbu a : b : c = 2 : 1 : 3
sumbu : α = β = 90º, γ ≠ 90º
sumbu a ≠ b ≠ c
besar sudut antara a+ dan b- = 45º
Gambar 2.5
Sistem Kristal Monoklin
9
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite,
malachite, colemanite, gypsum, dan epidot.
5. Sistem Kristal Triklin
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing tidak sama.
Sistem ini dikenal dengan Anorthic / Asymetrik.
perbandingan sumbu a : b : c = 2 : 3 : 4
sumbu : α ≠ β ≠ γ ≠ 90º
sumbu a ≠ b ≠ c
besar sudut antara a+ dan b- = 45º
besar sudut antara b+ dan c- = 80º
Gambar 2.6
Sistem Kristal Triklin
perbandingan sumbu a : b : c : d = 1 : 3 : 3 : 1
sumbu : α = β = γ = 120º
sumbu a = b = d ≠ c
10
Gambar 2.7
Sistem Kristal Trigonal
perbandingan sumbu a : b : c : d = 1 : 3 : 6 : 1
sumbu : α = β = γ = 120º
sumbu a = b = d ≠ c
besar sudut antara a+ dan b- = 20º
besar sudut antara b+ dan c- = 40º
11
Gambar 2.8
Sistem Kristal Hexagonal
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz,
corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite.
2.2.2 Kombinasi
Kombinasi adalah bentuk kristal yang terdiri dari dua atau lebih bentuk dasar yang
sama atau kombinasi yang sama. Contoh :
1. Kombinasi Isometrik
Kombinasi yang dilakukan dengan cara menyayat dari bidang utama yaitu
dengan cara menyayat semua sisi pojok bidang sebesar 0,5 cm.
2. Kombinasi Tetragonal
Kombinasi yang dilakukan dengan cara mebuat bentuk dasar terlebih dahulu
seperti isometrik dan selanjutnya ditarik garis dari sisi pojok bentuk dasar
tersebut sebesar sumbu c.
3. Kombinasi Orthorombik
Kombinasi yang dilakukan dengan cara menghubungan semua sumbu
simetri kristal.
4. Kombinasi Monoklin
Kombinasi yang dilakukan dengan membelah kristal menjadi dua bagian
dan bagian tengah kristal, setiap sisi pojok kristal dibentuk seperti segitiga
12
sama kaki sebesar 0,5 cm atau 1 cm. Selanjutnya ditarik garis sesuai
kerangka yang telah dibuat.
5. Kombinasi Triklin
Kombinasi yang dilakukan dengan cara menghubungan semua sumbu
simetri kristal.
6. Kombinasi Trigonal
Kombinasi yang dilakukan dengan cara menyayat dari bidang utama yaitu
dengan cara menyayat semua sisi pojok bidang tersebut. Sehingga bentuk
pojok bidang tersebut akan menjadi tumpul.
7. Kombinasi Hexagonal
Kombinasi yang dilakukan dengan cara setiap bidang simetri dibelah
menjadi dua bagian yang sama sehingga yang sebelumnya berjumlah enam
bidang, menjadi dua belas bidang.
Sumbu Simetri adalah suatu garis lurus yang dibuat memalui pusat kristal
dimana apabila kristal tersebut diputar 360º dengan garis tersebut sebagai
sumbu perputaran maka akan menunjukkan kenampakan seperti semula.
2. Pusat Simetri
Pusat simetri adalah titik dalam kristal dimana melaluinya dapat ditarik
sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain pada jarak
yang sama atau bidang yang sama (Kenampakan).
3. Bidang Simetri
Bidang Simetri adalah bidang yang dilalui pusat kristal dan membelah
kristal menjadi dua bagian yang sama dimana bidang yang satu merupakan
pencerminan dari bidang yang lainnya. Bidang simetri dikelompokkan
menjadi 2, yaitu :
13
c+
M
Q
P
N
D C
b+
A B
L
R O
a+
K
Gambar 2.9
Gambar Bidang Simetri Utama (BSU)
Gambar 2.10
Gambar Bidang Simetri Tambahan (BST)
Angka menunjukan nilai sumbu dan huruf ”m” menunjukan adanya bidang
simetri yang tegak lurus sumbu a tersebut.
Bagian II: Menerangkan ada tidaknya sumbu lateral dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus yterhadap sumbu lateral tersebut.
Bagian ini di notasikan: 2/m, 2, m atau tidak ada.
Bagian III: Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu inetrmediet
tersebut.
Bagian ini di notasikan: 2/m , 2 , m atau tidak ada.
3. Sistem Orthorombik
Bagian I: Menerangkan nilai sumbu a dan ada tidaknya bidang yang tegak
lurus terhadap sumbu a tersebut
Dinotasikan: 2/m, 2 , m.
Bagian II: Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu b dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu b tersebut.
Bagian ini di notasikan: 2/m , 2, m.
Bagian III: Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang simetri
yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
Di notasikan: 2/m, 2
4. Sistem Monoklin
Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.
5. Sistem Trinklin
Sistem ini hanya ada 2 klas simetri, yaitu:
Mempunyai titik simetri kelas pinacoidal 1
Tidak mempunyai unsur simetri kelas assymetric 1
6. Sistem Hexagonal dan Trigonal
Bagian I: Menerangkan nilai sumbu c (mungkin 6, 6, 6, 3, 3) dan ada
tidaknya bidang simetri horisontal yang tegak lurus sumbu c tersebut.
Bagian ini di notasikan : 6, 6, 6, 3, 3.
Bagian III: Menerangkan ada tiaknya sumbu simetri intarmediet dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu intermediet
tersebut.
Bagian ini di notasikan: 2/m, 2, m atau tidak ada.
Kalau mempunyai:
Bidang simetri horisontal (h)
Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan h
Kalau mempunyai :
Bidang simetri diagonal (d) Dinotasikan dengan v
Bidang simetri vertikal (v)
Kalau mempunyai :
Bidang simetri diagonal (d) Dinotasikan dengan d.
2. Sistem Tetragonal, Hexagonal, Trigonal, Orthorombic, Monoklin, dan
Trinklin
Bagian I : Menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus sumbu c, yaitu
sumbu lateral (sumbu a, b, d) atau sumbu intermediet, ada 2 kemungkinan:
Kalau sumbu tersebut bernilai 2 di notasikan dengan D (diedrish).
Kalau sumbu tersebut tidak bernilai dinotasikan dengan c (cyklich).
17
Kalau mempunyai:
Bidang simetri horisontal (h)
Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan h
Kalau mempunyai :
Bidang simetri diagonal (d)
Bidang simetri vertikal (v) Dinotasikan dengan v
Kalau mempunyai :
Bidang simetri diagonal (d) Dinotasikan dengan d