Gambar 3. Gambar Family Tree Undang undang dan Peraturan Bidang Jalan.
Gambar 4. Gambar Peraturan Menteri PU Bidang Jalan.
Gambar 10. Gambar Komparasi Antara Pengelompokkan Sistem Jaringan Jalan (UU-
22/2009 tentang LLAJ dalam Pasal 6) Menurut Peruntukkan Jalan Umum tentang Kelas
Jalan dan Pengelompokkan Sistem Jaringan Jalan (UU-38/2004 tentang Jalan dalam Pasal
6) Menurut Peruntukkan Jalan Umum.
Gambar 12. Spesifikasi penyediaan prasarana jalan meliputi pengendalian jalan masuk,
persimpangan sebidang, jumlah dan lebar lajur, ketersediaan median, serta pagar
Gambar 13. Hubungan Antara Aksesbilitas dan Mobilitas dalam Pengelompokkan Jalan
Menurut Fungsi
Gambar 19. Matriks Hubungan Antara Simpul dan Pengelompokkan Jalan Menurut
Fungsinya Dalam Sistem Jaringan Primer Menurut UU-38/2004 + PP-34/2006tentang Jalan
dan PP-26/2008 tentang RTRWN) Dalam Sistem Jaringan Jalan Primer.
Sistem pergerakan transportasi adalah sistem pergerakan yang terjadi diakibatkan oleh sistem
kegiatan dan sistem jaringan serta dipengaruhi oleh sistem kelembagaan yang ada. Sistem – sistem
ini diuraikan sebagai berikut :
1) Sistem kegiatan
Diwujudkan oleh ruang kegiatan masyarakat. Wilayah perkotaan merupakan pusat
kegiatan masyarakat yang diwarnai oleh tingginya kepadatan, ragam serta dinamika
dari penduduk dan juga tingginya tingkat kegiatan perdagangan dan industry.
2) Sistem jaringan
Terdiri dari jaringan transportasi jalan yang meliputi jaringan jalan, jaringan trayek
pelayanan angkutan umum, jaringan lintas angkutan barang dan simpul/terminal.
3) Sistem pergerakan
Merupakan wujud dari kebutuhan transportasi yang didistribusikan melalui jaringan
jalan dengan menggunakan moda angkutan tertentu.
4) Sistem kelembagaan
Berfungsi untuk mengoptimalkan ketiga sistem di atas dalam wujud :
Peraturan perundangan
Perencanaan dan perwujudan rencana sistem transportasi
Keuangan dan pendanaan
Pengendalian sistem
Dalam perkembangannya ada beberapa usulan program kegiatan untuk mengatasi kemacetan yang
ada di Kota Manado.
Adapun Kebutuhan ruang lalu lintas angkutan jalan diantaranya adalah :
a) Kebutuhan ruang lalu lintas angkutan jalan untuk mendukung aksesbilitas menuju lokasi
rencana pengambangan stasiun KA dalam wilayah Kota Manado
b) Kebutuhan ruang lalu lintas angkutan jalan untuk mendukung aksesbilitas menuju pelabuhan
laut dalam wilayah wilayah Kota Manado.
c) Kebutuhan ruang lalu lintas angkutan jalan untuk mendukung aksesbilitas menuju lokasi
Bandar Udara dalam wilayah wilayah Kota Manado.
d) Kebutuhan ruang lalu lintas angkutan jalan untuk menuju ke pelabuhan penyeberangan
dalam wilayah Kota Manado.
Berdasarkan amanat Undang Undang No.22 Tahun 2009 yang memuat arah dan kebijakan
peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi Sulawesi Utara dalam keseluruhan moda
transportasi dengan memberikan kelancaran lalu lintas angkutan jalan di ruas-ruas jalan yang
menuju ke lokasi tersebut di atas. Adapun aplikasi peningkatan aksesbilitas di angkutan jalan
dalam bentuk :
1) Peningkatan kualitas jalan baik geometrik maupun perkerasannya.
2) Peningkatan fasilitas perlengkapan jalan, fasilitas perlengkapan jalan memberi informasi
kepada pengguna jalan tentang peraturan dan petunjuk yang diperlukan untuk mencapai
arus lalu lintas yang selamat, seragam dan beroperasi dengan efisien, yaitu :
3) Rambu
4) Marka
5) Lampu penerangan jalan
6) Peningkatan fasilitas keselamatan jalan di Kota Manado (pengaturan Standarisasi
Keselamatan Lalulintas) yaitu :
Pagar Pengaman (Rail Guard)
Deliniator
Cermin Tikungan
APILL (alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas)
7) Pemulihan kondisi armada angkutan jalan sesuai standar pelayanan minimal (SPM) di Kota
Manado.
8) Peningkatkan kehandalan angkutan umum di Kota Manado
9) Pelayanan keperintisan LLAJ seperti pada trayek tertentu yang masih kecil demand
(kebutuhan pergerakan) nya maka di fasilitasi dengan angkutan di Kota Manado.
10) Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya forum kerjasama antar daerah dalam rangka
perencanaan transportasi nasional.
11) Peningkatan Sumber Daya Manusia LLAJ sesuai kualifikasi dan kompetensi.
12) Kebijakan tarif komersil untuk kelas non ekonomi diserahkan pada mekanisme pasar
(operator).
13) Rute angkutan perintis yang sudah menguntungkan diserahkan dan diatur oleh swasta.
14) Pada masa yang akan datang pembangunan infrastruktur yang memberikan manfaat
ekonomi yang menguntungkan dimungkinkan untuk diatur oleh swasta.
15) Kajian tentang penempatan terminal yang terintegrasi dengan pusat kegiatan dan rute
angkutan untuk orang dan barang.
16) Rencana pengembangan terminal angkutan penumpang.
17) Pengaturan Sistem trayek transportasi yang ada di Kota Manado dengan jumlah trayek tetap
serta pembatasan jumlah armada pada masing – masing trayek yang disesuaikan dengan
kebutuhan trayek tersebut.
18) Pengaturan sistem penyewaan kendaraan di wilayah pulau.
19) Penataan lalu lintas dan angkutan di Kota Manado.
Peningkatan dan pengembangan jalan serta pembangunan jalan baru di Kota Manado salah
satu cara untuk mengatasi kemacetan yang ada di Kota Manado, tetapi hal ini juga perlu persiapan,
pembebasan lahan dan jumlah dana yang tidak sedikit.
Pada dasarnya ada beberapa pilihan cara yang sering dilakukan untuk menangani masalah
kemacetan lalu lintas seperti; mengatur sistem transportasinya, menambah sarana dan prasarana
serta kombinasi kedua pilihan tersebut. Mengatur sistem transportasi dengan meningkatkan daya
guna ruang jalan, menanggulangi lalu lintas jam sibuk, pengelolaan parkir dan peningkatan
pelayanan angkutan umum. Sehingga selain pengembangan dan pembangunan jaringan jalan baru,
penanganan masalah kemacetan menjadi cara yang dapat dilakukan.