Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) Gasal


Dengan Judul :

Macam – macam Qira’at dalam Al – Qur’an


Dosen Pengampu :

M. Jamaludin, S.HI., M.A


Disusun Oleh:

Mahmuzamil Ilham Fadli (7180003)

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Pemalang Tahun


Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena berkat

rahmat, hidayahnya, penulis telah mampu menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul

macam – macam qira’at dalam Al – qur’an. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu

tugas Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Ulumul Qur’an.

Al – qur’an di turukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai

mukjizat. Tidak hanya untuk nabi sendiri, melainkan untuk ummat Islam seluruhnya. Dalam

membaca Al – qur’an pun, terdapat banyak macam qira’at yang ada di negara – negara Islam,

terutama di Timur tengah. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang

mengemukakan macam – macam qira’at dalam Al – qur’an. Semoga dengan adanya makalah

ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan

bantuan dari beberapa pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak

kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu,

kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah

ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagipenulis dan pembaca.

Pemalang, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 2
A. Latar Belakang ............................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan Makalah .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
A. Pengertian Qira’at .......................................................................................... 3
B. Tujuh Imam dan Latar belakangnya .............................................................. 3
C. Macam macam Qira’at, hukum dan Kaidahnya ........................................... 4
D. Faedah Keberagaman dalam Qira’at yang Shahih ......................................... 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 7
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 7
B. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Ulumul Qur’an tidak hanya terbatas pada materi – materi asbabun nuzul suatu ayat
dalam Al-qur’an, hukum – hukum islam yang terkandung dan sebagainya. Akan tetapi
lebih luas lagi, bahwasanya terdapat perbedaan langgam, cara pengucapan dan sifatnya.
Seperti tafkhim, tarqiq, imalah, idgham, izhar, isyba’, mad, qashr, tashydid, takhfaf antar
suatu negara Islam di dunia.

Tapi bagi masyarakat Indonesia sendiri khususnya, sebagian besar tidak


mengetahui tentang macam – macam qira’at dan pengertiannya. Hanya terbatas pada
pondok – pondok tahfidz yang bekerjasama langsung dengan para masyaikh yang ada di
Timur tengah sana dan beberapa ustadz/huffadz di Indonesia.

Dari kedua hal diatas, penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan
macam qira’at dalam Al – qur’an. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih mendalam kepada pembaca.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai


berikut:
1. Kita dapat mengetahui pengertian Qira’at dan penjelasannya.
2. Kita dapat mengetahui imam – imam qira’at dan latar belakang mereka.
3. Kita dapat mengetahui macam – macam qira’at, hukum dan kaidahnya.
4. Kita dapat mengetahui faedah keberagaman qira’at yang shahih.
C. Manfaat Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengetahuan mengenai
qira’at dan para qurra’ nya, secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai penambah pengetahuan mengenai qira’at, qurra’ dan macam
qira’at.
2. Pembaca, sebagai media informasi mengenai macam qira’at.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Qira’at
Qira'at adalah bacaan masdar dari qara’a. Qira'at adalah salah satu madzhab

pembacaan Al-qur’an yang dipakai oleh salah seorang imam Qurra’ sebagai satu madzhab

yang berbeda dengan madzhab lainnya. Antara para sahabat yang terkenal mengajarkan

qira’at ialah Ubay, Ali, Zaid bin tsabit, Ibnu Mas’ud, Abu Musa Al - Asy'ari dan lain-lain.

Adz – Dzahabi menyebutkan di dalam thabaqat Al – Qurra’ sahabat yang terkenal

sebagai guru dan ahli qira’at Al-Qur’an ada tujuh orang yaitu: Utsman, Ali, Ubay, Zaid bin

tsabit, Abu Darda’ dan Abu Musa Al – asy’ari sahabat mempelajari qira’at dari ubay.

Imam yang terkenal sebagai ahli qira'at di seluruh dunia adalah Abu Amr, Nafi',

Ashim, Hamzah, Al-Kisa’i, Ibnu Amir, dan Ibnu Katsir. Qira'at hanya merupakan madhzab

yang secara ijma’ dan sumbernya adalah perbedaan langgam, cara pengucapan dan sifatnya.

Seperti tafkhim, tarqiq, imalah, idgham, izhar, isyba’, mad, qashr, tashydid, takhfaf. .

B. Tujuh Imam dan Latar belakangnya


Ada tujuh orang imam qira'at serta para ulama memilih pula tiga orang imam qira’at

yang dipandang sahih dan mutawatir. Qira’at di Iuar yang sepuluh ini dipandang qira'at syadz

(cacat). Mengapa hanya tujuh imam qira'at saja yang masyur padahal yang masih banyak

yang lain-lainnya, meskipun demikian, bukan berarti tidak ada satupun dari qiro’at sepuluh

dan bahkan qira’at tujuh yang masyhur itu terlepas dari syadz, sebab di dalam sepuluh qira'at

tersebut masih terdapat juga beberapa yang syadz sekalipun hanya sedikit. hal ini dikarenakan

sangat banyaknya para periwayat qira’at mereka. tetapi dalam kitab karya Ibnu Mujahid dan

pengikutnya, sebenarnya qira’at yang masyhur sedikit sekali sebagai contoh adalah Abu

Amru bin Al-ala’ ia terkenal mempunyai tujuh belas orang perawi.

Pemilih qurra’ dilakukan abad ketiga hijriyah, Bashrah memilih qira'at Ibnu Amr dan

ya'qub. Di Kufah, qira’at Ibnu Amr. Di Makkah Ibnu Katsir, di Madinah abad ketiga, Ibnu

Bakar bin Mujahid. Kata As – Suyuti : ”Orang pertama yang menyusun kitab tentang qira’at

adalah Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam, di susul oleh Ahmad bin Jubair Al-Kufi, kemudian

Ismail bin Ishaq Al-maliki murid Qalun, lalu Abu Ja’far bin Jarir Ath-Thabari.

3
Hal ini dikarenakan sangat banyaknya para periwayat qira’at mereka, tetapi dalam

kitab karya Ibnu Mujahid dan pengikutnya, sebenarnya qira’at yang masyhur sedikit sekali

sebagai contoh adalah Abu Amru bin Al-ala’ ia terkenal mempunyai tujuh belas orang

perawi.

C. Macam – macam Qira’at, hukum dan kaidahnya


Sebagian ulama menyebutkan bahwa qira'at itu ada yang mutawatir, ahad dan syadz.

Qira'at yang mutawatir adalah qira’at yang tujuh. Qira’at ahad ialah qira’at pelengkap menjadi

sepuluh qira’at. Yang menjadi pedoman qiraat adalah terpenuhinya sifat-sifat atau syarat-

syarat, bukan kepada siapa qira’at itu dinisbatkan, kepada setiap qari’ yang tujuh atau yang

lain, sebab ada yang disepakati dan ada pula yang dianggap syadz. Menurut ulama, syarat-

syarat qira’at yang shahih adalah sebagai berikut:

a. Kesesuaian qira’at tersebut dengan kaidah bahasa Arab sekalipun dalam satu segi,

baik fasih maupun lebih fasih.

b. Qira'at sesuai dengan salah satu mushaf utsmani, meskipun hanya sekedar mendekati

saja.

c. Qira’at itu isnadnya harus shahih sebab sunnah yang diikuti yang didasarkan pada

penukilan dan kesahihan riwayat.

Menurut Zaid bin tsabit, ”qira’at adalah sunah yang harus diikuti”, sebagian ulama

menyimpulkan macam -macam qira'at menjadi enam macam:

a. Mutawatir, yaitu qira’at yang di nukil oleh sejumlah besar perawi yang tidak

mungkin bersepakat untuk berdusta.

b. Mashyur, yaitu qira’at yang sanadnya shahih.

c. Ahad, yaitu qira'at yang sanadnya shahih, tetapi menyalahi. Qira’at macam ini tidak

termasuk qira’at yang dapat diamalkan bacaannya.

d. Syadz, yaitu qira'at yang shahih sanadnya

e. Maudhu’, yaitu qiro’at yang tidak ada asalnya.

f. Muddaraj, yaitu yang di tambahkan kedalam qiro’at sebagai penafsiran.

4
D. Faedah Keberagaman dalam Qira’at yang Shahih
Keberagaman qira'at yang shalih ini mengandung banyak faedah dan fungsi,

di antaranya:

1. Menunjukkan betapa terjaganya dan terpeliharanya Kitab Allah dari perubahan dan

pcnyimpangan padahal kitab ini mempunyai sekian banyak segi bacaan yang berbeda

– beda.

2. Meringankan umat Islam dan memudahkan mereka untuk membaca Al-Qur'an.

3. Bukti kemukjizatan Al-Qur’an dari segi kepadatan makna (ijiaz) setiap Qira’at

menunjukkan sesuatu hukum syari’at tetentu tanpa perlu pengulangan lafadz. Karena

dia di athofkan kepada ma’mul fi’il.

4. Penjelasan apa yang mungkin masih global dalam Qira'at lain. Ma'sud Qira’at yang

syadz adalah menafsirkan Qira'at yang masyhur dan menjelaskan makna-maknanya.

Ketujuh Qira’at yang mashur itu adalah:


1. Abu Amru bin Al-Ala’. Scorang syaikh para perawi, nama lengkapnya Zabban bin

Al-Ala’ bin Ammar Al-Mazini Al-Bashri

2. lbnu Katsir, nama lengkapnya Abdulloh bin Katsir Al-Makki. Ia termasuk seorang

tabin. Seorang qumbul adalah Al-Bazzi dan Qumbul. Al-Bazzi adalah Ahmad bin

Abdirahman bin Muhammmad bin Khalid bin Said Al-Makki Al-Makhzumi. la di

gelarkan dengan Abu Amru, panggilannya Qumbul

3. Nafi’ Al-Madani, nama lengkapnnya Abu ruwaim Nafi' bin Abdirrahman bin Abi

Nuaim Al-Laitsi, berasal dari Isfahan, adapun Warsy adalah ustman bin Said Al-

Maishri. Ia di beri gelar abu said dan di beri julukan warsy

4. lbnu Amir Asy-Syami adalah abdullah bin Amir Al-ahsubi, seorang qadhi di

Damaskus dan ia di gelari abul Walid.

5. Ashim Al-Khufi. la adalah Ashim bin Abi An-Najud, dinamakan juga lbnu

Bahdalah, Abu bakar. Dari kalangan tabi’in. Ia adalah orang terpercaya ia lebih

pandai qira'at daripada Abu Bakar.

6. Hamzah Al-Kufi. Ia adalah hamzah bin lmarah Ar-Zayyat Al-Fardhi At-Taimi

7. Al-kisa’ai Al-Kufi ia adalah Ali bin Hamzah, seorang imam ilmu Nahwu di Kufah.

5
Adapun ketiga imam qira’at yang pelengkap imam qira’at tujuh, menjadi sepuluh

Imam:

8. Abu Ja’far Al-madani ia bernama azid bin Al-Qa’qa’. Wafat di madinah pada 128 H

tapi ada yang mengatakan 132 H.

9. Ya’qub Al-Bashari ia adalah Abu Muhammad Ya’qub bin Ishaq bin Zaid Al-

Hadharmi. Wafat di Basharah pada 205 H.

10. Khalaf ia adalah Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam bin Tsa'lab Al-Bazzar Al-

Baghdadi. Wafat pada 229 H.

Adapun empat qira'at yang ditambahkan pada sepuluh qira’at diatas, yaitu antara

lain:

1. Qira'at Al Hasan Al Bashri, seorang maula kaum Anshar dan salah seorang tabi’in

besar yang terkenal dengan kezuhudannya. Wafat pada 110 H.

2. Qira’at Muhammad bin Abdirrahman yang dikenal dengan Ibnu Muhaisin. Wafat

pada 123 H. Dia adalah syaikhnya Abu Amru.

3. Qira'at Yahya bin Al-Mubarak Al-Yazidi An-Nahwi dari Baghdad. Ia belajar qira'at dari

Abu Amru dan Hamzah. Dia juga syaikhnya Ad-Duri dan As-Susi, wafat pada 202

H.

4. Qira’at Abul Faraj Muhammad bin Ahmad AsSyambudzi. Wafat pada 388 H.

6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Qira'at adalah bacaan masdar dari qara’a. Qira'at adalah salah satu madzhab
pembacaan Al-qur’an yang dipakai oleh salah seorang imam Qurra’ sebagai satu madzhab
yang berbeda dengan madzhab lainnya.
Imam yang terkenal sebagai ahli qira'at di seluruh dunia adalah Abu Amr, Nafi',
Ashim, Hamzah, Al-Kisa’i, Ibnu Amir, dan Ibnu Katsir. Qira'at hanya merupakan madhzab
yang secara ijma’ dan sumbernya adalah perbedaan langgam, cara pengucapan dan sifatnya.
Seperti tafkhim, tarqiq, imalah, idgham, izhar, isyba’, mad, qashr, tashydid, takhfaf.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan bisa memahami tentang macam – macam
qira’at dalam Al – qur’an. Jikalau ada yang kurang berkenan bagi para pembaca, maka kami
berharap agar mendapat kritikan dan saran yang bersifat relevan atau masukan untuk dapat
membuat makalah ini menjadi bermanfaat.

7
DAFTAR PUSTAKA
Nizar Muhammad (2016). Ulumul Qur’an. Pasuruan: Kurnia Advertising.
(https://www.sribd.com/document/334555911/Buku-Ulumul-Quran-2016)

Anda mungkin juga menyukai