rahmat, hidayahnya, penulis telah mampu menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul
macam – macam qira’at dalam Al – qur’an. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
Al – qur’an di turukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
mukjizat. Tidak hanya untuk nabi sendiri, melainkan untuk ummat Islam seluruhnya. Dalam
membaca Al – qur’an pun, terdapat banyak macam qira’at yang ada di negara – negara Islam,
terutama di Timur tengah. Untuk itu, perlu kiranya penulis menulis sebuah makalah yang
mengemukakan macam – macam qira’at dalam Al – qur’an. Semoga dengan adanya makalah
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dari beberapa pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hasil maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagipenulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 2
A. Latar Belakang ............................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan Makalah .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3
A. Pengertian Qira’at .......................................................................................... 3
B. Tujuh Imam dan Latar belakangnya .............................................................. 3
C. Macam macam Qira’at, hukum dan Kaidahnya ........................................... 4
D. Faedah Keberagaman dalam Qira’at yang Shahih ......................................... 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 7
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 7
B. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ulumul Qur’an tidak hanya terbatas pada materi – materi asbabun nuzul suatu ayat
dalam Al-qur’an, hukum – hukum islam yang terkandung dan sebagainya. Akan tetapi
lebih luas lagi, bahwasanya terdapat perbedaan langgam, cara pengucapan dan sifatnya.
Seperti tafkhim, tarqiq, imalah, idgham, izhar, isyba’, mad, qashr, tashydid, takhfaf antar
suatu negara Islam di dunia.
Dari kedua hal diatas, penulis menulis sebuah makalah yang mengemukakan
macam qira’at dalam Al – qur’an. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih mendalam kepada pembaca.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan, baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengetahuan mengenai
qira’at dan para qurra’ nya, secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai penambah pengetahuan mengenai qira’at, qurra’ dan macam
qira’at.
2. Pembaca, sebagai media informasi mengenai macam qira’at.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Qira’at
Qira'at adalah bacaan masdar dari qara’a. Qira'at adalah salah satu madzhab
pembacaan Al-qur’an yang dipakai oleh salah seorang imam Qurra’ sebagai satu madzhab
yang berbeda dengan madzhab lainnya. Antara para sahabat yang terkenal mengajarkan
qira’at ialah Ubay, Ali, Zaid bin tsabit, Ibnu Mas’ud, Abu Musa Al - Asy'ari dan lain-lain.
sebagai guru dan ahli qira’at Al-Qur’an ada tujuh orang yaitu: Utsman, Ali, Ubay, Zaid bin
tsabit, Abu Darda’ dan Abu Musa Al – asy’ari sahabat mempelajari qira’at dari ubay.
Imam yang terkenal sebagai ahli qira'at di seluruh dunia adalah Abu Amr, Nafi',
Ashim, Hamzah, Al-Kisa’i, Ibnu Amir, dan Ibnu Katsir. Qira'at hanya merupakan madhzab
yang secara ijma’ dan sumbernya adalah perbedaan langgam, cara pengucapan dan sifatnya.
Seperti tafkhim, tarqiq, imalah, idgham, izhar, isyba’, mad, qashr, tashydid, takhfaf. .
yang dipandang sahih dan mutawatir. Qira’at di Iuar yang sepuluh ini dipandang qira'at syadz
(cacat). Mengapa hanya tujuh imam qira'at saja yang masyur padahal yang masih banyak
yang lain-lainnya, meskipun demikian, bukan berarti tidak ada satupun dari qiro’at sepuluh
dan bahkan qira’at tujuh yang masyhur itu terlepas dari syadz, sebab di dalam sepuluh qira'at
tersebut masih terdapat juga beberapa yang syadz sekalipun hanya sedikit. hal ini dikarenakan
sangat banyaknya para periwayat qira’at mereka. tetapi dalam kitab karya Ibnu Mujahid dan
pengikutnya, sebenarnya qira’at yang masyhur sedikit sekali sebagai contoh adalah Abu
Pemilih qurra’ dilakukan abad ketiga hijriyah, Bashrah memilih qira'at Ibnu Amr dan
ya'qub. Di Kufah, qira’at Ibnu Amr. Di Makkah Ibnu Katsir, di Madinah abad ketiga, Ibnu
Bakar bin Mujahid. Kata As – Suyuti : ”Orang pertama yang menyusun kitab tentang qira’at
adalah Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam, di susul oleh Ahmad bin Jubair Al-Kufi, kemudian
Ismail bin Ishaq Al-maliki murid Qalun, lalu Abu Ja’far bin Jarir Ath-Thabari.
3
Hal ini dikarenakan sangat banyaknya para periwayat qira’at mereka, tetapi dalam
kitab karya Ibnu Mujahid dan pengikutnya, sebenarnya qira’at yang masyhur sedikit sekali
sebagai contoh adalah Abu Amru bin Al-ala’ ia terkenal mempunyai tujuh belas orang
perawi.
Qira'at yang mutawatir adalah qira’at yang tujuh. Qira’at ahad ialah qira’at pelengkap menjadi
sepuluh qira’at. Yang menjadi pedoman qiraat adalah terpenuhinya sifat-sifat atau syarat-
syarat, bukan kepada siapa qira’at itu dinisbatkan, kepada setiap qari’ yang tujuh atau yang
lain, sebab ada yang disepakati dan ada pula yang dianggap syadz. Menurut ulama, syarat-
a. Kesesuaian qira’at tersebut dengan kaidah bahasa Arab sekalipun dalam satu segi,
b. Qira'at sesuai dengan salah satu mushaf utsmani, meskipun hanya sekedar mendekati
saja.
c. Qira’at itu isnadnya harus shahih sebab sunnah yang diikuti yang didasarkan pada
Menurut Zaid bin tsabit, ”qira’at adalah sunah yang harus diikuti”, sebagian ulama
a. Mutawatir, yaitu qira’at yang di nukil oleh sejumlah besar perawi yang tidak
c. Ahad, yaitu qira'at yang sanadnya shahih, tetapi menyalahi. Qira’at macam ini tidak
4
D. Faedah Keberagaman dalam Qira’at yang Shahih
Keberagaman qira'at yang shalih ini mengandung banyak faedah dan fungsi,
di antaranya:
1. Menunjukkan betapa terjaganya dan terpeliharanya Kitab Allah dari perubahan dan
pcnyimpangan padahal kitab ini mempunyai sekian banyak segi bacaan yang berbeda
– beda.
3. Bukti kemukjizatan Al-Qur’an dari segi kepadatan makna (ijiaz) setiap Qira’at
menunjukkan sesuatu hukum syari’at tetentu tanpa perlu pengulangan lafadz. Karena
4. Penjelasan apa yang mungkin masih global dalam Qira'at lain. Ma'sud Qira’at yang
2. lbnu Katsir, nama lengkapnya Abdulloh bin Katsir Al-Makki. Ia termasuk seorang
tabin. Seorang qumbul adalah Al-Bazzi dan Qumbul. Al-Bazzi adalah Ahmad bin
3. Nafi’ Al-Madani, nama lengkapnnya Abu ruwaim Nafi' bin Abdirrahman bin Abi
Nuaim Al-Laitsi, berasal dari Isfahan, adapun Warsy adalah ustman bin Said Al-
4. lbnu Amir Asy-Syami adalah abdullah bin Amir Al-ahsubi, seorang qadhi di
5. Ashim Al-Khufi. la adalah Ashim bin Abi An-Najud, dinamakan juga lbnu
Bahdalah, Abu bakar. Dari kalangan tabi’in. Ia adalah orang terpercaya ia lebih
7. Al-kisa’ai Al-Kufi ia adalah Ali bin Hamzah, seorang imam ilmu Nahwu di Kufah.
5
Adapun ketiga imam qira’at yang pelengkap imam qira’at tujuh, menjadi sepuluh
Imam:
8. Abu Ja’far Al-madani ia bernama azid bin Al-Qa’qa’. Wafat di madinah pada 128 H
9. Ya’qub Al-Bashari ia adalah Abu Muhammad Ya’qub bin Ishaq bin Zaid Al-
10. Khalaf ia adalah Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam bin Tsa'lab Al-Bazzar Al-
Adapun empat qira'at yang ditambahkan pada sepuluh qira’at diatas, yaitu antara
lain:
1. Qira'at Al Hasan Al Bashri, seorang maula kaum Anshar dan salah seorang tabi’in
2. Qira’at Muhammad bin Abdirrahman yang dikenal dengan Ibnu Muhaisin. Wafat
3. Qira'at Yahya bin Al-Mubarak Al-Yazidi An-Nahwi dari Baghdad. Ia belajar qira'at dari
Abu Amru dan Hamzah. Dia juga syaikhnya Ad-Duri dan As-Susi, wafat pada 202
H.
4. Qira’at Abul Faraj Muhammad bin Ahmad AsSyambudzi. Wafat pada 388 H.
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Qira'at adalah bacaan masdar dari qara’a. Qira'at adalah salah satu madzhab
pembacaan Al-qur’an yang dipakai oleh salah seorang imam Qurra’ sebagai satu madzhab
yang berbeda dengan madzhab lainnya.
Imam yang terkenal sebagai ahli qira'at di seluruh dunia adalah Abu Amr, Nafi',
Ashim, Hamzah, Al-Kisa’i, Ibnu Amir, dan Ibnu Katsir. Qira'at hanya merupakan madhzab
yang secara ijma’ dan sumbernya adalah perbedaan langgam, cara pengucapan dan sifatnya.
Seperti tafkhim, tarqiq, imalah, idgham, izhar, isyba’, mad, qashr, tashydid, takhfaf.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan bisa memahami tentang macam – macam
qira’at dalam Al – qur’an. Jikalau ada yang kurang berkenan bagi para pembaca, maka kami
berharap agar mendapat kritikan dan saran yang bersifat relevan atau masukan untuk dapat
membuat makalah ini menjadi bermanfaat.
7
DAFTAR PUSTAKA
Nizar Muhammad (2016). Ulumul Qur’an. Pasuruan: Kurnia Advertising.
(https://www.sribd.com/document/334555911/Buku-Ulumul-Quran-2016)