Anda di halaman 1dari 12

PPG TUGAS TERSTRUKTUR MODUL 3

2019 PENGEMBANGAN PROFESI GURU DALAM JABATAN

SIPRIANUS HONDRO, ST INSTRUCTIONS


19071742710138 Cobalah buat suatu makalah singkat berisi 5-8 halaman yang
SMA NEGERI 1 TELUKDALAM dapat memberikan penjelasan tentang pengorganisasian
Kab. Nias Selatan informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia! Bila perlu,
siprianushondro@gmail.co lengkapi dengan contoh!
m
082276159178 Cara mengerjakan tugas:
1. Makalah diketik dalam format DOC atau DOCX.
2. Isi makalah terdiri dari pendahuluan, pembahasan,
simpulan.
3. diketik dengan menggunakan font arial 11, 1,5 spasi.
4. Jumlah halaman minimal 5 maksimal 7 halaman.
5. Kumpulkan makalah disini.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa terselesaikan pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Instruktur/Pembimbing yang selalu memberikan dukungan
serta bimbingannya serta teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.

Teluk Dalam, 18 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Teori Pengolahan Informasi 3
2.2 Sistem Memori Manusia 3
2.3 Pemrosesan Informasi dalam Memori 4
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Ingatan 5
2.6 Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia 6

BAB III KESIMPULAN 8


3.1 Kesimpulan 8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses
belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang
dijadikan bahan belajar.
Sedangkan berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Proses berpikir
merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana otak
bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh
bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Berpikir juga dapat dikatakan sebagai proses
pengorganisasian informasi dalam ingatan. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam ingatan.
Kemampuan berpikir peserta didik erat kaitannya dengan kegiatan belajar. Pada saat belajar
peserta didik menggunakan kemampuan berpikir dan mengingat untuk memahami pengetahuan
dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Tanpa ingatan, sulit bagi kita untuk merefleksikan
diri karena pemahaman diri tergantung dari kesadaran dan hanya dapat terlaksana dengan
adanya ingatan.
Pengolahan informasi yang terjadi di dalam sistem koordinasi otak manusia disimpan dalam
memori berupa sebuah pengalaman belajar. Informasi terus memasuki pikiran melalui panca
indera kita, sebagian ada yang di simpan dalam ingatan kita dalam waktu yang singkat dan
kemudian dilupakan. Pentingnya pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia agar
mempermudah kegiatan belajar dan tetap konsisten dalam sistem penyelesaian masalah tiap
individu. Tanpa adanya pengolahan informasi dari pengalaman yang ada maka sulit bagi setiap
orang untuk melaksanakan kegiatan belajar sebab tidak semua informasi yang kita peroleh dapat
tersimpan dalam waktu lama di dalam ingatan.
Munculnya teori – teori baru tentang pembelajaran akan menyempurnakan teori – teori
pembelajaran yang ada sebelumnya. Berbagai teori belajar dapat dikaji dan diambil manfaatnya.
Tentunya setiap teori belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap
teori belajar juga terdapat kritikan – kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut.
Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian diolah
sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana pembelajaran yang mendukung
(Ellen, 2016:225). Teori pemrosesan informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak

1
(Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi
dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan model
pembelajaran tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui
beberapa indera.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud sistem memori manusia ?
2. Bagaimana pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia?
3. Bagaimana hubungan antara belajar terhadap pentingnya pengorganisasian informasi/
pengetahuan dalam ingatan manusia?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan memahami:
1. Sistem memori dan model ingatan manusia
2. Pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia
3. Hubungan antara belajar terhadap pentingnya pengorganisasian informasi/ pengetahuan
dalam ingatan manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teori Pengolahan Informasi


Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. Dimana
dalam ranah psikologi kognitif ini sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang
mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Menurut Anderson, 1980 “belajar itu
hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub
ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas”. Dari pernyataan Anderson tersebut dapat kita
simpulkan bahwa antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling
melengkapi. Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang
sangat penting dalam perkembangan.
Model belajar pemrosesan informasi Anita E. Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan
melalui skema yang dikutip berikut ini, model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut
model kognitif information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural
sistem informasi, yaitu: 1) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui
sensory register, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem,
informasi masuk ke working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory ;
2) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, dan di
sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas kapasitas
isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak ; 3) Long-term memory,
yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu menampung seluruh
informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses
informasi yang tersimpan di dalamnya.

2.2. Sistem Memori Manusia


Di mulai tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk
mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan, demikian menurut Naisser, 1967. Hal ini
berarti memori juga dapat dikatakan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap,
mengolah dan menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Sebagian besar model-model
yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur memori yaitu:
1. Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori)
Rangsangan yang diterima oleh indera yang kemudian akan diteruskan sebagai informasi
ke sistem memori selanjutnya. Informasi yang terdapat pada stimulus atau rangsangan dari
luar akan diterima manusia melalui panca inderanya. Informasi tersebut akan tersimpan di
dalam ingatan selama tidak lebih dari satu detik saja. Ingatan tersebut akan hilang lagi tanpa
disadari dan akan diganti dengan informasi lainnya.

3
Contohnya adalah pengalaman yang telah sering dialami para guru bahwa pesan atau
keterangan yang disampaikan seorang guru pada saat mengajar dapat hilang seluruhnya
dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut terkategori sebagai pencatatan
pengideraan. Alasannya, seperti sudah dipaparkan tadi, pencatatan pengideraan hanya
dapat bertahan di dalam pikiran manusia selama tidak lebih dari satu detik saja.
2. Penyimpanan Jangka Pendek (working memory)
Penyimpanan jangka pendek adalah setiap Ingatan inderawi yang stimulusnya mendapat
perhatian dari seseorang. Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan
terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi
tersebut. Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan relatif jauh lebih lama lagi, yaitu
sekitar 20 detik.
Perbedaan antara kedua ingatan ini sangat penting untuk diketahui guru dan diharapkan
akan dapat dimanfaatkan selama proses pembelajaran di kelasnya. Perhatian para siswa
terhadap informasi atau masukan dari para guru akan sangat menentukan diterima tidaknya
suatu informasi yang disampaikan para guru tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian
para siswa terhadap bahan yang disajikan, di samping selalu memotivasi siswanya. Namun
hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana menumbuhkan kemauan dan motivasi dari
dalam diri siswa sendiri, sehingga para siswa akan mau belajar dan memperhatikan para
gurunya selama proses pembelajaran sedang berlangsung.
3. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan
berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila
suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi.
Dapat disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses
pembelajaran. Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus
diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan
mudah adalah:
a. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang
tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh
lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama
sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17
Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
b. Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa
daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4,
49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang
sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.

2.3. Pemrosesan Informasi dalam Memori

4
Penerapan teori pengolahan informasi dalam komponen belajar ada tiga tahapan yaitu:
1. Perhatian ke stimulus
Ada dua peran perhatian dalam sistem pengolahan informasi yaitu:
a. Pengolahan informasi secara otomatik, peran perhatian terhadaap hal-hal yang sudah
sedemikian luasnya sehingga berlangsung tanpa kendali secara sadar dan tidak
memerlukan perhatian khusus. Misalnya pengenalan pola-pola yang sudah diketahui
seperti pola perkalian 1 x 10.
b. Peranan perhatian untuk mengolah informasi yang memerlukan usaha sadar yang
dilakukan secara terkosentrasi, yaitu untuk mengenal informasi yang diperlukan untuk
pola-pola yang belum diketahui (baru)
2. Mengkode stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai
memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka di perlukan pengkodean yaitu
mengubah stimulus sehingga dapat di simpan sehingga pada waktu lain dapat dimunculkan
kembali dengan mudah. Ada dua cara pengkodean yaitu: gladi pelihara atau gladi primer
dan gladi elaboratif. Pengulangan terhadap informasi yang ingin diingat ini adalah salah satu
contoh gladi pelihara. Kebalikannya gladi elaboratif adalah mengubah melalui berbagai cara
yaitu:
a. diganti dengan lambang lain (subsitusi)
b. dilengkapi dengan informasi tambahan untuk memudahkan mengingatnya.
Contoh mengenai hal tersebut adalah kegiatan mengasosiasikan pohon korma (informasi
baru) dengan pohon korma sawit (informasi lama) ini adalah contoh gladi elaboratif.
3. Penyimpanan dan retrival
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka
panjang untuk dapat di ingat kembali sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini sangat
bergantung bagai mana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu
dengan informasi sebelumnya dari memori jangka panjang. Gladi pelihara dan gladi
elaboratif ke duanya dapat membantu individu dalam mengingat informasi dalam waktu yang
akan datang. Sistem mnemonik adalah cara untuk memudahkan kembali meliputi: akronim,
catatan, kartu pengisyaratan, titian ingatan, penggunaan kata-kata frase untuk mengingat
not-not yang terletak pada garis-garis paranada dan seterusnya.

2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Ingatan


1. Mood dan emosi
Ada tiga hal dimana mood dan emosi dapat mempengaruhi ingatan, antara lain :
a. Manusia akan mengingat stimulus yang menyenangkan lebih akurat dari stimulus lain.
b. Proses recall akan lebih akurat jika mood seseorang cocok dengan mood alamiah
sesuatu hal.

5
c. Proses recall akan lebih mudah jika mood selama proses encoding cocok dengan mood
selama retrieval.
2. Atensi
Atensi merupakan sebuah konsentrasi dari aktifitas mental. Ketika indera menerima
stimulus, tidak semua akan dipertahankan. Stimulus yang dipilih akan diproses lebih detil.
Stimulus yang tidak mendapat perhatian akan dibuang dan tidak akan di proses.
3. Kesamaan Semantik
Arti dari kata-kata akan mempengaruhi jumlah kata yang akan tersimpan pada short term
memory. Selain itu ada juga proactive interference bahwa orang akan kesulitan belajar hal
yang baru karena hal yang lama akan mengganggu hal yang baru dipelajari.
4. Prinsip pengkodean spesifik
Bahwa recall akan lebih baik jika konten dalam retrieval sama dengan konten encoding.
5. Umur
Umur dapat mempengaruhi ingatan seseorang. Anak-anak tidak dapat mengingat peristiwa
sebelum umur 2 atau 3 tahun. Orang yang lebi tua akan lebih baik dalam mengingat ketika
mereka memiliki kemampuan verbal yang tinggi dan berpendidikan tinggi. Orang yang lebih
tua juga akan lebih akurat dalam mengingat dibanding orang yang lebih muda.
6. Metamemory
Metamemory akan membantu seseorang untuk menggunakan strategi yang efektif untuk
dipakai karena tidak semua strategi mengingat itu sama

2.5. Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia


Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu
dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa pengolahan informasi dapat
dikatakan sebagai bentuk respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di
sekitarnya. Pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh seseorang,
akan dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru yang lebih rinci. Gagasannya mengenai
cara mengurutkan materi pelajaran dari umum ke khusus, dari keseluruhan ke rinci yang sering
disebut sebagai subsumptive sequence menjadikan belajar lebih bermakna bagi siswa.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses
belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang
dijadikan bahan belajar. Ketika individu belajar, berlangsung proses mengingat, untuk
menyimpan informasi ke dalam longterm memory (materi memory atau ingatan) dan strategi
umum pemecahan masalah (materi kreativitas).

6
Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam memori jangka
panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap pemahaman dalam
pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan baru
dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh interpretasi terhadap stimulus. Faktor
stimulus adalah karakteristik dari elemen-elemen desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, teks,
animasi, narasi, warna, musik, serta video. Studi tentang bagaimana informasi diidentifikasi,
diproses, dimaknai, dan ditransfer dalam dan dari memori kerja untuk disimpan dalam memori
jangka panjangmengisyaratkan bahwa pendesainan pesan merupakan salah satu topik utama
dalam pendesainan multimedia instruksional. Dalam konteks ini, desain pesan multimedia
berkenaan dengan penyeleksian, pengorganisasian, pengintegrasian elemen-elemen pesan
untuk menyampaikan sesuatu informasi.
Antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi. Asumsi yang
mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi
eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses belajar
yang dijalankan oleh individu tersebut (peserta didik).
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa memori manusia itu suatu
sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi suatu sandi-
sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam hal ini individu
diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian,
pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi
yang berguna untuk memudahkan individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat
bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini menunjukan
bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi
terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek
perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Komponen belajar menurut
teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa
komponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan
penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut,
selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran adalah :
1. Membimbing untuk menerima stimulus
2. Memperlancar pengkodean
3. Memperlancar penyimpanan dan retrival

7
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang (Long
Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teori pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke stimulus,
Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.
4. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada
bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi
5. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
6. Dengan adanya pengorganisasian informasi atau pengetahuan akan memudahkan individu
untuk menjalani proses pembelajaran secara maksimal.

3.2. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan dan penjelasan yang ada di dalam makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis menyarankan untuk dilakukan suatu
pengkajian yang lebih mendalam mengenai materi ini. Dan demi perbaikan makalah penulis
selanjutnya kami mohon saran dan ktitik pembaca yang tentunya membangun. Demikianlah hasil
karya tulis ini yang terangkum dalam suatu makalah semoga bermanfaat dan akhirnya kami
ucapkan terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Karwono dan Heni Mularsih.2010.Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber


Belajar.Ciputat:Penerbit Cerdas Jaya
Muhibbin Syah.2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu
Rasyad, A. 2003. Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press

Anda mungkin juga menyukai