Puji syukur kita Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa terselesaikan pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Instruktur/Pembimbing yang selalu memberikan dukungan
serta bimbingannya serta teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya
sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari
itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Teori Pengolahan Informasi 3
2.2 Sistem Memori Manusia 3
2.3 Pemrosesan Informasi dalam Memori 4
2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Ingatan 5
2.6 Pengorganisasian Informasi/ Pengetahuan Dalam Ingatan Manusia 6
1
(Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi
dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan model
pembelajaran tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui
beberapa indera.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan memahami:
1. Sistem memori dan model ingatan manusia
2. Pengorganisasian informasi/ pengetahuan dalam ingatan manusia
3. Hubungan antara belajar terhadap pentingnya pengorganisasian informasi/ pengetahuan
dalam ingatan manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Contohnya adalah pengalaman yang telah sering dialami para guru bahwa pesan atau
keterangan yang disampaikan seorang guru pada saat mengajar dapat hilang seluruhnya
dari ingatan para siswa jika pesan atau keterangan tersebut terkategori sebagai pencatatan
pengideraan. Alasannya, seperti sudah dipaparkan tadi, pencatatan pengideraan hanya
dapat bertahan di dalam pikiran manusia selama tidak lebih dari satu detik saja.
2. Penyimpanan Jangka Pendek (working memory)
Penyimpanan jangka pendek adalah setiap Ingatan inderawi yang stimulusnya mendapat
perhatian dari seseorang. Dengan kata lain, penyimpanan jangka pendek tidak akan
terbentuk di dalam otak siswa tanpa adanya perhatian dari siswa terhadap informasi
tersebut. Penyimpanan jangka pendek ini dapat bertahan relatif jauh lebih lama lagi, yaitu
sekitar 20 detik.
Perbedaan antara kedua ingatan ini sangat penting untuk diketahui guru dan diharapkan
akan dapat dimanfaatkan selama proses pembelajaran di kelasnya. Perhatian para siswa
terhadap informasi atau masukan dari para guru akan sangat menentukan diterima tidaknya
suatu informasi yang disampaikan para guru tersebut. Karenanya, untuk menarik perhatian
para siswa terhadap bahan yang disajikan, di samping selalu memotivasi siswanya. Namun
hal yang lebih penting lagi adalah bagaimana menumbuhkan kemauan dan motivasi dari
dalam diri siswa sendiri, sehingga para siswa akan mau belajar dan memperhatikan para
gurunya selama proses pembelajaran sedang berlangsung.
3. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
Memori jangka panjang ini berasal dari memori jangka pendek yang selalu diulang-ulang dan
berkesan bagi individu sehingga informasi yang ia terima dapat bersifat permanen dan bila
suatu saat ia butuhkan maka akan teringat lagi.
Dapat disimpulkan sekarang bahwa pengulangan merupakan kata kunci dalam proses
pembelajaran. Selain pengulangan atau latihan, beberapa hal penting yang harus
diperhatikan Bapak dan Ibu Guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan
mudah adalah:
a. Sesuatu yang sudah dipahami akan lebih mudah diingat siswa daripada sesuatu yang
tidak dipahaminya. Contohnya, proses untuk mengingat bilangan 17.081.945 akan jauh
lebih mudah daripada proses mengingat bilangan 51.408.791 karena bilangan pertama
sudah dikenal para siswa, apalagi jika dikaitkan dengan hari kemerdekaan RI pada 17
Agustus 1945 yang dapat ditulis menjadi 17–08–1945.
b. Hal-hal yang sudah terorganisir dengan baik akan jauh lebih mudah diingat siswa
daripada hal-hal yang belum terorganisir. Contohnya, mengingat susunan bilangan 4,
49, 1, 16, 9, 36, dan 25 akan jauh lebih sulit daripada mengingat bilangan berikut yang
sudah terorganisir dengan baik: 1, 4, 9, 16, 25, 36, dan 49.
4
Penerapan teori pengolahan informasi dalam komponen belajar ada tiga tahapan yaitu:
1. Perhatian ke stimulus
Ada dua peran perhatian dalam sistem pengolahan informasi yaitu:
a. Pengolahan informasi secara otomatik, peran perhatian terhadaap hal-hal yang sudah
sedemikian luasnya sehingga berlangsung tanpa kendali secara sadar dan tidak
memerlukan perhatian khusus. Misalnya pengenalan pola-pola yang sudah diketahui
seperti pola perkalian 1 x 10.
b. Peranan perhatian untuk mengolah informasi yang memerlukan usaha sadar yang
dilakukan secara terkosentrasi, yaitu untuk mengenal informasi yang diperlukan untuk
pola-pola yang belum diketahui (baru)
2. Mengkode stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai
memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka di perlukan pengkodean yaitu
mengubah stimulus sehingga dapat di simpan sehingga pada waktu lain dapat dimunculkan
kembali dengan mudah. Ada dua cara pengkodean yaitu: gladi pelihara atau gladi primer
dan gladi elaboratif. Pengulangan terhadap informasi yang ingin diingat ini adalah salah satu
contoh gladi pelihara. Kebalikannya gladi elaboratif adalah mengubah melalui berbagai cara
yaitu:
a. diganti dengan lambang lain (subsitusi)
b. dilengkapi dengan informasi tambahan untuk memudahkan mengingatnya.
Contoh mengenai hal tersebut adalah kegiatan mengasosiasikan pohon korma (informasi
baru) dengan pohon korma sawit (informasi lama) ini adalah contoh gladi elaboratif.
3. Penyimpanan dan retrival
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka
panjang untuk dapat di ingat kembali sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini sangat
bergantung bagai mana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu
dengan informasi sebelumnya dari memori jangka panjang. Gladi pelihara dan gladi
elaboratif ke duanya dapat membantu individu dalam mengingat informasi dalam waktu yang
akan datang. Sistem mnemonik adalah cara untuk memudahkan kembali meliputi: akronim,
catatan, kartu pengisyaratan, titian ingatan, penggunaan kata-kata frase untuk mengingat
not-not yang terletak pada garis-garis paranada dan seterusnya.
5
c. Proses recall akan lebih mudah jika mood selama proses encoding cocok dengan mood
selama retrieval.
2. Atensi
Atensi merupakan sebuah konsentrasi dari aktifitas mental. Ketika indera menerima
stimulus, tidak semua akan dipertahankan. Stimulus yang dipilih akan diproses lebih detil.
Stimulus yang tidak mendapat perhatian akan dibuang dan tidak akan di proses.
3. Kesamaan Semantik
Arti dari kata-kata akan mempengaruhi jumlah kata yang akan tersimpan pada short term
memory. Selain itu ada juga proactive interference bahwa orang akan kesulitan belajar hal
yang baru karena hal yang lama akan mengganggu hal yang baru dipelajari.
4. Prinsip pengkodean spesifik
Bahwa recall akan lebih baik jika konten dalam retrieval sama dengan konten encoding.
5. Umur
Umur dapat mempengaruhi ingatan seseorang. Anak-anak tidak dapat mengingat peristiwa
sebelum umur 2 atau 3 tahun. Orang yang lebi tua akan lebih baik dalam mengingat ketika
mereka memiliki kemampuan verbal yang tinggi dan berpendidikan tinggi. Orang yang lebih
tua juga akan lebih akurat dalam mengingat dibanding orang yang lebih muda.
6. Metamemory
Metamemory akan membantu seseorang untuk menggunakan strategi yang efektif untuk
dipakai karena tidak semua strategi mengingat itu sama
6
Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam memori jangka
panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap pemahaman dalam
pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan baru
dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh interpretasi terhadap stimulus. Faktor
stimulus adalah karakteristik dari elemen-elemen desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, teks,
animasi, narasi, warna, musik, serta video. Studi tentang bagaimana informasi diidentifikasi,
diproses, dimaknai, dan ditransfer dalam dan dari memori kerja untuk disimpan dalam memori
jangka panjangmengisyaratkan bahwa pendesainan pesan merupakan salah satu topik utama
dalam pendesainan multimedia instruksional. Dalam konteks ini, desain pesan multimedia
berkenaan dengan penyeleksian, pengorganisasian, pengintegrasian elemen-elemen pesan
untuk menyampaikan sesuatu informasi.
Antara belajar dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi. Asumsi yang
mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi
eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses belajar
yang dijalankan oleh individu tersebut (peserta didik).
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa memori manusia itu suatu
sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi suatu sandi-
sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam hal ini individu
diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian,
pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandi
yang berguna untuk memudahkan individu dalam proses belajar yang akan dijalani dirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat
bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini menunjukan
bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi
terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek
perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Komponen belajar menurut
teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwa
komponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan
penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut,
selanjutnya hal yang esensial dari pembelajaran adalah :
1. Membimbing untuk menerima stimulus
2. Memperlancar pengkodean
3. Memperlancar penyimpanan dan retrival
7
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima
individu dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang (Long
Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teori pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke stimulus,
Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.
4. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada
bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi
5. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
6. Dengan adanya pengorganisasian informasi atau pengetahuan akan memudahkan individu
untuk menjalani proses pembelajaran secara maksimal.
3.2. Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan dan penjelasan yang ada di dalam makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis menyarankan untuk dilakukan suatu
pengkajian yang lebih mendalam mengenai materi ini. Dan demi perbaikan makalah penulis
selanjutnya kami mohon saran dan ktitik pembaca yang tentunya membangun. Demikianlah hasil
karya tulis ini yang terangkum dalam suatu makalah semoga bermanfaat dan akhirnya kami
ucapkan terima kasih.
8
DAFTAR PUSTAKA