Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kasus pencurian kendaraan bermotor bukanlah kasus yang baru bagi Kepolisian
Republik Indonesia (POLRI). Setiap harinya ada saja pelaporan pencurian kendaraan
di seluruh kota di wilayah Republik Indonesia. Data kasus pencurian kendaraan
bermotor di ibu kota negara, Jakarta tahun 2013 saja, terhitung dari Januari hingga
Mei tercatat ada 2.023 unit dan pada tahun 2012 tercatat 4.602 unit, tahun 2011
tercatat 4.725 unit sedangkan pada tahun 2010 tercatat 9.112 unit sepeda motor
(detik.com, 2013). Data ini hanya data kendaraan roda dua belum termasuk data dari
kendaraan roda empat. Ini merupakan angka yang sangat fantastis masih di atas 1000
unit, walaupun pada tiap tahunnya terjadi penurunan. Sedangkan untuk wilayah
Polresta (Kepolisian Resor Kota) Medan selama tahun 2013, kasus pencurian
kendaraan bermotor tertinggi dari kasus kriminal lainnya. Tercatat 2469 kasus
pencurian kendaraan bermotor. Di perkirakan perhari ada sekitar 6 atau 7 unit
kendaraan bermotor yang dicuri di kota Medan. Dari kasus tersebut hanya sekitar 361
kasus atau 14,6 % yang dapat terungkap (starberita.com, 2013). Ada sekitar 80%
kasus pencurian kendaraan tidak dapat di ungkap dan pencurian mobil yang paling
sedikit di ungkap kasusnya, dikutip dari tempo.co (2013). Diduga, jumlah sebenarnya
jauh lebih banyak, karena data di atas hanya data yang dilaporkan ke Polisi. Beberapa
kasus pencurian kendaraan dapat terungkap apabila adanya operasi yang dilakukan,
itu pun hanya sebagian kecil saja dan sebagian besarnya tidak terungkap dikarenakan
polisi kurang memiliki cukup bukti dan kurang memaksimalkan teknologi informasi
di instansinya.

Universitas Sumatera Utara


2

Dikarenakan sebagian besar kendaraan bermotor melintas di jalan raya,


Seharusnya Polisi melalui Polisi lalu lintas berhak menindak lanjuti kasus pencurian
tersebut. Menurut amanah Undang-Undang Republik Indonesia No.22 Tahun 2009
tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Kepolisian Negara Republik Indonesia
berwenang mengurusi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi,
penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas serta pendidikan
berlalu lintas. Korps yang bertugas di tubuh Kepolisian Republik Indonesia yaitu
Korps Polisi Lalu Lintas.

Beberapa hal inilah yang mendorong pemikiran mengenai membangun sistem


yang dapat melakukan pengecekan kendaraan secara mobile, cepat, efektif dan efisien.
Android, sandi vigenere dan qr code digunakan dalam penelitian ini karena android
merupakan OS (Operating System) mobile yang sangat populer dan banyak
digunakan, sedangkan sandi vigenere merupakan sebuah sandi klasik yang memiliki
konsep yang relatif sederhana dan banyak digunakan sampai sekarang (Bruen &
Forcinito, 2011), sandi yang simpel dan sulit dalam pemecahan sandinya apabila
dimodifikasi sedemikian rupa dan qr code merupakan media yang digunakan dalam
penyampaian informasi secara cepat dan mendapat respons yang cepat tanpa
melakukan input secara manual dengan cara mengetik. Informasi yang dikodekan
dalam QR Code dapat berupa URL, nomor telepon, pesan SMS, V-Card, atau teks
apapun (Ashford, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

Banyaknya kasus pencurian kendaraan bermotor yang terjadi berbanding terbalik


dengan jumlah kasus pencurian kendaraan yang berhasil diungkap. Masyarakat seakan
pesimis kepada kinerja kepolisian dalam mengungkap kasus ini. Oleh karena itu perlu
adanya sistem yang saling terintegrasi untuk mengakomodasi kebutuhan Kepolisian
dalam mengungkap kasus pencurian kendaraan bermotor.

Universitas Sumatera Utara


3

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan sandi vigenere dan qr code dalam melakukan
otentikasi data pemilik kendaraan bermotor pada data pelaporan kehilangan kendaraan
sehingga dapat mengatasi masalah pencurian kendaraan bermotor di wilayah Republik
Indonesia.

1.4 Batasan atau Ruang Lingkup Penelitian

Batasan atau ruang lingkup penelitian ini adalah

a. Database kendaraan menggunakan data dari STNK.


b. Jenis kendaraan yang digunakan berupa sepeda motor dan mobil penumpang.
c. Menggunakan 95 karakter ASCII.
d. Data yang di QR Code berupa Nomor Polisi, Nama, Alamat, Nomor Rangka
dan Nomor Mesin yang telah tersandikan oleh Sandi Vigenere.
e. QR Code yang digunakan yaitu QR Code level M.
f. Android yang digunakan versi 2.3.6 keatas.

1.5 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Proses otentikasi kendaraan dapat lebih cepat dan kerahasiaan data pemilik
kendaraan tetap terjaga.
2. Membantu dan mempermudah pekerjaan Kepolisian dalam menanggapi laporan
masyarakat tentang kendaraan yang hilang.
3. Memberi sumbangsih kepada dunia pendidikan mengenai pemanfaatan kriftografi
dan QR Code.

Universitas Sumatera Utara


4

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian ada beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu :

1. Studi literatur

Penelitian ini dimulai dengan melakukan studi literatur, yaitu proses


pengumpulan data sebagai bahan referensi baik dari Polisi Lalu Lintas, Undang-
undang, buku, artikel, jurnal, makalah atau situs internet yang berkaitan dengan
Kepolisian, android, QR Code dan sandi Vigenere.

2. Analisis dan Perancangan Sistem

Proses rancangan ini meliputi pembuatan rancangan sistem laporan kehilangan


kendaraan bermotor dengan penerapan qr code serta sandi vigenere dan aplikasi
mobile berbasis android

3. Implementasi Sistem

Pada tahap ini sistem yang telah dirancang kemudian diimplementasikan ke


dalam bentuk coding program dengan menggunakan pemrograman web dan
Android.

4. Pengujian Sistem

Pada tahap pengujian sistem ini untuk menguji apakah aplikasi yang dibuat telah
berhasil berjalan sesuai dengan keinginan dan melakukan perbaikan kesalahan
jika masih terdapat error pada aplikasi.

5. Dokumentasi Sistem

Pada tahap pengujian sistem ini bertujuan untuk menampilkan hasil dari
penelitian.

Universitas Sumatera Utara


5

1.7 Sistematika Penulisan

Ada lima bagian utama yang digunakan dalam sistematika penulisan skripsi ini, di
antaranya :

BAB 1 PENDAHULUAN

Di dalam bab ini terdapat pemaparan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan atau ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Di dalam bab ini terdapat pemaparan mengenai beberapa teori yang digunakan dalam
penelitian ini, penelitian-penelitian terdahulu dan beberapa teori yang masih berkaitan
dengan penelitian ini. Seperti, pengertian qr code dan sandi vigenere.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Di dalam bab ini terdapat pemaparan mengenai analisis penelitian dan dasar-dasar
perancangan yang digunakan untuk membangun suatu sistem. Seperti flowchart, cara
kerja sandi vigenere dan lain-lain.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Di dalam bab ini terdapat pemaparan mengenai implementasi teori-teori dan algoritma
pada bahasa pemrograman yang telah dibahas di bab sebelumnya dan melakukan
pengujian sistem yang dibangun.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Di dalam bab ini terdapat pemaparan mengenai kesimpulan yang telah di uraikan pada
bab-bab sebelumnya dan saran yang diberikan penulis untuk pengembangan penelitian
ke depannya.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai