Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“PERUBAHAN & MASALAH KESEHATAN PADA LANSIA”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu :

Abdul Ghofar S.Kep.Ns.,M.Pd.I

Oleh Kelompok 2 :

1. Anisa Dyah Pramesti (7116004)


2. Wiji Suwanti (7116008)
3. Reza Nur Fitriani (7116017)
4. M. Agung Setiawan (7116018)
5. Moh. Zaenal Abidin (7116025)

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM

JOMBANG

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tak terlupakan pula sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan
cahaya dalam agama dan menunjukkan jalan yang diridhoi Allah SWT

Ucapan terima kasih ini tak lupa kami ucapkan kepada pihak-pihak yang
telah mendukung maupun menyetujui dalam pembuatan makalah kami ini, yaitu :

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan : Ibu Pujiani S.Kep.Ns.,M.Kep


2. Kepala Prodi S1 Keperawatan : Ibu Siti Muniroh S.Kep.Ns.,M.Kes
3. Dosen pembimbing : Bapak Abdul Ghofar
S.Kep.Ns.,M.Pd.I

Atas bimbingan dari bapak dosen untuk menyelesaikan makalah yang


berjudul “Perubahan dan Masalah Kesehatan pada Lansia”, sehingga bermanfaat
bagi pembacanya.

Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada orang tua kami atas
semua do’a yang telah diberikan kepada kami sehingga makalah ini dapat
terselesaikan, oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dalam pembuatan
makalah ini sehingga bisa bermanfaat bagi siapapun.

Jombang, 06 Agustus 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB 1 ..................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5

BAB 2 ..................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN .................................................................................................... 6

2.1 Pengertian dari lansia .................................................................................... 6

2.2 Ciri - ciri lansia .............................................................................................. 7

2.3 Perubahan kondisi fisik pada lansia .............................................................. 7

2.4 Masalah Kesehatan pada lansia ................................................................... 11

2.5 Upaya untuk mengatasi masalah pada lansia .............................................. 18

BAB 3 ................................................................................................................... 21

PENUTUP ............................................................................................................ 21

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 21

3.2 Saran ............................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan
dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, dimana pada manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik,
mental dan social sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah
kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada
beberapa pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki masa lansia,
yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang
70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65
tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses
menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat
dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima
dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua,
manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya
masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996
: 439).
Usia lanjut sering punya masalah dalam hal makanan, antara lain nafsu
makan menurun. Padahal meskipun aktivitasnya menurun sejalan dengan
bertambahnya usia, ia tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Iapun masih tetap
membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi fisiologis tubuhnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa saja ciri-ciri dari lansia ?
3. Bagaimana perubahan kondisi fisik pada lansia ?
4. Apa saja masalah kesehatan pada lansia ?
5. Bagaimana upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di hadapai
lansia ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk mengetahui ciri-ciri lansia
3. Untuk mengetahui perubahan kondisi fisik pada lansia
4. Untuk mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang di
hadapai lansia
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari lansia


Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut
Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu
masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan
menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang
berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas,
tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk
keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983)
berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur
yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai
penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1
menyebutkan bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena
usianya mengalami perubahan biologis, fisik, dan sosial.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang
telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah
kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
a) Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun.
b) Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun
c) Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun
d) Usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia
merupakan periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan
dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ
tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari usia 55 tahun
sampai meninggal.
2.2 Ciri - ciri lansia
Menurut Hurlock 1980 terdapat beberapa ciri – ciri orang lanjut usia, yaitu :
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagai dating dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang
rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran
itu akan lama terjadi.
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari
sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan
diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia.
Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan
pendapatnya dari pada mendengarkan pandapat orang lain.
3. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia
cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk, karena perlakuan yang
buruk itu mebuat penyesuaina diri lansia menjadi buruk.

2.3 Perubahan kondisi fisik pada lansia


Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya
kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya
tenaga berkurang, energi menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok,
tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang
yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat
ganda.
Ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik,
psikologis maupun social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu
keadaan ketergantungan kepada orang lain.
Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah :
1. Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi.
Dengan demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan
perisai terhadap masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput
disebabkan oleh hilanganya lapisan lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi
karena terbentuk jaringan ikat baru dibawahnya.
2. Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini
berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.
3. Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan
bertambahnya umur, selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita
yang menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada wanita dan
andropause pada pria.
4. Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah
jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut,
fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.
5. Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin
pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang
di jantung dan otot mengalami kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar
akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan
lain-lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan
trombosit.
6. Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang
menurun, akibatnya tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah
patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat peningkatan hilang tulang
secara linear
Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia, antara
lain :
1. Sel
- Lebih sedikit jumlahnya
- Lebih besar ukurannya
- Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler.
- Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
- Jumlah sel otak menurun.
- Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
- Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
2. Sistem persarafan :
- Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya
dalam setiap harinya).
- Cepatnya menurun hubungan persarafan.
- Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stress.
- Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap
dingin.
- Kurang sensitive terhadap sentuhan.
3. Sistem pendengaran
Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya
kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit di
menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia diatas 60 tahun.
- Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
- Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan
keratin.
- Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stress.
4. Sistem penglihatan
- Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
- Kornea lebih berbentuk sferis
- Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
- Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lamabat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.
- Hilangnya daya akomodasi.
- Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya
- Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5. Sistem kardiovaskuler
- Elastisitas didnding aorta menurun.
- Katup jantung menebal dan menjadi kaku
- Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
- Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk
(duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi
65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
- Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis
normal 90 mmHg.
- Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai
suatu termosta, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran
terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui
antara lain : Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik
350 ini akibat metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks
menggil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga
terjadi rendahnya aktivitas otot.
2.4 Masalah Kesehatan pada lansia
Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada
dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari
kelainan-kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
1. Mudah jatuh
Jika anda mengatami orang lanjut usia, anda akan menemukan
beberapa hal yang menarik yang pasti berbeda dari kebanyakan orang
dewasa lainya.
Memang tidak dapat dibantah,bila seseorang bertambah tua,
kemampuan fisik dan mental hidupnya pun akan perlahan-lahan tetapi
pasti menurun. Akibatnya aktivitas hidupnya akan ikut terpengaruh, yang
pada akhirnya akan dapat mengurangi kesigapan seseorang.
Secara umum menjadi tua atau menua (Ageing process), ditandai
oleh kemunduran-kemunduran biologis yg terlihat sebagai gejala-gejala
kemunduran fisik, antara lain:
a) Kulit mulai mendendur dan wajah mulai timbul keriput serta garis-
garis menetap
b) Rambut kepala mulai memutih atau beruban
c) Gigi mulai lepas (ompong)
d) Penglihatan dan pendengaran berkurang
e) Mudah lelah dan mudah jatuh
f) Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah
g) Disamping itu kemunduran kognitif sebagai berikut:
h) Suka lupa, ingatan tidak berfungsi baik
i) Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal yg
baru saja terjadi
j) Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat, dan personal
k) Sulit menerima ide-ide baru
Jatuh sering dialami oleh para lanjut usia dan penyebabnya bisa
multifaktor. Banyak faktor berperan di dalamnya, baik faktor intrinsik dari
dalam lanjut usia, misalnya gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas
bawah, kekakuan sendi, lantai yg licin dan tidak rata, tersandung oleh
benda-benda, penglihatan kurang karena cahaya yang kurang terang.
Untuk lebih dapat memahami faktor resiko jatuh, harus dimengerti
betul bahwa stabilitas badan itu ditentukan atau dibentuk oleh :
i. Sistem Sensorik
Pada sistem ini yg berperan di dalamnya adalah penglihatan (Visus)
dan pendengaran. Sema gangguan atau perubahan pada mata
akanmenimbulkan gangguan penglihatan. Begitu pula semua penyakit
telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran.
ii. Sistem syaraf Pusat (SSP)
Penyakit SSP seperti stroke dan parkinson hidrosefalus tekanan
normal, sering diderita oleh lanjut uisa dan menyebabkan gangguan
fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap inpout sensorik
(menurut Tinneti, 1992)
iii. Kognitif
Pada beberapa penelitian, dimentia diasosiasikan dengan
meningkatnya resiko jatuh
iv. Muskuloskeletal
Faktor ini betul-betul berperan besar terjadinya jatuh terhadap lanjut
usia, gangguan muskuloskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan
dan ini berhubungan dengan proses menua yg fisiologis, misalnya :
a) Kekakuan jaringan penghubung
b) Berkurangnya masa otot
c) Perlambatan konduksi saraf
d) Penurunan virus/lapang pandang
Hal tersebut menyebabkan :
a) Penurunan range of motion (ROM) sendi
b) Penurunan kekuatan diol, terutama ekstremitas
c) Perpanjangan waktu reaksi
d) Goyangan badan
Jatuhnya orang yg sudah lanjut jusia disebabkan oleh :
1. Faktor instrinsik, antara lain :
 Gangguan jantung dan sirkulasi darah
 Gangguan sistem anggota gerak
 Gangguan sistem susunan saraf
 Gangguan penglihatan
 Gangguan psikologis
 Infeksi telinga
 Gangguan adaptasi gelap
 Pengaruh obat-obatan yg dipakai
 Vertigo
 Infeksi telinga
 Pusing
 Penyakit-penyakit sistemik
2. Faktor ekstrinsik, antara lain :
 Lantai yg licin
 Tersandung benda-benda
 Alas kaki kurang pas
 Tali sepatu
 Kursi roda yg tak terkunci
 Turun tangga
Selain itu faktor-faktor yg sukar diketahui, misalnya pengaruh
makanan. Biasanya penyebab jatuh pada lanjut usia itu merupakan
gabungan dari beberapa faktor. Jatuh pada lanjut usia biasanya
menimbulkan komplikasi-komplikasi.
Komplokasi yg sering terjadi, antara lain :
a) Rusaknya jaringan lunak yg terasa sangat sakit berupa robek atau
tertariknya jaringan otot, robeknya arteri/vena.
b) Patah tulang
c) Hematoma
d) Disabilitas/kecacatan
e) Meninggal
Oleh karena itu, lanjut usia harus di cegah agar tidak jatuh dengan
cara mengidentifikasi faktor resiko, menilai dan mengawasi
keseimbangan dan gaya berjalan mengatur serta mengatasi faktor
situasional. Pada prinsipnya mencegah terjadinya jatuh pada lanjut
usia sangat penting dan lebih utama daripada mengobati akibatnya.
2. Mudah lelah
Disebabkan oleh :
a. Faktor psikologis (perasaan bosan, keletihan atau perasaan depresi)
b. Gangguan organis, misalnya Anemia, kekurangan vitamin, perubahan-
perubahan pada tulang (osteomalasia), gangguan pencernaan, kelainan
metabolisme (diabetes melitus, hiperteroid) gangguan ginjal dengan
uremia, gangguan faal hati dan gangguan sistem peredaran darah dan
jantung.
c. Pengaruh obat-obat misalnya :
Obat penenang, obat jantung dan obat yg melelahkan daya kerja otot.
3. Kekacauan mental akut
Disebabkan oleh :
a. Keracunan
b. Penyakit infeksi dengan demam tinggi
c. Alkohol
d. Penyakit metabolisme
e. Dehidrasi atau kekurangan cairan
f. Gangguan fungsi otak
g. Gangguan fungsi hati
h. Radang selaput otak (meningitis)
4. Nyeri dada
Disebabkan oleh :
a. Penyakit jantung koroner yg dapat menyebabkan iskemia jantung
(berkurangnya aliran darah ke jantung)
b. Aneurisme aorta
c. Radang selaput jantung (perikardistis)
d. Ganguan sistem pada alat pernafasan, misalnya
pleuropneumonia/emboli paru-paru dan gangguan pada saluran alat
pencernaan bagian atas.
5. Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik
Disebabkan oleh :
a. Kelemahan jantung
b. Gangguan sistem saluran nafas
c. Karena berat badan berlebihan (overwight)
d. Anemia
6. Berdebar-debar (palpitasi)
Disebabkan oleh :
a. Gangguan irama jantung
b. Keadaan umum badan yg lemah karena penyakit kronis
c. Faktor-faktor psikologis
Bila ketiga gejala disebut akhir ini, nyeri dada, sesak dada, sesak nafas
dan berdebar-debar terjadi bersamaan dalam waktu yg sama
kemungkinan besar adalah disebabkan gangguan jantung.
7. Pembengkakan kaki bagian bawah
Disebabkan oleh :
a. Kaki yg lama digantung (edema gravitasi)
b. Gagal jantung
c. Bendungan pada vena bagian bawah
d. Kekurangan vitamin B
e. Gangguan penyakit hati
f. Penyakit ginjal
g. Kelumpuhan pada kaki (kaki yg tidak aktif)
8. Nyeri pinggang atau punggung
Disebabkan oleh :
a. Gangguan sendi-sendi atau susunan sendi pada susunan tulang
belakang (ostomalasia, osteoporosis, osteoarthrosis)
b. Gangguan pankreas
c. Kelainan ginjal (batu ginjal)
d. Gangguan pada rahim
e. Gangguan pada kelenjar prostat
f. Gangguan pada otot-otot badan
9. Nyeri pada sendi pinggul
Disebabkan oleh :
a. Gangguan sendi pinggul, misalnya radang sendi (artritis) dan sendi
tulang yang keropos (osteoporosis)
b. Kelainan tulang-tulang sendi, misalnya : patah tulang (fraktur dan
dislokasi)
c. Akibat kelainan pada saraf dari punggung bagian bawah yang terjepit
10. Berat badan menurun
Disebabkan oleh :
a. Pada umumnya nafsu makan menurun karena kurang adanya gairah
hidup atau kelesuan
b. Adanya penyakit kronis
c. Gangguan pada saluranpencernaan sehingga penyerapan makanan
terganggu
d. Faktor-faktor sosioekonomis (pensiun)
11. Sukar menajan buang air seni (sering ngompol)
Disebabkan oleh :
a. Obat-obat yang mengakibatkan sering berkemih atau obat-obatan
penenang terlalu banyak
b. Radang kandung kemih
c. Radang saluran kemih
d. Kelainan kontrol pada kandung kemih
e. Kelainan persarafan pada kandung kemih
12. Sukar menahan buang air besar
Disebabkan oleh :
a. Obat-obat pencahar perut
b. Keadaan diare
c. Kelainan pada usus besar
d. Kelainan pada ujung saluran pencernaan (para rektum usus).
13. Gangguan pada ketajaman penglihatan
Disebabkan oleh :
a. Presbiop
b. Kelainan lensa mata (refleksi lensa mata kuran)
c. Kelainan pada lensa (katarak)
d. Tekanan dalam mata yang meninggi (glukoma)
e. Radang saraf mata
14. Gangguan pada pendengaran (preqbiakusis)
Disebakan oleh :
a. Kelainan degeneratif (ototsklerusis)
b. Ketulian pada lanjut usia seringkali dapat menyebabkan kekacauan
mental
15. Gangguan tidur (Sulit tidur)
Irwin Feinreg mengungkapkan bahwa sejak meninggalkan masa
remaja, kebutuhan tidur seseorang menadi relatif tetap.luce dan segal
mengungkapkan bahwa faktor usia merupakan faktor terpenting yang
berpengaruh terhadap kualitas tidur. Telah dikatakan bahwa keluhan
terhadap kualitas tidur seiring dengan bertambahnya usia.
Pada kelompok lanjut ( empat puluh tahun) hanya dijumpai 7%
kasus yang mngeluh mengenai masalah tidur (hanya saat tidur tidak lebih
dari 5 jam sehari). Hanya yang sama dijumpai pada 22% pada kelompok
usia tujuh puluh lima tahun. Demikian pula, kelompok lanjut usia lebih
banyak mengeluh terbangun lebih awal dari pukul 05.00 pagi. Selain itu,
terdapat 30% kelompok usia tujuh puluh tahun yang banyak terbangun di
waktu malam hari. Angka ini ternyata tujuh kali lebih besar dibandingkan
dengan kelompok usia dan dua puluh tahun.
Gangguan tidur tidak saja menunjukkan indikasi akan adanya
kelainan jiwa yang dini tetapi merupakan keluhan dari hampir 30%
penderita yang berobat ke dokter.
Disebabkan oleh :
a. Faktor ekstrinsik (luar), misalnya : lingkungan yang kurang tenang
b. Faktor intrinsik, ini bisa organik dan prikgenik
1. Organik, misalnya nyeri, gatal-gatal dan penyakit tertentu yang
membuat gelisah
2. Prikogenik misalnya depresi kecemasan dan iritabilitas
16. Keluhan pusing-pusing
Disebabkan oleh :
a. Gangguan lokal, misalnya vaskuler, migren (sakit kepala sebelah),
mata glukoma,(tekanan dalam bola mata yang meninggi) kepala
sinusitis,furunkel, dan sakit gigi)
b. Penyakit sistematis yang menimbulkan higlokemia (kadar gula dalam
darah yag tinggi)
c. Psikologik perasaan cemas,depresi, kuirang tidur dan kekacauan
pikiran
17. Keluhan perasaan dingin-dingin dan kesemutan pada anggota badan
Disebabkan oleh :
a. Gangguan sirkulasi darah lokasi
b. Gangguan persarafan umum (gangguan pada kontrol)
c. Gangguan pada persarafan lokal pada bagian anggota badan
18. Mudah gatal-gatal
Disebabkan oleh :
a. Kelainan kulit,kering,degeneratif (ekema kulit)
b. Penyakit sistemik diabetes militus, gagal ginjal,penyakit hati (hepatitis
kronis), dan keadaan alergi
Pada orang-orang sakit dengan lanjut usia seringkali harus
dipertimbangkan kemungkinan adanya penyakit keganasan tumor pada
organ tertentu, yang mudah menyear pada organ tubuh lainya.

2.5 Upaya untuk mengatasi masalah pada lansia


1. Macam-macam olahraga/latihan yang baik bagi usia lanjut dalam
memelihara kebugaran kesegaran fisik antara lain:
a) Pekerjaan rumah dan berkebun dapat memberikan suatu latihan yang
dibutuhkan untuk menjaga kesegaran jasmani.
b) Berjalan-jalan. Baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
c) Jalan cepat. Berguna untuk mempertahankan kesehatan dan kesegaran
jasmani dan merupakan cara yang aman, murah, menyenangkan,
mudah dan berguna apabila dilakukan dengan benar.
2. Pemenuhan Kebutuhan Istrahat
Biasanya pada usia lanjut terjadi gangguan pola tidur sehingga
dapat menyebabkan perubahan fisik. Maka untuk dapat memberikan
kebutuhan istrahat yang cukup untuk menjaga kesehatan lansia maka dapat
dilakukan :
a) Memberikan tempat tidur yang nyaman
b) Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi, bebas darai bau-bauan.
c) Memberikan minum hangat sebelum tidur misalnya susu hangat.
3. Pola Makan
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh
satu orang dan merupakan ciri khas masyarakat tertentu. Pola makan yang
tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang
masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau
sebaliknya pola konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat
gizi tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih. Asupan zat
gizi yang tepat berperan dalam menciptakan kesehatan lansia secara
optimal, kecukupan gizi akan terpenuhi jika para lansia memerhatikan
pola makan yang beragam dan bergizi seimbang. Pengurangan waktu
makan dapat menyebabkan zat gizi menjadi tidak seimbang. Dengan
demikian, adanya lansia yang tidak teratur makannya dapat menyebabkan
tidak seimbang konsumsi zat gizi yang akan berpengaruh pada status
gizinya.
Pengaturan makan untuk usia lanjut sebagai berikut :
a) Jadwal waktu makan dibuat lebih sering dengan porsi kecil.
b) Banyak minum dan kurangi garam.
c) Membatasi asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat badan
tetap dalam batas normal.
d) Memilih jenis makan yang mengandung serat agar buang air besar
menjadi mudah dan teratur.
e) Bagi mereka yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Makanlah makanan yang mudah dicerna;
- Hindari makanan yang terlalu manis dan gurih;
- Bila ada kesukaan mengunyah, makanan harus lunak/dicicang.
- Makanan selingan diberikan pada jam 10.00 pagi dan jam 16.00
sore.
f) Membatasi Minum Kopi dan Teh
Sebaiknya pada usia lanjut minum kopi atau teh yang diencerkan. Teh
dan kopi encer baik pula untuk merangsang gerakan usus dan
menambah nafsu makan.
g) Pengkajian Status Gizi Lansia
Keadaan gizi seseorang memengaruhi penampilan, pertumbuhan dan
perkembangan, kondisi kesehatan, serta ketahanan tubuh terhadap
penyakit. Mengkaji status gizi usia lanjut sebaiknya menggunakan
lebih dari satu parameter, sehingga hasil kajian lebih mendekati atau
lebih akurat.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pada usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau
lanjut usia.
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri-ciri khas,
diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia
memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan
peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia.
3. Pada lansia biasanya mengalami kemundaran fisik, mental dan sosia
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukakan tugasnya sehari
hari lagi.
4. Masalah-masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi
pada lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita
semua juga akan mengalami masa-masa ini.
5. Batasan usia lanjut berbeda-beda dari waktu-kewaktu.
6. Pada lansia terjadi perubahan fisik fisiologis, yang dapat menyebabkan
kemunduran fungsi tubuh akibat proses menua.
7. Pada lansia terjadi kemunduran fisik, seperti rambut memutih, rontok,
kulit menjadi keriput dan tipis, dan lain-lain.
8. Beberapa faktor yang harus di perhatikan pada lansia antara lain:
lingkungan social, gizi (suplemen), pola hidup, pola makan, membatasi
minum kopi dan teh.

3.2 Saran
Setelah membuat makalah ini, agar pembaca menjadi tahu tentang
perkembangan yang terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana
seseorang mengalami kemunduran, dimana fungsi tubuh kita sudah tidak
optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita persiapkan dengan
sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan yang
bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
DAFTAR PUSTAKA

Siti Bandiyah. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogjakarta. Nuha
Medika

Ardiana, Anisah. 2007. Konsep Pertumbuhan dan perkembangan


Manusia. Jember: Bagian Dasar Keperawatan dan Keperawatan Dasar
(DKKD) Program Studi Ilmu Keperawatan.

Darmojo.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) edisi ke-2.


Jakarta: Fakultas Kedokteran Unifersitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai