Bab Ii Pembahasan Geografi
Bab Ii Pembahasan Geografi
PEMBAHASAN
Geografi sudah dipelajari oleh manusia secara turun temurun dari jaman nenek
moyang. Sebelum geografi berkembang pesat seperti sekarang manusia pada jaman dahulu
sudah mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan lingkungan alam. Sebagai contoh ilmu-
ilmu yang telah dipelajari pada jaman dahulu adalah ilmu tentang perbintangan, ilmu
tentang pergerakan angin dan ilmu tentang manusia.
Di jaman Yunani Kuno telah ada usaha untuk menguraikan hal tentang manusia
termasuk sifat dari penduduknya. Tokoh dari geografi yaitu Heredotus (Bapak Geografi).
Hasil dari pemikiran Heredotus yaitu tentang seluk beluk keadaan suatu wilayah (topografi).
Contohnya daerah delta (daerah yang berbentuk segitiga seperti huruf delta) di Lembah
Sungai Nil dengan tanah subur.
Thales (+/-580 SM) sudah memastikan bahwa bentuk bumi berbentuk bulat seperti
bola, sedangkan Erastothenes (176-194 SM) mengkalkulasi ukuran-ukuran dengan teliti.
Dengan begitu disusun pula jaringan garis lintang dan garis bujur dari bola bumi untuk
menyatakan lokasi lautan, negeri, gunung, sungai, dan kota. Berawal dari penemuan-
penemuan tersebut maka lahirlah sebuah peta meskipun masih dalam bentuk yang
sederhana.
Pengetahuan geografi tidak berhenti sampai disitu saja, bangsa Yunani juga
mempelajari panjangnya hari dan miringnya letak matahari pada tengah hari di sepanjang
tahun. Berbekal dari pengetahuan tersebut disusunlah sistem pemusiman dan diuraikannya
seluk beluk iklim kemudian bumi dibagi atas daerah iklim panas, iklim sedang dan iklim
dingin.
Pengetahuan dari bangsa Yunani ini kemudian diwariskan kepada bangsa Romawi dan
mereka mengembangkan lebih lanjut, sehingga lahirlah geografi kuno dengan tokoh Strabo
(64-20 SM) dengan menulis buku yang berjudul Geographia yang isinya tentang dunia yang
didiami oleh manusia. Tokoh lain yaitu Ptolomeus (150 SM) yang tertarik kepada aspek-
aspek matematika dari geografi dan mengkonstruk berbagai peta serta lokasi suatu tempat.
Dalam melukiskan peta dipakai sistem koordinat dengan garis bujur dan garis lintang. Tokoh
lain yaitu Posidonius (+/-100 SM) dengan mengembangkan ilmu dari Erastothenes dengan
mengukur keliling bumi dengan selisih hasil 7.000 mil dari ukuran yang kita kenal sekarang.
Ptolomeus juga menyusun daftar nama tempat dilengkapi dengan lokasi menurut garis
bujur dan garis lintang dengan dasar letak dari matahari pada tengah hari dan pada tanggal
tertentu.
Pada jaman pertengahan, bangsa eropa merasa mengalami hadirnya abad-abad gelap.
Gambaran tentang dunia yang berasal dari pikiran Yunani dirasa tidak cocok dengan isi kitab
yang mereka percayai. Akhirnya peta bumi diubah karena bentuk bumi tidaklah bulat tetapi
datar seperti cakram dan kota Yerussalem menempati pusatnya.
Karangan dari Ptolomeus diterjemahkan dalam bahasa Latin (abad ke-15) yang
mendorong bangsa Spanyol dan Portugis menjelajahi lautan atlantik mencari Indonesia
lewat jalan barat. Colombus (1492) menemukan Benua Amerika dengan melakukan
pelayaran dan berbekal dari penemuan ini maka lahirlah peta buatan Gerhard Kremer
(Mercator) pas tahun 1569.
1. Bagian teresterial yakni pengetahuan tentang bumi secara keseluruhan, bentuk dan
ukurannya.
2. Bagian falakiah yang membicarakan hubungan dengan bintang-bintang lain sehingga
muncul disiplin ilmu kosmografi.
3. Bagian komparatif yang menyajikan deskripsi lengkap mengenai bumi, letak relatif dari
tempat-tempat dipermukaan bumi dengan prinsip-prinsip dari pelayaran di lautan.
Adapun geografi khusus yang membagi bumi menjadi 3 bagian, yaitu:
Selain Verenius ada tokoh lain dari abad ke-17 yaitu Cluverius dari Jerman yang
menghasilkan karya ciri-ciri peralihan dari geografi pertengahan dan geografi modern. Buku
tulisan Cluverius yang diterbitkan 1626 bermaksud memberikan pengantar kepada geografi
umum. Isi dari buku karangan Cluverius pada bab-bab permulaan berisi geografi matematis
sebagai dasar dari bab-bab selanjutnya. Pada bab selanjutnya dibahas mengenai deskripsi
negara-negara di dunia yang akhirnya telah meliputi empat perlima dari jumlah yang ada
pada abad ke-17.
Verenius dipandang sebagai tokoh yang meletakkan dasar bagi lahirnya geografi
sebagai ilmu yang semestinya. Dilanjutkan dengan filsuf Immanuel Kant (1724-1804)
yang menghasilkan dasar-dasar filsafat dari geografi. Menurut Kant semua pengetahuan
itu dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu pertama, ilmu-ilmu sistematis. Misalnya:
botani yang mempelajari tumbuhan, geologi mepelajari kulit bumi, sosiologi
mempelajari masyarakat dalam kelompok. Kedua, ilmu-ilmu historis yang dipelajari
adalah fakta-fakta dengan relasinya dengan waktu. Misalnya: sejarah, prasejarah,
sejarah geologi. Ketriga, ilmu-ilmu geografis yang objek studinya yaitu benda-benda, hal-
hal atau gejala-gejala yang tersebar dalam ruang, misalnya: geografi dan kosmografi.
Aspek-aspek geografi lain menurut Kant bisa diagi menjadin lima, yaitu sebagai
berikut:
a. Geografi matematis, dimana dalam hal ini yang dipelajari yaitu menelaah bentuk,
ukuran dan perputaran bumi serta posisinya di dalam sistem matahari.
b. Geografi moral, yaitu menelaah berbagai adat kebiasaan tingkah laku manusia di
berbagai belahan bumi.
c. Geografi politik, yaitu menelaah tentang relasi antara unit-unit politis dan latar
belakang dari alam masing-masing.
d. Geografi perniagaan, yaitu membahas tentang mengapa suatu negara memiliki
komoditi khusus sehingga terlibat dalam perniagaan tertentu.
e. Geografi teologis, yaitu membahas tentang sejauh mana latar belakang alam
menjadikan bentuk-bentuk ibadah lahirlah yang berlainan di berbagai belahan
negara, padahal agama yang dianut sama.
Jasa dari geograf Jerman adalah Alexander Von Humboldt (1769-1859) dan Karl Ritter
(1779-1859) yang membentuk isi pengetahuan geografi menjadi pengetahuan ilmiah yang
benar. Humboldt adalah ahli geografi dan kosmografi kerena pengalaman berpetualang
mengelilngi benua Amerika. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh, Humboldt
menonjolkan geografi alam dengan memisahkan aspek fisis dan biotis dalam bukunya yang
berjudul “Cosmos”. Dalam bukunya membahas tentang pembagian zona berdasarkan suhu
secara vertikal.
Dari berbagai observasi terhadap gejala-gejala alam Humboldt sampai kepada ilmu
geografi. Meskipun berlainan latar belakang dalam studi dan pendekatan telaahnya, konsep
tentang geografi pada dasarnya sama dengan konsep yang dikemukakan oleh Ritter. Dalam
karya tulisan pertama yang berjudul “Flora Firbergensis” Humboldt membicarakan batas-
batas yang ada diantara ilmu-ilmu pengetahuan dan membagi menjadi tiga golongan:
a. Psysiographie (ilmu-ilmu alamiah yang sistematis)
b. Naturgeschichte (sejarah alam) dengan bahasan tekanan pada perkembangan segala
hal dalam waktu
c. Geognesie oder weltbeschreibung (uraian tentang bumi atau uraian tentang dunia)
yang membahas geografi spasial.
3. Pemikiran Ritter
Ritter juga menuliskan peradaban dari Yunani dan Romawi yang pada akhirnya
membuat proses pergeseran peradaban yang bergerak pindah ke Eropa Barat Laut
setelah laut tengah selesai tugasnya sebagai lautan di dunia.