PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar psikologi individual ?
2. Apa tujuan konseling dalam psikologi individual ?
3. Bagaimana pandangan konseling individual tentang hakekat
manusia ?
4. Apa saja teknik konseling individual ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan konseling individual ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar konseling individual
2. Untuk mengetahui tujuan konseling dalam psikologi individual
3. Untuk mengetahui pandangan konseling tentang hakekat manusia
4. Untuk mengetahui teknik konseling individual
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan konseling
individual.
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Konsep Dasar Psikologi Individual
Aliran psikologi individual dipelopori oleh Alferd Adler dan
dikembangkan sebagai sistematika terapi oleh Rudolf Dreikurs dan Donald
Dinkmeyer, yang dikenal dengan nama Adlerian Counseling. Dalam corak
terapi ini perhatian utama diberikan kepada kebutuhan seseorang untuk
menempatkan diri dalam kelompok sosialnya. Ketiga konsep pokok dalam
corak terapi ini adalah rasa rendah diri (inferiority Feeling), usaha untuk
mencapai keunggulan (striving for superiority), dan gaya hidup perseorangan
(a person’s lifestyle). Manusia kerap mengalami rasa rendah diri karena
berbagai kelemahan dan kekurangan yang mereka alami, dan berusaha untuk
menghilangkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri melalui aneka usaha
mencari konvensasi terhadap rasa rendah diri itu, dengan mengejar
kesempurnaan dan keunggulan dalam satu atau beberapa hal. Dengan
demikian manusia bermotivasi untuk menguasai situasi hidupnya, sehingga
dia merasa puas dapat menunjukkan keunggulannya, paling sedikit dalam
bayangannya sendiri. Untuk mencapai itu anak kecil sudah mengembangakan
suatu gaya hidup perseorangan, yang mewarnai keseluruhan perilakunya
dikemudian hari meskipun biasanya tidak disadari sendiri. Selama proses
terapi konselor mengumpulkan informasi tentang kehidupan konseling dimasa
sekarang dan dimasa lampau sejak berusia sangat muda, antara lain berbagai
peristiwa dimasa kecil yang masih diingat, urutan kelahiran dan keluarga,
impian-impian dan keanehan dalam perilaku. Dari semua informasi itu
konselor menggali perasaan rendah diri pada konseli yang bertahan sampai
sekarang dan menemukan segala usahanya untuk menutupi perasaannya itu
melalui suatu bentuk konvensasi, sehingga mulai tampak gaya hidup
perseorangan. Selanjutnya konselor membantu konseli untuk mengembangkan
tujuan-tujuan yang lebih membahagiakan bagi konseli dan merancang suatu
gaya hidup yang lebih konstruktif. Dalam melayani anak muda yang
menunjukkan gejala salah suai dalam bergaul dalam pihak teman disekolah,
3
konselor berusaha menemukan perasaan rendah diri yang mendasari usaha
konvensasi dengan bertingkah laku aneh, yang ternyata menimbulkan
berbagai gangguan didalam kelas. Menurut pendapat Schmidt (1993) banyak
unsure dalam psikologi individual cocok untuk diterapkan dalam konseling
disekolah baik dalam konseling individual maupun konseling kelompok.
4
Psikologi individual didasarkan atas pandangan holistik mengenai
pribadi manusia. Kata individual tidak berarti bahwa model ini dipusatkan
kepada individu sebagai lawan kelompok manusia. Kata tersebut berarti
bahwa manusia di pandang sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Karena itu manusia juga tidak terpisahmenjadi bagian – bagian,
maka kepribadian itu di pandang sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan
yang tidak dapat di pisahkan. Manusia tidak terpisah dari bagian – bagian, dan
kepribadiannya pun berpadu menjadi suatu kesatuan dan hanya dapat
dipahami apabila kepribadian tersebut dipandang sebagai suatu keseluruhan.
5
ini dengan perasaan identifikasi dan simpati terhadap orang lain. Adler
mengemukakan bahwa minat sosial itu berarti : “melihat dengan mata orang
lain, mendengar dengan telinga orang lain, dan merasa dengan hati orang
lain”.
D. Teknik Konseling
Teknik yang digunakan oleh konselor adalah :
1. Teknik komparatif
2. Analisis mimpi
Dilakukan untuk memahami pola-pola gaya hidup dan
tujuan klien untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam
membantu klien.
6
b) Pemahaman yang sebenarnya tentang pola-pola tingkah laku selama
ini secara nyata, untuk menemukan kesenjangan.
c) Konselor harus dapat membandingkan keadaan keluarga dimana
klien hidup dengan yang seharusnya, sebab semua itu akan
mempengaruhi tingkah laku klien.
2. Menginterpretasikan ingatan masa lalu yang ada kaitannya dengan
kondisi sekarang, yaitu keadaannya pada waktu umur dibawah 10 tahun.
Keadaan masa lalu itu diperkirakan akan berpengaruh pada masa
sekarang, khususnya pembentukan kepribadian yang abnormal.
3. Dengan penafsiran tersebut diharapkan persepsi klien berubah dan pada
akhirnya dia dapat merubah tingkahlakunya, sehingga sesuai dengan
keadaan sekarang.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, konseling individual yang dipelopori
oleh Adler didasarkan atas pandangan holistic mengenai pribadi manusia.
Kata individual tidak berarti bahwa model dipusatkan kepada individu sebagai
lawan kelompok manusia. Individu yang bermasalah sebetulnya disebabkan
oleh konsep diri yang dimilikinya bersifat negatif dalam arti dia sering melihat
dirinya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dia melihat bahwa
keadaannya jauh dari keadaan yang dimilikinya sekarang sehingga
menghambat hubungan sosialnya.
8
9