Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikilogi individual adalah salah satu aliran psikologi yang dirumuskan


oleh Alfred Adler. Awalnya Alfred Adler adalah salah seorang yang bekerja sama
dengan Freud dan para psikoanalisa lainnya, setelah 8-10 tahun bekerja sama,
Adler menyimpang dari pemikiran Adler Freud. Menurut Adler masalah dalam
kehidupan adalah menyankut dengan social. Bagi Freud, komponen yang paling
esensi dari kehidupan manusia adalah kemampuan untuk bercinta dan bekerja.
Bagi Adler fungsi sehat tidak hanya bercinta dan bekerja, tetapi perhatiannya
lebih diarahkan bagi kesejahteraan bersama (social). Teori Psikologi Individual
sangat memberi kontribusi yang sangat berarti pada ilmu psikologi. teorinya
merupakan cikal bakal dari teori humanistic seperti dikemukakan oleh Abraham
Maslow, Carl Rogers, teori lapangan oleh Kurt Lewin dan teori kognitif oleh
George Kelly.

Manusia memiliki kebutuhan yang kuat untuk menempati dan menemukan


tempat yang berarti dalam masyarakat. Tiadanya perasaan untuk mendapatkan
tempat dan diterima oleh orang lain merupakan salah satu musibah yang paling
hebat terhadap perasaan manusia ( Rochman Natawidjaja;1987). Manusia itu
tidak hanya membuthkan orang lain, manusia juga mempunyai perasaan untuk
diterima orang lain.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar psikologi individual ?
2. Apa tujuan konseling dalam psikologi individual ?
3. Bagaimana pandangan konseling individual tentang hakekat
manusia ?
4. Apa saja teknik konseling individual ?
5. Apa kelebihan dan kekurangan konseling individual ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar konseling individual
2. Untuk mengetahui tujuan konseling dalam psikologi individual
3. Untuk mengetahui pandangan konseling tentang hakekat manusia
4. Untuk mengetahui teknik konseling individual
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan konseling
individual.

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Konsep Dasar Psikologi Individual
Aliran psikologi individual dipelopori oleh Alferd Adler dan
dikembangkan sebagai sistematika terapi oleh Rudolf Dreikurs dan Donald
Dinkmeyer, yang dikenal dengan nama Adlerian Counseling. Dalam corak
terapi ini perhatian utama diberikan kepada kebutuhan seseorang untuk
menempatkan diri dalam kelompok sosialnya. Ketiga konsep pokok dalam
corak terapi ini adalah rasa rendah diri (inferiority Feeling), usaha untuk
mencapai keunggulan (striving for superiority), dan gaya hidup perseorangan
(a person’s lifestyle). Manusia kerap mengalami rasa rendah diri karena
berbagai kelemahan dan kekurangan yang mereka alami, dan berusaha untuk
menghilangkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri melalui aneka usaha
mencari konvensasi terhadap rasa rendah diri itu, dengan mengejar
kesempurnaan dan keunggulan dalam satu atau beberapa hal. Dengan
demikian manusia bermotivasi untuk menguasai situasi hidupnya, sehingga
dia merasa puas dapat menunjukkan keunggulannya, paling sedikit dalam
bayangannya sendiri. Untuk mencapai itu anak kecil sudah mengembangakan
suatu gaya hidup perseorangan, yang mewarnai keseluruhan perilakunya
dikemudian hari meskipun biasanya tidak disadari sendiri. Selama proses
terapi konselor mengumpulkan informasi tentang kehidupan konseling dimasa
sekarang dan dimasa lampau sejak berusia sangat muda, antara lain berbagai
peristiwa dimasa kecil yang masih diingat, urutan kelahiran dan keluarga,
impian-impian dan keanehan dalam perilaku. Dari semua informasi itu
konselor menggali perasaan rendah diri pada konseli yang bertahan sampai
sekarang dan menemukan segala usahanya untuk menutupi perasaannya itu
melalui suatu bentuk konvensasi, sehingga mulai tampak gaya hidup
perseorangan. Selanjutnya konselor membantu konseli untuk mengembangkan
tujuan-tujuan yang lebih membahagiakan bagi konseli dan merancang suatu
gaya hidup yang lebih konstruktif. Dalam melayani anak muda yang
menunjukkan gejala salah suai dalam bergaul dalam pihak teman disekolah,

3
konselor berusaha menemukan perasaan rendah diri yang mendasari usaha
konvensasi dengan bertingkah laku aneh, yang ternyata menimbulkan
berbagai gangguan didalam kelas. Menurut pendapat Schmidt (1993) banyak
unsure dalam psikologi individual cocok untuk diterapkan dalam konseling
disekolah baik dalam konseling individual maupun konseling kelompok.

Psikologi individual mempunyai arti yang penting sebagai cara untuk


memahami tingkah laku manusia. Pengertian seperti gambaran semua, rasa
rendah diri, kompensasi, gaya hidup, diri yang kreatif, memberi pedoman
yang penting untuk memahami sesama manusia. Aliran ini tidak memberikan
susunan yang teliti mengenai struktur, dinamika, serta perkembangan
kepribadian, tetapi mementingkan perumusan petunjuk-petunjuk praktis untuk
memahami sesama manusia.

B. Tujuan Konseling Dalam Psikologi Individual

Berdasarkan perkembangan kepribadian yang abnormal dan


bertingkah laku salah suai dirumuskan tujuan konseling sebagai berikut :

1. Mengubah konsep tentang klien sendiri. Individu yang bermasalah


sebetulnya disebabkan oleh konsep diri yang dimilikinya bersifat negatif
dalam arti dia sering melihat dirinya tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, dia melihat bahwa keadaannya jauh dari keadaan yang
dimilikinya sekarang sehingga menghambat hubungan sosialnya. Di
dalam proses konseling dilakukan upaya pengubahan konsep diri
sehingga betul-betul sesuai dengan keadaan yang sabenarnya.
2. Melalui pengubahan konsep diri diharapkan akan dapat berubah pula
fisiknya.
3. Dari perubahan fisiknya diharapkan akan berubah pula gaya hidup dan
akhirnya dapat idubah pula tingkah lakunya.

C. Pandangan Tentang Hakekat Manusia

4
Psikologi individual didasarkan atas pandangan holistik mengenai
pribadi manusia. Kata individual tidak berarti bahwa model ini dipusatkan
kepada individu sebagai lawan kelompok manusia. Kata tersebut berarti
bahwa manusia di pandang sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Karena itu manusia juga tidak terpisahmenjadi bagian – bagian,
maka kepribadian itu di pandang sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan
yang tidak dapat di pisahkan. Manusia tidak terpisah dari bagian – bagian, dan
kepribadiannya pun berpadu menjadi suatu kesatuan dan hanya dapat
dipahami apabila kepribadian tersebut dipandang sebagai suatu keseluruhan.

Salah satu implikasi dari pandangan tersebut adalah bahwa klien


seyogyanya dipandang sebagai suatu bagian terpadu dalam sistem sosial.
Psikologi individual tertumpu pada keyakinan pokok bahwa kebahagiaan
keberhasilan seseorang pada umumnya berkaitan dengan keterikatan sosial.
Sebagai makhluk sosial,manusia mempunyai kebutuhan untuk bermanfaat
pula dalam masyarakat, mengingat manusia itu juga melekat dalam
masyarakat maka manusia tidk dapat dipahami dalam terpisah dari konteks
sosial. Adler berpendapat bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang kuat
untuk merasa bersatu dengan orang lain. Dengan demikian manusia akan
mampu bertindak dengan berani dalam menghadapi dan menangani
permasalahan hidup. Manusia memiliki kebutuhan yang kuat untuk
memnempati dan menemukan tempat yang berarti dalam masyarakat.
Tiadanya perasaan untuk mendapatkan tempat dan diterima oleh orang lain
merupakan salah satu musibah yang paling hebat terhadap perasaan manusia.
Manusia itu tidak hanya membutuhkan manusia lain, manusia juga
mempunyai perasaan untuk diterima oleh orang lain. Pada gilirannya
pengembangan minat sosial itu menjadi tujuan dari konseling, manusia yang
tidak memiliki minat sosial akan merasa sakit dan manusia yang memiliki rasa
minat sosialnya akan merasa sehat. Adler menyamakan konsep minat sosial

5
ini dengan perasaan identifikasi dan simpati terhadap orang lain. Adler
mengemukakan bahwa minat sosial itu berarti : “melihat dengan mata orang
lain, mendengar dengan telinga orang lain, dan merasa dengan hati orang
lain”.

D. Teknik Konseling
Teknik yang digunakan oleh konselor adalah :
1. Teknik komparatif

Konselor dituntut mampu memahami gaya hidup dan


masalah klien melalui emphati dan membandingkan dengan
dirinya sendiri, untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan
dalam memperbaiki gaya hidup dan memecahkan masalah
yang dihadapi kliennya.

2. Analisis mimpi
Dilakukan untuk memahami pola-pola gaya hidup dan
tujuan klien untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam
membantu klien.

Proses selanjutnya klien diberi semnangat, dorongan dan pemahaman


untuk memupuk semangat dan kepercayaan dirinya kembali, karena diri atau
self membutuhkan itu. Menurut Hansen merumuskan teknik tersebut sebagai
berikut :

1. Menganalisis gaya hidup klien, diantaranya :


a) Konselor harus sampai pada kenyataan tentang faktor-faktor yang
meyakinkan akan mempengaruhi kepribadian klien sampai dia
mengenal maslah sehingga saat konseling berlangsung.

6
b) Pemahaman yang sebenarnya tentang pola-pola tingkah laku selama
ini secara nyata, untuk menemukan kesenjangan.
c) Konselor harus dapat membandingkan keadaan keluarga dimana
klien hidup dengan yang seharusnya, sebab semua itu akan
mempengaruhi tingkah laku klien.
2. Menginterpretasikan ingatan masa lalu yang ada kaitannya dengan
kondisi sekarang, yaitu keadaannya pada waktu umur dibawah 10 tahun.
Keadaan masa lalu itu diperkirakan akan berpengaruh pada masa
sekarang, khususnya pembentukan kepribadian yang abnormal.
3. Dengan penafsiran tersebut diharapkan persepsi klien berubah dan pada
akhirnya dia dapat merubah tingkahlakunya, sehingga sesuai dengan
keadaan sekarang.

E. Kelebihan dan Kelemahan Konseling Individual


1. Kelebihan
a. Keyakinan yang optimistik bahwa setiap orang dapat berubah,
dapat mencapai sesuatu, arah evaluasi manusia bersifat positif.
b. Penekanan hubungan konseling sebagai suatu media untuk
mengubah klien
c. Menekankan bahwa masyarakat tidak sakit atau salah, akan tetap i
manusianya yang sakit atau salah.
d. Menekankan bahwa kekuatan sebagai pusat pendorong perilaku.
2. Kelemahan
a. Terlalu banyak menekankan pada tilikan intelektual dalam upaya
perubahan
b. Penekanan yang berlebihan pada pengalaman, nilai, dan minat
subyektif sebagai penentu perilaku.
c. Minimalkan factor biologis dan riwayat masa lalu
d. Terlalu banyak menekankan tanggung jawab pada keterampilan
diagnostik konselor.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, konseling individual yang dipelopori
oleh Adler didasarkan atas pandangan holistic mengenai pribadi manusia.
Kata individual tidak berarti bahwa model dipusatkan kepada individu sebagai
lawan kelompok manusia. Individu yang bermasalah sebetulnya disebabkan
oleh konsep diri yang dimilikinya bersifat negatif dalam arti dia sering melihat
dirinya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dia melihat bahwa
keadaannya jauh dari keadaan yang dimilikinya sekarang sehingga
menghambat hubungan sosialnya.

8
9

Anda mungkin juga menyukai