Anda di halaman 1dari 52

Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Teori Rezeki dalam Al Quran dan Sunnah


Rezeki adalah segala hal yang didapatkan untuk dinikmati dan
melahirkan kemaslahatan dalam hidup.

Sifatnya ada 2, yaitu materi dan non materi.


Rezeki yang berupa materi misalnya kebutuhan primer, atau biasa
dikenal dengan sandang, pangan, dan papan.
Sedangkan untuk yang immateri ialah berupa ketenangan, kedamaian,
dan juga keturunan.

[62:11] Al Jumu’ah -

‫وك قَا ِئ ًما ۚ قُ ْل َما‬


َ ‫ضوا ِإلَ ْي َها َوت َ َر ُك‬ُّ َ‫ارة ً أ َ ْو لَ ْه ًوا انف‬
َ ‫ َو ِإذَا َرأ َ ْوا ِت َج‬-
‫ار ِة ۚۚ َو ه‬
‫َّللاُ َخي ُْر ه‬
- َ‫الر ِاز ِقين‬ ِ َ‫َّللاِ َخي ٌْر ِمنَ الله ْه ِو َو ِمن‬
َ ‫الت َج‬ ‫ِعندَ ه‬

Kaidah Rezeki, Ragam, dan Amalan untuk


Mendapatkannya

[51:22] Adh Dhariyat -

َ ‫اء | ِر ْزقُ ُك ْم | َو َما تُو‬


- َ‫عدُون‬ ِ ‫س َم‬
‫ َوفِي ال ه‬-
Terjemahan singkat.
Dan di langit setiap rezeki telah tetap kadarnya, dan telah dijanjikan
akan diberikan.

1
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

2
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Related Verses | (2:29) ِ ‫ُه َو الهذِي َخلَقَ لَ ُكم هما فِي ْاْل َ ْر‬
- ‫ض َج ِميعًا‬
and Hadith Arbain No.4

Tempat pusat rezekinya ada dimana dan bagaimana cara


mendapatkannya.

[11:6] Hud

‫َّللاِ ِر ْزقُ َها َويَ ْعلَ ُم‬


‫علَى ه‬َ ‫ض ِإ هَّل‬ ِ ‫ َو َما ِمن دَابه ٍة ِفي ْاْل َ ْر‬-
- ‫ين‬
ٍ ‫ب ُّم ِب‬ ٍ ‫ع َها ۚ ُك ٌّل ِفي ِكتَا‬
َ َ‫ُم ْستَقَ هر َها َو ُم ْستَ ْود‬
Scratch Translation.
Dan tidak ada satupun makhluk di muka bumi kecuali telah ditetapkan
rezeki untuknya, dan Ia tahu dimana asal-muasalnya (langit) dan
tempat penyimpanannya (bumi). Semua telah tertulis di dalam kitab
yang jelas (lauhul mahfudz).

‫ُم ْستَقَ هر َها‬


Langit


َ َ‫ُم ْست َ ْود‬
‫ع َها‬
3
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Bumi
ꜛUp in Summary

- Semua makhluk khususnya manusia, rezekinya telah ditetapkan oleh


Allah secara sempurna sampai wafatnya.

- Rezekinya telah ditetapkan di langit, dan dijanjikan akan dinikmati


selama kita masih berada di bumi sampai kita kembali kepada Allah.

- Setiap manusia harus yakin dengan kadar rezekinya yang telah


ditetapkan oleh Allah untuk misi hidupnya di bumi.

- Allah Maha Mengetahui pusat rezeki, serta dimana menyebarnya dan


bagaimana cara mendapatkannya.

- Wajib bagi setiap insan untuk mengetahui penyebaran dan cara


mendapatkan rezeki untuk memudahkan aktivitas ibadahnya di muka
bumi.

4
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Jenis-jenis Rezeki

● Rezeki Mutlak - yang di dapatkan dengan cara berusaha (Ikhtiar)

[53:39] َ ‫ان ِإ هَّل َما‬


- ‫سعَى‬ ِ ‫س‬َ ‫ْلن‬ َ ‫َوأَن لهي‬
ِ ْ ‫ْس ِل‬
[3:35-39]
- ‫ فَتَقَبهلَ َها َربُّ َها‬- ‫ض ْعت ُ َها أُنث َ ٰى‬
َ ‫ب إِنِي َو‬ ْ َ‫ضعَتْ َها قَال‬
ِ ‫ت َر‬ ِ ‫ت ْام َرأَتُ ِع ْم َرانَ َر‬
َ ‫ فَلَ هما َو‬- ‫ب إِنِي نَذَ ْرتُ لَ َك‬ ِ َ‫إِ ْذ قَال‬
َ ‫ٍۚبِقَبُو ٍل َح‬
‫سن‬

Referensi ayat yang terkait

[2:168] - ‫طيِبًا‬َ ‫ض َح ََل ًَّل‬ ِ ‫اس ُكلُوا ِم هما ِفي ْاْل َ ْر‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها النه‬
[2:172] - ‫كم‬ ُ ‫ت َما َرزَ ْقنَا‬ ِ ‫ط ِيبَا‬ َ ‫ْۚيَا أَيُّ َها الهذِينَ آ َمنُوا ُكلُوا ِمن‬
(7:96) - ‫هم‬ َ ‫َولَ ْو أَ هن أَ ْه َل ْالقُ َر ٰى آ َمنُوا َواتهقَ ْوا لَفَتَ ْحنَا‬
ِ ‫علَ ْي‬
(46:15) - ۖ ‫ها‬ ً ‫سانًا ۖ َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ ُك ْر‬
َ ‫سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه ِإ ْح‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫اْلن‬ ‫َو َو ه‬
‫ضعَتْهُ ُك ْر ًها‬
َ ‫َو َو‬

Turunan Amalan

(17:78-82)- Menjaga shalat 5 waktu (especially Subh)


(73:1-20) - Tahajjud, dzikir, sabr, meninggalkan dusta, usaha

(15:9) - Baca Quran


(54:17|22|32|42) - Menghafal Quran

5
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

(51:18) - Istighfar sebelum subuh (waktu sahur)


ꜛUntuk mempercepat pengabulan doa

● Rezeki Syukur- yang di dapatkan dengan cara bersyukur

[14:7] َ ‫َولَئِن َكفَ ْرت ُ ْم ِإ هن ۖ ْۚ َو ِإ ْذ تَأَذهنَ َربُّ ُك ْم لَئِن‬


- ‫ش َك ْرت ُ ْم َْل َ ِزيدَنه ُكم‬
َ َ‫عذَا ِبي ل‬
‫شدِيد‬ َ ٌۚ

Turunan Amalan dan Referensi Ayat

(9:103)- Bersedekah
(9:60) - Para penerima sedekah yang paling utama

[2:261-263] - Infaq, dan berkata yang baik

ꜛThey are ibadah that makes more sustenance

6
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Explanation

#1 - Usaha

[53:39] َ ‫ان ِإ هَّل َما‬


- ‫سعَى‬ ِ ‫س‬َ ‫ْلن‬ َ ‫َوأَن لهي‬
ِ ْ ‫ْس ِل‬
‫سعَىيا‬
َ - ‫سعَى‬
َ ‫ ي‬- ‫سعَى‬
َ
Maknanya adalah usaha yang serius.

Berdoa untuk lebih mendekat kepada Allah, minta petunjuk mendapat


rezeki, doa Nabi Ibrahim alaihissalam (14:37).
Berprasangka baik kepada Allah.

‫ان‬
ِ ‫س‬ ِْ
َ ‫اْلن‬
Secara bahasa memiliki makna “manusia ‘beserta seluruh 24h
aktivitasnya’.”

#2 - Syukur

[14:7] - ‫ۚو ِإ ْذ تَأَذهنَ َربُّ ُكم‬


َ ْ ‫ش َك ْرت ُ ْم َْل َ ِزيدَنه ُكم‬
َ ‫َولَئِن َكفَ ْرت ُ ْم ِإ هن ۖ ْۚلَئِن‬
َ َ‫عذَا ِبي ل‬
‫شدِيد‬ َ ٌۚ
‫ْۚل َ ِزيدَنه ُكم‬
َ ْ
Makna dari ‘la’aziidannakum’ pada kalimat tersebut bermakna banyak,
tak hanya terkait dengan materi, tapi juga berupa percepatan rezeki,
keberkahan, banyak manfaat, dsb.

7
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Cara bersyukur yang lainnya ialah dengan cara mengeluarkan zakat


kalau sudah memenuhi nisabnya (9:103). Infaq fii sabilillah, (2:215)
kepada keluarga, tetangga, yatim, miskin, ibn sabil. 1

Halal, Haram, Syubuhat


Metode yang digunakan,

Ontologi: Inti sesuatu. Q: Mau ngapain?


Epistemologi: Konsep. Q: Cara meraihnya intinya seperti apa?
Aksiologi: Cara / tidakan. Q: Bagaimana cara eksekusi konsepnya?

Konsep mencari rezeki, apa tujuannya bekerja/usaha? Jangan hanya


intinya untuk dunia saja, tetapi bagaimana untuk mendapatkan
kemuliaan akhirat.

Turunannya target dari usaha, menjadi kaya dunia dan bahagia akhirat.
Target kaya dunia bukan hanya sekedar bisa memenuhi ini dan itu, tapi
juga bisa zakat, infaq, shadaqah, dan melaksanakan ibadah lainnya.

Hikmah spesifikasi kaya dunia untuk ibadah ketika diterapkan ke dalam


zakat. Prinsip dasar zakat, apabila dikeluarkan maka akan
dilipatgandakan 10x lipat dari apa yang dikeluarkan.

Contoh.
Apabila kita mencari sesuatu, maka jangan hanya diniatkan untuk
dunia saja, tetapi niatkan khusus untuk akhirat, misal kepada zakat.

1
Sampai sini selesai sesi 1 & 2

8
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Rumusan zakat ini cara mendapatkannya dengan bekerja, kemudian


mendapat harta, dan hartanya mencapai nishab, baru kemudian
berzakat.

Apabila hanya diniatkan untuk dunia, maka dari apa yang telah
diperoleh, diambil sebagian dari apa yang digunakan, selesai. Maka
hanya akan terputus pada urusan dunia saja.
Namun apabila niatnya untuk akhirat, misal niat untuk berzakat, maka
ikhtiar yang akan dikeluarkan hanya 2.5%. Kemudian apabila kita ingin
ibadah yang diniatkan tercapai dengan pekerjaan yang ada, maka Allah
akan membuat kita hanya bekerja dengan 2.5% tenaganya. Tapi
dahsyatnya, apabila kita mengeluarkan 2.5% zakat dari hasil ini, maka
Allah akan memberikan 💯% dari apa yang diniatkan.

Real i.e;
Misal kita ingin berzakat 25 juta, maka perkiraan untuk mencapai
nishab nya harus mencari 1 miliar. Tapi ketika mencarinya diniatkan
untuk benar-benar berzakat, maka Allah akan mengantarkan kepada
kita 1 miliar, padahal ikhtiarnya hanya mencari 25 juta.

Tapi kalau hanya sekedar untuk mencari dunia, maka akan


membutuhkan 97.5% tenaganya, sedangkan hasil yang diniatkan belum
tentu tercapai.

Hadith qoute (scratch).


Kalau boleh mengutip sedikit hadith qudsi nya, “saya buat kalian
merangkak dengan dunia”, tapi ngga dapat apa-apa, hanya sebatas apa
yang telah ditetapkan. Sebaliknya, apabila diniatkan untuk mengejar

9
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

akhirat sesuai petunjuk-Ku, maka kata Allah di hadith qudsi, “akan Aku
tundukkan dunia untukmu, kamu tenang hidupnya, keberkahan akan Aku
berikan”.

Salah satu rumusan nya adalah, dengan mencari yang halal lagi baik.

10
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Halal
Segala hal yang diperkenankan oleh syariat. Pokok utamanya terbagi
menjadi 3, yaitu;

● Perbuatan [2:187] - Dihalalkannya Rafats


َ ‫ث ِإلَ ٰى ِن‬
ۚ ‫سا ِئ ُك ْم‬ ُ َ‫الرف‬ ِ َ‫أ ُ ِح هل لَ ُك ْم لَ ْيلَة‬
‫الصيَ ِام ه‬
● Objek, ‘terhadap sesuatu’ [7:157] - Ittiba’ Rasul
‫ت‬
ِ ‫الط ِيبَا‬ ‫ي ْاْل ُ ِم ه‬
‫ َويُ ِح ُّل لَ ُه ُم ه‬- ‫ي‬ ‫سو َل النه ِب ه‬ ‫الهذِينَ يَت ه ِبعُونَ ه‬
ُ ‫الر‬
● Cara meraih sesuatu [2:168] - Mencari yang halal lagi baik
َ ‫ض َح ََل ًَّل‬
‫ط ِيبًا‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها النه‬
ِ ‫اس ُكلُوا ِم هما فِي ْاْل َ ْر‬
Balasan Hasanaat (kebaikan, 1 kebaikan akan dibalas 10 pahala,
sedangkan 1 keburukan akan dicatat dan dibalas sesuai ladarnya, dalil
Quran (6:160),

‫س ِيئ َ ِة فَ ََل يُ ْجزَ ٰى ِإ هَّل ِمثْلَ َها‬ َ ‫َمن َجا َء ِب ْال َح‬
‫سنَ ِة فَلَهُ َع ْش ُر أ َ ْمثَا ِل َها ۖ َو َمن َجا َء ِبال ه‬
• َ‫ظلَ ُمون‬ ْ ُ‫َو ُه ْم ََّل ي‬

Sedangkan makna dari ‘kuluu’ disini tidak lain adalah, mencari yang
dibutuhkan, dan bukan yang diinginkan.

َ ‫ض َح ََل ًَّل‬
‫ط ِيبًا‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها النه‬
ِ ‫اس ُكلُوا ِم هما ِفي ْاْل َ ْر‬

11
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Begitupula bentuk dari kalimat ‘kuluu’ ialah ‫ فعل اْلمر‬yang merupakan


kalimat perintah dalam bahasa arab.
Makna secara bahasa adalah ‘mencari dengan cara yang halal’.

Al Quran juga telah menyampaikan bagaimana cara untuk menemukan


yang halal, yaitu mencari semua hal yang diharamkan, maka selain itu
halal.

Cara yang dihalalkan, dunia usaha. Secara bahasa al bai'u atau bai’un.

ِ ‫َّللاُ ْالبَ ْي َع َو َح هر َم‬


ۚ ‫الربَا‬ ‫َوأَ َح هل ه‬
| Halal‫ َح ََل ًَّل‬- ‫ َح ًَل‬- ‫ يَ ِح هل‬- ‫َح هل‬
Artinya; Allah telah menghalalkan, ‫‘ َۚأ‬alif nya kembali kepada Allah.’

‫ْالبَ ْي َع‬
Al Bai’u bermakna, jual beli, dunia usaha, jasa, dsb.

12
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Haram

Perihal haram ini telah ditetapkan oleh Allah melalui syariat-Nya, hanya
sedikit saja yang dilarang untuk kita manfaatkan, dan ditetapkan
semata-mata untuk ujian.

Diantaranya objek yang diharamkan;

[2:173] - Diharamkannya bangkai, darah, daging babi, daging yang


disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah.

[5:3] - Diharamkan (memakan) bangkai, darah, daging babi, daging


yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah, yang tercekik,
yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang
buas (kecuali sempat disembelih). Haram pula yang disembelih u-
berhala, mengundi nasib dengan azlam (perbuatan fasik).

Cara : Norma

Perbuatan : ↳ Aturan
Cara yang diharamkan, [2:275]

ُ ‫ط‬
َ‫ان ِمن‬ َ ‫ش ْي‬
‫طهُ ال ه‬ ِ َ‫الهذِينَ يَأ ْ ُكلُون‬
ُ ‫الربَا ََّل يَقُو ُمونَ ِإ هَّل َك َما يَقُو ُم الهذِي يَت َ َخبه‬
ۚ ‫ْال َم ِس‬

Perbuatan yang diharamkan, [4:22-23]

13
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

‫ت َعلَ ْي ُك ْم‬
ْ ‫ ُح ِر َم‬- ۚ ‫ف‬ َ ‫اء ِإ هَّل َما قَ ْد‬
َ َ ‫سل‬ ِ ‫س‬َ ِ‫َو ََّل تَن ِك ُحوا َما نَ َك َح آبَا ُؤ ُكم ِمنَ الن‬
‫أ ُ هم َهات ُ ُك ْم‬

14
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Contoh perbuatan haram yang masuk kedalam kategori riba,


pencurian, korupsi, menipu, menyogok, dsb.

⤹ Aturan :

- Riba
- Penipuan
- Bahaya (mudharat) untuk jiwa/pokok dalam kehidupan.
Misal khamr,

Tugas ! | Tema; Tahap Pengharaman Khamr

[16:67] An Nahl
[2:219] Al Baqarah
[4:43] An Nisa
[5:90-91] Al Maidah

15
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Syubuhat

Syubuhat adalah segala sesuatu yang masih samar antara yang halal
dan haram.

Dalil Quran surah Ali ‘Imran [3:7], dan hadith Imam Nawawi, Al Arba’in
F.

‫ب َوأُخ َُر‬
ِ ‫ات ُه هن أ ُ ُّم ْال ِكتَا‬ َ َ ‫ُه َو الهذِي أَنزَ َل َعلَي َْك ْال ِكت‬
ٌ َ‫اب ِم ْنهُ آي‬
ٌ ‫ات ُّم ْح َك َم‬
ۚۖ ‫ات‬ٌ ‫ُمتَشَا ِب َه‬

]‫⟵ حرام [بين‬


‫حَلَّل [بين]⟶شبهات‬


‫مشتبهات‬

‫دليل‬

16
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

(٦ )2 ‫اْلربعين‬

2
Sampai sini selesai sesi 3 & 4

17
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Riba

Makna dari berkah, membawa manfaat, ziyadat al-khair (menambah


kebaikan), singkatnya adalah segala sesuatu yang dibenarkan oleh
Allah subhanahu wa ta’ala.

Haram secara pengertian adalah, hal-hal yang bisa merusak


usaha/pekerjaan, dan bisa menghadirkan penyakit bagi rezeki.

● Persoalan Rezeki

Untuk makna riba sendiri adalah, segala jenis tambahan yang tidak
dibenarkan oleh syariat, Yang dapat merusak kepada usaha &
melahirkan penyakit bagi rezeki. Secara bahasa, tambahan dalam
nilainya.

Pada makna syariat, riba sebenarnya adalah sesuatu yang positif.


Sebagaimana yang telah tertulis di dalam Al Quran, [2:276]

‫ار أَ ِث ٍيم‬
ٍ ‫ب ُك هل َكفه‬
ُّ ‫َّللاُ ََّل يُ ِح‬ ِ ‫صدَقَا‬
‫ت ۗ َو ه‬ ‫الربَا َويُ ْر ِبي ال ه‬ ‫يم َح ُق ه‬
ِ ُ‫َّللا‬ ْ َۚ

Artinya:
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan bergelimang
dosa.

18
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Al Quran memiliki 3 jenis tata bahasa yang disampaikan, apabila


maknanya menuju pada makna pengharaman.

1. Langsung menggunakan redaksi haram


2. Disebutkan celaan pada perbuatan yang dimaksud
3. Sebutkan dampak buruknya (mudharat)

Di dalam Al Quran biasanya tidak pernah disebutkan secara bersamaan


ketiga hal tersebut. Namun di dalam konteks riba, bersatu semua
redaksi/ushlub yang menunjuk pada makna haram.

Dalil dalam Al Quran;

[2:275-278]

ُ ‫ط‬
‫ان‬ َ ‫ش ْي‬
‫طهُ ال ه‬ ِ َ‫الهذِينَ يَأ ْ ُكلُون‬
ُ ‫الربَا ََّل يَقُو ُمونَ ِإ هَّل َك َما يَقُو ُم الهذِي يَتَ َخبه‬
)٢٧٨( - ‫ِمنَ ْال َم ِس ۚۚ ِالى آخر اآلية‬

[3:130]

‫عفَةً ۖ َواتهقُوا ه‬
َ‫َّللا‬ َ ‫ضعَافًا ُّم‬
َ ‫ضا‬ ِ ‫يَا أَيُّ َها الهذِينَ آ َمنُوا ََّل تَأ ْ ُكلُوا‬
ْ َ‫الربَا أ‬
َ‫لَعَله ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬

Artinya;
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
beruntung.

19
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Secara umum, kata ‘ya’kulun’ memiliki makna makan.

- َ‫يَأ ُكلُون‬
Namun makna secara balaghah dalam bahasa Arab-nya adalah, semua
lapisan orang yang ikut andil dalam mewujudkan hal tersebut,
konteksnya disini adalah makan.

Maka semisal ada makanan yang disajikan dari hasil riba, ataupun
sajian minuman yang diharamkan dalam syariat, maka semua orang
yang memiliki peran dalam mewujudkan itu hukumnya adalah sama.
Baik itu yang menyediakan tempat, yang menyiapkan peralatan makan,
yang mengadakan hidangan, yang masak, yang mengantar, yang
menuang, maupun yang makan, maka hukum dalam syariatnya sama.

Sedangkan untuk kalimat, ‘alladziina’ maknanya adalah “orang-orang


yang - “.

- َ‫الهذِين‬
Makna yang menyeluruh untuk setiap lapisan masyarakat, baik itu laki-
laki, perempuan, kecil, ataupun besar. Disebutkan 1080 kali di dalam Al
Quran.

20
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Dampak Buruk dari Riba

Allah Subhanahu wa ta'ala telah menjanjikan untuk orang-orang yang


memakan riba, diantaranya:

● Seperti orang yang kerasukan setan

Makna secara balaghah-nya, berasal dari ‫ َيقُوم‬- َ‫ُۚ َيقُو ُمون‬ yang
bermakna berdiri tegak, sebagaimana tegaknya seseorang ketika
sedang shalat. Sedangkan di dalam ayat [2:275] perumpamaannya
sebagaimana orang yang kerasukan setan, tidak seimbang jalannya,
linglung, dsb.

Hikmah dari ayat tersebut adalah, orang yang hidupnya terikat dengan
hal-hal ribawi, maka tidak akan seimbang kehidupannya nya ( hidupnya
tidak akan pernah tenang).

● Dicela oleh Allah melalui Al Quran


● Banyak mudharatnya (haram)
Bukankah kalau ada sesuatu yang bisa menghadirkan mudharat maka
akan dimusnahkan?

● Diperangi langsung oleh Allah dan Rasul-Nya (2:279)

ْ َ ‫وس أ َ ْم َوا ِل ُك ْم ََّل ت‬


َ‫ظ ِل ُمون‬ ُ ‫سو ِل ِه ۖ َو ِإن ت ُ ْبت ُ ْم فَلَ ُك ْم ُر ُء‬ ٍ ‫فَإِن له ْم ت َ ْف َعلُوا فَأْذَنُوا ِب َح ْر‬
‫ب ِمنَ ه‬
ُ ‫َّللاِ َو َر‬
- َ‫ظلَ ُمون‬ ْ ُ ‫َو ََّل ت‬

Artinya.

21
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari


Allah dan Rasul-Nya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak
atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zhalim (merugikan) dan tidak
dizhalimi (dirugikan).

Cara Terbebas dari Riba

Nah pertanyaan besarnya adalah, “bagaimana caranya apabila ingin


terbebas dari riba?”.

Mudah, rumus paling simpelnya adalah mengalihkan pola yang riba,


dimasukkan ke dalam aspek jual-beli.

Cara tahu riba-nya seperti apa?

Cari tahu tentang perihal riba-nya, identifikasi pokok-pokoknya,


pastikan. Maka selain dari itu, halal.

Biasanya seseorang masuk ke dalam riba, dalam 2 hal:

1. Pinjam-meminjam / Hutang
2. Gadai

22
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Explanation

Pinjam-meminjam / Hutang (Pola Umum)

#1 - Berhutang (pinjam-meminjam) dengan menentukan jumlah


tambahan tertentu dari hutang yang dipinjam.

Hutang-piutang tidak termasuk ke dalam niaga, tetapi masuk ke dalam


muamalah, yang nilainya adalah sosial.

Contoh. Seseorang meminjam uang sebanyak 1 juta rupiah, kemudian


pihak yang memberikan pinjaman memberikan syarat berupa
mengembalikan uangnya sejumlah 1.5 juta dalam jangka waktu
tertentu.

Sedikit tambahan.
Salah satu dampak dari banyaknya maksiat yang sedang merajalela
adalah karena bahasanya yang diperhalus. Misal hutang jadi kredit,
riba jadi bunga, zina jadi make love, dsb.

Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam Al Quran | [2:204]

‫علَ ٰى َما فِي قَ ْلبِ ِه َو ُه َو‬ ‫اس َمن يُ ْع ِجبُ َك قَ ْولُهُ فِي ْال َحيَاةِ الدُّ ْنيَا َويُ ْش ِهدُ ه‬
َ َ‫َّللا‬ ِ ‫َو ِمنَ النه‬
‫ص ِام‬َ ‫أَلَدُّ ْال ِخ‬

Artinya,

23
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan


dunia mengagumkan engkau (Muhammad), dan dia bersaksi kepada
Allah mengenai isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling
keras.

#2 - Pinjaman / Hutang yang tempo pembayarannya diperpanjang, tapi


menghadirkan tambahan dari pokok.

Pada zaman Nabi ‫ ﷺ‬memberi tambahan waktu untuk melunasi hutang


siebutnya adalah ‘nasiiiah’.

- ‫النسيئة‬
Misal.
Ada Izzah pinjam uang 2 juta rupiah ke Masahi, tapi dalam jangka
waktu yang sudah ditentukan, Izzah belum bisa melunasi hutangnya.

Di dalam syariat, kita diajarkan untuk memudahkan urusan saudara


kita, sehingga memberikan tambahan waktu supaya Izzah bisa
melunasi semua hutangnya, bisa menjadi solusi.
Tapi pada prosesnya misal, Masahi memberikan syarat, “yasudah tak
apa, saya kasih kamu waktu tambahan untuk melunasi hutang-hutang
kamu 1 pekan, tapi sekarang kamu bantuin saya melakukan (ini) ya”.
Hati-hati, ini termasuk ke dalam riba.

Dalam kasus yang sama, hukumnya bisa berbeda tergantung pada


akadnya.

Masih dalam kasus yang sama.


Misal, ketika Masahi memberikan syarat, kemudian Izzah
menyampaikan, “baik saya bantu kamu, tapi hasil dari saya bantu kamu

24
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

saya dapat upah ya, yang mungkin bisa membantu untuk melunasi hutang-
hutang saya”.
Teknisnya, jadi Izzah seolah bekerja pada Masahi yang kemudian
mendapatkan upah 1 juta, dan dikurangi dari hutangnya, yang
kemudian sisanya tinggal 1 juta.
Nah, hal ini yang kemudian diperbolehkan.

Islam adalah agama yang adil, sehingga di dalam syariat nya tidak
boleh ada satu pihak pun yang dirugikan, contohnya dalam hal riba ini.
Sebagaimana yang telah tertulis di dalam Kitabullah QS | [3:130]

‫عفَةً ۖ َواتهقُوا ه‬
َ‫َّللا‬ َ ‫ضعَافًا ُّم‬
َ ‫ضا‬ ِ ‫يَا أَيُّ َها الهذِينَ آ َمنُوا ََّل تَأ ْ ُكلُوا‬
ْ َ‫الربَا أ‬
َ‫لَعَله ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
Artinya,
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
beruntung.

25
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Gadai

Insya Allah akan lebih mudah penjelasannya jika menggunakan contoh


:D

Permisalan gadai.
Contoh semisal Sunny ingin meminjam uang sebesar 8 juta rupiah,
kemudian sebagai jaminan dari pinjaman tersebut dititipkan lah
handphone milik Sunny sebagai jaminan pinjaman, bukan jual beli.

Namun harga handphone yang digunakan untuk menjamin, harganya


lebih tinggi dari uang yang dipinjamkan, semisal 12 juta.

Maka kalau Sunny tidak bisa membayar pinjamannya, otomatis


handphone yang digunakan untuk jaminan menjadi milik yang
memberikan pinjaman, walaupun nilai harga barang itu lebih tinggi dari
apa yang dipinjam, maka hal seperti inilah yang menunjuk pada aspek
riba.

Ada pula sistem gadai yang syariah, tapi afwan catatan ana kurang
lengkap untuk perihal ini, khawatir kurang tepat sebab penjelasannya
cukup rumit kalau sekedar lewat tulisan, my very apologies.

Rumus dasarnya,
ketika sesuatu masuk ke dalam riba, kalau ingin bertransaksi langsung,
“keluar dari ribanya, dan masuk ke transaksi jual beli”.

26
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

- ‫ار‬
ٌ ‫غ ََر‬
Tukar menukar; barang sejenis dengan tambahan.

Contoh kasus yang disampaikan, misal ketika sedang hari-hari akhir


Ramadhan mendekati hari raya, kan biasanya ada tuh yang
menawarkan untuk menukarkan uangnya menjadi pecahan yang lebih
kecil atau uang baru, seperti pecahan 2 ribu, ataupun 5 ribu.

Seperti kita memberi uang 100 ribu rupiah, kemudian dikembalikannya


98 ribu dalam pecahan uang yang lebih kecil, nominalnya diberikan
dengan jenis uang yang sama, sama-sama rupiah.
Nah ini ngga boleh, dan hukumnya masuk ke dalam riba.

Sesuatu yang sejenis, nilainya punya nilai yang sama dari jenisnya, tapi
jumlahnya beda. Maka ketika ditukar, ini bukan ditukar namanya. Ini
penipuan, karena ada pertukaran yang tidak seimbang di sana, maka
hal yang demikian tidak dibenarkan oleh syariat, sehingga masuk ke
dalam kategori riba.

Definisinya sama, menukar sesuatu dengan tambahan yang tidak


dibenarkan oleh syariat. Kalau dalam istilah cashflow kanan kirinya
tidak masuk. Misal, harusnya keluarkan 10 ribu dapatnya 10 ribu, mau
itu barang ataupun jasa, 1:1 (satu sama).

Kecuali nominalnya dalam valas uang yang berbeda, misal satu pakai
dollar, yang satu lagi pakai rupiah. Yang satu kasih $100, yang satu lagi
kasih 1.4 juta. Maka karena nilai tukar ekonomi yang digunakan masih

27
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

sama, nilainya juga sama, maka disini tidak ada masalah kalau nilainya
sama tapi mata uangnya berbeda.
Tapi kalau mata uangnya sama, tapi ditukar dengan nilai yang tidak
sama, maka ini yang masuk ke dalam kategori riba.
Kesimpulan dalam kategori Gadai

1. Pinjam-meminjam (Hutang)

● Tambahan

● Tangguhan (waktu tambahan), Nasiiah - ‫النسيئة‬


2. Gharar, sifatnya menipu (tidak sama). Datang menggadai sesuatu,
kemudian dipkasa menjual dengan harga yang diberikan

3. Tukar-menukar barang sejenis dengan tambahan

4. Hutang yang dibayar, plus dengan jasa. Jasa sebagai tambahan

Cara keluar dari riba, ganti pola-nya menjadi jual-beli (niaga). 3

3
Sampai sini selesai sesi 5 & 6

28
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Tantangan Dunia Usaha

[17:79-81] Faktor External | Persaingan Bisnis


[21:87-88] Faktor External | Persaingan Usaha
[28:76-77] Faktor Internal | Rakus

Faktor Persaingan Bisnis

[17:79-81]
‫س ٰى أَن يَ ْبعَثَ َك َرب َُّك َمقَا ًما هم ْح ُمودًا‬ َ ‫ع‬َ ‫َو ِمنَ الله ْي ِل فَت َ َه هج ْد بِ ِه نَافِلَةً له َك‬
َ ‫اج َعل ِلي ِمن لهد‬
‫ُنك‬ ْ ‫ق َو‬ ٍ ‫ص ْد‬ ِ ‫ق َوأَ ْخ ِر ْجنِي ُم ْخ َر َج‬ ٍ ‫ص ْد‬ ِ ‫ب أَ ْد ِخ ْل ِني ُم ْد َخ َل‬ ِ ‫َوقُل هر‬
‫يرا‬
ً ‫ص‬ ِ ‫طانًا نه‬ َ ‫س ْل‬
ُ
‫اط َل َكانَ زَ ُهوقًا‬ ِ َ‫اط ُل ۚ إِ هن ْالب‬
ِ َ‫َوقُ ْل َجا َء ْال َح ُّق َوزَ هَقَ ْالب‬

Sedikit latar belakang ayat dan asbab nuzul.

‘Puncak kondisi Nabi yang disakiti oleh orang-orang disekitarnya,


karena ada perasaan cemburu, iri hati, dan dengki atas apa yang telah
dicapai Nabi ‫ ﷺ‬.’

Pencapaian disini bukan hanya perihal kedudukan, tapi juga


entrepreneurship (keusahaan). Apalagi ketika status beliau diangkat
melalui pernikahan bersama Khadijah radhiallahu anha, dan kemudian
diangkat lagi menjadi Nabi, dengan bekal-bekal yang sangat luar biasa.

Capaian inilah yang menyebabkan para tokoh seperti Abu Jahal, Abu
Lahab membenci Nabi, dan juga beberapa yang lainnya.

29
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Puncaknya adalah ketika mereka kemudian bersekutu untuk


mengeksekusi Nabi ‫ ﷺ‬dengan cara menghired 100 orang untuk
menghabisi Nabi. Hitman-nya disini kualifikasinya pemuda paling
terpilih, dengan senjata paling lengkap, standarisasi high qualified lah.

Saat dikirimkan, mereka langsung mengepung rumah Nabi ‫ ﷺ‬. Nah


pada peristiwa ini ada 3 sosok utama, 2 orang sahabat dan termasuk
Nabi di dalamnya. Sahabat Abu Bakr, dan sahabat Ali bin Abi Thalib
radhiallahu anhuma.

Yang menjadi titik paling menarik disini adalah ketika Nabi menyusun
rencana untuk Abu Bakar, supaya mengikuti Nabi sampai ke Madinah,
dan Ali menempati tempat tidurnya Nabi.

Tapi ketika malam itu disusun rencana untuk berhijrah, tiba-tiba malam
itulah turun diantaranya ayat-ayat, yaitu surah Al-Isra: 79-81 ini.

Main point paling menariknya adalah ayat 81,

ِ َ‫اط ُل ۚۚ ِإ هن ْالب‬
‫اط َل َكانَ زَ ُهوقًا‬ ِ َ‫َوقُ ْل َجا َء ْال َح ُّق َوزَ هَقَ ْالب‬
Scratch Translation.
Dan setiap yang tidak benar/salah (bathil) itu, pasti akan dihancurkan.
(minimal akan ditampakkan, kemudian orang lain yang akan
mengeksekusinya)

Bathil itu asal katanya batal, batal itu tidak sah. Sesuatu yang batal
berarti sesuatu yang tidak benar. Makanya ada yang membatalkan
shalat, membuat shalat itu tidak benar, makanya diulang.
Jadi semua yang bathil itu, semua yang tidak benar menurut syariat.

30
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Jadi seolah Allah ingin mengibaratkan bahwa, orang yang menyoal Nabi
itu tidak benar, orang yang curang dengan kamu Muhammad itu tidak
benar, orang yang cemburu dengan Nabi karena usahanya sukses itu
tidak benar, orang yang ingin membunuh Nabi saat itu tidak benar.

Dari ibarat inilah bisa disimpulkan bahwa, hal ini mencakup semua
aspek, baik itu dari kecemburuan, iri hati, dengki, sampai persoalan
ingin mengesksekusi Nabi ‫ﷺ‬.

Kata Allah, “kalau kamu benar-benar mengamalkan apa yang ada di


ayat ini, maka Allah akan melindungi kamu, Allah akan arahkan &
membimbing kamu di dalam yang Haq”, dan yang bathil akan Allah
hancurkan, atau minimal ditampakkan.

But the BIG question is.. ‘Kenapa ayat ini muncul?’

Bukan sekedar memberikan perlindungan kepada Nabi, tapi juga


memberikan isyarat bahwa kalau ketika usaha itu sudah maju, maka
secara fitrahnya akan ada di lingkungan sekitar yang merasa terusik,
dan kalau tidak ada kontrol dalam dirinya, bisa jadi berpengaruh dan
menimbulkan resiko, sampai berusaha untuk menghabiskan usahanya.

Maka salah satu diantara tantangan dunia usaha menurut Al Quran


adalah, “dalam setiap usaha akan selalu ada persaingan”.

Cara baca ayatnya harus berhati-hati, karena ayat Al Quran itu


berdasarkan dari sudut mana membacanya. Dari sisi mana dilihat,
maka seperti itulah yang akan nampak.

31
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Misal, kalau melihat dari perspektif tahajjud, maka ayat ini ayat
tahajjud. Tapi kalau menilas dari sisi asbab nuzul, maka ayat ini adalah
ayat perlindungan Allah pada Rasul ‫ﷺ‬. Pun kalau dari persepsi sejarah,
maka akan ada isyarat yang menunjukan bagaimana ketika kita
bersungguh-sungguh baik dalam kedudukan ataupun bisnis, pasti akan
berhadapan dengan persaingan-persaingan.

32
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

[21:87-88]

‫علَ ْي ِه‬َ ‫ظ هن أَن لهن نه ْقد َِر‬ َ َ‫َاضبًا ف‬ ِ ‫ب ُمغ‬ َ ‫ون ِإذ ذه َه‬ِ ُّ‫َوذَا الن‬
َ‫س ْب َحان ََك ِإ ِني ُكنتُ ِمن‬ َ َ‫ت أَن هَّل ِإ ٰلَهَ ِإ هَّل أ‬
ُ ‫نت‬ ِ ‫الظلُ َما‬ُّ ‫فَنَادَ ٰى ِفي‬
◉ َ‫الظا ِل ِمين‬ ‫ه‬
◉ َ‫مؤْ ِم ِنين‬ ُ ‫نجي ْال‬ِ ُ‫فَا ْستَ َج ْبنَا لَهُ َونَ هج ْينَاهُ ِمنَ ْالغ َِم ۚ َو َك ٰذَ ِل َك ن‬
Isyarat pada 2 ayat yang telah disebutkan sebelumnya adalah, ketika
seseorang telah memilih jalan itu untuk mendekatkan diri kepada Allah,
maka fitrah pertama akan selalu dihadapkan dengan persaingan dalam
mewujudkan apa yang diharapkan.

Tantangan dalam Al Quran untuk orang yang siap berusaha

✔ 1. Harus siap untuk menghadapi tantangan dalam dunianya


✔ 2. Terlampau rakus

Na’udzubillahi mindzalik
● Rakus pada harta-benda, sifatnya seperti Qarun ‘bagha’
(melampaui batas).
● Rakus pada kekuasaan-kedudukan, sifatnya seperti Fir’aun
‘thagha’ (melampaui batas).
● Rakus dalam hal ibadah, misal tidak mau mengeluarkan zakat,
infaq, dan sedekah.
● Memonopoli usaha (puncaknya riya / pamer)

Rumus singkatnya, “dari mana datangnya harta tersebut, apabila halal


maka perbuatannya akan baik dan terkendali. Pun sebaliknya, apabila

33
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

harta itu cara mendapatkannya dengan cara yang tidak baik, maka
perbuatannya juga akan tidak baik”.

34
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Amalan untuk mengatasi tantangan External


Cara menghindari sifat bagha dan thagha adalah dengan rutin
melaksanakan sunnah Tahajjud.

Diantara keutamaan melakukan Tahajjud adalah,

1. Diangkat derajatnya ke tingkat ‘Maqamam Mahmuda’


2. Diangkat dalam perihal pekerjaannya
3. Apabila mendpat masalah, dibimbing dengan solusi terbaik
4. Allah akan lindungi dari orang-orang yang jahil (ditolong langsung
oleh Allah)

Amalan untuk mengatasi tantangan Internal

1. Zakat (Makna: suci / bersih)

- ‫زكاة‬
Zakat hanya mensucikan luarnya saja, belum dalamnya.
Berbeda dengan thaharah, kalau thaharah membersihkan luar dalam.

Pada dasarnya kalimat zakat itu persamaannya adalah dengan kalimat,

- ‫الن ُم ُّو‬
Maknanya adalah, ‘nambah terus’ (tak terhingga).
Hal inilah sebagaimana yang telah Allah sebutkan di dalam [2:261]

- ‫ع ِلي ٌم‬ ‫ف ِل َمن يَشَا ُء ۗ َو ه‬


َ ‫َّللاُ َوا ِس ٌع‬ ُ ‫ضا ِع‬ ‫… َو ه‬
َ ُ‫َّللاُ ي‬
Artinya,

35
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Dan Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
Maha Luas, Maha Mengetahui.

Selain itu, ibadah-ibadah yang berkaitan dengan zakat, infaq, dan


sedekah ini, salah satu asas manfaatnya adalah supaya menjadi latihan
untuk melatih kita supaya tidak diperbudak oleh harta.

36
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Cara Mensyukuri Harta


Quran Verses

[14:7]
[9:103]
[2:261-263]
[2:215]

37
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Profil Sahabat Nabi


Quran Verses

[59:9-10]

38
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

Memo-Brush Mode:ON4

Memorized n Brush Up Ayatul Quraniyyah


Rules | [Ayat Wajib Hafal] | (Ayat Referensi)

[62:11] Al Jumu’ah | Yang terbaik ada di sisi Allah

ُّ َ‫ارة ً أَ ْو لَ ْه ًوا انف‬


َ ‫ضوا ِإلَ ْي َها َوت َ َر ُك‬
ۚ ‫وك قَا ِئ ًما‬ َ ‫َو ِإذَا َرأ َ ْوا ِت َج‬
‫ار ِة ۚۚ َو ه‬
‫َّللاُ َخي ُْر ه‬
َ‫الر ِاز ِقين‬ ِ َ‫َّللاِ َخي ٌْر ِمنَ الله ْه ِو َو ِمن‬
َ ‫الت َج‬ ‫قُ ْل َما ِعندَ ه‬

[51:22] Adh Dhariyat | Tempat rezeki & waktu di tetapkannya

◉ َ ‫اء ِر ْزقُ ُك ْم َو َما تُو‬


َ‫عدُون‬ ِ ‫س َم‬
‫َو ِفي ال ه‬
(2:29) Al Baqarah | Pemilik & Pencipta segala sesuatu, Allah

◉ ِ ‫ُه َو الهذِي َخلَقَ لَ ُكم هما فِي ْاْل َ ْر‬


‫ض َج ِميعًا‬
[11:6] Hud | Jaminan rezeki, tempat penentuan, cara mendapatkannya

‫َّللاِ ِر ْزقُ َها‬


‫علَى ه‬ ِ ‫َو َما ِمن دَابه ٍة فِي ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض ِإ هَّل‬

4
Basically this is a page that helps u with yo Quran memorization.
Memorizing n Brushing up your Quran. Memorize = Menghafal. Brush-up = Murajaah.
Yup, Memo-Brush up Mode, may Allah make it easy fo us. Allahuma amiin

39
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

◉ ‫ين‬
ٍ ‫ب ُّم ِب‬ َ َ‫َويَ ْعلَ ُم ُم ْستَقَ هر َها َو ُم ْست َ ْود‬
ٍ ‫ع َها ۚ ُك ٌّل فِي ِكتَا‬

40
‫)‪Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat‬‬

‫‪[53:39] An Najm | Manusia hanya mendapatkan apa yang diusahakan‬‬

‫◉‬ ‫ان ِإ هَّل َما َ‬


‫سعَى‬ ‫س ِ‬‫ْلن َ‬ ‫َوأَن لهي َ‬
‫ْس ِل ْ ِ‬
‫‪[3:35-39] Ali ‘Imran | Kaidah rezeki mutlak, rezeki syukur, dan doa nabi‬‬
‫‪Zakariya‬‬

‫طنِي ُم َح هر ًرا‬ ‫ب ِإنِي نَذَ ْرتُ لَ َك َما فِي بَ ْ‬ ‫ت ْام َرأَتُ ِع ْم َرانَ َر ِ‬ ‫ِإ ْذ قَالَ ِ‬
‫فَتَقَب ْهل ِمنِي ۖ‬
‫ض ْعت ُ َها‬ ‫ب ِإنِي َو َ‬ ‫ت َر ِ‬ ‫ضعَتْ َها قَالَ ْ‬ ‫س ِمي ُع ْالعَ ِلي ُم ◉فَلَ هما َو َ‬ ‫نت ال ه‬ ‫ِإنه َك أَ َ‬
‫أُنث َ ٰى‬
‫س هم ْيت ُ َها َم ْريَ َم‬ ‫ْس الذه َك ُر َك ْاْلُنث َ ٰى ۖ َو ِإنِي َ‬ ‫ت َولَي َ‬ ‫ضع َ ْ‬ ‫َّللاُ أ َ ْعلَ ُم ِب َما َو َ‬
‫َو ه‬
‫الر ِج ِيم ◉فَتَقَبهلَ َها َربُّ َها‬ ‫طا ِن ه‬ ‫َو ِإنِي أ ُ ِعيذُ َها بِ َك َوذُ ِريهتَ َها ِمنَ ال ه‬
‫ش ْي َ‬
‫علَ ْي َها‬‫سنًا َو َكفهلَ َها زَ َك ِريها ۖ ُكله َما دَ َخ َل َ‬ ‫س ٍن َوأَنبَت َ َها نَبَاتًا َح َ‬ ‫بِقَبُو ٍل َح َ‬
‫اب َو َجدَ ِعندَ َها ِر ْزقًا ۖ قَا َل يَا َم ْريَ ُم أَنه ٰى لَ ِك ٰ َهذَا ۖ‬ ‫زَ َك ِريها ْال ِم ْح َر َ‬
‫ب ◉‬ ‫سا ٍ‬ ‫َّللاَ يَ ْر ُز ُق َمن يَشَا ُء ِبغَي ِْر ِح َ‬ ‫ت ُه َو ِم ْن ِعن ِد ه‬
‫َّللاِ ۖ ِإ هن ه‬ ‫قَالَ ْ‬
‫ط ِيبَةً ۖ‬ ‫ُنك ذُ ِريهةً َ‬ ‫ب هَبْ ِلي ِمن لهد َ‬ ‫عا زَ َك ِريها َربههُ ۖ قَا َل َر ِ‬ ‫ُهنَا ِل َك دَ َ‬
‫ص ِلي ِفي ْال ِم ْح َرا ِ‬
‫ب‬ ‫اء ◉فَنَادَتْهُ ْال َم ََل ِئ َكةُ َو ُه َو قَا ِئ ٌم يُ َ‬ ‫ع ِ‬ ‫س ِمي ُع الدُّ َ‬‫ِإنه َك َ‬
‫أ َ هن ه‬
‫َّللاَ يُبَش ُِر َك ِبيَ ْحيَ ٰى‬
‫حينَ ◉‬ ‫صا ِل ِ‬‫ورا َونَ ِبيًّا ِمنَ ال ه‬ ‫ص ً‬ ‫س ِيدًا َو َح ُ‬ ‫ص ِدقًا ِب َك ِل َم ٍة ِمنَ ه‬
‫َّللاِ َو َ‬ ‫ُم َ‬
‫‪[2:168] Al Baqarah | Perintah mencari dan mengkonsumsi yang halal‬‬
‫‪lagi baik‬‬

‫‪41‬‬
‫)‪Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat‬‬

‫اس ُكلُوا ِم هما فِي ْاْل َ ْر ِ‬


‫ض َح ََل ًَّل َ‬
‫طيِبًا َو ََّل تَتهبِعُوا‬ ‫يَا أَيُّ َها النه ُ‬
‫ان ۚ‬
‫ط ِ‬ ‫ش ْي َ‬
‫ت ال ه‬ ‫ط َوا ِ‬ ‫ُخ ُ‬
‫ين ◉‬ ‫ِإنههُ لَ ُك ْم َ‬
‫عد ٌُّو ُّم ِب ٌ‬

‫‪42‬‬
‫)‪Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat‬‬

‫‪[2:172] Al Baqarah | Perintah untuk yang beriman untuk‬‬


‫‪mengkonsumsi yang baik‬‬

‫ت َما َرزَ ْقنَا ُك ْم‬ ‫يَا أَيُّ َها الهذِينَ آ َمنُوا ُكلُوا ِمن َ‬
‫ط ِيبَا ِ‬
‫عبُدُونَ ◉‬ ‫َوا ْش ُك ُروا ِ هّلِلِ ِإن ُكنت ُ ْم ِإيهاهُ تَ ْ‬
‫‪(7:96) Al A’raf | Impact negri yang beriman kepada Allah‬‬

‫اء‬
‫س َم ِ‬
‫ت ِمنَ ال ه‬ ‫َولَ ْو أ َ هن أ َ ْه َل ْالقُ َر ٰى آ َمنُوا َواتهقَ ْوا لَفَت َ ْحنَا َ‬
‫علَ ْي ِهم بَ َر َكا ٍ‬
‫ض‬ ‫َو ْاْل َ ْر ِ‬
‫سبُونَ ◉‬ ‫َو ٰلَ ِكن َكذهبُوا فَأ َ َخ ْذنَا ُهم ِب َما َكانُوا يَ ْك ِ‬
‫‪(46:15) Al Ahqaf | Kaidah rezeki bersyukur‬‬

‫ضعَتْهُ‬ ‫سانًا ۖ َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ ُك ْر ًها َو َو َ‬ ‫سانَ ِب َوا ِلدَ ْي ِه ِإ ْح َ‬ ‫ص ْينَا ْ ِ‬


‫اْلن َ‬ ‫َو َو ه‬
‫ُك ْر ًها ۖ‬
‫شدههُ َوبَلَ َغ أَ ْربَ ِعينَ‬‫ش ْه ًرا ۚ َحت ه ٰى ِإذَا بَلَ َغ أ َ ُ‬
‫صالُهُ ثَ ََلثُونَ َ‬ ‫َو َح ْملُهُ َوفِ َ‬
‫سنَةً‬
‫َ‬
‫علَ ٰى‬ ‫ي َو َ‬ ‫علَ ه‬‫ت َ‬ ‫ب أَ ْو ِز ْع ِني أ َ ْن أ َ ْش ُك َر ِن ْع َمت َ َك اله ِتي أَ ْنعَ ْم َ‬
‫قَا َل َر ِ‬
‫ص ِل ْح ِلي ِفي ذُ ِريه ِتي ۖ ِإ ِني‬ ‫ضاهُ َوأَ ْ‬ ‫صا ِل ًحا تَ ْر َ‬ ‫ي َوأ َ ْن أ َ ْع َم َل َ‬ ‫َوا ِلدَ ه‬
‫س ِل ِمينَ ◉‬ ‫تُبْتُ ِإلَي َْك َو ِإ ِني ِمنَ ْال ُم ْ‬
‫)‪(17:78-82) Al Isra’ | Menjaga shalat 5 waktu (especially Subh‬‬

‫‪43‬‬
‫)‪Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat‬‬

‫ق الله ْي ِل َوقُ ْرآنَ ْالفَ ْج ِر ۖ‬ ‫ش ْم ِس ِإلَ ٰى َغ َ‬


‫س ِ‬ ‫وك ال ه‬ ‫أَقِ ِم ال ه‬
‫ص ََلة َ ِلدُلُ ِ‬
‫هود ًا ◉‬ ‫ِإ هن قُ ْرآنَ ْالفَ ْج ِر َكانَ َم ْش ُ‬

‫‪44‬‬
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

(73:1-20) Al Muzzammil | Tahajjud, dzikir, sabr, leave dusta, usaha

The whole surah of Muzzammil


(15:9) Al Hijr | Baca Quran

◉ َ‫ظون‬ ِ ‫ِإنها ن َْح ُن ن هَز ْلنَا‬


ُ ‫الذ ْك َر َو ِإنها لَهُ لَ َحا ِف‬

(54:17|22|32|42) Al Qamar | Menghafal Quran

◉ 4X ‫س ْرنَا ْالقُ ْرآنَ ِل ِلذ ْك ِر فَ َه ْل ِمن ُّمده ِك ٍر‬


‫َولَقَ ْد يَ ه‬
(51:18) Adh - Dhariyat
Istighfar bfo subuh (sahur), untuk mempercepat pengabulan doa

◉ ِ ‫َو ِب ْاْل َ ْس َح‬


َ‫ار ُه ْم يَ ْست َ ْغ ِف ُرون‬

[14:7] Ibrahim | Rezeki syukur

◉ َ ‫ۚو ِإ ْذ تَأَذهنَ َربُّ ُك ْم لَئِن‬


‫ش َك ْرت ُ ْم َْل َ ِزيدَنه ُكم‬ َ ْ ۖ ‫َولَئِن َكفَ ْرت ُ ْم ِإ هن‬
‫شدِيد‬ َ َ‫عذَا ِبي ل‬ َ ٌۚ
(9:103) At - Tawbah|Bersedekah

ۖ ‫علَ ْي ِه ْم‬ َ ‫ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِكي ِهم ِب َها َو‬


َ ‫ص ِل‬ َ ‫ُخ ْذ ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬
َ ُ ‫صدَقَةً ت‬

45
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

◉ ‫ع ِلي ٌم‬
َ ‫س ِمي ٌع‬ ‫س َك ٌن له ُه ْم ۗ َو ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ص ََلت َ َك‬
َ ‫ِإ هن‬

46
‫)‪Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat‬‬

‫)‪(9:60‬‬ ‫‪At - Tawbah|Para penerima sedekah yang paling utama‬‬

‫ام ِلينَ َعلَ ْي َها َو ْال ُم َؤلهفَ ِة‬


‫ين َو ْالعَ ِ‬
‫سا ِك ِ‬ ‫اء َو ْال َم َ‬
‫صدَقَاتُ ِل ْلفُقَ َر ِ‬
‫ِإنه َما ال ه‬
‫س ِبي ِل ۖ‬ ‫َّللاِ َواب ِْن ال ه‬ ‫س ِبي ِل ه‬
‫َار ِمينَ َوفِي َ‬ ‫ب َو ْالغ ِ‬ ‫الرقَا ِ‬ ‫قُلُوبُ ُه ْم َوفِي ِ‬
‫م ◉‬‫ع ِلي ٌم َح ِكي ٌ‬ ‫َّللاِ ۗ َو ه‬
‫َّللاُ َ‬ ‫ضةً ِمنَ ه‬
‫فَ ِري َ‬
‫‪[2:261-263] Al Baqarah | Infaq, dan berkata yang baik‬‬

‫س ْب َع‬‫ت َ‬‫َّللاِ َك َمثَ ِل َحبه ٍة أَنبَتَ ْ‬


‫سبِي ِل ه‬ ‫همث َ ُل الهذِينَ يُن ِفقُونَ أ َ ْم َوالَ ُه ْم ِفي َ‬
‫سنَا ِب َل‬ ‫َ‬
‫ف ِل َمن يَشَا ُء ۗ َو ه‬
‫َّللاُ َوا ِس ٌع‬ ‫ضا ِع ُ‬ ‫سنبُلَ ٍة ِمائَةُ َحبه ٍة ۗ َو ه‬
‫َّللاُ يُ َ‬ ‫فِي ُك ِل ُ‬
‫م ◉‬ ‫ع ِلي ٌ‬ ‫َ‬
‫َّللاِ ث ُ هم ََّل يُتْ ِبعُونَ َما أَنفَقُوا َمنًّا َو ََّل‬ ‫الهذِينَ يُن ِفقُونَ أ َ ْم َوالَ ُه ْم فِي َ‬
‫س ِبي ِل ه‬
‫أَذًى ۙ‬
‫حزَ نُونَ ◉‬ ‫علَ ْي ِه ْم َو ََّل ُه ْم يَ ْ‬
‫ف َ‬ ‫له ُه ْم أ َ ْج ُر ُه ْم ِعندَ َر ِب ِه ْم َو ََّل خ َْو ٌ‬
‫ي‬ ‫صدَقَ ٍة يَتْبَعُ َها أَذًى ۗ َو ه‬
‫َّللاُ َ‬
‫غنِ ٌّ‬ ‫وف َو َم ْغ ِف َرة ٌ َخي ٌْر ِمن َ‬ ‫قَ ْو ٌل هم ْع ُر ٌ‬
‫م ◉‬ ‫َح ِلي ٌ‬
‫)‪[2:187] Al Baqarah | Dihalalkannya rafats (bercampur‬‬

‫اس له ُك ْم َوأَنت ُ ْم‬ ‫ث ِإلَ ٰى نِ َ‬


‫سائِ ُك ْم ۚ ُه هن ِلبَ ٌ‬ ‫الرفَ ُ‬
‫الصيَ ِام ه‬ ‫أ ُ ِح هل لَ ُك ْم لَ ْيلَةَ ِ‬
‫اس له ُه هن ۗ‬
‫ِلبَ ٌ‬
‫عن ُك ْم ۖ‬
‫عفَا َ‬ ‫علَ ْي ُك ْم َو َ‬
‫اب َ‬ ‫َّللاُ أَنه ُك ْم ُكنت ُ ْم ت َ ْختَانُونَ أَنفُ َ‬
‫س ُك ْم فَتَ َ‬ ‫ع ِل َم ه‬
‫َ‬

‫‪47‬‬
‫)‪Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat‬‬

‫َّللاُ لَ ُك ْم ۚ َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا َحت ه ٰى‬


‫ب ه‬ ‫فَ ْاآلنَ بَا ِش ُرو ُه هن َوا ْبتَغُوا َما َكتَ َ‬
‫يَتَبَيهنَ لَ ُك ُم‬
‫ام‬
‫الصيَ َ‬ ‫ض ِمنَ ْال َخي ِْط ْاْل َ ْس َو ِد ِمنَ ْالفَ ْج ِر ۖ ث ُ هم أَتِ ُّموا ِ‬ ‫ط ْاْل َ ْبيَ ُ‬ ‫ْال َخ ْي ُ‬
‫ِإلَى الله ْي ِل ۚ‬
‫اج ِد ۗ تِ ْل َك ُحدُودُ ه‬
‫َّللاِ فَ ََل‬ ‫س ِ‬ ‫عا ِكفُونَ فِي ْال َم َ‬ ‫َو ََّل تُبَا ِش ُرو ُه هن َوأَنت ُ ْم َ‬
‫ه ْم يَتهقُونَ ◉‬ ‫اس لَعَله ُ‬ ‫ت َ ْق َربُو َها ۗ َك ٰذَ ِل َك يُبَ ِي ُن ه‬
‫َّللاُ آيَاتِ ِه ِللنه ِ‬

‫‪48‬‬
‫)‪Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat‬‬

‫‪[7:157] Al A’raf | (Ittiba’) Mengikuti Rasul‬‬

‫ي الهذِي يَ ِجدُونَهُ َم ْكتُوبًا ِعندَ ُه ْم‬ ‫ي ْاْل ُ ِم ه‬‫سو َل النه ِب ه‬ ‫الهذِينَ يَت ه ِبعُونَ ه‬
‫الر ُ‬
‫ع ِن ْال ُمن َك ِر‬‫وف َويَ ْن َها ُه ْم َ‬ ‫نجي ِل يَأ ْ ُم ُر ُهم ِب ْال َم ْع ُر ِ‬ ‫فِي الت ه ْو َراةِ َو ْ ِ‬
‫اْل ِ‬
‫ص َر ُه ْم‬ ‫ع ْن ُه ْم ِإ ْ‬
‫ض ُع َ‬ ‫ث َويَ َ‬ ‫علَ ْي ِه ُم ْال َخبَائِ َ‬
‫ت َويُ َح ِر ُم َ‬ ‫َويُ ِح ُّل لَ ُه ُم ه‬
‫الط ِيبَا ِ‬
‫ص ُروهُ‬ ‫ع هز ُروهُ َونَ َ‬ ‫علَ ْي ِه ْم ۚ فَالهذِينَ آ َمنُوا ِب ِه َو َ‬ ‫َت َ‬ ‫َو ْاْل َ ْغ ََل َل الهتِي َكان ْ‬
‫حونَ ◉‬ ‫نز َل َمعَهُ ۙ أُو ٰلَئِ َك ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُ‬ ‫ور الهذِي أ ُ ِ‬ ‫َواتهبَعُوا النُّ َ‬
‫‪(6:160) Al An’am | Balasan 1 kebaikan, 10 pahala‬‬

‫ع ْش ُر أ َ ْمثَا ِل َها ۖۚ‬


‫سنَ ِة فَلَهُ َ‬ ‫َمن َجا َء ِب ْال َح َ‬
‫◉‬ ‫س ِيئَ ِة فَ ََل يُ ْجزَ ٰى ِإ هَّل ِمثْلَ َها َو ُه ْم ََّل يُ ْ‬
‫ظلَ ُمونَ‬ ‫َو َمن َجا َء ِبال ه‬

‫]‪[2:173‬‬ ‫‪- Makanan yang diharamkan dan tanpa tasmiyatullah‬‬


‫]‪[5:3‬‬ ‫‪- Kondisi-kondisi makanan yang diharamkan‬‬
‫]‪[4:22-23‬‬

‫]‪[16:67‬‬ ‫‪An Nahl‬‬


‫]‪[2:219‬‬ ‫‪Al Baqarah‬‬
‫]‪[4:43‬‬ ‫‪An Nisa‬‬
‫]‪[5:90-91‬‬ ‫‪Al Maidah‬‬

‫]‪[3:7‬‬

‫‪49‬‬
‫)‪Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat‬‬

‫]‪[2:275-279‬‬

‫ط ُ‬
‫ان‬ ‫ش ْي َ‬
‫طهُ ال ه‬ ‫الهذِينَ يَأ ْ ُكلُونَ ِ‬
‫الربَا ََّل يَقُو ُمونَ ِإ هَّل َك َما يَقُو ُم الهذِي يَتَ َخبه ُ‬
‫ِمنَ ْال َم ِس ۚۚ ِالى آخر اآلية ‪)٢٧٨( -‬‬

‫]‪[3:130‬‬

‫عفَةً ۖ َواتهقُوا ه‬
‫َّللاَ‬ ‫ضعَافًا ُّم َ‬
‫ضا َ‬ ‫يَا أَيُّ َها الهذِينَ آ َمنُوا ََّل تَأ ْ ُكلُوا ِ‬
‫الربَا أَ ْ‬
‫لَعَله ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحونَ‬
‫]‪[2:204‬‬

‫علَ ٰى َما فِي قَ ْلبِ ِه َو ُه َو‬ ‫اس َمن يُ ْع ِجبُ َك قَ ْولُهُ فِي ْال َحيَاةِ الدُّ ْنيَا َويُ ْش ِهدُ ه‬
‫َّللاَ َ‬ ‫َو ِمنَ النه ِ‬
‫ص ِام‬‫أَلَدُّ ْال ِخ َ‬

‫]‪[17:79-81‬‬
‫س ٰى أَن َي ْب َعثَ َك َرب َُّك َمقَا ًما هم ْح ُمودًا‬ ‫ع َ‬‫َو ِمنَ الله ْي ِل فَت َ َه هج ْد ِب ِه نَافِلَةً له َك َ‬
‫اج َعل ِلي ِمن لهد َ‬
‫ُنك‬ ‫ق َو ْ‬ ‫ص ْد ٍ‬ ‫ق َوأَ ْخ ِر ْجنِي ُم ْخ َر َج ِ‬ ‫ص ْد ٍ‬ ‫ب أَ ْد ِخ ْلنِي ُم ْد َخ َل ِ‬ ‫َوقُل هر ِ‬
‫يرا‬
‫ص ً‬ ‫طانًا نه ِ‬ ‫س ْل َ‬
‫ُ‬
‫اط َل َكانَ زَ ُهوقًا‬ ‫اط ُل ۚ إِ هن ْالبَ ِ‬
‫َوقُ ْل َجا َء ْال َح ُّق َوزَ هَقَ ْالبَ ِ‬

‫‪[17:79-81] Faktor External | Persaingan Bisnis‬‬


‫‪[21:87-88] Faktor External | Persaingan Usaha‬‬
‫‪[28:76-77] Faktor Internal | Rakus‬‬

‫]‪[59:9-10‬‬

‫‪50‬‬
Kajian Syiar Al Quran - Kelas Pengusaha dan Karyawan (Ustaz Adi Hidayat)

End

51

Anda mungkin juga menyukai