OLEH:
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
I. IDENTITAS
A. Identitas Subjek
Usia : 17 Tahun
Status : Pelajar
B. Identitas Keluarga
1. Orangtua
Umur : 43 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Umur : 44 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Jenis
Nama TTL Pendidikan
Kelamin
Jati Bali, 11
Gusti Ayu Kadek Wiranti P SMP
Desember 2007
JatiBali, 3 Agustus
Gusti Ayu Komang Yunianti
P SD
2011
III. PELAKSANAAN
Prediksi bukanlah sisi kekuatan teori Adler, sebab ada dua alasan yang
dapat dilukiskan dari inti sistemnya, yakni bahwa teori Adler ini bersifat unik, dan
tekanan pada manusia adalah pada eksistensinya, dan bukan penghargaan yang
tinggi dan bersifat pribadi. Meskipun demikian dapat juga diidentifikasi melalui
pandangan tentang gaya hidup manusia bahwa setiap individu akan meneruskan
kecenderungannya untuk tetap unik dalam lingkungan yang ditempatinya.
Prediksi secara pribadi yang mungkin dilakukan adalah menerima gagasan
Adler mengenai pola perilaku yang muncul dan menjadi gaya hidup, khususnya
mengenai posisi seseorang dalam keluarganya, sebagai anak sulung, bungsu atau
anak tengah dan tunggal. Melalui telaahannya Adler dapat mengantisipasi pola
perilaku tertentu dari anak yang memiliki status tertentu dalam keluarga. Seperti
anak bungsu, cenderung agak lunak, acuh, mampu menyesuaikan diri, dan kurang
usaha untuk superioritas.
Teori Adler yang dimasukkan ke dalam wilayah penelitian hanya sedikit,
yakni terbatas pada konsep kedudukan urutan anak dalam keluarga dan gaya
hidupnya yang terbentuk karena statusnya itu. Meskipun dikatakan Adler bahwa
anak pertama cenderung bersifat pada setiap keluarga, namun yang penting
diamati adalah bahwa status anak dalam keluarga tertentu mempunyai dampak
yang kuat atas kepribadiannya, dan itu tergantung pula pada lingkungan keluarga
yang membinannya, yang bersifat sangat pribadi.
Adapun teknik konseling yang menurut saya cocok untuk digunakan pada
masalah konseli ini adalah Teknik Komparatif yang ada dalam Konseling
Individual dimana konselor dituntut mampu memahami gaya hidup dan masalah
klien melalui emphati dan membandingkan dengan dirinya sendiri, untuk
selanjutnya digunakan sebagai landasan dalam memperbaiki gaya hidup dan
memecahkan masalah yang dihadapi kliennya.
Dalam proses konseling ini saya sebagai konselor dan konseli bersama-sama
mencari solusi dan jalan keluar yang dihadapi konseli. Saya memberi kesempatan
kepada konseli untuk mengemukakan persoalan, perasaan dan pikirannya secara
bebas, dan kemudian menampung semua apa yang dikatakan oleh konseli agar
dicari solusinya. Disisi lain saya mencoba untuk mengarahkan konseli mengenai
persoalannya, dalam artian saya mencoba untuk memperjelas gambaran persoalan
konseli dan memberikan beberapa saran dan anjuran mengenai persoalannya.
VII. PRAGNOSA
Dari kasus tersebut maka masalah yang dialami Erika yaitu kurangnya
perhatian dan kasih sayang kedua orang tuanya, karena kedua orang tuanya terlalu
sibuk bertengkar tanpa memperdulikan perasaan anak-anaknya yang
menyebabkan Erika menjadi anak yang pendiam dan sulit berinteraksi dengan
teman-temannya.