PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.3.1 Memenuhi salah satu tugas Manajemen Operasional
1.3.2 Membantu kami memahami pembahasan dari makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
MRP adalah salah satu terobosan besar bagi dunia industri dalam mengatur bahan-
bahan material yang dibutuhkan untuk proses produksi. Karena dengan MRP perusahaan
dapat mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan kehabisan bahan
material. Semua proses pengaturan untuk bahan material yang dibutuhkan hanya dengan
memasukkan data yang dibutuhkan dan software MRP yang akan memproses semuanya.
Fasilitas yang disediakan adalah proses pengisian dan pemesanan data dealer penjualan
dan supplier material. Konsep MRP adalah mempermudah pengaturan bahan material.
Oleh karena itu direncanakan software dengan konsep user friendly dan fasilitas yang
benar-benar mempermudah dan mampu meningkatkan efisiensi para pengguna.
Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu teknik yang digunakan untuk
perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung (dependent)
pada item ditingkat (level) yang lebih tinggi. MRP pertama kali ditemukan oleh Joseph
Orlicky dari J.I Case Company pada sekitar tahun 1960. Metode MRP bersifat Computer
Oriented Approach yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan dan
seperangkat mekanisme pencatatan yang dirancang untuk menjabarkan suatu Master
Production Schedule (MPS) MRP selalu berkembang sesuai dengan tuntutan
perkembangan teknologi dan tututan terhadap sistem perusahaan. Sampai saat ini
perkembangan MRP terjadi sampai dengan 4(empat) kali dan tidak tertutup untuk masa
yang akan datang MRP akan berkembang terus.
A. Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu teknik atau prosedur logis
untuk menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (JPI) dari barang jadi atau end item
menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen yang dibutuhkan untuk
mengimplementasikan JPI. MRP ini digunakan untuk menentukan jumlah dari
kebutuhan material untuk mendukung Jadwal Produksi Induk dan kapan kebutuhan
material tersebut dijadwalkan. (Orlicky,et al., 1994).
B. Material Requirement Planning (MRP) merupakan sistem informasi berbasis
komputer yang didisain untuk memesan dan menjadwalkan permintaan (raw
material, komponen dan sub assemblies) dengan cara yang terkoordinasi.(Oden,et
al., 1998)
C. Material Requirement Planning (MRP) merupakan aktivitas perencanaan material
untuk Seluruh komponen dan raw material (bahan baku) yang dibutuhkan sesuai
dengan Jadwal Produksi Induk (JPI) yang sama halnya dengan demand / permintaan
per komponen (John A. White, et al., 1987).
2
Perencanaan MRP ini mencakup semua kebutuhan akan semua komponen MRP
yaitu kebutuhan material, dimana terdapat dua fungsi dengan diterapkannya MRP yaitu
Pengendalian persediaan dan Penjadualan produksi. Sedangkan tujuan dari MRP itu
sendiri adalah untuk menentukan kebutuhan sekaligus untuk mendukung jadwal produksi
induk, mengendalikan persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal valid
dan up-to date, serta secara khusus berguna dalam lingkungan manufaktur yang
kompleks dan tidak pasti.
Dengan demikian terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP (Material
Requirements Planning), yaitu :
3
a. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat(kapan pekerjaan harus selesai atau
material harus tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi)
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanaan. (Kapan pemesanan atau pembatalan
pemesanan harus dilakukan)
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus
direncanakan didasarkan pada kapasitas yang ada.
B. Proses MRP
Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu antara lain:
1. Netting yaitu proses perhitungan jumlah kebutuhan bersih untuk setiap periode
selama horison perencanaan yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan
kotor dengan jadwal penerimaan persediaan dan persediaan awal yang tersedia.
4
2. Lotting yaitu penentuan besarnya ukuran jumlah pesanan (lot size) yang optimal
untuk sebuah item berdasarkan kebutuhan bersih yang dihasilkan.
3. Offsetting yaitu proses yang bertujuan untuk menentukan saat yang tepat
melaksanakan rencana pemesanan dalam pemenuhan kebutuhan bersih.
Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan
kebutuhan bersih yang harus tersedia dengan waktu ancang-ancang (lead time).
4. Exploding merupakan proses perhitungan dari ketiga langkah sebelumnya yaitu
netting, lotting dan offsetting yang dilakukan untuk komponen atau item yang
berada pada level dibawahnya berdasarkan atas rencana pemesanan
5.
C. Output MRP
Output MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP, yaitu :
1. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) penentuan jumlah
kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.
2. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli yang
akan digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok dan berguna juga bagi
manajer manufaktur yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi
3. Changes to Planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah
direncanakan) yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan
dan pengubahan jumlah pesanan.
4. Performance Report (Laporan Penampilan), suatu tampilan yang menunjukkan
sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan stok dan ukuran yang
lain.
B. Kelemahan MRP
Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat data
salah pada data persediaan, bill material data/master schedule kemudian juga akan
menghasilkan data salah. Problem utama lainnya adalah MRP systems membutuhkan
data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan berbagai komponen dalam
memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable). Desain sistem ini juga
mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses in manufacturing sama untuk setiap
item produk yang dibuat.
Proses manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai tempat. Hal
ini berakibat terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena perbedaaan jarak yang
jauh. The overall ERP system dapat digunakan untuk mengorganisaisi sediaan dan
kebutuhan menurut individu perusaaannya dan memungkinkan terjadinya komunikasi
antar perusahaan sehingga dapat mendistribuskan setiap komponen pada kebutuan
perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebuah sistem enterprise perlu diterapkan sebelum
menerapkan sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk menghitung secara
reguler dengan benar bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang harus disediakan
untuk proses produksi.
Mengitung jumlah kapasitas produksi. Meskipun demikian, dalam jumlah yang besar
perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih lanjut, yaitu MRP II. MRP II
adalah sistem yang mengintegrasikan aspek keuangan. Sistem ini mencakup
perencanaan kapasitas
6
Cara kerja sistim MRP adalah sebagai berikut: pesanan produk dijadikan dasar untuk
membuat skedul produksi master atau Master Production Schedule (MPS) yang
memberikan
gambaran tentang jumlah item
yang diproduksi selama
periode waktu tertentu.
MPS dibuat berdasarkan
pada peramalan
kebutuhan akan peralatan yang diperlukan, merupakan proses alokasi untuk mengadakan
sejumlah peralatan yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai
(pekerja, mesin, dan bahan).
7
penyusunnya dimana komponen-komponen tersebut langsung membentuk
produk akhir atau berada satu level di bawah produk akhir.
File Catatan Keadaan Persediaan (inventory status), berisi data tentang jumlah unit
yang tersedia dan sedang dipesan, serta berbagai perubahan inventori sehubungan dengan
adanya kerugian akibat sisa bahan, pesanan yang dibatalkan, dll. Intinya File Catatan
Keadaan Persediaan (inventory status) menggambarkan status semua item yang ada dalam
persediaan, dimana semua item persediaan harus diidentifikasikan untuk menjaga kekeliruan
perencanaan, juga harus berisi data tentang lead time, lot size, teknik lot size, persediaan
cadangan dan catatan penting lainnya.
8
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Hasil data diatas bahwa Pengendalian persediaan merupakan langkah penting dalam
manajemen persediaan untuk melakukan perhitungan berupa jumlah optimal tingkat
persediaan yang harus ada serta waktu pemesanan kembali. Pengaturan dan pengawasan
terhadap material barang dalam proses dan barang jadi merupakan bagian penting dalam
sistem produksi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Zulian Yamit, Drs. Msi, Manajemen Persediaan, Penerbit Ekonesia Kampus Fakultas
Ekonomi UII Yogyakarta.
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=962:mrp-material-requirement-
planning&catid=25:industri&Itemid=14
http://dodogusmao.wordpress.com/2010/07/28/material-requirement-planning/
http://sistemmanufaktur.blogspot.com/
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&qual=high&submitval=&fname=
%2Fjiunkpe%2Fs1%2Feakt%2F2002%2Fjiunkpe-ns-s1-2002-32497042-1117-siantarjaya-
chapter2.pdf
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/e32ffa5821cea509c1f2df3a0644d3ff2780
69ae.pdf
10
TUGAS
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Manajemen Operasional
Disusun oleh :
Yolanda Meista Tomina
Rafli Fawwas
Busran
11
12
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji sukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Material Requirement Planning ini tepat waktu.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi kami dan para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
1
DAFTAR ISI
Judul Hal
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar isi..................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
BAB 2 Pembahasan
BAB 3 Kesimpulan
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 11