Bab6 - Gelombang Bunyi PDF
Bab6 - Gelombang Bunyi PDF
Keterangan:
γ = konstanta Laplace
R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)
1
T = suhu mutlak gas (kelvin)
M = massa molekul gas (gram/mol)
Keterangan:
E = modulus Young zat padat (N/m2)
ρ = massa jenis zat padat (kg/m3)
Keterangan:
B = modulus Bulk (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
Contoh Soal :
Bandingkan kecepatan bunyi dalam aluminium dan air jika modulus
Young untuk aluminium 7,0 x 1010 N/m2, massa jenis aluminium
2.700 kg/m3, modulus Bulk air = 2,1 x 109 N/m2, dan massa jenis air
1.000 kg/m3.
Jawab:
Diketahui:
E = 7,0 x 1010 N/m2; ρal = 2.700 kg/m3;
B = 2,1 x 109 N/m2; ρair = 1.000 kg/m3.
Contoh Soal :
Cepat rambat gelombang bunyi di udara pada suhu 20°C adalah
340 m/s. Jika suhu udara naik menjadi 37°C, tentukan cepat
rambat gelombang bunyi tersebut.
Jawab:
Ketika suhu udara naik, kecepatan bunyi akan semakin bertambah.
Hal tersebut disebabkan gerakan-gerakan molekul udara yang
merambatkan bunyi bertambah cepat.
Diketahui:
T1 = 10 + 273 = 293 K;
T2 = 37 + 273 = 310 K;
v1 = 340 m/s
Contoh Soal :
Sebuah alat sonar digunakan untuk mengukur kedalaman laut.
Selang waktu yang dicatat oleh sonar untuk gelombang
perambatan sampai kembali lagi ke sonar adalah 1 sekon. Jika
cepat rambat gelombang di dalam air laut adalah 1.500 m/s,
tentukanlah kedalaman laut tersebut.
Jawab:
Diketahui:
v = 1.500 m/s;
t = 1 s.
4
s = v (1/2 t ) = 1.500 m/s x ½ x 1 s = 750 meter.
Jadi, laut tersebut memiliki kedalaman 750 meter.
dengan :
I = intensitas bunyi (watt/m2)
P = daya sumber bunyi (watt, joule/s)
A = luas permukaan yang ditembus gelombang bunyi (m2)
r = jarak tempat dari sumber bunyi (m)
b. Intensitas di titik B :
Perbandingan intensitas bunyi antara titik A dan B dapat
dinyatakan dalam persamaan :
2
I A r2
I B r1 2
Dari hubungan di atas dapat ditentukan intensitas di titik B sebagai
berikut.
6
Taraf intensitas bunyi merupakan perbandingan nilai logaritma
antara intensitas bunyi yang diukur dengan intensitas ambang
pendengaran (Io) yang dituliskan dalam persamaan :
log I
TI 10
log I o
dengan :
TI = taraf intensitas bunyi (dB = desi bell)
I = intesitas bunyi (watt/m2)
Io = intensitas ambang pendengaran (Io = 10-12 watt/m2)
Contoh Soal :
Suatu sumber bunyi dengan daya 12,56 watt memancarkan
gelombang bunyi berupa gelombang speris. Intensitas ambang
pendengaran 10-12 watt/m2. Tentukan taraf intensitas bunyi pada
jarak 100 meter dari sumber bunyi!
Penyelesaian :
Diketahui :
P = 12,56 watt
Io = 10-12 watt/m2
r = 100 m
Ditanyakan: TI = ...?
Jawab :
Taraf Intensitas bunyi pada jarak 100 meter dari sumber bunyi
adalah :
Contoh Soal :
Seekor tawon yang berjarak 2 m dari pendeteksi memiliki taraf
intensitas 40 dB.
Tentukan :
a. intensitas bunyi tawon pada tempat itu,
b. taraf intensitas jika ada 1000 tawon,
7
Penyelesaian :
R1 = 2 m
TI1 = 40 dB
n = 1000
D. Efek Doppler
Efek Doppler adalah perubahan frekuensi yang diterima
pendengar dibanding dengan frekuensi sumbernya akibat gerak
relatif pendengar dan sumber. Gejala perubahan frekuensi ini
ditemukan oleh Christian Johanm Doppler (1803-1855), seorang
fisikawan Austria.
Secara matematis efek Doppler dinyatakan sebagai berikut.
v vp
fp fs
v vs
dengan :
fp = frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz)
fs = frekuensi bunyi sumber (Hz)
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
(±) = operasi kecepatan relatif,
(+) untuk kecepatan berlawanan arah
(−) untuk kecepatan searah
8
Contoh Soal :
Mobil ambulan bergerak dengan kecepatan 20 m/s sambil
membunyikan sirinenya yang memiliki frekuensi 1000 Hz. Pada
saat itu ada seseorang yang mengendarai sepeda motor sedang
berpapasan dengan ambulan. Kecepatan sepeda motornya 10 m/s.
Berapakah frekuensi sirine yang diterima pengendara sepeda
motor itu jika kecepatan bunyi saat itu 340 m/s?
Penyelesaian
v = 340 m/s
vs = 20 m/s,
vp = 10 m/s
fs = 1080 Hz
Perhatikan gambar gerak relatif mobil ambulan dan sepeda motor
pada Gambar berikut.
Contoh Soal :
Sebuah sumber bunyi dengan frekuensi 1024 Hz bergerak
mendekati pendengar dengan kecepatan 34 m/s. Kecepatan
rambat bunyi di udara 340 m/s. Jika pendengar menjauhi sumber
bunyi dengan kecepatan 17 m/s, maka berapa frekuensi bunyi
yang diterima pendengar?
Penyelesaian
fs = 1024 Hz,
v = 340 m/s
vp = 17 m/s,
vs = 34 m/s
9
Perhatikan ilustrasi berikut :
10
Sebaliknya, pada malam hari lapisan udara di permukaan
lebih rapat daripada di atasnya. Sehingga, arah rambat bunyi
dibiaskan mendekati garis normal (melengkung ke bawah).
Akibatnya, suara teriakan yang cukup jauh pada malam hari
terdengar lebih jelas.
3. Difraksi Gelombang Bunyi
Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang ketika
melewati celah, yang ukuran celahnya se-orde dengan panjang
gelombangnya. kaca pembatas loket pembayaran di sebuah bank
yang sengaja dibuat dengan beberapa lubang kecil agar
gelombang bunyi tidak memantul, walaupun arah rambat bunyi
tidak berupa garis lurus.
Gelombang bunyi mudah mengalami difraksi karena
gelombang bunyi di udara memiliki panjang gelombang sekitar
beberapa sentimeter sampai beberapa meter. Bandingkan dengan
cahaya yang memiliki panjang gelombang berkisar 500 mm.
4. Interferensi Gelombang Bunyi
Interferensi Gelombang Bunyi terjadi jika beda lintasannya
merupakan kelipatan bilangan bulat dari setengah panjang
gelombang bunyi, secara matematis dituliskan sebagai berikut.
dengan n = 0, 1, 2, 3, ...
n = 0, n = 1, dan n = 2 berturut-turut untuk bunyi kuat pertama,
bunyi kuat kedua, dan bunyi kuat ketiga.
5. Pelayangan Bunyi
Interferensi yang ditimbulkan dari dua gelombang bunyi dapat
menyebabkan peristiwa pelayangan bunyi, yaitu penguatan dan
pelemahan bunyi. Hal tersebut terjadi akibat superposisi dua
gelombang yang memiliki frekuensi yang sedikit berbeda dan
merambat dalam arah yang sama. Jadi, satu pelayangan
didefinisikan sebagai dua bunyi keras atau dua bunyi lemah yang
terjadi secara berurutan, (layangan = kuat — lemah — kuat atau
lemah — kuat — lemah).
Jika kedua gelombang bunyi tersebut merambat bersamaan,
akan menghasilkan bunyi paling kuat saat fase keduanya sama.
Jika kedua getaran berlawanan fase, akan dihasilkan bunyi paling
lemah.
11
Secara matematis pelayangan bunyi dapat dinyatakan
sebagai berikut :
fp = | f1 - f2 |
Keterangan:
fp = frekuensi pelayangan (Hz)
f2 = frekuensi gelombang 2 (Hz)
f1 = frekuensi gelombang 1 (Hz)
Contoh Soal :
Pipa organa A menghasilkan frekuensi fA = 1005 Hz, pipa organa B
menghasilkan frekuensi fB = 1000 Hz. Jika pipa organa dibunyikan
bersama-sama, berapakah frekuensi pelayangannya?
Penyelesaian :
Diketahui :
fA = 1005 Hz
fB = 1000 Hz
Terjadi pelayangan jika beda frekuensinya kecil berarti pipa organa
A dan pipa organa B menghasilkan pelayangan :
fp = | fA - fB |
= | 1005 – 1000 |
= 5 Hz.
12