Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGANNYA

Makalah Ini di Ajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH KELOMPOK V

SRI NANI SURIANI 1810110043

GLENN SAHRUL 1810110068

SAHIRA 1810110062

BLACKLIST 1810110043

FAKULTAS PENDIDIKAN ISLAM DAN HUMANIORA


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMUNIVERSITAS PEMBANGUNAN
PANCA BUDI (UNPAB) MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia
yang berjudul “Paragraf dan Pola Pengembangannya” dengan lancar.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing dan pengajar Ibu Rika
Widya, S.Psi.,M.pd yang dengan kesabaran dan kelebihannya telah mengajar kami dengan
baik.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu dan Ayah dirumah yang telah memberikan
bantuan materil maupun do’anya sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan.

Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Medan, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Masalah ........................................................................................................ 5
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1. Definisi Paragraf ....................................................................................................... 6
3.1 Struktur Paragraf .................................................................................................... 6
2.2. Syarat-Syarat Paragraf............................................................................................. 8
2.3. Jenis-Jenis Paragraf ................................................................................................ 10
1. Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya .................................................. 10
2. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya ..................................................................... 13
3. Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan ............................................ 15
2.4. Pengembangan Paragraf ........................................................................................ 16
1. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Teknik ....................................................... 16
2. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Isi ............................................................... 18
BAB III.................................................................................................................................... 19
PENUTUP ............................................................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 19
3.2. Saran......................................................................................................................... 19
3.3. Pertanyaan dan Jawaban ....................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah


mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah.Sering dilupakan
perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri
sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph,
paragraf merupaka sajian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran
sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.

Dalam sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila paragraf-paragraf


penyusunnya tidak baik. Sama halnya dengan paragraf, tidak mungkin menjadi paragraf
yang baik bila kalimat-kalimat penyusunnya juga tidak baik. Demikian juga dengan
kalimat, tidak mungkin diperoleh kalimat yang baik bila kata-kata penyusunnya tidak
tepat dan tidak sesuai.

Berkaitan dengan paragraf, dalam membuat suatu paragraf kita harus


mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang
akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan
paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-
ungkapan pengait antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu
paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan kaedahnya.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pemahaman kita tentang
paragraf dan wacana serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan Masalah
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Untuk mengetahui paragraf dalam bahasa indonesia
3. Untuk dapat mengembangkan paragraf
4. Untuk mengetahui syarat paragraf efektif ,paragraf akademik

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Dari Paragraf?


2. Apa struktur paragraf
3. Apa Syarat-Syarat Paragraf?
4. Bagaimana Jenis Paragraf?
5. Apa Yang Dimaksud dengan Pengembangan Paragraf?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Paragraf

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan
tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan
mendukung gagasan tunggal paragraf.

Menurut Dr. Djago Tarigan, Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis
sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung
pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.Adapun pengertian lain
“Paragraf atau Alinea adalah Pengelompokkan gagasan dalam satu kesatuan yang
runtun.”1

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri


atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini
wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya
yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai
dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas
dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah
memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boleh saja
hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak
mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

3.1 Struktur Paragraf

Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau
kalimat pendukung.Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok

1
Prof.Dr.Suherli K, M .Pd.,2012 :1
alinea.Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung ide utama. Untuk mendapatkan paragraf yang baik perlu
diperhatikan hal-hal berikut :

1. Posisi Paragraf

Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang
mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh
beberapa paragraf. Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur
pembangun anak bab, atau secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu
sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di
bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan
gagasan secura utuh dan lengkap.

a. Batasan Paragraf

Pengertian paragraf ini ada beberapa pendapat, antara lain :


a. Kamus Besar Bahasa Indonesia : paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan
(biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru)2
b. The Jiang Gie dan A. Didyamartaya : paragraf ialah satuan pembagian lebih kecil di
bawah sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi angka Arab.

2. Kegunaan Paragraf

Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
a. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraf
b. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulis
c. Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
d. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis

2
https://kbbi.web.id/paragraf
e. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi,
dan penutup.

3. Struktur Paragraf

Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur
paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
a. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
b. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
c. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
d. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
e. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
f. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
g. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.

2.2. Syarat-Syarat Paragraf

1. Kesatuan

Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam


paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah
paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan,
berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.

Contoh: “Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam masyarakat


tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung pada besarnya penghasilan setiap keluarga.
Keluarga yang berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit
terpenuhi. Lain halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat
menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk membangun tempat-tempat
beribadah, atau untuk kegiatan sosial lainnya. Tempat ibadah memang perlu bagi
masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun secara bergotong
royong dan sangat mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan
penghasilan yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara
Si kaya dan Si miskin.”

Contoh paragraf di atas adalah contoh paragraf yang tidak memiliki prinsip
kesatuan. Gagasan pokok tentang penghasilan suatu keluarga dalam pengembangannya
kita jumpai gagasan pokok lain tentang tempat beribadah. Hubungan antara kalimat
yang satu dengan kalimat yang lain tidak merupakan satu kesatuan yang bulat untuk
menunjang gagasan utama.

2. Koherensi

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau
kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat
yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang
mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan
adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan
pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang
membingungkan.

Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus
sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.

 Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan


sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu,
seperti halnya, juga, lagi pula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula,
demikian juga
 Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, dalam hal
yang sama, dalam hal yang demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun
 Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan
sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya,
sama sekali tidak, biarpun, meskipun
 Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu,
jadi, maka, akibatnya
 Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat
kemudian, sesudah itu, kemudian
 Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya, ringkasnya, secara singkat,
pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni,
sesungguhnya
 Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat, di seberang,
berdekatan, berdampingan dengan

3. Kelengkapan

Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan.
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.

4. Efektif

Yaitu disusun dengan menggunakan kalimat efektif sehingga ide bisa


tersampaikan dengan tepat.

2.3. Jenis-Jenis Paragraf

1. Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya

Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi
gagasan utama itulah keberadaan kalmat topik dan letak posisinya dalam paragraf
menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna
sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dibedakan atas
4 macam, yaitu :
 Paragraf Deduktif

Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal
paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu
menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan
umum-khusus).

Contoh:

"Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang
penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah
berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita
tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan
cepat lelah dan mudah terserang penyakit."

 Paragraf Induktif

Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf
induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri
dengan pokok pembicaraan.

Contoh:

"Pak Sopian memiliki kebun pisang seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot,
juga memiliki kebun pisang seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah
memiliki kebun pisang yang lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini
merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen pisang. Seperti mereka, dari 210
penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun pisang. Maka,
tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Pisang.”

 Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya
menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal
paragraf.

Contoh :

“Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,


murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah
yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung
beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha
ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan
sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."

 Paragraf Penuh Kalimat Topik

Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak


satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa
terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya
sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat
deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

Contoh :

"Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara
yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam
berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang
segar sepuas-puasku."
2. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya

Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud


penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan
disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup
beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas 5 macam,yaitu :

 Paragraf Persuasif

Adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau


mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama
majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi
umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan.
Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.

Contoh :

“Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas
dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah-sampah yang di
buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing-
masing untuk membuang sampah pada tempatnya.”

 Paragraf Argumentasi

Adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti alasan yang
mendukung.

Contoh :

“Menurut Ketua panitia, Derry Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang
diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru.
Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008-
2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil
HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009-2010.”

 Paragraf Naratif

Adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau
cerita.

Contoh :

“Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat
perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16-16. pada posisi ini, Kido/Hendra
yang lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan
mereka.”

 Paragraf Deskriptif

Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.

Contoh :

“Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari
beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg.
Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED
display. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci”.

 Paragraf Eksposisi

Adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian


tertentu.

Contoh :

“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah.


Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan
Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada
tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat
Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana
Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980-1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A.
Teeuw”.

3. Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan

 Paragraf Pembuka

Bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan


.Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:

a) menghantar pokok pembicaraan

b) menarik minat pembaca

c) menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf


pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf
pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca.

 Paragraf Pengembang

Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang


sebelumnya telah dirumuskan dalam alenia pembuka. Paragraf ini didalam karangan
dapat difungsikan untuk:

a) mengemukakan inti persoalan

b) memberikan ilustrasi

c) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya

d) meringkas paragraf sebelumnya

e) mempersiapkan dasar bagi simpulan.


 Paragraf Penutup

Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan.
Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas.
Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus
memperhatikan hal sebagai berikut :

a) sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng

b) isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan
inti seluruh uraian

c) sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat
menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.

2.4. Pengembangan Paragraf


Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang
mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf
memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu
kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik,
kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya
satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Dilihat dari segi tujuan, paragraf terdiri atas : paragraf pembuka, penghubung,
dan penutup. Sedangkan jika dilihat dari isinya, paragraf terdiri dari : eksposisi, narasi,
persuasi, argumentasi, dan deskripsi.

1. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Teknik


Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

 Pengembangan Secara Alamiah


Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis. Hal itu
berarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, dan diikuti oleh
kalimat-kalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan
dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan cara ini tidak dijumpai adanya kalimat
utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf naratif
dan prosedural.
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau tempat membawa
pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah “ruangan”. Hal itu berarti
kalimat yang satu mengungkapkan suatu bagian (gagasan) yang terdapat pada posisi
tertentu, dan diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang
berada pada posisi yang lain. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf
deskriptif.

 Pengembangan Secara Logis

Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah pengembangan paragraf


menggunakan pola pikir tertentu. Pengembangan paragraf secara logis dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu klimaks-antiklimaks, dan umum-khusus.

Paragraf yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi menjadi dua, yang


pertama klimaks, dan yang kedua antiklimaks. Pengembangan paragraf secara klimaks
dilakukan dengan cara menyajikan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang
dianggap sebagai gagasan bawahan, kemudian diakhiri dengan gagasan yang paling
tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya. Sebaliknya, pengembangan
paragraf secara antiklimaks dilakukan dengan terlebih dulu gagasan yang dianggap
paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti dengan
gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan,
gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah kedudukannya.

Pengembangan paragraf berdasarkan kriteria umum-khusus, dapat dikelompokkan


menjadi dua, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus, dan
khusus ke umum. Paragraf yang dikembangkan secara umum ke khusus berupa paragraf
yang dimulai dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama,
kemudian diikuti dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian.
Paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus ini biasa disebut dengan
paragraf deduktif. Paragraf yang dikembangkan secara khusus ke umum berupa
paragraf yang dimulai dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian,
kemudian diikuti dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama.
Paragraf yang dikembangkan dengan cara khusus ke umum ini biasa disebut dengan
paragraf induktif.
2. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Isi

Pertama, pengembangan paragraf dengan cara pembandingan. Cara


pembandingan merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan
membandingkan atau mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan. Kegiatan
membandingkan atau mempertentangkan tersebut berupa penyajian persamaan dan
perbedaan antara dua hal. Sesuatu yang dipertentangkan adalah dua hal yang memiliki
tingkat yang sama. Dan keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.

Kedua, pengembangan paragraf dengan cara pemberian contoh. Contoh-contoh


disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau memperjelas gagasan umum.
Gagasan umum dapat diletakkan pada awal paragraf atau diakhiri paragraf bergantung
pada gaya yang dikehendaki oleh penulis.

Ketiga, pengembangan paragraf dengan sebab akibat. Cara sebab akibat sering
disebut dengan kausalitas. Pengembangan paragraf cara ini dapat dilakukan dengan
menyajikan sebab sebagai gagasan pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai gagasan
penjelas, atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan
penyebabnya sebagai gagasan penjelas.

Keempat, pengembangan paragraf dengan cara klasifikasi. Cara klasifikasi


biasanya dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian diikuti dengan
gagasan penjelas secara rinci. Gagasan penjelas merupakan klasifikasi dari gagasan
utamanya.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari bab pembahasan diatas, Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran
dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang
didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut. Atau dapat dikatakan Karangan
yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang
saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraph / alinea.
Paragraf dibagi menjadi dua jenis yaitu paragraf berdasarkan sifat dan
tujuannya serta jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya. Suatu kalimat dapat
disebut paragraf jika telah memenuhi syarat paragraf yaitu kesatuan paragraf dan
kepaduan paragraf. Agar paragraf menjadi padu maka perlu ada pengait paragraf, yang
dimaksud pengait paragraf ini adalah kata hubung untuk memadukan paragraf.

3.2. Saran
Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD diperlukan
sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah paragraf harus
seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara jelas sehingga mudah
dipahami.

3.3. Pertanyaan dan Jawaban

1. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis


paragraf pengembangan?
Jawab : kesatuan, koherensi, kelengkapan, efektif

2. Sebutkan dan jelaskan jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya ?


Jawab :

 Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal
paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu
menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan
umum-khusus).

 Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif,
yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan
pokok pembicaraan.

 Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya
menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal
paragraf.

 Paragraf Penuh Kalimat Topik


Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak
satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa
terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya
sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat
deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Depdiknasa.

Dini, Dahlia dan Sitorus. 2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung :
CV Yrama Widya.

Herman J. Waluyo. 2001. Teori Drama dan Pengajaran. Yogyakarta : Hanindita.

Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma

Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah.


Graha Media.

Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo.

Budiharso, Teguh. 2009. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Angkasa.

Indriaty, Etty. 2008. Menulis Karya Ilmiah. Gramedia Pustaka Utama.

Wuryanto, R. 2010. Pedoman Lengkap Eyd ( Ejaan Yang Disempurnakan ). Paung


Bona Jaya.

Kraf, Gorys. 2004. Komposisi. Flores NTT : Nusa Indah.

Anda mungkin juga menyukai