Anda di halaman 1dari 20

PANDUANPEMBERIAN MAKANAN

SESUAI KEBUTUHAN PASIEN


RUMAH SAKIT MULYASARI

Jl. Raya Plumpang Semper No.19


 021 – 43931111  021 - 43934369
JAKARTA
DAFTAR ISI

Halaman judul................................................................................................................. i
Daftar isi.......................................................................................................................... ii
BAB I DEFINISI ........................................................................................................... 1
1.1 Makanan Biasa.............................................................................................. 1
1.2 Makanan Lunak ............................................................................................ 1
1.3 Makanan Saring ........................................................................................................ 1
1.4 Makanan Cair................................................................................................ 1
1.5 Enteral ...........................................................................................................2
1.6 Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein................................................................. 2
1.7 Diet Energi Rendah....................................................................................... 2
1.8 Diet Rendah Garam....................................................................................... 2
1.9 Diet Lambung ...............................................................................................3
1.10 Diet Rendah Sisa......................................................................................... 3
1.11 Diet Tinggi Serat......................................................................................... 3
1.12 Diet Hepatitis ..............................................................................................4
1.13 Diet Jantung ................................................................................................ 4
1.14 Diet Rendah Lemak ....................................................................................5
1.15 Diet Rendah Purin.......................................................................................5
1.16 Diet Diabetes Melitus .................................................................................6
1.17 Diet Pra Bedah ............................................................................................6
1.18 Diet Pasca Bedah ........................................................................................7
1.19 Diet Hiperemesis Gravidarum (HEG) ........................................................7
1.20 Diet Vegetarian ...........................................................................................7
1.21 Diet pada Anak Gizi Kurang.......................................................................7
1.22 Diet pada Anak Gizi Buruk.........................................................................8
BAB II RuangLingkup .................................................................................................9
BAB III Kebijakan……………………………………………………………………10
BAB IV Tata Laksana ..................................................................................................12
4.1 Makanan Umum............................................................................................12
4.2 MAKANAN KHUSUS.................................................................................12
4.2.1 DIET UMUM..............................................................................12
4.2.2 DIET PENYAKIT DALAM.......................................................13
4.2.2.1 Diet RendahGaram..........................................................13
4.2.2.2 Diet PenyakitSaluranCerna.............................................13
4.2.2.3 Diet PenyakitHati............................................................13
4.2.2.4 Diet PenyakitJantungdanPembuluhDarah ......................13
4.2.2.5 Diet Penyakit Gout..........................................................13
4.2.2.6 Diet Penyakit Diabetes Melitus ......................................14
4.2.3 DIET SEBELUM DAN SESUDAH OPERASI.........................14
4.2.4 DIET PADA KOMPLIKASI KEHAMILAN.............................14
4.2.4.1 Diet HiperemesisGravidarum (HEG) .............................14
4.2.5 VEGETARIAN...........................................................................14
4.2.6 DIET ANAK...............................................................................14
4.2.6.1 Diet AnakGiziKurang .....................................................14
4.2.6.2 Diet AnakGiziBuruk .......................................................15
4.3 PEMBAGIAN PORSI .................................................................................16
BAB IV Dokumentasi…………………………………………………………………17
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

BAB I
DEFINISI

1.1 Makanan Biasa

Makanan Biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi
dengan bentuk, tekstur, dan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada Pola Menu
Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat.
Makanan Biasa diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan
makanan khusus (diet). Walau tidak ada pantangan secara khusus, makanan sebaiknya
diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna.

1.2 Makanan Lunak

Makanan Lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan, dan dicerna dibandingkan Makanan Biasa. Makanan ini mengandung cukup zat-zat
gizi, asalkan pasien mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup. Menurut keadaan
penyakit, Makanan Lunak dapat diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan
dari Makanan Saring ke Makanan Biasa.

1.3 Makanan Saring

Makanan Saring adalah makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halus
daripada Makanan Lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut keadaan
penyakit, Makanan Saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan
perpindahan dari Makanan Cair Kental ke Makanan Lunak.

1.4 Makanan Cair

Makanan Cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental.
Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan
mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual,
munth, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah. Makanan dapat diberikan
secara oral atau parenteral.
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

1.5 Enteral

Nutrisi enteral merupakan terapi pemberian nutrien lewat saluran cerna dengan
menggunakan slang/kateter khusus (feeding tube). Cara pemberiannya bisa melalui jalur
hidung-lambung (nasogastric route) atau hidung-usus (nasoduodenal atau nasojejunal route).
Pemberian nutrien juga bisa dilakukan dengan cara bolus atau cara infus lewat pompa infus
enteral.

1.6 Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein

Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein adalah diet yang mengandung energi dan protein di
atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk Makanan Biasa ditambah bahan
makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging, atau dalam bentuk minuman
Enteral Tinggi Kalori Tinggi Protein. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup
nafsu makan dan dapat menerima makanan lengkap.

1.7 Diet Energi Rendah

Diet Energi Rendah adalah diet yang kandungan energinya di bawah kebutuhan
normal, cukup vitamin dan mineral, serta banyak mengandung serat yang bermanfaat dalam
proses penurunan berat badan. Diet ini membatasi makanan padat energi, seperti kue-kue
yang banyak mengandung karbohidrat sederhana dan lemak, serta goreng-gorengan.

1.8 Diet Rendah Garam

Hipertensimerupakan peningkatan tekanan darah yang melebihi 140 untuk tekanan


sistolik dan 90 untuk tekanan diastolik. Tekanan sistolik terjadi pada saat jantung menguncup
sementara tekanan diastolik pada saat jantung mengembang. Penyakit yang oleh awam
dikenal dengan istilah darah tinggi ini merupakan faktor risiko terjadinya stroke dan
gangguan jantung.

Garam dalam diet rendah garam adalah garam natrium seperti yang terdapat didalam
garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium benzoat, dan vetsin
(monosodium glutamat). Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang
mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa rubuh, serta berperan dalam
transmisi saraf dan kontraksi otot. Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium
yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat
keseimbangan.

Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan sehingga


tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan pembatasan
konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium).

Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau
asites dan/atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati, penyakit ginjal
tertentu, dekompensasio kordis, toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial dapat
menyebabkan gejala edema atau asites dan/atau hipertensi. Dalam keadan demikian asupan
garam natrium perlu dibatasi.

1.9 Diet Lambung

Penyakit lambung yang sering ditemukan adalah gastritis akut dan menahun. Prinsip
diet pada penyakit lambung bersifat ad libitum, yang artinya bahwa diet lambung dilakukan
berdasarkan kehendak pasien. Umumnya diet lambung bersifat menghindari makanan yang
merangsang dan menimbulkan gas, makanan yang sulit dicerna dan makanan yang terlalu
panas atau dingin.

1.10 Diet Rendah Sisa

Diet Rendah Sisa adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan
hanya sedikit meninggalkan sisa. Sisa yang dimaksud adalah bagian-bagian makanan yang
tidak diserap seperti yang terdapat di dalam susu dan produk susu serta serat daging yang
berserat kasar (liat). Makanan yang merangsang saluran cerna juga harus dibatasi.

1.11 Diet Tinggi Serat

Serat makananadalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan


nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan.
Serat terdiri atas dua golongan, yaitu serat larut air dan tidak larut air. Serat tidak larut air
adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang banyak terdapat dalam dedak beras, gandum,
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

sayuran, dan buah-buahan. Serat golongan ini dapat melancarkan defekasi sehingga
mencegah obstipasi, hemoroid, dan divertikulosis. Serat larut air yaitu pektin, gum, dan
mukilase yang banyak terdapat dalam havermout, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan.
Serat golongan ini dapat mengikat asam empedu sehingga dapat menurunkan absorbsi lemak
dan kolesterol darah, sehingga menurunkan risiko, mencegah, atau meringankan penyakit
jantung koroner dan dislipidemia. Serat dapat mencegah kanker kolon dengan mengikat dan
mengeluarkan bahan-bahan karsinogen dalam usus.

Pada umumnya, makanan serat tinggi mengandung energi rendah, dengan demikian
dapat membantu menurunkan berat badan. Diet tinggi serat menimbulkan rasa kenyang
sehingga menunda rasa lapar. WHO menganjurkan asupan serat 25-30 g/hari.

1.12 Diet Hepatitis

Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein. Sebagian besar hasil pencernaan setelah diabsorbsi, langsung
dibawa ke hati untuk disimpan atau diubah menjadi bentuk lain dan diangkut ke bagian tubuh
yang membutuhkan. Hati merupakan tempat penyimpanan mineral berupa zat besi dan
tembaga yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta vitamin-vitamin larut
lemak A, D, E, dan K. Hati mengatur volume dan sirkulasi darah serta berperan dalam
detoksifikasi obat-obatan dan racun-racun. Dengan demikian, kelainan atau kerusakan pada
hati berpengaruh terhadap fungsi saluran cerna dan penggunaan makanan dalam tubuh
sehingga sering menyebabkan gangguan gizi.

Dua jenis penyakit hati yang sering ditemukan adalah hepatitis dan sirosis hati.
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu atau karena
infeksi virus. Penyakit ini disertai anoreksia, demam, rasa mual dan muntah, serta jaundice
(kuning). Hepatitis dapat bersifat akut atau kronis.

Sirosis hati adalah kerusakan hati yang menetap, disebabkan oleh hepatitis kronis,
alkohol, penyumbatan saluran empedu, dan berbagai kelainan metabolisme. Jaringan hati
secara merata rusak akibat pengerutan dan pengerasan sehingga fungsinya terganggu.
Gejalanya yaitu kelelahan, kehilangan berat badan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan
pencernaan, dan jaundice. Dalam keadaan berat disertai asites, hipertensi portal, dan
hematemesis-melena yang dapat berakhir dengan koma hepatik.
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

1.13 Diet Jantung

Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan dimana jantung secara berangsur
kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal. Pada awal penyakit,
jantung mampu mengkompensasi ketidakefisiensian fungsinya dan mempertahankan sirkulasi
darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi.

Dalam keadaan tidak terkompensasi, sirkulasi darah yang tidak nomal menyebabkan
sesak napas, rasa lelah, dan rasa sakit di daerah jantung. Berkurangnya aliran darah dapat
menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal, hati, otak, serta tekanan darah, yang berakibat
terjadinya resorbsi natrium. Hal ini akhirnya menimbulkan edema. Penyakit jantung menjadi
akut bila disertai infeksi, gagal jantung, setelah myocard infarct, dan setelah operasi jantung.

1.14 Diet Rendah Lemak

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan


atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan
kadar kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida serta
penurunan kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL). Peningkatan kadar kolesterol,
terutama LDL, atau trigliserida darah perlu mendapat perhatian karena merupakan
predisposisi terhadap terjadinya aterosklerosis atau penyakit jantung koroner. HDL
mempunyai pengaruh sebaliknya. Peningkatan kadar HDL plasma menurunkan risiko
terhadap penyakit jantung koroner. Rendahnya HDL dihubungkan dengan
hipertrigliseridemia.

1.15Diet Rendah Purin

Penyakit gout merupakan sindrom klinis dengan gambaran khas peradangan sendi
yang akut. Peradangan ini disebabkan oleh reaksi jaringan sendi terhadap pembentukan
kristal urat yang bentuknya menyerupai jarum. Penyakit gout berhubungan dengan gangguan
metabolisme purin yang menimbulkan hiperurisemia jika kadar asam urat dalam darah
melebihi 7,5 mg/dl. Namun hiperurisemia atau keadaan meningginya urat dalam darah
sendiri tidak selalu disertai penyakit gout. Pada penyakit gout atau hiperurisemia kadang-
kadang dapat terjadi pembentukan kristal urat dalam ginjal. Kristal ini akan larut dalam urin
yang bersifat alkalis.Keadaan hiperurisemia dapat terjadi karena
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

1. Pemecahan jaringan tubuh yang berlebihan sehingga banyak purin yang dibebaskan
untuk kemudian dimetabolisir dengan zat sisa berupa asam urat
2. Ekskresi asam urat yang menurun karena air seni yang asam (misalnya akibat konsumsi
lemak atau alkohol yang tinggi) atau karena penurunan fungsi ginjal
3. Konsumsi makanan yang kaya purin secara berlebihan (Jeroan, sardencis, burung, kaldu,
kacang, emping, tape)

1.16 Diet Diabetes Melitus

Diabetes Melitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin secara
absolut atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani dan
perubahan perilaku tentang makanan.

1.17 Diet Pra Bedah

Diet pra bedah adalah pengaturan makan yang diberikan kepada pasien yang akan
menjalani pembedahan.

Pemberin diet pra bedah tergantung pada :

1. Keadaan umum pasien, apakah normal atau tidak dalam hal status gizi, gula darah,
tekanan darah, ritme jantung, danyut nadi, fungsi ginjal, dan suhu tubuh.
2. Macam pembedahan :
a. Bedah minor atau bedah kecil, seperti tindakan insisi, ekstirpasi, dan sirkumsisi atau
khitan
b. Bedah mayor atau bedah besar, yang dibedakan dalam bedah pada saluran cerna
(lambung, usus halus, dan usus besar) dan bedah diluar saluran cerna (jantung,
ginjal, paru, saluran kemih, tulang, dan sebagainya).
3. Sifat operasi :
a. Segera dalam keadaan darurat atau cito, sehingga pasien tidak sempat diberi Diet
Pra-Bedah
b. Berencana atau elektif. Pasien disiapkan dengan pemberian Diet Pra-Bedah sesuai
status gizi dan macam pembedahan
4. Macam penyakit :
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

a. Penyakit utama yang membutuhkan pembedahan adalah penyakit saluran cerna,


jantung, ginjal, saluran pernapasan, dan tulang
b. Penyakit penyerta yang dialami, misalnya penyakit diabetes melitus, jantung, dan
hipertensi

1.18Diet Pasca Bedah

Diet pasca bedah adalah makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani
pembedahan. Pengaturan makanan sesudah pembedahan tergantung pada macam
pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

1.19Diet Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai trimester II) yang
ditandai dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu relatif lama. Keadaan ini
bila tidak diatasi dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Ciri khas diet
hiperemesis adalah pada penekanan pemberian makanan sumber karbohidrat kompleks,
terutama pada pagi hari serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan
untuk menekan rasa mual dan muntah. Pemberian makan dan minum sebaiknya berjarak.

1.20 Diet Vegetarian

Pola diet vegetarian adalah pola diet yang membatasi konsumsi makanan hewani
dalam menu makanan sehari-hari. Terdapat 4 jenis/tingkatan :

4 Semi vegetarian adalah diet vegetarian yang masih mengkonsumsi produk hewani namun
dibatasi, masih dominan mengkonsumsi produk nabati. Tipe ini adalah tipe yang cukup
populer di masyarakat.
5 Tipe lakto vegan adalah tipe vegetarian yang hanya mengkonsumsi susu dan hasil
olahannya untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan proteinnya, tetapi menghindari
konsumsi telur, ikan, unggas, daging, dan sebagainya
6 Tipe lakto ovo vegan mirip dengan lakto vegan, tetapi masih mengkonsumsi telur untuk
kebutuhan proteinnya
7 Tipe vegan adalah tipe murni vegetarian yang meninggalkan seluruh produk hewani dan
hasil olahannya
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

1.21 Diet pada Anak Gizi Kurang

Tujuan pemberian diet adalah untuk memberikan makanan tinggi energi tinggi protein secara
bertahap sesuai keadaan pasien untuk mencapai keadaan gizi optimal. Formula untuk pasien
gizi kurang adalah modisco (modified dried skim milk and coconut il) yaitu formula tinggi
kalori (80-140 kkal/100 cc) yang mengandung susu, gula, dan minyak kelapa atau margarin.
Modisco diberikan kepada :

1. Penderita kurang energi protein


2. Penderita penyakit infeksi kronis
3. Orang yang baru sembuh dari penyakit yang berat dan lama
4. Anak-anak, remaja, dewasa yang sehat dengan berat badan kurang
5. Lansia (orang lanjut usia)

Modisco tidak boleh diberikan kepada :

1. Bayi <6 bulan


2. Anak yang gemuk
3. Penderita penyakit ginjal, jantung hati

1.22 Diet pada Anak Gizi Buruk

Tujuan pemberian diet adalah untuk memberikan makanan secara bertahap sesuai dengan
fase tatalaksana gizi buruk. Formula untuk pasien gizi buruk adalah formula WHO yaitu
formula dengan kalori (75-135 kkal/100 cc) yang mengandung susu, gula, minyak sayur,
larutan elektrolit.
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

BAB II

RUANG LINGKUP

Pelayanangizi merupakan salah satu pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien rumah
sakit, oleh karena itu Instalasi Gizi memberikan pelayanan gizi untuk pasien rawat inap dan
rawat jalan yang bersifat kuratif, rehabilitatif, preventif, dan promotif.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan
pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien.
Terapi gizi menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan tentunya harus
diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan
fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan perubahan fungsi
organ selama proses penyembuhan.
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

BAB III

KEBIJAKAN

KebijakanUmum
1. Terapi gizi harus selalu disesuaikan seiring dengan perubahan klinis, biokimia,
antropometri, dan pola diet selama proses penyembuhan.
2. Pelayanan di unit selaluberorientasikapadamutudankeselamatanpasien.
3. Semuapetugas unit wajibmemilikiizinsesuaidenganketentuan yang berlaku.
4. Dalammelaksanakantugasnyasetiappetugaswajibmematuhiketentuandalam K3
(KesehatandanKeselamatanKerja)
5. SetiapPetugasharusbekerjasesuaistandarpropesi, standarproseduroperasional yang
berlaku, etikaprofesi, etiket, danmenghormatihakpasien.
6. Proses asuhan gizi terstandar dan terintegrasi dengan profesi kesehatan lain
7. Pelayanan unit dilaksanakandalam 24 jam
8. Penyediaantenagaharusmengacukepadapolaketenagaan.
9. Untukmelaksanakankoordinasidanevaluasiwajibdilaksanakanrapatrutin, minimal 1
bulansekali.
10. Setiapbulanwajibmembuatlaporan.

KebijakanKhusus
1. Terapi giziharusdilakukansecara individual untukmemenuhikebutuhanpasien
2. Jenis diet disesuaikan dengan indikasi penyakit dan diagnosa gizi
3. Tujuan pemberian diet rumah sakit adalah untuk meningkatkan atau
mempertahankan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit/cedera, khususnya
infeksi dan membantu kesembuhan pasien dari penyakit/cederanya dengan
memperbaiki jaringan yang aus atau rusak serta memulihkan keseimbangan dalam
tubuh (homeostasis)
4. Pemberian diet memperhatikan :
a. Makanan dengan kandungan nutrien yang baik dan seimbang menurut keadaan
penyakit dan status gizi masing-masing pasien
b. Makanan dengan tekstur dan konsistensi yang sesuai menurut kondisi
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

gastrointestinal dan penyakit masing-masing pasien


c. Makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang, seperti tidak mengandung
bahan yang bisa menimbulkan intoleransi (laktosa, gluten), tidak mengandung
bahan yang bisa menimbulkan gas (durian, nangka, lalapan/sayuran mentah),
tidak mengandung bahan yang lengket (ketan, dodol), dan tidak terlalu pedas,
manis, asin, atau berminyak serta tidak terlalu panas atau dingin
d. Makanan yang bebas unsur aditif berbahaya (pengawet, pewarna). Makanan
alami yang segar jauh lebih baik daripada makanan yang diawetkan atau
dikalengkan
e. Makanan dengan penampilan dan citarasa yang menarik untuk menggugah
selera makan pasien yang umumnya terganggu oleh penyakit dan kondisi indra
pengecap/pembaunya.
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

BAB IV

TATA LAKSANA

4.1 MAKANAN UMUM

Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori


Biasa Pasientidakmemerlukanmakanankhusus Nasi 1900
Lunak - Post op tertentu Tim/Bubur 1900
- Infeksidengansuhutidakterlalutinggi
- Kesulitanmengunyahdanmenelan
- Perpindahanmakanansaringkebiasa
Saring - Post op tertentu - Rendahserat 1300
- Infeksiakut (gastro enteritis) - Bentukdisaring/dible
- Kesulitanmengunyahdanmenelan nder
- Tetanus
- Perpindahanmakanancairkentalkelunak
Cair - Pasienanak> 1 tahundanpasiendewasa Bentukmakanan : teh, 1300
- Pasientidakdapatmenerimabentukmakana sari buah, sirup, air
npadat gula, kaldujernih,
- Pasien pre dan post op tertentu, danmakanancair yang
mualdanmuntah, prekoma, dibuatdarisusu, gula,
sebelumpemeriksaankolonoscopy, danminyak
anorexia, kelumpuhanototmenelan, post
op (mulut, tenggorokan,
dansaluranpencernaan)
- Tetanus (belum12iasbukamulutlebar)
Enteral - Kesulitan mengunyah dan menelan Produk Entramix
- Diabetes melitus Produk Diabetasol
- Hepatitis Produk Hepatosol
- Kekurangan protein Produk Peptisol

4.2 MAKANAN KHUSUS


4.2.1 DIET UMUM

Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori


TKTP - KurangEnergi Protein (KEP) Penambahansusu, 2100
- Luka telur, ataudaging
bakarberatdanbarusembuhdaripenya
kitdenganpanastinggi
- Hipertiroid, hamil, post partum, post
caesar, post curret
EnergiRendah - IMT > 25 kg/m2 - Batasimakananpadate 1700
- Mengutamakanpenyakitutama nergi (kue, gorengan)
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

- Tinggiserat 25-30
gr/hari
4.2.2 DIET PENYAKIT DALAM

4.2.2.1 Diet RendahGaram


Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori
RendahGaram III Edema Maks ½ sdtgaramdapur (4 gr) 1700
(1000 – 1200 mg danatauhipertensiringan
Na)

4.2.2.2 Diet PenyakitSaluranCerna


Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori
Lambung Gastritis akut Rendahserat 1500
Typusabdominalis Mudahcerna
Hindari : kacangmerah,
kembangkol, sawi
RendahSisa Haemoroid - Seratterbatas (4-8 gr) 1500
- Hindari :susu,
RendahSerat GEA dagingberseratkasar (liat),
terlaluberlemak, manis, asam,
danberbumbutajam.
- Sayurbening
- Buahpisang
TinggiSerat Obstipasi Agar-agar 1900
Buahpepaya

4.2.2.3 Diet PenyakitHati


Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori
Hepatitis - Sirosis hepatitis - Dagingberlemakmaks 1 P/hari 1500
- Mudahcerna,
tidakberbumbutajamdantidakme
nimbulkan gas
(hindarikembangkol, sawi)

4.2.2.4 Diet PenyakitJantungdanPembuluhDarah


Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori
Jantung Penyakitjantung Mudahcerna, 1500
tidakberbumbutajamdantidakmeni
mbulkan gas (hindarikembangkol,
sawi)
RendahLemak Dislipidemia - Makanantumis 1500
- Dagingberlemakmaks 1 P/hari

4.2.2.5 Diet Penyakit Gout


Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori
Rendahpurin Gout - Daging/ayam/ikanmaks 1 P/hari 1700
danataubatuasamuratd - Tahu/tempemaks 1 P/hari
engankadarasamurat> - Sayurtertentu (buncis, bayam,
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

6 mg/dl kapri, kacangpolong,


kembangkol) maks 1 P/hari

4.2.2.6 Diet Penyakit Diabetes Melitus


Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori
Diabetes Melitus Guladarah - Minumantehdiberikantawar 1700
2 jam pp : 200 mg/dl - Penggunangulajagung
Puasa : 126 mg/dl - Tidakdiberiabon
- Makanandengankecap/saustiramdi
ganti
- Buahpepaya

4.2.3 DIET SEBELUM DAN SESUDAH OPERASI

Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori


PraBedah a. Prabedahdaruratcito Tidakdiberi diet
b. Prabedahberencanaatauelektif
- PraBedah Minor
1. Tonsilektomi Puasa 4-5 jam
2. Apendektomi, Rendahsisa 1500
herniotomi,
hemoroidektomi
PascaBedah Pasienpascabedah Makananlunak 1500

4.2.4 DIET PADA KOMPLIKASI KEHAMILAN


4.2.4.1 Diet HiperemesisGravidarum (HEG)
Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori
HEG Mualdanmuntahpadasaathamil Makanankering 1700

4.2.5 VEGETARIAN
Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori
Vegan Pasien yang - Semi vegan : 2100
membatasikonsumsi masihkonsumsihewaninamundibatasi,
makananhewani dominannabati
- Lakto vegan : hanyakonsumsisusu
- Laktoovo vegan :
masihkonsumsisusudantelur
- Vegan : murni vegan

4.2.6 DIET ANAK


4.2.6.1 Diet AnakGiziKurang

Jenis Diet IndikasiPemberian Terapi Kalori


Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

Modisco - Penderitakurangenergi protein TKTP 80-140 al/100cc


- Penderitapenyakitinfeksikronis (B/L/S) +
- Orang yang barusembuhdaripenyakit Modisco ½ /
yang beratdan lama I/II/III
- Anak-anak, remaja, dewasa yang
sehatdenganberatbadankurang
- Lansia

4.2.6.2 Diet AnakGiziBuruk

FASE WAKTU JENIS MAKANAN FREKUENSI


PEMBERIAN
Stabilisasi Hari 1-2 F 75/Modifikasi/Modisco ½ 12 X
ASI Bebas
Hari 3-4 F 75/Modifikasi/Modisco ½ 8X
ASI Bebas
Hari 5-7 F 75/Modifikasi/Modisco ½ 6X
ASI Bebas
Transisi Hari 8-14 F 100/Modifikasi/Modisco II 6X
ASI Bebas
Rehabilitasi Minggu 2-6 F 135/Modifikasi/Modisco III 3 X Bebas
BB < 7 kg ASI
Ditambah :
MakananBayi/MakananLumat/Tim Saring 3 X 1 porsi
Sari Buah
1X
Rehabilitasi Minggu 2-6 F 135/Modifikasi/Modisco III 3 X Bebas
BB ≥ 7 kg ASI
Ditambah :
MakananAnak/MakananLunak 3 X 1 porsi
Buah 1 – 2 X 1 buah

Jenis Diet KomposisiBahanMakanan Keterangan


F 75 (Modisxo ½) Tepungsusu skim 1000 CC
Gulapasir 100 CC = 75 kkal
Minyak = 1 gr protein
F 100 (Modisco I, II) Tepungsusu skim 1000 CC
Gulapasir 100 CC = 100 kkal
Minya = 3 gr protein
F 135 (Modisco III) Tepungsusu skim 1000 CC
Gulapasir 100 CC = 135 kkal
Minyak = 2,5 gr protein
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

4.3 PEMBAGIAN PORSI

Waktu BahanM ENERGI (KKAL)


akanan 1300 1500 1700 1900 2100
Pagi Nasi 1P 1P 1P 1P 1P
Hewani ½P ½P ½P ½P 1P
Nabati ½P ½P ½P ½P ½P
Sayuran ½P ½P ½P ½P ½P
Minyak 1P 1P 1,5 P 1,5 P 2P
Snack 1P 1P 1P 2P 2P
Siang Nasi 1P 1,5 P 1,5 P 2P 2P
Hewani 1P 1P 1P 1P 1P
Nabati ½P ½P ½P ½P ½P
Sayuran ½P ½P ½P ½P ½P
Minyak 1P 1,5 P 2P 2P 2P
Buah 1P 1P 1,5 P 1,5 P 2P
Snack 1P 1P 1P 1P 2P
Malam Nasi 1P 1P 1,5 P 1,5 P 2P
Hewani 1P 1P 1P 1P 1P
Nabati ½P ½P ½P ½P ½P
Sayuran ½P ½P ½P ½P ½P
Minyak 1P 1,5 P 1,5 P 1,5 P 2P
Buah 1P 1P 1,5 P 1,5 P 1P
Lampiran S KDirekturRumahSakit mulyasariJakarta
Nomor:055/DIR/SK/A/PAP/1/2018

BAB V

DOKUMENTASI

Setiappemberian makanandalampelayanan gizi


didokumentasikansebagaibentukpertanggungjawabanterhadapasuhangizi yang
sudahdilakukanahli gizi terhadappasiensesuaikebijakan yang berlaku. Dokumentasi yang
dilakukan berupa pencatatan dalam form Daftar Permintaan Makan Pasien (DPMP),
sehinggadiharapkanmelaluidokumentasi yang baikmakainformasimengenaipemberian makan
yang sesuai kebutuhan pasien dapat diketahuisecaraberkesinambungan

Ditetapkandi : Jakarta
PadaTanggal :16 Nov 2018
DirekturRumahSakitYadika

Dr.SteffanusSumarsono

Anda mungkin juga menyukai