Rengasdengklok
Rengasdengklok
Pada 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima dan
di Kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Jepang tidak dapat menutup mata
bahwa senjata Sekutu lebih unggul, sehingga jika perang dilanjutkan maka Jepang
akan lebih hancur. Akhirnya pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah pada sekutu. Hal
itu kemudian disiarkan di radio, Salah satu anggota golongan muda segera
memberitahukan Moh. Hatta dan Soekarno tentang berita menyerah Jepang dan
mereka harus mempercepat proklamasi.
Pada 15 Agustus 1945 sekitar pukul 21:30 WIB, Para pemuda datang kerumah
Soekarno dan mendesak agar proklamasi paling lambat 16 Agustus 1945. Namun para
pemuda gagal memaksa golongan tua, mereka kemudian meninggalkan kediaman
Soekarno. Setelah para golongan muda pergi, Soekarno segera mengundang anggota
PPKI untuk rapat pagi pada tanggal 16 Agustus 1945. Rapat untuk membahas
kemerdekaan Indonesia.
Pukul 24:00 WIB para pemuda melakukan pertemuan dan mereka sepakat untuk
membawa Soekarno dan Hatta keluar kota agar kedua tokoh ini jauh dari pengaruh
Jepang dan bersedia memproklamasi Indonesia secepatnya.
Saat dirumah Hatta, Singgih secara singkat meminta untuk ikut bersamanya keluar
kota dan Hatta pun menuruti. Kemudian mereka menuju kerumah Soekarno, Soekarno
menyetujuinya namun Fatmawati dan anaknya Guntur harus ikut serta dalam
perjalanan, para pemuda mengiyakan kemauan Soekarno.
16 Agustus 1945, pukul 04:00 WIB mereka berangkat tanpa memberitahukan tujuan
kemana mereka pergi kepada Soekarno dan Hatta. Setelah sampai tujuan mereka
ternyata dibawa ke Rengasdengklok.
Sehari di Rengasdengklok, para pemuda tetap gagal memaksa Soekarno untuk
menyatakan kemerdakan Indonesia lepas dari campur tangan Jepang. Maka sekitar
pukul 10:00 bendera merah putih dikibarkan di halaman kawasan Rengasdengklok
Tanggal 16 Agustus 1945, Jakarta berada dalam keadaan tegang karena seharusnya di
adakan pertemuan PPKI namun Soekarno dan Hatta tidak ada. Akhirnya terjadi
kesepakatan dengan Wikana, Ahmad Soebardjo ditunjukkan dan diantarkan ke
Rengasdengklok. Ia tiba pukul 17:30 WIB, namun saat ingin menjemput Soekarno
dan rombongan masih saja ada kecurigaan para golongan muda pada Subarjo.
Subarjo kemudian menjamin pada golongan muda bahwa sebelum tanggal 17 Agustus
1945 sebelum jam 12:00 belum juga terjadi proklamasi maka ia siap untuk di tembak.
Dengan jaminan itu akhirnya Soekarno dan rombongan di ijinkan kembalikan ke
Jakarta.
Setelah sampai di Jakarta Seokarno dan Moh. Hatta segera menuju rumah Laksamana
Maeda karena disana tempat paling aman dari kemungkinan gangguan polisi militer
Jepang. Disana mereka mulai dengan merumuskan naskah proklamasi, meski banyak
sanggahan dan perombakan ulang ulang akhirnya naskah tersebut jadi. Kemudian
Soekarno meminta Sayuti Malik mengetiknya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 golongan tua dan muda kembali dari kediaman
Laksamana Maeda dengan perasaan bangga. Mereka berhasil merumuskan naskah
proklamasi dan akan di baca saat pukul 10:00, sebelum dibaca mereka mengirim kurir
untuk menyebarluaskan berita tersebut.