Oleh :
KELOMPOK C13
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh
unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI mengandung
nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi.Nutrisi
dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan.ASI adalah sebuah cairan ciptaan
Allah yang sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-
zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu memiliki bentuk
paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda dan sangat kaya akan sari-sari makanan
yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak serta perkembangan sistem
saraf.Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0-6
bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi
(pengobatan penyakit), (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB
Kabupaten Grobogan, 2011).
Menyusui merupakan cara yang optimal dalam memberikan nutrisi, mengasuh
bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama,
dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga
tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya. Hal ini dapat menunjukan bahwa pemberian
ASI bagi bayi sangat penting (Varney, 2007).
Survey kesehatan demografi WHO (2000), menemukan bahwa pemberian ASI
eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika Tengah dan Utara,
Asia dan Amerika Latin. Oleh kerena itu, WHO menganjurkan agar bayi diberikan
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa menyusu eksklusif selama
6 bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan
menyusu selama 4 bulan. Sekitar ±15% bayi diseluruh dunia diberi ASIeksklusif
selama 4 bulan seringkali pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai dan tidak
aman sehingga menyebabkan ±1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan
yang tidak benar.
Di Indonesia diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata
mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya
secara penuh tanpa makanan tambahan, selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang
gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
tambahan selama tiga bulan pertama.Keberhasilan menyusui harus diawali dengan
kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum
sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI
berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-
faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik
rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan
medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini,
kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Hasselquist, 2006).
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibumengapa keliru dalam pemanfaatan
ASI secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang,
kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu
bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI
dan tidak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki
pengetahuan tentang manfaat ASI .
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai
masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana,
seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan
puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh
seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam
menyusui.Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh
besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau
kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan.Untuk mencapai
keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui
yang benar (Soetjingsih, 1997).
Berdasarkan survey awal kelompok dari tanggal 30-31 Desember 2013di
ruangan kebidanan RSUD Padang, ditemukan 3 dari 5 ibu post partum masih belum
mengerti tentang pemberian dan penyimpanan ASI.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu primipara dengan pengalamannya yang
sedikit membutuhkan pengetahuan yang cukup untuk dapat menyusui dengan benar.
Kemudian ibu dengan multipara kurang terpapar dengan sumber informasi. Dengan
demikian, maka kelompok tertarik untuk memberikan informasi melalui penyuluhan
kesehatan tentang “Pemberian dan Penyimpanan ASI” kepada ibu post partum agar
dapat menyusui dan menyimpan ASI dengan benar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhandiharapkan pasien dapat memahami konsep tentang
Pemberian dan Penyimpanan ASI
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pesertadapat:
a. Menyebutkan pengertian ASI
b. Menyebutkan manfaat ASI
c. Menyebutkan efek samping bila bayi tidak diberi ASI
d. Menyebutkan dan mendemonstrasikan teknik menyusui yang baik
e. Menyebutkan cara penyimpanan ASI
C. Pokok Bahasan
Pemberian dan Penyimpanan ASI
G. Materi : Terlampir
H. Pengorganisasian
Moderator : Firda Damba Wahyuni, S. Kep
Penyaji : Nola Asril S. Kep
Observer : Rorilawati Nasril, S.Kep
Fasilitator : Maya Syafni, S.Kep
Maharani, Z., S.Kep
Vivi Oktasari, S.Kep
Andina Ariesta, S.Kep
Almira Ghandi, S. Kep
Asnel Sartika, S.Kep
Sri Mardiah, S. Kep
I. Uraian Tugas
1. Moderator
Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien
Menyampaikan kontrak waktu
Merangkum semua audien sesuai kontrak
Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
2. Penyaji
Bertangung jawab memberikan penyuluhan
Memahami topik penyuluhan
Mengexplore pengetahuan audien tentang pnemonia
Menjelaskan pnemonia sesuai bahasa uang dipahami audiens
Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
3. Fasilitator
Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara.
Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada moderator jika
ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
Membagikan leaflet di akhir acara.
4. Observer
Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP
J. Setting Tempat
Keterangan:
= Moderator
= Penyaji
= Audience/peserta
= Observer
= Fasilitator
= Pembimbing
K. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan
a. Mengucapkan salam a. Memperhatikan
b. Memperkenalkan anggota kelompok dan b. Memperhatikan
pembimbing
c. Menjelaskan topik penyuluhan c. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan d. Memperhatikan
e. Membuat kontrak waktu dan meminta e. Memperhatikan
kerja sama dengan audiens
2. 20 menit Pelaksanaan
a. Menggali pengetahuan klien tentang a. Menjelaskan
pengertian ASI
b. Memberi reinforcementpositif pada b. Memperhatikan
peserta yang menjelaskan
c. Menjelaskan pengertian ASI c. Mendengarkan
danmemperhatikan
d. Menggali pengetahuan klien tentang cara d. Menjelaskan
pemberian ASI
e. Memberi reinforcement positif pada e. Mendengarkan
peserta yang menjelaskan danmemperhatikan
f. Menjelaskan cara pemberian ASI f. Mendengarkan dan
Memperhatikan
g. Menggali pengetahuan peserta tentang g. Menjelaskan
cara penyimpanan ASI
h. Memberi reinforcement positif pada h. Mendengarkan
peserta yang menjelaskan
i. Menjelaskan tentang cara penyimpanan i. Mendengarkan dan
ASI memperhatikan
j. Memberi kesempatan pada pasien untuk j. Mempraktekkan
mempraktekkan teknik menyusui
k. Memberi kesempatan pada peserta untuk k. Mengajukan
bertanya pertanyaan
l. Memberikan reinforcement positif pada l. Mendengarkan
peserta yang bertanya
m. Memberikan kesempatan pada peserta m. Menjelaskan
lainpeserta yang lain untuk memberikan
pendapat
n. Melengkapi jawaban peserta n. Mendengarkan
3. 5 menit Penutup
a. Mengevaluasi atau menanyakan kembali a. Menjawab pertanyaan
materi yang telah disampaikan pada
peserta b. Memperhatikan
b. Menyimpulkan kembali materi yang
telah disampaikan c. Memperhatikan
c. Memberikan motivasi kepada pasien
agar selalu d. Menjawab salam
d. Memberi salam penutup
L. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Diharapkan mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
b. Diharapkan tempat dan media serta alat sesuai rencana
c. Diharapkan mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Diharapkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. Diharapkan waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
d. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan
sampai selesai
e. Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan
berjalan
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu :
a. 65% peserta mammpu menyebutkan pengertian ASI eksklusif
b. 65% peserta mampu menyebutkanteknik pemberian ASI
c. 65% peserta mampu menjelaskan cara penyimpanan ASI
d. 60% peserta mampu mempraktekkan teknik pemberian ASI
ASI EKSKLUSIF
B. KEUNTUNGAN ASI
1. Manfaat untuk bayi
a. Bayi mendapat kekebalan untuk melindunginya dari banyak penyakit dan
infeksi.
b. Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernafasan atas.
c. Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lainnya.
D. CARA MENYUSUI
Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu.
Bidan / perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam minggu pertama setelah
persalinan (nifas) tentang cara-cara menyusui yang sebenarnya agar tidak
menimbulkan masalah.
Cara-cara menyusui yang baik dan benar yakni sebagai berikut:
1. Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu
2. Keluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian dioleskan pada putting susu dan
areola.
3. Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya
Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa
dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Ada posisi khusus yang
berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakan di
samping kepala ibu dengan kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara
seperti memegang bola. Kedua bayi disusui bersamaan, di payudara kiri dan kanan.
Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu
sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak (Ieda
dkk, 2007).
Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut:
1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu
dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan
menjaga kelembaban puting susu
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.
Posisi menyusui sambil duduk atau rebahan yang benar (Perinasia, 1994)
Bayi dipegang dengan satu lengan,kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan
bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan.
Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya
membelokkan kepala bayi).
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah,
jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
4) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
Menyentuh pipi dengan puting susu.
Menyentuh sisi mulut bayi.
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara
ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga
puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga
lagi.
6) Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti
menyusui pada payudara yang lain.
b. Alat-alat
alat yang digunakan untuk memeras harus dibersihkan/disterilisasi terlebih
dulu. Sebaiknya setiap selesai memeras langsung dicuci agar tetap terjaga
kebersihanya.
c. Ketika memeras sebaiknya dalam keadaan tenang dan nyaman. Pilih ruangan
yang nyaman agar ibu tidak terganggu. Ada yang menjaga bayi.
bay
d. Cuci tangan sebelum memeras dengan sabun setiap kali hendak memeras ASI,
dan payudara cukup dicuci dengan air, jangan menggunakan sabun.
c. Cara penyimpanan:
No Metode Penyimpanan Dalam Lemari Es Waktu Penyimpanan
o o
1 8 hari
Suhu 0-4 C (32-39 F)
2 Dalam pembeku/ freezer 2 minggu
o o
(lemari es 1 pintu) suhu -15 C (5 F)
3 Dalam pembeku/ freezer 3 – 4 miggu
o o
(lemari es 2 pintu) suhu -18 C (0 F)
o
4 6 – 12 minggu
Deep freezer -20 C
Keterangan: Dalam freezer tahan hingga 3 bulan tetapi zat antibodinya berkurang
Hangatkan ASI pada suhu tubuh (370C).jangan dimasak, sebaiknya dengan cara:
• Cairkan ASI beku dengan “penurunan suhu secara bertahap” selama satu malam
dalam lemari pendingin.
• Rendam susu dalam mangkuk berisi air suam kuku hingga hangat.