Anda di halaman 1dari 3

Yank ini bahan tambahan, letak nyo di taro setelah etiologi yang pada

pembahasan penurunan kesadaran.

PATOFISIOLOGI
Terdapat dua struktur anatomi yang mempengaruhi derajat kesadaran, yaitu kedua
hemisfer otak dan brainstem reticular activating system (RAS). Kedua struktur ini
berperan dalam proyeksi dan penerimaan impuls aferen. Ada dua lintasan yang
digunakan untuk menyampaikan impuls aferen ke korteks cerebri, yaitu :
a. Lintasan sensorik spesifik menghantarkan impuls dari reseptor ke satu titik di
korteks sensorik primer. Lintasan ini melalui traktur spinotalamikus,
lemniscus medialis, lemniscus lateralis, atau radiasio optika.
b. Lintasan sensorik non spesifik, terdiri atas serabut-serabut yang ada pada
formatio retikularis. Serabut ini memanjang di sepanjang batang otak.
Formatio reticularis menerima serabut aferen, lalu memproyeksikan serabut
eferen dari dan ke korda spinalis, nucleus saraf kranial, serebelum dan
hemisfer serebri. Beberapa nucleus yang ada di formatio retikularis,
khususnya yang ada di midbrain, diproyeksikan ke pusat yang lebih tinggi
(kedua hemisfer otak) dan menerima input kolateral dari berbagai serabut
asending (seperti traktus spinotalamikus, traktus spinalis nervus trigeminal,
traktus solitaries, dan serabut dari nucleus vestibuler serta koklear).
Berdasarkan beberapa studi diketahui bahwa system ini memiliki peran
mengatur derajat kesadaran pada manusia dan menjaga siklus tidur – bangun
(sleep-wake cycle) Selanjutnya system tersebut dikenal dengan nama
ascending reticular activating system (ARAS) (Gambar 1).
Yang klo yg ini di taro d bgn pemeriksaan neurologi. Pembahasan yang pertamo
penurunan kesadaran. Trs agk kan ado tabel tu namo tabel nyo Glasgow coma scale
nah taro pembahasan ini di bawahnyo yank

2. tanda rangsang meningeal


Tanda rangsang meningeal akan positif jika terjadi iritas pada meningen, berupa
kaku kuduk dan burdzinski. Adanya tanda rangsang tersebut bisa menjadi tanda
bahwa penurunan kesadaran berhubungan dengan iritasi selaput meningen,
seperti meningitis atau perdarahan subaraknoid. Tanda ini umumnya muncul
dalam waktu 12 – 24 jam sejak onset penurunan kesadaran dan menghilang pada
keadaan koma dalam.14
3. funduskopi
Pemeriksaan funduskopi dapat memberikan gambaran papilledema atau
perdrahan retina yang dapat terjadi pada pada kasus hipertensi akut atau kronik,
atau peningkatan TIK. Sementara itu, perdarahan subhialoid (superficial retina)
merupakan suatu tanda kuat perdarahan subaraknoid.
4. Pemeriksaan pupil
Pemeriksaan pupil dapat membantu menentukan letak dan penyebab lesi, yaitu:
a. Pupil normal
Diameter pupil berkisar antara 4-3 mm, berukuran sama dan berkonstriksi secara
cepat
b. Thalamic pupil
Pupil yang berukuran lebih kecil (<2mm), namun masih reaktif terhadap cahaya
dapat ditemui pada kompresi talamus
c. Fixed, dilated pupils
Pupil berukuran lebih dari 7mm dan terfiksasi. Dapat ditemukan pada kompresi
saraf kranial III. Penyebab penurunan kesadarn akibat herniasi transtentorium
d. Fixed, midsized pupil
Pupil yang terfiksasi dan berukuran sekitar 5mm. Umumnya ditemukan pada
pasien dengan kerusakan batang otak di level midbrain
5. Pemeriksaan pergerakan bola mata
Pada pasien dengan penurunan kesadarn, pergerakan bola mata tetap harus
dilakukan karena bernilai penting untuk mengetahui lesi di batang otak.
6. Pemeriksaan Respon motorik terhadap nyeri
Pemeriksaan Respon motoric terhadap nyeri dilakukan dengann cara memberikan
tekanan pada supraorbital, sternum atau kuku. Respon terhadap stimulus ini dapat
mengindikasikan penyebab penurunan kesadaran di hemisfer secara simetris atau
asimetris, serta membantu letak disfungsi serebral.
Pada disfungsi seberbral derajat sedang, jika lesi mengenai thalamus, maka respon
berupa berupa dekortikasi. Pada disfungsi otak yang lebih berat, rangsang nyeri akan
direspon dalam bentuk deserebrasi.
Pemeriksaan Pasien dengan Gangguan Kesadaran

Anda mungkin juga menyukai