Anda di halaman 1dari 17

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. OTOF CIPIPEC
1. Definisi OTOF CIPIPEC
OTOF CIPIPEC adalah one tim one family community internship program
interprofessional education and collaboration. CIPIPEC adalah program magang
di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan dengan pendekatan Interprofesi
dan lintas program. Interprofessional education adalah merupakan pendekatan
proses pendidikan dua atau lebih disiplin ilmu yang berbeda berkolaborasi dalam
proses belajar-mengajar dengan tujuan untuk membina interdisipline atau interaksi
interprofesional yang meningkatkan praktik displin masing – masing. Comunity
internship program dengan model interprofessional education and colaboration
(CIPIPEC) merupakan pengembangan dari praktik kerja lapangan (PKL) terpadu
dan kuliah kerja nyata (KKN) terpadu yang selama ini sudah secara periodik
dilakukan oleh Poltekkes Surakarta.
Pendidikan Interprofesional merupakan suatu proses dimana sekelompok
mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki perbedaan latar belakang profesi
melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu, berinteraksi sebagai
tujuan yang utama, serta untuk berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif dan
jenis pelayanan kesehatan yang lain.
Community Internship Program dengan model Interprofesional Education
Collaboration (CIPIPEC) “ yang berorientasi pada layanan Keluarga dengan komunitas
masyarakat sebagai klien dengan konsep “One Tim One Family“.
2. Tujuan OTOF CIPIPEC
a. Memberikan bekal kepada mahasiswa dalam praktik kolaborasi interprofesi
dalam pendekatan masyarakat dan membentuk sikap serta perilaku untuk
senantiasa peka terhadap persoalan kesehatan yang dihadapi masyarakat.
b. Menambah pengalaman mahasiswa menyiapkan diri dalam menjalankan
profesinya bekerjasama dengan profesi lain dalam pemberdayaan kehidupan
bermasyarakat.
c. Mendewasakan kepribadian dan memperluas wawasan mahasiswa dalam
praktik kolaborasi interprofesi dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
5

d. Memberdayakan masyarakat melalui kerjasama untuk menggali dan


mengembangkan potensi yang ada di masyarakat dalam berbagai aspek sebagai
upaya meningkatkan kesehatan dan mencapai kesejahteraan masyarakat.

B. Musyawarah Masyarakat Desa


1. Definisi Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Musyawarah Masyarakat Desa adalah Musyawarah yang dihadiri oleh
perwakilan masyarakat untuk membahas masalah-masalah terutama yang erat
kaitannya dengan kemungkinan KLB, kegawatdaruratan dan rencana yang ada
didesa serta merencanakan penanggulangannya. Topik yang dibahas fokus pada
hasil SMD yang telah diperoleh.
2. Tujuan MMD
Agar masyarakat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi dan dirasakan
diwilayahnya, masyarakat sepakat untuk bersama-sama menanggulanginya,
tersusunnya rencana kerja untuk penanggulangannya yang disepakati bersama
3. Peserta MMD
Peserta MMD terdiri dari para kader pelaksanan SMD, Kepala Desa dan
perangkat desa, Tomas setempat (Formal dan non-formal), PKK, LPM/KPM,
karang taruna, saka Bakti Husada, PMR, beberapa KK yang di SMD, pimpinan
Puskesmas dan staf, Sektor kecamatan (Sosial, BKKBN, KUA, dll), dan Ketua
Ormas (NU, Muhammadiyah, Perempuan, Pemuda, Partai).

C. Survei Mawas Diri (SMD)


1. Pengertian Survei Mawas Diri
Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian
masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokok masyarakat setempat
dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan petugas kesehatan (petugas
Puskesmas, Bidan di Desa). (Depkes RI, 2007). Survei Mawas Diri adalah
6

pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk


menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja.
2. Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku.
b. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang
paling menonjol di masyarakat.
c. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya
mengatasi masalah kesehatan.
d. Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam
pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga.
3. Pentingnya pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena mereka sendiri yang
melakukan pengumpulan fakta & data,
b. Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya sendiri,
c. Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa
d. Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pemecahan masalah
yang dihadapi
4. Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)
Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau
menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapat
menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada umumnya
di desa/kelurahan.

5. Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD)


a. Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara pengumpulan data (menyusun
daftar pertanyaan sederhana), cara pengamatan, cara pengolahan/analisa data
sederhana & cara penyajian
b. Tokoh masyarakat di desa
7

6. Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)


a. Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang ditugaskan
untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :
b. Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan dalam
pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.
c. Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
d. Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan cara wawancara
yang menggunakan daftar pertanyaan.
7. Pengolahan Data
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk mengolah
data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di desa, sehingga dapat
diperoleh perumusan masalah kesehatan untuk selanjutnya merumuskan prioritas
masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.
8. Cara melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Pengamatan langsung dengan cara :
1) Observasi partisipatif : Melakukan koordinasi dengan pengurus RW siaga
tentang rencana survei mawas diri terkait dengan tujuan, metode dan strategi
pelaksanaannya.
2) Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan ( Transection walk)
3) Wawancara dengan kunjungan rumah , Bersama kader dasar wisma
melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya jawab,
pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan anggotanya.

D. Masyarakat
1. Definisi Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang tinggal dan berinteraksi yang
dibatasi oleh wilayah geografis tertentu seperti desa, kelurahan, kampung, RT (arti
sempit).
8

Masyarakat (society) adalah interaksi kompleks sejumlah orang yang


memiliki kepentingan dan tujuan bersama, meskipun tidak bertempat tinggal dalam
satu wilayah geografis tertentu. Misalnya masyarakat ilmiah, masyarakat bisnis, dan
lain sebagainya. (arti luas).
2. Fungsi Masyarakat
Masyarakat suatu tipe sistem sosial dapat dianalisis dari empat fungsinya
yang diperlukan yakni:
a. Fungsi pemeliharaan pola, fungsi ini berkaitan dengan hubungan antara
masyarakat sebagai suatu sistem sosial dengan subsistem kultural. Fungsi ini
mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi masyarakat sambil menyediakan dasar
dalam berperilaku menuju realitas yang tinggi.
b. Fungsi interaksi, fungsi ini mencakup koordinasi yang diperlukan antara unit-
unit yang menjadi bagian dari suatu stem sosial. Khususnya yang berkaitang
dengan kontribusi unit-unit pada organisasi dan fungsinya unit-unit terhadap
keselurahan sistem.
c. Fungsi untuk tujuan/pencapaian tujuan, fungsi ini mengatur hubungan antar
masyarakat sebagai sistem sosial dengan subtansi kepribadian. Fungsi ini
tercemin dalam penyusunan skala prioritas dari segala tujuan yang hendak
dicapai dan menentukan bagaimana suatu sistem mobilitas sumber daya serta
tenaga yang bersedia untuk mencapai tujuan tersebut.
d. Fungsi adaptasi, menyangkut hubungan antara masyarakat dengan sistem sosial
dengan subsistem organisasi tindakan dengan alam psiko-organik Secara umum
fungsi ini menyangkut hubungan kemampuan masyarakat menyesuaikan diri
terhadap lingkungan hidup.

3. Pentingnya Masyarakat
Perlunya memahami masyarakat dari :
a. Karakteristik dan kebutuhannya
1) Identifikasi populasi
2) Pahami karakteristik anggota populasi sasaran
3) Identifikasi kebutuhan populasi sasaran (bagaimana cara mengumpulkan
data kebutuhan, bagaimana mereka melihat masyarakat dan responnya
9

terhadap kebutuhan, bagaimana kebutuhan diekspresikan oleh orang-orang


dalam masyarakat, data faktor yang mempengaruhi kehidupan sasaran)
b. Tentukan karakteristik masyarakat
1) Identifikasi batas-batas masyarakat
2) Rumusan masalah
3) Pahami nilai-nilai dominan (kebudayaan, nilai-nilai, tradisi, keyakinan, yang
penting dan dianut masyarakat). Siapa yang menaati, dan yang menentang.
Konflik nilai di masyarakat,perasaan masyarakat dalam memberi dan
menerima pertolongan, keterlibatan populasi dalam pengambilan keputusan.
c. Pahami perbedaan masyarakat
1) Identifikasi mekanisme yang tampak dan yang tersembunyi.
2) Kenali potensi diskriminasi, hambatan yang menyebabkan sulit berintegrasi
dengan masyarakat.
d. Identifikasi struktur masyarakat
1) Kenali lokasi kekuasaan dan adanya sumber daya
2) Pelajari unit pemberi pelayanan, identifikasi pola pemberian dan pengontrol
pelayanan.
3) Hubungan antar unit terkait tugas dan kepentingan.

E. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama denga
keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran dan fungsi
masing-masing dan merupakan bagian dari keluarga (Ferry Efendi & Makhfudli,
2009).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
darah, perkawinan adopsi, dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan yang
lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya Bailon &
Maglaya, 1989 dalam Herlinawati, 2013).
a. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan
1) Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya.
10

b) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah


anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-
nenek, paman-bibi).
2) Secara Modern, berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualism maka pengelompokan tipe keluarga selain di atas adalah :
a) Tradisional Nuclear
Keluarga Inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi lefal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali dari
suami/istri, tinggal adalam pembentukan satu rumah bersama anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

c) Midle Age/Aging Couple


Suami sebagai pencari uang, istri di rumah kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak meninggalkan rumah karena sekolah/
perkawinan/meniti karier.
d) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja di rumah.
e) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya
dan anak-anaknya dapt tinggal di rumah atau di luar rumah.
f) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
i) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j) Institusional
11

Yaitu anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.


k) Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari satu atau lebih pasangan monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
l) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari satu orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan
yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

m) Unmarried Parent and Child


Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
n) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
o) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama (Herlinawati, 2013)
b. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tugas keluarga dapat dilihat sesuai thap perkembangannya yaitu :
1) Tahap I : Keluarga baru menikah
Tugas perkembangan :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Tahap II : Keluarga dengan anak baru lahir
Tugas Perkembangan :
a) Mempersiapkan menjadi orang tua
b) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual dan kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3) Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah
Tugas Perkembangan :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
12

c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak


yang lain (tua) juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar
keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e) Pembagian waktu untuk individu , pasangan dan anak (biasanya
keluarga memiliki tingkat kerepotan yang tinggi)
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g) Kegiatan dan waktu untuk mensstimulasi perttumbuhan dan
perkembangan anak.
4) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas Perkembangan :
a) Membantu sosialisasi terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas (yang tidak/kurang diperoleh dari sekolah atau
masyarakat)
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yangmeningkat , termasuk
biaya kehidupan dan kesehatan anggota kelurga.
5) Tahap V : keluarga dengan anak remaja
Tugas Perkembangan :
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab
mengingat remaja adalah dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.
b) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua .
Hindari terjadinya perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan untuk
memenuhi tumbuh dan kembang anggota keluarga.
6) Tahap IV : keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
Tugas Perkembangan :
a) Memperluas jaringan dari keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
13

c) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat


d) Penataaan kembali peran orang tua dan kegiatan rumah tangga.

7) Tahap VII : Keluarga usia pertengahan.


Tugas Perkembangan :
a) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
b) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-
anaknya dan sebaya.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
8) Tahap VIII: keluarga usia tua
Tugas Perkembangan :
a) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya.
b) Adaptasi dengan perubahan yang terjadi : kehilangan pasangan,
kekuatan fisik dan penghasilan keluarga.
c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
d) Melakukan life review masa lalu (Suprajitno, 2004)

c. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah:
1) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5) Keluarga Kawin
14

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga dan


beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
(Herlinawati, 2013)
d. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman, 1998 fungsi keluarga sebagai berikut :
1) Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain.
2) Fungsi sosialisai, adalah fungsi mengembaangkan dan tempat melatih anak
untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.
(Herlinawati, 2013)
e. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di
bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freeman (1981)
membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2) Mengambil kepeutusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sensiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5) Mempertimbangkan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)
(Herlinawati, 2013).
15

F. Desa Siaga
1. Pengertian Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi
masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri.
Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat,
peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Tujuan
khususnya adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya
kesehatan.
b. Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah,
kegawadaruratan dan sebagainya)
c. Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatnya kemampuan dan
kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.
3. Ciri-Ciri Desa Siaga
a. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan dasar (
dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik bangunan,
perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke puskesmas )
b. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
c. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
d. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
4. Sasaran Pengembangan
16

Sasaran pengembangan desa siaga adalah mempermudah strategi intervensi, sasaran


ini dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
a. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan
hidup sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah
desanya
b. Pihak- pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu
dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan
perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh
perempuan dan pemuda, kader serta petugas kesehatan
c. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan memberi dukungan kebijakan,
peraturan perundang –undangan, dana, tenaga, sasaran, dll, seperti kepala desa,
camat, pejabat terkait, LSM, swasta, donatur, dan pemilik kepentingan lainnya.
5. Kriteria Pengembangan
Dalam pengembangan desa siaga akan meningkat dengan membagi menjadi empat
kriteria.
a. Tahap bina. Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi telah
ada forum atau lembaga masyaratak desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa
saja misalnya kelompok rembuk desa, kelompok pengajian, atau kelompok
persekutuan do’a.
b. Tahap tambah. Pada tahap ini, forum masyarakat desa talah aktif dan anggota
forum mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat , selain posyandu.
Demikian juga dengan polindes dan posyandu sedikitnya sudah oada tahap
madya.
c. Tahap kembang. Pada tahap ini, forum kesehatan masyarakat telah berperan
secara aktif dan mampu mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan dengan biaya
berbasis masyarakat.Jika selama ini pembiyaan kesehatan oleh masyarakat
sempat terhenti karena kurangnya pemahaman terhadap sistem
jaminan,masyarakat didorong lagi untuk mengembangkan sistem serupa dimulai
dari sistem yang sederhana dan di butuhkan oleh masyarakat misalnya tabulin.
17

d. Tahap Paripurna, tahap ini,semua indikator dalam kriteria dengan siaga sudah
terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan seha tserta berperilaku
hidup bersih dan sehat.
6. Keberhasilan Program
Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari 4 kelompok
indikator, yaitu : indikatorinput, proses, output dan outcome (Depkes, 2009).
a. Indikator Input
1) Jumlah kader desa siaga.
2) Jumlah tenaga kesehatan di poskesdes.
3) Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.
4) Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.
5) Tersedianya dana operasional desa siaga.
6) Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.
7) Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan yang
dijumpai dalam warna yang sesuai.
8) Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita gizi kurang,
jumlah penderita TB, malaria dan lain-lain).
b. Indikator proses
1) Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan
sebagainya).
2) Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.
3) Berfungsi/tidaknya poskesdes.
4) Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.
5) Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan berbasis
masyarakat.
6) Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
7) Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari masyarakat.
c. Indikator Output
1) Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.
2) Jumlah kunjungan neonates (KN2).
18

3) Jumlah BBLR yang dirujuk.


4) Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.
5) Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.
6) Jumlah balita yang mendapat imunisasi.
7) Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.
8) Jumlah keluarga yang punya jamban.
9) Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.
10) Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.
11) Adanya data kesehatan lingkungan.
12) Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular tertentu yang
menjadi masalah setempat.
13) Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.
d. Indikator outcome
1) Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya.
2) Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.
3) Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
4) Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk ( Depkes, 2009).

G. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1. Definisi PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar
memahami dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
2. Tujuan PHBS
a. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat
agar hidup bersih dan sehat
b. Masyarakat dapat berperan serta aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal
3. Jenis tatanan PHBS
a. PHBS Tatanan Rumah Tangga
b. PHBS Tatanan Sekolah
c. PHBS Tatanan Tempat-tempat Umum
d. PHBS Tatanan Tempat Kerja
e. PHBS Tatanan Institusi Kesehatan
19

4. Indikator PHBS
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
Tujuannya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, mengurangi AKI dan AKB
dalam persalinan.
b. ASI eksklusif
Memberikan bayi ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. ASI eksklusif
memberikan manfaat sebagai berikut :
1) Bayi tumbuh sehat
2) Meningkatkan kekebalan sehingga bayi tidak mudah sakit.
3) Mengandung banyak gizi
4) ASI murah karena tidak memerlukan biaya dalam pemberiannya
Cara menyimpan ASI saat bekerja :
1) ASI diperah sebelum berangkat ke tempat kerja
2) ASI perah dapat bertahan dalam suhu rungan selama 6-8 jam.
3) Dalam suhu lemari es dapat ASI perah dapat bertahan 24 jam.
4) Dalam suhu freezer dapat bertahan selama kurang lebih 6 bulan.
5) ASI perah yang di simpan dapat diberikan kepada bayi dengan cara
dihangatkan (direndam dalam air hangat) atau didiamkan dalam suhu
ruangan dan diberikan menggunakan sendok.
c. Penimbangan bayi dan balita rutin setiap bulan
Penimbangan berat badan bertujuan untuk memantau pertubuhan dan
perkembangan bayi secara periodik setiap bulan, penimbangan dapat dilakukan
di posyandu dan hasil dari penimbangan berat badan tercatat dalam kartu menuju
sehat (KMS).
d. Setiap anggota keluarga mengkonsumsi beraneka ragam makanan dalam jumlah
cukup untuk memenuhi gizi seimbang.
e. Anggota rumah tangga menggunakan atau memanfaatkan air bersih untuk
keperluan sehari hari.
f. Anggota rumah tangga menggunakan jamban sehat
g. Anggota rumah tangga membuang sampah pad tempatnya
h. Anggota rumah tangga menempati ruangan rumah minimal 9m2
i. Anggota rumah tangga menempati ruangan rumah yang berlantai kedap air
(bukan tanah dan dalam keadaan bersih)
j. Anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun keatas melakukan aktivitas fisik
atau olahraga secara terukur 30 menit/hari dan dilakukan 3-5 kali semingggu
k. Anggota rumah tangga yang tidak merokok
l. Anggota rumah tangga yang mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang
air besar
m. Anggota rumah tangga menggosok gigi 2 kali sehari
20

n. Anggota rumah tangga tidak minum miras dan atau tidak menyalahgunakan
narkoba
o. Anggota rumah tangga menjadi peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
p. Anggota rumah tangga melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
minimal seminggu sekali
q. Ketersediaan air bersih di lingkungan

Anda mungkin juga menyukai