Anda di halaman 1dari 2

Pasien didiagnosis dengan plasenta previa dalam surat rujukan dari RS

sebelumnya, namun tidak diketahui dasar diagnosisnya karena tidak didapatkan

tanda-tanda adanya plasenta previa pada pasien, serta tidak dilakukan pemeriksaan

USG. Kelemahannya, saat tiba di RSUD Arifin Achmad juga tidak dilakukan USG

sebagai pemeriksaan konfirmatif pada pasien ini, sehingga diagnosis plasenta previa

tidak dapat ditegakkan.

Penegakan diagnosis solusio plasenta pada pasien berdasarkan ditemukannya

uterus couvelaire pada saat operasi, namun pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan

adanya gejala dan tanda klinis dari solusio plasenta. Gejala dan tanda klinis yang

klasik dari solusio plasenta adalah terjadinya perdarahan yang berwarna tua keluar

dari vagina, rasa nyeri perut dan uterus tegang terus menerus. Namun adakalanya

pasien datang dengan gejala mirip partus prematurus ataupun datang dengan

perdarahan tidak banyak dengan perut tegang, tetapi janin telah meninggal. (Chalik

TMA. Perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan. In: Saifuddin AB,

Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.

4th ed. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2016. p. 503 – 13.)

Pada beberapa kasus darah tidak keluar melalui vagina, akan tetapi plasenta

sudah lepas sepenuhnya sehingga janin mati, kasus ini merupakan solusio plasenta

tersembunyi (concealed abruption placentae). (Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom

SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM, Sheffield JS. Obstetrical

Hemorrhage. Williams Obstetrics. 24th ed. New York: McGraw-Hill; 2014. p. 793 –

8.) Sesuai dengan pasien ini, tidak ada perdarahan yang keluar dari vagina sehingga
yang terjadi pada pasien ini adalah solusio plasenta tersembunyi. Solusio plasenta

tersembunyi terjadi sekitar 20–35% dari seluruh kejadian solusio plasenta. (South

Australian Maternal & Neonatal Clinical Network. South Australian Perinatal Practice

Guidelines Antepartum haemorrhage or bleeding in the second half of pregnancy. 2013; 1 –

17.) Solusio plasenta tersembunyi dapat terjadi jika: (Cunningham FG, Leveno KJ,

Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Obstetrical Hemorrhage. Williams

Obstetrics. 23rd ed. New York: McGraw-Hill; 2010. p. 761 – 9.)

a. Selaput plasenta sekitar pedarahan masih melekat pada dinding rahim.

b. Selaput ketuban masih melekat pada dinding rahim.

c. Perdarahan masuk ke dalam kantong ketuban setelah selaput ketuban pecah

karenanya.

d. Bagian terbawah janin, umumnya kepala, menempel ketat pada segmen bawah

rahim, sehingga darah tidak dapat lewat.

Solusio plasenta tersembunyi menyebabkan keterlambatan diagnosis, sehingga

bahaya ibu dan janin jauh lebih besar. Dengan pendarahan tersembunyi,

kemungkinan koagulopati konsumtif juga lebih besar. Hal ini karena peningkatan

tekanan dalam ruang intervillous yang disebabkan oleh perluasan gumpalan

retroplasental memaksa lebih banyak tromboplastin plasenta ke dalam sirkulasi ibu.

(Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey

BM, Sheffield JS. Obstetrical Hemorrhage. Williams Obstetrics. 24th ed. New York:

McGraw-Hill; 2014. p. 793 – 8.)

Saat operasi, ditemukan adanya uterus couvelaire yang merupakan

Anda mungkin juga menyukai