TINJAUAN TEORI
3
4
4. Demensia
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori
yang dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Grayson (2004)
menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa,
melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau
kondisi tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.
Menurut John (1994) bahwa lansia yang mengalami demensia
juga akan mengalami keadaan yang sama seperti orang depresi yaitu akan
mengalami deficit aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS), gejala yang
sering menyertai demensia adalah:
a. Gejala Awal
1) Kinerja mental menurun
2) Fatique
3) Mudah lupa
4) Gagal dalam tugas
b. Gejala Lanjut
1) Gangguan kognitif
2) Gangguan afektif
3) Gangguan perilaku
c. Gejala Umum
1) Mudah lupa
2) Aktivitas sehari-hari terganggu
3) Disorientasi
4) Cepat marah
5) Kurang konsentrasi
6) Resti jatuh
c. Riwayat Keluarga
d. Riwayat Penyakit Klien
Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fisik untuk adanya tanda dan
gejala karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang
didiagnosis.
e. Kaji adanya depresi
Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang tepat,
seperti geriatric depresion scale.
f. Lakukan observasi langsung terhadap:
1) Perilaku.
a) Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan
aktivitas hidup sehari-hari?
b) Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak dapat di-terima
secara sosial?
c) Apakah klien sering mengluyur danmondar-mandir?
d) Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau perseveration
phenomena?
2) Afek
Apakah kilen menunjukkan ansietas? Labilitas emosi? Depresi atau
apatis? lritabilitas? Curiga? Tidak berdaya? Frustasi?
3) Respon kognitif
a) Bagaimana tingakat orientasi klien?
b) Apakah klien mengalamikehilangan ingatan tentang hal-hal yang
baru saja atau yang sudah lama terjadi?
c) Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau meng-abstrakan?
d) Kurang mampu membuat penilaian?
e) Terbukti mengalami afasia, agnosia atau apraksia?
11
1) Penampilan tidak rapi, kusut dan dandanan tidak rapi, kulit kotor
(kebersihan diri kurang)
2) Interaksi selama wawancara: kontak mata kurang, tampak sedih,
murung, lesu, lemah, komunikasi lambat/tidak mau berkomunikasi.
Berikut ini adalah aspek psikososial yang perlu dikaji oleh perawat
yaitu apakah lansia mengalami kebingungan, kecemasan, menunjukkan
afek yang labil, datar atau tidak sesuai, apakah lansia mempunyai ide
untuk bunuh diri. Bila data tersebut saudara peroleh, data subjektif
didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan skala depresi pada
lansia (Depresion Geriatric Scale).
3. Klasifikasi Data
a. Data Subjektif
1) Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.
2) Sering mengemukakan keluhan somatik seperti: nyeri abdomen dan
dada, anoreksia, sakit punggung, pusing.
3) Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak ada tujuan
hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
4) Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi.
b. Data Objektif
1) Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila
duduk dengan sikap yang merosot.
2) Ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah yang
diseret.
3) Kadang-kadang dapat terjadi stupor.
4) Pasien tampak malas, lelah, tidak ada nafsu makan, sukar tidur dan
sering menangis.
5) Proses berpikir terlambat, seolah-olah pikirannya kosong, konsentrasi
terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir, tidak
mempunyai daya khayal.
13
4. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.
b. Risiko bunuh diri berhubungan dengan depresi
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan
Tujuan
1) Keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala gangguan pola
tidur
2) Keluarga dapat membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan tidur
Tindakan
1) Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala gangguan pola
tidur pada pasien
2) Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang tenang untuk
memfasilitasi agar pasien dapat tidur.
6. Implementasi
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah
disusun.
7. Evaluasi
Tujuan evaluasi ini adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan. Hal ini biasa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan
dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan :
a. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping
maladaptive dengan hasil klien dapat meningkatkan harga diri, klien dapat
menggunakan dukungan social, klien dapat menggunakan obat dengan
benar dan tepat
b. Risiko bunuh diri dengan hasil klien tidak melakukan bunuh diri
c. Gangguan pola tidur dengan hasil kebutuhan tidur terpenuhi