Anda di halaman 1dari 65

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Internasional

Dosen Pengampu:
Dr. Heni Nurani, SE., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh:
Ledy Sari Ledyny 5211161053
Selvia Juliyanti 5211161054
Apriyati Puji L 5211161058
Sucianingsih 5211161059
Diana Fauzi S 5211161065
Kelas : Akuntansi B

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan petunjuk dan rahmatnya , serta dukungan dari
Dosen,orang-tua, juga teman teman karena penulis dapat menyelesaikan tulisan
ini yang berupa makalah dengan judul “Analisis Laporan Keuangan” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Internasional, oleh dosen pembimbing Dr.
Heni Nurani, SE., M.Si., Ak., CA
Dengan membaca makalah ini penulis berharap dapat membantu teman-
teman serta pembaca dalam memahami materi tentang Manajemen keuangan,dan
dapat memperkaya wawasan pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini terdapat
kekurangan dan kesalahan dari segi kata-kata , bahasa, atau penulisan dalam
menyajikan materi. Saran dan kritik sangat diharapkan oleh penulis agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
teman-teman dan pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Cimahi, 15Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II ISI .................................................................................................... 2
2.1 Analisis Ratio............................................................................ 2
2.1.1 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan ...................... 2
2.1.2 Metode dan Tehnik Analisis Rasio Keuangan Perusahaan ...... 3
2.1.3 Pengguna Analisis Rasio Keuangan ......................................... 3
2.1.4 Jenis-jenis analaisis ratio keuangan .......................................... 4
2.2 Cash Flow Analisys dan Analisis Analisis Lainnya ............... 12
2.2.1 Laporan Arus Kas ................................................................... 12
2.2.2 Analisis Implikasi Arus Kas ................................................... 23
2.2.3 Analisis Arus Kas ................................................................... 24
2.2.4 Rasio Arus Kas Khusus .......................................................... 26
2.2.5 Analysis Cash Flow ................................................................ 27
2.3 Business Modeling.................................................................. 29
2.3.1 9 Building Blocks ................................................................... 30
2.4 Planning Tools ........................................................................ 36
2.4.1 Empat Tahap Dasar Perencanaan ........................................... 36
2.4.2 Perencanaan Operasional ........................................................ 37
2.4.3 Faktor Waktu Dan Perencanaan ............................................. 38
2.4.4 Unsur-Unsur Perencanaan ...................................................... 39
2.4.5 Fungsi dan manfaat perencanaan ............................................ 40
2.4.6 Elemen Perencanaan ............................................................... 41
2.4.7 Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Perencanaan Laba . 43
2.5 Capital Budgeting ................................................................... 49
2.5.1 Pentingnya Capital Budgeting ................................................ 51

ii
2.5.2 Manfaat Penganggaran Modal ................................................ 52
2.5.3 Tahap – tahap Capital Budgeting............................................ 52
2.5.4 Proses Capital Budgeting ........................................................ 53
2.5.5 Aliran Kas ............................................................................... 55
2.5.6 Masalah Dalam Menghitung Aliran Kas ................................ 55
2.5.7 Metode Analisis Penganggaran Modal dan Penerapannya ..... 56
2.5.8 Pendekatan Terhadap Keputusan Capital Budgeting.............. 59
BAB III PENUTUP ................................................................................... 60
3.1 Kesimpulan ............................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Analisis Ratio dalam Analisis Laporan Keuangan?
2. Bagaimana Cash Flow Analisys dan Analisis Analisis Lainnya dalam
Analisis Laporan Keuangan?
3. Bagaimana Business Modeling dalam Analisis Laporan Keuangan?
4. Bagaimana Planning Tools dalam Analisis Laporan Keuangan?
5. Bagaimana Capital Budgeting dalam Analisis Laporan Keuangan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahuiAnalisis Ratio dalam Analisis Laporan Keuangan
2. Untuk mengetahui Cash Flow Analisys dan Analisis Analisis Lainnya
dalam Analisis Laporan Keuangan
3. UntukmengetahuiBusiness Modeling dalam Analisis Laporan
Keuangan
4. Untuk mengetahui Planning Tools dalam Analisis Laporan Keuangan
5. Untuk mengetahui Capital Budgeting dalam Analisis Laporan
Keuangan

1
BAB II

ISI

2.1 Analisis Ratio

Pengertian analisis rasio keuangan atau yang dikenal dengan istilah


financial ratio ialah sebagai alat analisis untuk membandingkan angka-angka
yang terdapat pada laporan keuangan dan juga untuk melihat atau mengetahui
posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen perusahaan
tersebut dalam satu periode tertentu.

Analisis terhadap laporan keuangan perusahaan menurut Mamduh M.


Hanafi (2009:5) bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan, tingkat
kesehatan dan tingkat resiko suatu perusahaan dengan menghitung data rasio-rasio
keuangan perusahaan. Sehingga dalam melakukan analisi keuangan akan
tergantung pada tiga laporan keuangan perusahaan yaitu:

1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi dan
3. Laporan Aliran Kas

2.1.1 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Perusahaan

Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai alat barometer untuk melakukan forecasting atau memproyeksikan


posisi keuangan dimasa yang akan datang.
2. Mereview kondisi perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen,
operasional maupun, keuangan.
3. Alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua departemen perusahaan.

2
3

2.1.2 Metode dan Tehnik Analisis Rasio Keuangan Perusahaan

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa


dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

1. Metode Analisa Pertumbuhan


Tehnik analisa yang disusun dengan membandingkan kenaikan
atau penurunan posisi laporan keuangan pada suatu periode tertentu
dengan periode lainnya dari masing-masing pos yang terdapat di dalam
laporan keuangan tersebut dengan menggunakan nilai persentase. Data
yang disajikan bisa dengan membandingkan kenaikan atau penurunan
masing-masing pos laporan keuangan bulan lalu dengan bulan sekarang,
atau periode Year to Date periode yang sama tahun lalu dengan sekarang.

2. Metode Trend dan Indeks


Teknik analisa hampir sama dengan Metode Analisa Pertumbuhan
namun angka pembanding adalah laporan keuangan periode tertentu yang
dijadikan indeks dan dipilih sebagai tahun dasar. Teknik tren ini sangat
berguna untuk memproyeksikan laporan keuangan di masa yang akan
datang dengan menggunakan data historis.

3. Metode Analisis Rasio


Teknik analisis dengan membandingkan masing-masing pos
laporan keuangan yang relevan atau data yang signifikan.

2.1.3 Pengguna Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan digunakan oleh dua pengguna utama, yaitu :


1. Investor
Investor menggunakan rasio keuangan untuk melihat apakah perusahaan
itu investasi yang bagus atau tidak. Dengan membandingkan rasio
keuangan antar perusahaan dan antar industri, investor dapat menentukan
investasi mana yang paling baik
4

2. Manajemen
3. Manajemen menggunakan rasio keuangan untuk menentukan seberapa
baik kinerja perusahaan untuk mengevaluasi kemana perusahaan dapat
memperbaiki diri

Pada dasarnya rasio keuangan itu banyak macamnya dan dapat dibuat
sesuai kebutuhan penganalisis. Berdasarkan sumbernya, rasio keuangan
digolongkan menjadi tiga, yaitu:
1. Pertama, Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratio), yakni rasio-rasio yang
disusun dari data dalam neraca.
2. Kedua, Rasio-rasio laporan rugi-laba (Income Statement Ratio), yakni
rasio-rasio yang disusun dari data dalam laporan rugi laba.
3. Ketiga, Rasio-rasio antar laporan (Intern Statement Ratio), yaitu rasio-
rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya
yang berasal dari laporan rugi laba.

2.1.4 Jenis-jenis analaisis ratio keuangan

Berdasarkan tujuan analisis angka-angka rasio dibagi menjadi 4 yakni:


rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio aktivitas yang dapat
dijelaskan berikut ini:
A. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu
perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi
(hutang jangka pendeknya). Perusahaan yang mempunyai cukup
kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek disebut perusahaan
yang likuid sedang bila tidak disebut ilikuid. Rasio likuiditas yang umum
dipergunakan untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan antara
lain:

1. Current Ratio
5

Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Current


Ratio memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancar untuk
menutup hutang lancar. Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang,
efek, persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar meliputi
hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang
lainnya yang segera harus dibayar (Sutrisno, 2001:247). Rumus current
ratio adalah:

Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar,


semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva
lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika
rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus
jauh di atas jumlah hutang lancar (Harahap, 2002:301).

2. Quick Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio, merupakan perimbangan antara
jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah hutang
lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick ratio
karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling
kecil tingkat likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan komponen-
komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-surat
berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau hutang
jangka pendek (Martono, 2003:56). Jadi rumusnya:

Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan
current ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan quick ratio
menurun, berarti terjadi investasi yang besar pada persediaan.
6

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid


mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak
mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat
(Harahap, 2002:302).

3. Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa
segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud
adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam
bentuk rekening Koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah
harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali,
dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Negara yang menjadi domisili
perusahaan bersangkutan. Rumus untuk menghitung cash ratio adalah:

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas dibandingkan


dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya semakin baik.
Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap,
2002:302).

B. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang mempunyai
aktiva/kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya
disebut perusahaan yang solvable, sedang yang tidak disebut insolvable.
Perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid , demikian juga sebaliknya
yang insolvable belum tentu ilikuid.
7

Macam-macam rasio keuangan berkaitan dengan rasio solvabilitas yang


biasa digunakan adalah:

1. Total Debt to Total Assets Ratio


Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini
mengukur prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Hutang
yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan
baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang. Kreditor
lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat keamanan
dananya menjadi semakin baik (Sutrisno, 2001:249). Untuk mengukur
besarnya rasio hutang ini digunakan rumus:

Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.
Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang
terhadap aktiva harus lebih kecil (Harahap, 2002:304).

2. Debt to Equity Ratio


Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah
imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit
dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya, besarnya
hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak
terlalu tinggi. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Maksudnya,
semakin kecil porsi hutang terhadap modal, semakin aman. Rumusnya:

C. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba.
8

Perhatian ditekankan pada rasio ini karena hal ini berkaitan erat dengan
kelangsungan hidup perusahaan. Ada beberapa ukuran rasio rentabilitas
yang dipakai, yakni:

1. Profit Margin
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini
bisa dilihat langsung pada analisis common size untuk laporan rugi
laba (baris paling akhir). Rasio ini bisa diintepretasikan juga sebagai
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di
perusahaan pada periode tertentu (Hanafi dan Halim, 2000:84). Rasio
profit margin bisa dihitung sebagai berikut:

Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih


yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasionya semakin
baik, karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba cukup tinggi (Harahap, 2002:304).

2. Gross Profit Margin


Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor yang
diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai pada
periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba
kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan. Semakin besar
rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan perusahaan (Munawir,
2001:89). Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba


yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya.
Dengan pengetahuan atas rasio ini dapat mengontrol pengeluaran
9

untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat


menikmati laba. Semakin besar rasionya semakin baik (Harahap,
2002:306).

3. Net Profit Margin


Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk
mengukur rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah
penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi,
pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak.
Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu
rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi
untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal
tersebut (Prastowo dan Juliaty, 2003:91). Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus:

Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh
setiap satu rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin baik,
karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang
tinggi pada tingkat penjualan tertentu.

4. Return On Investment (ROI)


Return On Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup
investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur
rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT (Sutrisno,
2001:255). Rasio ini dihitung dengan rumus:
10

Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak) yang
dihasilkan oleh setiap satu rupiah investasi yang dikeluarkan. Semakin
besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001:255).

5. Return On Assets (ROA)


Rasio ini disebut juga rentabilitas ekonomis, merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah
laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Sutrisno, 2001:254).Rasio
ini dihitung dengan rumus:

Rasio ini mengukur tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang


digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik (Sutrisno, 2001:254).

D. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa
tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam padaaktiva-aktiva
tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada
aktiva lain yang lebih produktif. Beberapa rasio aktivitas yang digunakan
adalah:

1. Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang
dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang
dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan
kreditnya. Rasio ini biasanya digunakan dalam hubungan dengan
analisis terhadap modal kerja, karena memberi ukuran seberapa cepat
piutang perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari piutang,
menggambarkan lamanya suatu piutang bisa ditagih (jangka waktu
11

pelunasan). Semakin lama jangka waktu pelunasannya,semakin besar


pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang (Prastowo dan
Juliaty, 2003:82). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi


tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya
(Sutrisno, 2001:252).

2. Perputaran Persediaan
Seperti halnya perputaran piutang, rasio ini juga menggambarkan
likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara mengukurefisiensi perusahaan
dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan.
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya
persediaan berputar dalam satu tahun. Hal ini menandakan efektivitas
manajemen persediaaan. Sebaliknya, jika perputaran persediaan rendah
menunjukkan pengendalian atas persediaan kurang efektif (Hanafi dan
Halim, 2000:80). Rumus perhitungannya adalah:

Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin tinggi


tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan persediaanya
(Sutrisno, 2001:251).

3. Perputaran Aktiva Tetap


Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas
perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini
12

berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut. Pada beberapa


industri seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang
tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada beberapa
industri yang lain seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aktiva
tetap yang kecil, rasio ini barangkali tidak begitu penting untuk
diperhatikan (Hanafi dan Halim, 2000:81). Perputaran aktiva tetap
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam


mendapatkan penghasilan. Semakin tinggi tingkat perputarannya
semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya (Sutrisno, 2001:253).

4. Perputaran Total Aktiva


Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah rasio
perputaran total aktiva. Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva
tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio
yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya
rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,
pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya (Hanafi dan
Halim, 2000:81). Rasio perputaran total aktiva menggunakan rumus:

Rasio ini merupakan ukuran efektivitas pemanfaatan aktiva dalam


menghasilkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputarannya
semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya (Sutrisno,
2001:253).

2.2 Cash Flow Analisys dan Analisis Analisis Lainnya

2.2.1 Laporan Arus Kas


13

A. Relevansi Kas

Kas adalah saldo dari aliran kas masuk dikurangi dengan aliran kas
keluar selama periode perusahaan beroperasi. Kas harus memenuhi syarat
sebagai berikut:

 Setiap saat dapat ditukar menjadi kas


 Tanggal jatuh temponya sangat dekat
 Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan tingkat
bunga (investasi yang jatuh tempo maksimal tiga bulan).

Setara kas (cash equivalent) dapat diartikan sebagai investasi yang


bersifat jangka pendek, sangat likuid dan yang dengan cepat dapat
dijadikan kas dalam jumlah tertentu, tanpa menghadapi resiko perubahan
nilai yang signifikan. Definisi dari setara kas menandakan bahwa
investasi tersebut hanya untuk memenuhi komitmen jangka pendek dan
bukan untuk tujuan investasi.

Laporan arus kas melaporkan besarnya kas masuk dan kas keluar selama
satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan. Analisis
arus kas sangat penting karena dapat membantu dalam menilai likuiditas,
solvabilitas, dan fleksibelitas keuangan suatu perusahaan. Likuiditas
merupakan merupakan kedekatan aset dan kewajiban pada kas.
Solvabilitas merupakan kemampuan untuk membayar kewajiban saat
jatuh tempo. Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan untuk bereaksi
dan menyesuaikan diri terhadap kesempatan dan kesulitan. Informasi
yang berguna, tetapi tidak lengkap atas sumber dan penggunaan kas
terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi komparatif. Namun,
gambaran menyeluruh atas arus kas didapat dari laporan arus kas.

Laporan arus kas disyaratkan sebagai bagian dari kelengkapan dalam


laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan PSAK 2, yang direvisi bulan
Desember 2009 dan sesuai dengan kebijakan konvergensi IFRS
(International Financial Reporting Standart) yang mensyaratkan bahwa
14

laporan arus kas disajikan sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan
keungan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pengguna
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan
perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan
evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas serta kepastian perolehannya. Tujuan Pernyataan ini adalah
memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari
suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus
kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan
(financing) selama suatu periode akuntansi.

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, laporan


arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
memengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan
perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas
dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan
(future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga
meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Hal
ini sekaligus memenuhi fungsi dominan dari laporan keuangan yakni
tujuan stedwarship function, yaitu laporan keuangan harus dapat
memberikan informasi sejauh mana mengelola sumber daya yang
dipercayakan kepadanya oleh para pemilik modal.
15

Keuntungan laporan arus kas menurut Lee (Sofyan Harahap : 258) adalah
sebagai berikut:
1. Dapat memberikan kerangka kerja untuk menghubungkan prestasi
masa lalu, saat sekarang dan masa yang akan datang.
2. Menurut kacamata investor, proyeksi arus kas akan menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk membayar dan menggambarkan
perencanaan kebijakan keuangannya.
3. Nilai discounted flow ratio lebih dipercaya untuk menjadi indikator
investasi daripada rasio laba dengan harga sekarang disebabkan
sistem alokasi yang dilakukan dalam menghitung laba seperti dalam
akuntansi berbasis akrual (accrual basis accounting)
4. Akuntansi arus kas dapat digunakan untuk memperbaiki kesenjangan
antara bagaimana investasi dilakukan yang biasanya dengan dasar
kas dengan bagaimana hasil suatu investasi dinilai.

Laba merupakan indikator keberhasil perusahaan, karena dengan laba


maka perusahaan dapat menciptakan kas untuk periode selanjutanya.
Tetapi sama seperti laba yang menjadi indikator keberhasilan perusahaan,
kas yang merupakan aktiva yang paling likuid dalam perusahaan juga
memegang peranan yang sangat penting, sehingga laporan arus kas juga
dibutuhkan untuk alasan berikut ini :
 Kadangkala ukuran laba tidak menggambarkan kondisi perusahaan
yang sesungguhnya.
 Seluruh informasi mengenai kinerja perusahaan selama periode
tertentu dapat diperoleh lewat laporan arus kas.
 Dapat digunakan untuk memprediksi arus kas dimasa yang akan
datang.

B. Pelaporan Berdasarkan Aktivitas


16

PSAK 2 mensyaratkan bahwa laporan arus kas menyajikan arus kas


selama periode akuntansi yang relevan, yang diklasifikasikan menjadi tiga
kategori :
1. Aktivitas Operasi, adalah aktivitas yang berkaitan dengan aktivitas
perusahaan dalam menghasilkan laba. Didalam laporan laba rugi
terdapat bagian yang bersifat kas seperti pemberian kredit kepada para
pelanggan, pembelian persediaan, perolehan kredit dari para pemasok.
Selain berkaitan dengan laba rugi, aktivitas operasi juga berkaitan
dengan akun-akun working capital di dalam neraca seperti piutang,
persediaan, pembayaran di muka, utang usaha, biaya akrual.
2. Aktivitas Investasi, adalah aktivitas mendapatkan dan melepas aset non
kas yang diharapkan dapat menghasilkan pendapatan seperti pembelian
dan penjualan PPE dan investasi pada sekuritas, termasuk juga
pemberian pinjaman dana dan aktivitas mengumpulkan
pembayarannya.
3. Aktivitas Pembiayaan, adalah aktivitas menyokong, menarik, dan
memelihara dana untuk mendukung akitivitas bisnis perusahaan.
Termasuk dalam aktivitas pembiayaan adalah meminjam dan
membayar obligasi dan utang jangka panjang lainnya, penerbitan dan
penarikan saham, pembayaran dividen.

Entitas harus memastikan bahwa terdapat konsistensi didalam klasifikasi


arus kas. Klasifikasi menurut aktivitas membantu pengguna memahami
dampak aktivitas tersebut pada posisi keuangan dari entitas dan pada
jumlah kas dan setara kas.

 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi


Aktivitas operasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas utama penghasil
pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
17

Arus kas dari aktivitas operasi terkait dengan aktivitas menghasilkan


pendapatan dari entitas.
Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
1. Penerimaan kas dari penjualan barang
2. Penerimaan kas dari penjualan jasa
3. Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lainnya yang diterima
tunai.
4. Pembayaran kas kepada pemasok barang
5. Pembayaran kas kepada karyawan
6. Pemayaran kas kepada pemasok jasa lainnya
7. Pembayaran atau restitusi pajak penghasilan kecuali secara khusus
merupakan bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
8. Penerimaan dan pembayaran kontrak yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan.

Ketika dilaporkan dengan metode langsung maka penerimaan kas dan


pembayaran kas kotor diungkapkan sedangkan dengan menggunakan
metode tidak langsung laba atau rugi disesuaikan untuk dampak transaksi
yang bersifat non-kas, penerimaan atau pembayaran kas dari operasi masa
depan yang ditangguhkan atau masih belum diterima, dan pos-pos
pendapatan atau beban yang berhubungan dengan arus kas investasi atau
pendanaan.

 Arus Kas Dari Aktivitas Investasi


Aktivitas investasi adalah perolehan (acquisition) dan pelepasan (disposal)
aset jangka panjang dan investasi non setara kas. Aktivitas investasi
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Contoh arus kas dari aktivitas investasi adalah :
a. Arus kas yang diterima, misalnya :
18

˗ Penjualan aset tetap


˗ Penjualan surat berharga yang berupa investasi
˗ Penagihan pinjaman pokok jangka panjang/pinjaman (tidak termasuk
bunga jika merupakan kegiatan investasi)
˗ Penjualan aset lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak
termasuk persediaan)
b. Arus kas yang keluar, misalnya :
˗ Pembayaran untuk mendapatkan aset tetap
˗ Aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk
pengembangan yang dikapitalisasikan
˗ Pembelian investasi jangka panjang
˗ Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain
˗ Pemberian pinjaman pada pihak lain
˗ Pembayaran untuk aset lain yang digunakan dalam kegiatan produktif
seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan
persediaan operasional)

 Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan


Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
besaran dan komposisi modal ekuitas dan pinjaman perusahaan.
Contoh arus kas dari aktivitas pendanaan :
a. Arus kas masuk misalnya :
˗ Pengeluaran saham atau instrumen modal lainnya
˗ Pengeluaran wesel
˗ Penjualan obligasi
˗ Pengeluaran surat hutang hipotik
˗ Serta pinjaman lainnya
b. Arus kas keluar misalnya :
˗ Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada
pemilik
˗ Pembelian saham perusahaan (treasury stock)
19

˗ Pelunasan pokok pinjaman


˗ Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi kewajiban yang
berkaitan dengan sewa gedung usaha pembiayaan.

Dalam hal pelunasan pinjaman meliputi pinjaman pokok dan bunga,


pelunasan yang dilakukan mengarah pada jumlah pokok pinjaman yang
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan (financing activity) dan
dibayarkan mengarah kebunga, harus diklasifikasikan sebagai aktivitas
operasi (operating activity).

Demikian juga dengan arus kas dari penjualan dan pembelian surat
berharga yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan oleh suatu perusahaan
investasi, diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sedangkan arus kas
dari penjualan dan pembelian surat berharga yang dimiliki untuk tujuan
investasi oleh perusahan pabrikasi, diklasifikasikan sebagai aktivitas
investasi.

C. Metode Pelaporan Arus kas


A. Metode Langsung
PSAK mensyaratkan pengungkapan kelompok utama penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto.
Contoh arus kas bruto :
1. Tagihan kas dari pelanggan
2. Penerimaan bunga dan deviden
3. Pembayaran kas ke karyawan dan pemasok lain
4. Pembayaran bunga dan deviden
5. Penerimaan dan pembayaran kas operasi lain.

Kelompok utama penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh


dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan pos-pos
dalam laporan laba rugi komprehensif dari basis akrual menjadi basis kas.
20

Metode langsung pada hakikatnya adalah menguji kembali setiap item


laporan laba rugi dengan tujuan untuk melaporkan seberapa besar kas yang
diterima atau dibayarkan terkait dengan setiap komponen laga rugi
tersebut.

Metode langsung lebih dianjurkan oleh PSAK karena lebih memfokuskan


pada arus kas daripada laba bersih akrual oleh karena itu dianggap lebih
informatif dan terperinci. Selanjutnya oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
dalam PSAK No.2 menyatakan dengan metode langsung, informasi
mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas
bruto dapat diperoleh dengan baik :
˗ dari catatan akuntansi perusahaan
˗ dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos
lain dalam laporan laba rugi untuk perubahan persediaan, piutang
usaha dan hutang usaha dalam periode berjalan, pos bukan kas
lainnya, dan pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan
pendanaan.

B. Metode Tidak Langsung


Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, akrual dari penerimaan
atau pembayaran kas untuk operasi masa lalu dan masa depan dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi dan
pendanaan. Metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba
bersih yang diperoleh perusahaan dengan melakukan penyesuaian
sebagai berikut :
1. Pendapatan dan beban yang tidak melibatkan arus kas masuk dan
kas keluar, contohnya adalalah amortitasi premium/diskonto
investasi obligasi, beban penyisihan piutang ragu-ragu, beban
penyusutan aktiva tetap, beban amortisasi aktiva tidak berwujud
dan beban amortisasi premium/diskonto utang obligasi.
21

2. Keuntungan dan kerugian yang terkai dengan aktivitas investasi


atau pembiayaan, contohnya adalah keuntungan dan kerugian
penjualan aktiva tetap, keuntungan dan kerugian penjualan
investasi dalam saham, dan keuntungan serta kerugian atas
penebusan kembali utang obligasi.
3. Perubahan dalam aktiva lancar (selain kas) dan kewajiban lancar
sebagai hasil dari transaksi pendapatan dan beban yang tidak
mempengaruhi arus kas, contohnya adalah perubahan dalam saldo
piutang usaha, persediaan barang dagang, biaya dibayar dimuka,
utang usaha, utang gaji/upah, utang bunga dan utang pajak
penghasilan.

D. Topik Khusus
a. Investasi Metode Ekuitas
Dalam akuntansi metode ekuitas, investor mencatat bagian atas
laba perusahaan investasi sebagai laba dan mencatat dividen
sebagai pengurang saldo investasi. Porsi labayang tidak dibagi
merupakan laba nonkas yang harus dieliminasi dari laporan arus
kas,sehinnga yang tersisa hanya porsi laba yang diterima tunai. Hal
ini dilakukan dengan mengurangkan bagian atas laba perusahaan
investasi dari laba bersih, setelah dikurangi dividen yang diterima.

b. Akuisisi Perusahaan dengan Saham


Saat satu perusahaan membeli perusahaan lain dengan saham,
aktiva dan kewajiban konsolidasi meningkat seiring dengan
ekuitas. Namun, yang dilaporkan dalam laporan arus kas hanyalah
perubahan pos neraca yang berasal dari transaksi kas. Dengan
demikian, penyesuaian neraca untuk menghitung arus kas operasi
tidak sama dengan perubahan pos neraca itu sendiri. Perubahan
nonkas dalam neraca dilaporkan dalam catatan atas laporan arus
kas sebagai aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan non-kas.
22

c. Biaya Imbalan Pascakerja


Program imbalan pensiun dan program imbalan pasca kerja lainnya
mengakui beban biaya jasa dan bunga, setelah dikurangi
pengembalian yang diharapkan atas aktiva program. Imbalan yang
dibayarkan dicatat sebagai pengurang saldo investasi dan
kewajiaban. Selisih lebih antara beban imbalan bersih yang
dilaporkan dalam laba bersih dengan imbalan kas yang dibayarkan,
harus ditambahkan ke laba bersih untuk menghitung arus kas bersih
dari aktiva operasi.

d. Sekuritas Piutang Usaha


Semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan pengalihan atau
sekuritasisasi piutang usaha melalui entitas bertujuan khusus untuk
meningkatkan arus kas. Sekuritasisasi adalah pengalihan piutang
adalah pengalihan piutang kepada special pupose entity yang
membeli piutang tersebut dengan hasil penjualan obligasi pasar
modal. Banyak perusahaan yang melaporkan pengurangan piutang
tersebut sebagai penambah arus kas dari operasi karena piutang
termasuk dalam aktiva lancar. Perusahaan lain melaporkan arus kas
masuk tersebut sebagai aktivitas pendanaan. Analisis harus
mewaspadai sumber penurunan piutang dan mempertanyakan
apakah penurunan tersebut benar-benar sebagai hasil kinerja
operasi yang membaik atau sebagai pinjaman yang disamarkan.

E. Metode Langsung
Metode langsung melaporkan penerimaan kas kotor terkait dengan
operasi pada dasarnya menyesuaikan setiap pos laba rugi dari dasar
akrual menjadi dasar kas. Metode langsung melaporkan total arus kas
masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi.Metode ini menyajikan
tampilan yang lebih baik bagi analisis untuk menilai jumlah kas masuk
23

dan kas keluar yang merupakan pilihan bagi manajemen. Risiko bagi
para pemberi pinjaman lebih besar pada fluktuasi arus kas dari operasi
dibandingkan dengan fluktuasi laba bersih. Jika perusahaan
menggunakan metode langsung, mereka harus mengungkapkan
rekonsiliasi antara laba bersih dengan arus kas dari operasi dalam
skedul terpisah. Konversi ini dilakukan dengan memisahkan laba bersih
menjadi total pendapatan dan total beban. Selanjutnya, penyesuaian
konversi diterapkan pada kategori pendapatan dan beban yang relevan.

2.2.2 Analisis Implikasi Arus Kas

a. Keterbatasan Laporan Arus Kas:


 Praktek tidak mensyaratkan adanya pemisahan pengungkapan arus kas
dari extraordinary item atau discontinued operations.
 Pendapatan bunga dan dividen yang diterima serta beban bunga yang
dibayar dilaporkan sebagai arus kas dari aktivitas operasi. Padahal,
beberapa pengguna menganggap bahwa beban bunga adalah aktivitas
pembiayaan, dan pendapatan bunga dan dividen yang diterima adalah
aktivitas investasi.
 Pajak pendapatan diklasifikasikan sebagai arus kas operasi sehingga
dapat menyebabkan distorsi analisis tiga aktivitas secara individual jika
baban pajak atau manfaat pajak secara signifikan diperlakukan secara
tidak tepat.
 Penghilangan keuntungan atau kerugan sebeum pajak pada penjualan
aset atau investasi pada aktivitas operasi dapat menyebabkan distorsi
analisis aktivitas operasi dan aktivitas investasi.

b. Interpretasi arus kas dan laba bersih


Fungsi laporan laba rugi adalah untuk mengukur profitabilitas perusahaan
untuk suatu periode.Laporan laba rugi mencatat pendapatan saat dihasilkan
dan beban saat terjadi. Arus kas darioperasi merupakan pandangan yang
24

lebih luas atas aktivitas operasi dibandingkan dengan laba bersih. Arus kas
meliputi seluruh aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba, Tidak
hanya pendapatan dan beban,tetapi kebutuhan kas operasi juga.

2.2.3 Analisis Arus Kas

Analisis laporan arus kas memungkinkan kita untuk menilai kualitas


keputusan manajemen dari waktu ke waktu dan dampaknya pada hasil operasi dan
posisi keuangan perusahaan. Kesimpulan analisis arus kas meliputi kesimpulan
dimana manajemen meletakkan komitmen sumber dayanya, dimana manajemen
mengurangi investasi, dari mana kas tambahan dihasilkan, dan dimana klaim atas
perusahaan dikurangi. Kesimpulan juga terkait dengan penggunaan laba dan
pilihan investasi arus kas. Analisis juga memungkinkan kita untuk menyimpulkan
ukuran, komposisi, pola, dan kestabilan aruskas operasi. operasi yang
menguntungkan menghasilkan pemulihan kas melebihi jumlah yang
diinvestasikan, dan sebagai konsekuensinya meningkatkan arus kas masuk.
Sedangkan kerugian memberikan hasil yang sebaliknya. Kesimpulan harus juga
meliputi penjualan untuk variasi segmentasi arus kas. Komponen arus kas sering
kali menunjukkan petunjuk penting tentang stabilitas sumber kas.

A. Pengukuran Arus Kas Alternatif


Akuntansi akrual memungkinkan alternatif perlakuan akuntansi yang
beragamdan memungkinkan potensi manajemen laba. manfaat arus kas sering kali
hilang karena penyalahgunaan. laba bersih secara tepat dianggap sebagai ukuran
kinerja operasi dansecara konsisten dikaitkan dengan ekuitas.

B. Perusahaan dan Kondisi Ekonomi


Sebuah neraca menjelaskan aktiva perusahaan pada satu titik waktu
tertentu dan sumber pendanaan aktiva-aktiva tersebut. Laporan laba rugi
menggambarkan hasil operasi untuk satu periode waktu. Laba meningkatkan
aktiva, termasuk kas dan aktiva non-kas. Beban merupakan konsumsi atas aktiva.
25

Dengan demikian, laba bersih terkait dengan arus kas melalui penyesuaian pos-
pos neraca.
Profitabilitas merupakan variabel utama, tanpa profitabilitas perusahaan
menuju kehancuran. Perubahan modal kerja operasi juga harus diinterpretasikan
dalam lingkungan ekonomi. Peningkatan piutang dapat menandakan permintaan
pelanggan yang meningkat atau merupakan pertanda ketidakmampuan untuk
menagih piutang tepat waktu. Kondisi inflasi menambah kesulitan keuangan dan
tantangan bagi perusahaan. Tantangan utama meliputi penggantian aktiva tetap
pada harga yang lebih tinggi dari beban penyusutan, meningkatnya investasi
dalam piutang dan persediaan, dan kebijakan dividen yang didasarkan pada laba
yang tidak menyediakan biaya sumber daya yang digunakan dalam operasi.
Meskipun keputusan menajemen tidak harus dilaporkan dalam laporan keuangan,
implikasi dan pentingnya laporan keuangan tidak dapat di abaikan. Informasi
tentang bagaimana dampak tindakan manajemen dalam kondisi inflasi dapat dicari
dalam laporan arus kas. Hal ini menyebabkan fokus pada arus kas dari operasi
setelah pengeluaran modal dan dividen.

C. Arus Kas Bebas


Turunan analitis laporan arus kas yang bermanfaat adalah penghitungan
arus kas bebas. Salah satu ukuran arus kas bebas adalah sebagai berikut : Arus kas
dari operasi yaitu, Pengeluaran modal bersih untuk mempertahankan kapasitas
produksi. Dividen unttuk saham preferen dan saham biasa

Arus kas bebas positif mencerminkan jumlah yang teresedia bagi aktivitas
bisnis setelah penyisihan untuk pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk
mempertahankan kapasitas produksi pada tingkat sekarang. Laporan arus kas
jarang memisahkan pengeluaran modal menjadi komponen untuk
mempertahankan dan kompensasi untuk ekspansi.

D. Arus Kas sebagai Validasi


26

Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar, serta
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Laporan arus kas
menyediakan petunjuk penting tentang:
˗ Kelayakan pendanaan pengeluaran modal
˗ Sumber kas dalam pendanaan ekspans
˗ Ketergantungan pada pendanaan eksternal
˗ Kebijakan dividen di masa depan
˗ Kemampuan untuk memenuhi persyaratan utang
˗ Fleksibilitas keuangan untuk menghadapi kebutuhan dan kesempatan yang
tidak diantisipasi
˗ Praktik keuangan oleh manajemen
˗ Kualitas laba rugi.
Laporan arus kas bermanfaat untuk mengidentifikasi hasil atau perkiraan
operasi yang salah atau menyesatkan. Laporan arus kas merupakan sumber
informasi tindakan dan niat menajemen yang andal dan dapat dipercaya – lebih
andal daripada prediksi dan pernyataan pers dari manajemen.

2.2.4 Rasio Arus Kas Khusus

A. Rasio Kecukupan Arus Kas


Rasio kecukupan arus kas merupakan ukuran kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan kas dari operasi yang cukup untuk menutup pengeluaran
modal, investasi dalam persediaan, dan dividen tunai.
Investasi dalam modal kerja penting lainnya seperti piutang tidak
disertakan karena didanai terutama oleh kredit jangka pendek. Dengan
demikian, hamya penambahan persediaan yang disertakan.Rasio kecukupan
arus kas perlu diinterpretasikan secara tepat. Rasio sebesar 1 menunjukkan
bahwa perusahaan dapat menutup kebutuhan kas tanpa perlu mendapatkan
pendanaan eksternal. Rasio kurang dari 1 menunjukkan bahwa sumber kas
internal tidak cukup untuk mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan
27

operasi saat ini. Rasio kecukupan arus kas juga mencerminkan dampak inflasi
untuk keperluan pendanaan perusahaan.
Rasio kecukupan arus kas dihitung:
Jumlah Kas dari Operasi selama tiga tahun
Jumlah pengeluaran modal+Penambahan Persediaan+Dividen tunai selama tiga
tahun

B. Rasio Reinvestasi Kas


Rasio reinvestasi kas merupakan ukuran atas persentase investasi dalam
aktivayang mencerminkan kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan
kembali dalam perusahaan untuk mengganti aktiva dan menumbuhkan
operasi.
Rasio Reinvestasi dapat dihitung:
Arus kas operasi - Dividen
Aktiva kotor + Investasi + Altoval lain + Modal kerja

2.2.5 Analysis Cash Flow

 Present Month Analysis

Present Month Analysisatau Nilai kini, juga dikenal sebagai nilai


sekarang,adalah jumlah masa depan uang yang telah didiskontokan untuk
mencerminkan nilai saat ini, seolah-olah ada hari ini. Nilai sekarang selalu
kurang dari atau sama dengan nilai masa depan karena uang memilikibunga -
potensi penghasilan, karakteristik disebut sebagai nilai waktu dari uang .nilai
waktu dapat digambarkan dengan kalimat sederhana, "Satu dolar hari ini
bernilai lebih dari satu dolar besok ". Di sini, 'bernilai lebih' berarti bahwa
nilainya lebih besar. Satu dolar saat ini bernilai lebih dari satu dolar besok
karena dolar dapat diinvestasikan dan mendapatkan satu hari senilai bunga,
membuat total terakumulasi ke nilai lebih dari satu dolar besok. Bunga dapat
dibandingkan dengan menyewa. Sama seperti sewa yang dibayarkan kepada
pemilik dengan penyewa, tanpa kepemilikan aset yang ditransfer, bunga yang
28

dibayarkan kepada pemberi pinjaman oleh peminjam yang memperoleh akses


ke uang untuk waktu sebelum membayar kembali. Dengan membiarkan
peminjam memiliki akses ke uang, pemberi pinjaman telah mengorbankan
otoritas mereka atas uang, dan kompensasi untuk itu dalam bentuk bunga.
Jumlah awal dana pinjaman (present value) lebih kecil dari jumlah uang yang
dibayarkan kepada pemberi pinjaman.

 Future Month Analysis

Nilai masa depan adalah nilai suatu aset pada tanggal tertentu. Ini
mengukur jumlah masa depan nominal uang yang diberikan sejumlah uang
adalah "nilai" pada waktu tertentu di masa depan dengan asumsi tertentu suku
bunga, atau lebih umum, tingkat pengembalian, itu adalah nilai sekarang
dikalikan dengan fungsi akumulasi. Nilai tersebut tidak termasuk koreksi
terhadap inflasi atau faktor lainnya yang mempengaruhi nilai sebenarnya dari
uang di masa depan. Ini digunakan dalam nilai waktu uang perhitungan.

 Annual Month Analysis

Anuitas adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang


dilakukan secara berkala pada jangka waktu tertentu. Selain itu anuitas juga
diartikan sebagai kontrak di mana perusahaan asuransi memberikan
pembayaran secara berkala sebagai imbalan premi yang telah Anda bayar.
Besar kecilnya jumlah pembayaran pada setiap interval tergantung pada
jumlah pinjaman, jangka waktu, dan tingkat bunga.Contohnya adalah bunga
yang diterima dari obligasi atau dividen tunai dari suatu saham preferen.

Berdasarkan tanggal pembayarannya, anuitas biasa dapat dibagi 3 bagian,


yaitu:

1. Ordinary annuity
2. Annuity due
3. Deferred annuity.

A. Anuitas biasa (ordinary)


29

adalah sebuah anuitas yang mempunyai interval yang sama antara waktu
pembayaran dengan waktu dibungamajemukkan.
B. Anuitas terhutang
Anuitas terhutang adalah anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap
awal interval. Awal interval pertama merupakan perhitungan bunga yang
pertama dan awal interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua dan
seterusnya.
C. Nilai Sekarang Anuitas (Present Value Annuity)
Nilai Sekarang Anuitas adalah nilai hari ini dari pembayaran sejumlah dana
tertentu yang dilakukan secara teratur selama waktu yang telah ditentukan.
Dengan kata lain, jumlah yang harus anda tabung dengan tingkat bunga
tertentu untuk mandapatkan sejumlah dana tertentu secara teratur dalam jangka
waktu tertentu.
D. Anuitas Abadi
Anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan
diharapkan akanberlangsung terus menerus.
E. Nilai sekarang dan seri pembayaran yang tidak rata
Dalam pengertian anuitas tercakup kata jumlah yang tetap, dengan kata lain
anuitas adalah arus kas yang sama di setiap periode. Persamaan umum berikut
ini bisa digunakan untuk mencari nilai sekarang dari seri pembayaran yang tak
rata.

2.3 Business Modeling

Suatu model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah


organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai baik itu
ekonomi, sosial, ataupun bentuk-bentuk nilai lainnya. Istilah model bisnis, karena
itu, dipakai untuk ruang lingkup luas dalam konteks formal dan informal untuk
menunjukkan aspek inti suatu bisnis, termasuk mencakup maksud dan tujuan, apa-
yang-ditawarkan, strategi, infrastruktur, struktur organisasi, praktik-praktik niaga,
serta kebijakan-kebijaan dan proses-proses operasional.
30

Alexander Osterwalder, Business Model adalah gambaran dasar bagaimana


sebuah organisasi membuat, men-deliver dan menangkap value yang ada.
Business Model bersifat seperti blueprint untuk strategi yang akan
diimplementasikan ke seluruh organisasi, proses dan sistem. Semua pelaku bisnis
harus memiliki pemahaman yang sama terhadap Business Model sehingga
diperlukan sebuah konsep yang dapat memberikan satu gambaran standar. Konsep
ini harus simple, relevan dan mudah dipahami secara intuitif. Konsep inilah yang
diberi nama 9 Building Blocks. Konsep ini sendiri telah diaplikasikan dan diuji
coba di seluruh dunia dan telah digunakan di beberapa organisasi, seperti IBM,
Ericsson, Deloitte, the Public Works and Government Services of Canada dan
banyak lagi.

2.3.1 9 Building Blocks

9 Building Block adalah konsep yang dapat mendeskripsikan dan


menunjukkan logika bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan pendapatan
(make money). 9 Building Block mencakup empat area utama dalam bisnis, yaitu
Customers, Offer, Infrastructure dan Financial Viability. Konsep ini dapat
menjadi satu bahasa bersama yang memudahkan kita untuk mendeskripsikan dan
memanipulasi Business Model untuk membuat strategi baru.

9 Elemen dalam 9 Building Blocks adalah:

1. Customer Segments (CS)


2. Value Propositions (VP)
3. Channels (CH)
4. Customer Relationship (CR)
5. Revenue Streams (RS)
6. Key Resources (KR)
7. Key Activities (KA)
8. Key Partnership (KP)
9. Cost Structure (CS)
31

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai 9 Building Blocks.

1. Customer Segments (CS)


Customer Segments menunjukkan sekelompok orang atau organisasi
berbeda, yang ingin digapai atau dilayani perusahaan. Customer adalah inti
dari semua Business Model. Tanpa (profitable) customer, perusahaan tidak
akan mampu bertahan lama. Untuk lebih memuaskan customer, perusahaan
perlu mengelompokkan mereka ke dalam segmen yang berbeda berdasarkan
kebutuhan, behaviour atau atribut yang lain. Perusahaan harus mendefinisikan
dengan jelas, mana segmen customer yang perlu dilayani, mana yang perlu
dihindari.

Kelompok Customer merepresentasikan segmen yang berbeda jika:

 Mereka membutuhkan penawaran yang berbeda.


 Mereka dapat digapai melalui Distribution Channel yang berbeda.
 Mereka memerlukan jenis relationship yang berbeda.
 Mereka memiliki profitabilitas yang berbeda.
 Mereka mau membayar aspek yang berbeda dari sebuah penawaran.

Beberapa contoh segmen customer yang berbeda adalah mass market, niche
market, segmented, diversified, multi-sided platforms.

2. Value Propositions (VP)

Value Proposition mendeskripsikan sejumlah produk atau layanan yang


memberikan nilai (value) untuk segmen customer yang spesifik. Value
Proposition adalah alasan mengapa customer berpindah dari satu perusahaan ke
perusahaan yang lain. Value Proposition memecahkan permasalahan customer
atau memenuhi kebutuhannya. Value Proposition dapat bersifat inovatif serta
merepresentasikan penawaran yang baru dan disruptive, atau bersifat sama atau
sejenis dengan yang sudah ada namun dengan beberapa tambahan fitur atau
atribut.
32

Value yang diberikan perusahaan contohnya adalah newness, performance,


customization, “getting the job done”, design, brand/status, price, cost
reduction, risk reduction, accessibility, convenience/usability.

3. Channels (CH)

Channels mendeskripsikan bagaimana perusahaan berkomunikasi dan


menggapai segmen customer mereka untuk men-deliver Value Proposition.
Komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan interface antara perusahaan
dan pelanggan. Channels adalah customer touch point yang memainkan peran
penting dalam customer experience.

Channels memiliki beberapa fungsi, yaitu:

 Meningkatkan awareness dari customer terhadap produk atau jasa


perusahaan.
 Membantu customer untuk mengevaluasi Value Proposition dari
perusahaan.
 Memudahkan customer untuk membeli produk atau jasa.
 Men-deliver Value Proposition kepada customer.
 Menyediakan dukungan pelanggan (after-sales).

Channels dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu Direct (tenaga


penjual/sales, website, toko pribadi) dan Indirect (partner stores, wholesaler).

Channels dapat dibedakan menjadi 5 fase, yaitu Awareness, Evaluation,


Purchase, Delivery, After Sales.

4. Customer Relationship (CR)


Customer Relationship mendeskripsikan jenis relasi yang dibangun
perusahaan dengan pelanggan. Perusahaan harus menentukan jenis relasi
dengan pelanggan, apakah personal atau automated. Relasi yang dipilih akan
sangat menentukan bagaimana customer experience yang akan dihasilkan.
33

Contoh dari Customer Relationship adalah personal assistance, dedicated


personal assistance, self-service, automated service, communities, co-creation.

5. Revenue Streams
Revenue Streams merepresentasikan cash yang di-generate dari tiap
Customer Segment (biaya harus dikurangi dari pendapatan/revenue untuk
mendapatkan nilai keuntungan). Perusahaan harus mengetahui value apa yang
membuat Customer Segment mau membayar. Tiap-tiap Revenue Stream dapat
memiliki mekanisme pricing yang berbeda, seperti fixed list, tawar-menawar,
lelang, market-dependent, volume-dependent dan yield management.

Sebuah Business Model dapat memiliki dua jenis Revenue Stream yang
berbeda, yaitu:

 Revenue transaksi yang dihasilkan dari one-time customer payments


 Revenue berulang yang dihasilkan dari pembayaran terus-menerus untuk
sebuah Value Proposition atau after sales customer support.
 Beberapa cara untuk menghasilkan Revenue Stream adalah Asset sale,
Usage fee, Subscription fee, Lending/Renting/Leasing, Licensing,
Brokerage fees, Advertising

6. Key Resources

Key Resources mendeskripsikan aset atau sumber daya yang sangat


penting (aset kunci) yang diperlukan untuk membuat sebuah Business Model
berjalan. Sumber daya ini memungkinkan perusahaan untuk membuat dan
menawarkan Value Proposition, menggapai pasar, me-maintain hubungan
dengan Customer Segments dan mendapatkan revenue. Tiap-tiap Business
Model akan memerlukan Key Resources yang berbeda. Key Resources dapat
berbentuk fisikal, finansial, intelektual atau manusia. Key Resources dapat
dimiliki atau disewa oleh perusahaan atau didapatkan dari partner.

Contoh dari Key Resources adalah mesin, bangunan, brand, paten, hak
cipta, human resource, uang dan lain-lain.
34

7. Key Activities

Key Activities mendeskripsikan hal-hal penting (aktivitas) yang harus


dilakukan perusahaan agar Business Model-nya berjalan. Key Activities dapat
dikategorikan menjadi Production, Problem Solving dan Platform/Network.

Contoh dari Key Activities adalah perusahaan konsultan memiliki problem


solving sebagai Key Activities-nya. Untuk manufaktur, supply chain
management adalah salah satu Key Activities-nya.

8. Key Partnerships

Key Partnership mendeskripsikan jaringan supplier atau partner yang


membuat sebuah Business Model berjalan. Perusahaan membentuk relasi
dengan partner untuk banyak alasan sehingga partnership menjadi hal yang
sangat penting bagi banyak Business Model. Perusahaan membentuk aliansi
untuk mengoptimalkan Business Model-nya, mengurangi resiko atau
mendapatkan sumber daya tertentu.

Partnerships dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

 Strategic Alliances antara dua perusahaan yang bukan kompetitor.


 Cooperation, yaitu strategic partnership antara kompetitor.
 Joint Ventures untuk membangun bisnis baru.
 Buyer-Supplier relationship untuk menjamin supply yang handal.

Alasan dan motivasi untuk membangun partnership dapat dibedakan menjadi


3, yaitu:

 Optimization and economy of scale.


 Reduction of risk and uncertainty.
 Acquisition of particular resources and activities.

9. Cost Structure
35

Cost Structure mendeskripsikan semua biaya yang muncul untuk


menjalankan sebuah Business Model. Biaya akan muncul ketika perusahaan
membuat dan men-deliver value, me-maintain Customer Relationship dan lain-
lain. Biaya-biaya tersebut akan mudah diidentifikasi setelah mendefinisikan
Key Resources, Key Activities dan Key Partnership.

Secara garis besar, perusahaan dapat memilih apakah ingin menjadi cost-
driven (mengutamakan penekanan biaya) atau value-driven (mengutamakan
keunggulan produk). Cost Structure dapat memiliki beberapa karakteristik,
seperti fixed cost, variable cost, economies of scale, economies of scope.

Contoh Model Bisnis antara lain sebagai berikut :

Model bisnis bata dan semen

Model bisnis yang mana suatu perusahaan mengintegrasikan kehadiran


offline (bata) dan online (semen). Contoh model bata-dan-semen adalah ketika
toko memfasilitasi pembelian secara online, namun produk bisa diambil di toko
lokal.

Model bisnis kolektif

Organisasi atau asosiasi bisnis pada umumnya dibentuk oleh sejumlah


besar bisnis, pedagang atau profesional di bidang yang sama atau berkaitan, yang
menyatukan sumberdaya bersama-sama, berbagi informasi atau menyediakan
layanan lain bagi anggotanya.

Model potong rantai pasok

Yakni dengan menghilangkan pihak perantara dalam rantai pasok, yang


dalam hal ini semisal adalah distributor, agen, atau broker. Perusahaan dalam hal
ini langsung berinteraksi dengan pelanggan, semisal melalui internet. Model ini
sangat erat hubungannya dengan penjualan langsung

Waralaba
36

Apa yang disebut dengan model bisnis waralaba adalah menggunakan


kesuksesan model bisnis dari perusahaan lain telah sukses. Dalam hal ini
kesuksesan pemilik waralaba menjadi kesuksesan juga bagi sang pewaralaba.

Contoh model bisnis lainnya:

 Lelang
 Penjualan langsung
 Freemium
 Langganan

2.4 Planning Tools

Menurut George R. Terry perencanaan adalah: “planning is the selecting


and relating of fact and the making and using of assumption regarding the future
in the visualization and formulating of proposed activities believed necessary to
achieve desired result”.

Dalam pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara lain:

1. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data


dan keterangan kongkret.
2. Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan
pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
3. Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-
tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu
kelancaran usaha.

Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa


yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta
bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui
serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.

2.4.1 Empat Tahap Dasar Perencanaan


37

Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini :

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.Perencanaan dimulai


dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi
atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan
menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.
2. Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi
perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-
sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting,
karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya
setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan
untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini
memerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat
melaluikomunikasi dalam organisasi
3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan
dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan
untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh
karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang
dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin
menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi
keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di
waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangaan
berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-
alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan)
diantara berbagai alternatif yang ada.

2.4.2 Perencanaan Operasional


38

Perencanaan operasional diturunkan dari perencanaan taktis, mempunyai


fokus yang lebih sempit, jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari 1 tahun)
dan melibatkan manajemen tingkat bawah.

2.3.1 Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis merupakan rencana jangka panjang (lebih dari 5


tahun) untuk mencapai tujuan strategis. Fokus perencanaan ini adalah organisasi
secara keseluruhan. Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum
yang menggambarkan alokasi sumberdaya, prioritas, dan langkah yang diperlukan
untuk mencapai tujuan strategis. Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh
manajemen puncak.

2.4.3 Faktor Waktu Dan Perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen atau


pengelolaan termasuk pengelolaan komunikasi, baik ditinjau dari segi proses,
bentuk maupun komponen-komponen atau unsur-unsur.

Dari sudut proses, pengelolaan mencakup unsur-unsur dalam manajemen,


baik secara lengkap maupun secara sederhana. Secara lengkap unsur-unsur
tersebut terdiri dari penelitian pengembangan (litbang); perencanaan;
pengorganisasian; pelaksanaan/ pengkomunikasian; monitoring/pengawasan; dan
penilaian. Secara singkat unsur tersebut dikenal dengan POAC (Planning
Organizing, Actuating dan Controlling). Setiap unsur harus mampu didefinisikan
baik secara logis maupun akademis. Dari masing-masing definisi setiap
unsur/komponen tidak boleh tumpang tindih. Proses pengelolaan, bisa berbentuk
lingkaran (cycle) termasuk proses komunikasi.

Dari sudut objek, perencanaan memerlukan faktor-faktor untuk


pelaksanaannya, yaitu man, money, material, dan method untuk mencapai tujuan.

Di samping faktor proses dan objek juga harus diperhatikan komponen-


komponen dalam proses komunikasi, seperti komunikator, pesan, media,
komunikan, efek, feed back, tujuan, dan lingkungan yang turut mempengaruhinya.
39

Konsep Dasar Perencanaan terutama yang menyangkut pengertian


merupakan langkah yang strategis di dalam menguasai konsep-konsep serta
indikator-indikator dari perencanaan itu sendiri.

Perencanaan merupakan proses karya yang berkesinambungan sampai


pada tahap pelaksanaan dan bahkan sampai pada tahap evaluasi. Seorang
perencana selalu berusaha mengorganisasikan sumber-sumber atau faktor-faktor,
seperti orang, material, dana dalam proses pengerjaan suatu kegiatan. Perencanaan
juga merupakan langkah kedua dalam pengelolaan kegiatan setelah
mengidentifikasi masalah-masalah, baik dari hasil penelitian maupun dari
pengumpulan data yang sederhana.

Kurangnya berfikir strategis dan tidak mantapnya perencanaan dalam


kegiatan komunikasi akan menimbulkan kontroversi daripada memecahkan
masalah. Dalam perencanaan, sering berkaitan dengan istilah goal dan objective di
samping meliputi pendekatan-pendekatan dan strategi yang harus diadakan.

Proses perencanaan melibatkan berbagai unsur di antaranya menurut


Harold Koontz adalah menentukan tujuan, menetapkan premis-premis serta
mencari dan menyelidiki berbagai kemungkinan rangkaian tindakan yang diambil.

Dalam penilaian tiap-tiap kemungkinan yang diselidiki berdasarkan


pertimbangan untung rugi serta faktor-faktor yang akan mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan. Harus disadari bahwa perencanaan banyak menghadapi
faktor-faktor yang tidak pasti dan berubah-ubah sehingga penilaian terhadap
kemungkinan tersebut sangat sulit untuk dilakukan.

2.4.4 Unsur-Unsur Perencanaan

Adapun unsur-unsur perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Policy.
2. Prosedur.
3. Progress (kemajuan).
40

4. Program.

2.4.5 Fungsi dan manfaat perencanaan

Fungsi dan manfaat perencanaan dalam dunia modern semakin mendapat


tempat yang paling penting karena di samping nilai manfaat juga fungsinya pun
semakin dirasakan. Manfaat dan fungsi perencanaan dapat disimpulkan, sebagai
berikut:

1. Perencanaan itu penting karena di dalamnya memuat garis-garis tujuan baik


yang berjangka panjang ataupun pendek serta digariskan pula apa saja yang
harus dilakukan agar tercapai tujuan-tujuan tersebut.
2. Perencanaan berfungsi sebagai petunjuk (guide) bagi semua anggota
organisasi.
3. Perencanaan merupakan proses yang terus-menerus.
4. Perencanaan berfungsi sebagai alat pengendali.
5. Perencanaan yang baik menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang
tersedia secara efektif dan efisien.

Faktor waktu mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perencanaan dalam


tiga hal yaitu :

a. Waktu sangat diperlukan untuk melaksanaakan perencanaan efektif


b. Waktu sering di perlukan setiap langkah perencanaan tanpa informasi lengkap
tentang variabel-variabel dan alternatif-alternatif,karena waktu diperlukan
untuk mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
c. Jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencan harus dipertimbangkan.
d. Factor waktu lainnya yang mempengaruhi perencanaan adalah seberapa
sering rencana-rencana harus ditinjau kembali dan diperbaiki..ini tergantung
sumber daya yang tersedia dan drajat ketetapan perencanaan manajemen.
41

e. Waktu perkiraan akan menjadi masukan penting sebagai teknik lainnya


digunakan untuk mengatur struktur dan semua proyek. Menggunakan teknik
estimasi waktu yang baik dapat mengurangi proyek-proyek besar ke sejumlah
proyek-proyek kecil.

2.4.6 Elemen Perencanaan

Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan
rencana itu sendiri (plan).

1. Sasaran

Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh
organisasi.Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen
membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.

Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang


dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang
dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat
dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau
pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini
bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi
tuntutanstakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang
benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui
dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.

Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai
sasarannya.

1. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional.

Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-sasaran


umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan
(subgoals) yang lebih terperinci. Bawahannya itu kemudian
42

menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai


tingkat paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer
puncak adalah orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat
gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses
penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan
memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan
kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga
bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah
mengintepretasi maksud sasaran itu .

2. Pendekatan kedua disebut dengan management by objective atau MBO.

Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh
manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan
bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan
begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka
akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan
MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan
MBO membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan
pada lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya
kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa
memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada
juga yang bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya
yang menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.

2. Rencana

Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk
mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal,
dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan,
jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan
cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana
operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku diseluruh
43

lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang


mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.

Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana


jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang
umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun,
rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu
tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan
memiliki intermediate time frame.

Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan


rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya
memberikan guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang
manajer menyuruh karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer
tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu.
Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi.
Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan
cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh
karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah
mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-
lain.

Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single


use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk
dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik
di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006."
Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan
tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan,
kebijakan, dan lain-lain.

2.4.7 Analisis Laporan Keuangan sebagai Alat Perencanaan Laba


44

Setiap perusahaan memiliki perencanaan dalam segala aspek aktivitas peru


sahaan dan berdasarkan perencanaantersebut perusahaan menetapkan sasaran –
sasaran utama yang ingin dicapai secara spesifik dan merumuskan kebijakan
berupa program – program baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk
merealisasikan sasaran – sasaran tersebut. Begitu juga halnya dengan laba,
perencanaan yang berkaitan dengan laba harus dilakukan dengan dasar
pertimbangan dan analisis yang kuat agar sasaran yang hendak dicapai realistis
dan memiliki unsur tantangan, tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu
tinggi sehingga setiap unsur organisasi yang terlibat dalam pencapaian target laba
memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan mereka.

Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk
membuat satu keputusan antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan,
penanaman modal/investasi, pencarian sumber-sumber dana operasi
perusahaan lainnya (Amin Wijaya Tunggal, 1995).

Melalui analisis laporan keuangan ini maka para pemakai informasi


akuntansi dapat mengambil keputusan. Pengelola/manajer dalam suatu perusahaan
dapat menilai apakah kinerjanya dalam suatu periode yang lalu mendatangkan
keuntungan atau tidak.

Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk


memperoleh informasisehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang
telah dicapai perusahaan bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih
berartibagi pihak yang berkepentingan apabila data tersebut
diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dandianalisa lebih lanjut sehingga
akan dapat diperoleh data yang akan dapat mendukungkeputusan yang akan
diambil.

Pada dasarnya, perencanaan laba memiliki beberapa variabel di antaranya :

1. Besarnya laba yang diinginkan.


2. Volume produksi yang terjual.
3. Harga jual produksi yang dihasilkan.
45

4. Biaya produksi, harga pokok produksi yang terpakai.

Perencanaan laba juga mengandung unsur estimasi yang realistis tentang


tingkat laba yang diharapkan akan dicapai perusahaan dalam periode yang akan
datang
melalui perencanaan yang matang serta analisis internal dan eksternal perusahaan
yangterantisipasi dengan baik.

Perencanaan laba adalah gambaran keuangan dan naratif mengenai hasil


yangdiharapkan dari keputusan perencanaan. Hal ini disebut rencana laba
(anggaran) karena secara eksplisit menyatakan sasaran dalam
ukuran waktu dan hasil keuangan yangdiharapkan (pengembalian investasi, laba d
an biaya) untuk setiap bagian dari perusahaan.

Dua rencana laba yang sejalan biasanya dikembangkan yaitu rencana laba
strategis (jangka panjang) dan rencana taktis (jangka pendek). Rencana laba
strategis biasanya luas dan umum, laba mencakup periode dua atau tiga tahun ke
depan (jangka panjang) dan tanggung jawabnya secara luas. Rencana laba taktis
biasanya rinci danmencakup waktu selama satu tahun, ke tahun yang akan datang
dan tanggung jawabnyaada pada setiap tingkatan.

Berikut merupakan karakteristik dari perencanaan laba :

1. Rencana laba didasarkan pada taksiran.Kelebihan dan kelemahan program


perencanaan tergantung pada seberapa realistik dasar yang digunakan
dalam membuat taksiran. Taksiran harus dibuat berdasarkan data yang ada
dan pertimbangan yang wajar, baik. Menaksir pendapatan dan
biayabukanlah ilmu eksak. Akan tetapi dengan teknik statistik, matematika
dan teknik lainmaka akan dihasilkan taksiran yang baik apabila
digabungkan dengan pertimbanganyang matang dan wajar. Bila diyakini
bahwa taksiran dapat dibuat senyata mungkin,maka usaha yang serius
akan memberikan hasil yang memuaskan. Karenaperencanaan laba
didasarkan sepenuhnya pada hasil taksiran dan pertimbangan, makadalam
menggunakan dan mengartikan hasil, diperlukan fleksibilitas.
46

2. Program perencanaan harus terus menerus disesuaikan dengan perubahan


keadaan. Program anggaran yang menyeluruh tidak dapat dimulai dan
dibuat sempurna dalamwaktu yang singkat. Teknik perencanaan laba harus
terus menerus disesuaikan, tidak hanya bagi perusahaan tertentu , tapi juga
bagi bagian- bagian atau departemen didalam perusahaan tersebut.
Bermacam-macam teknik harus dicoba, diperbaiki atau dibuang
dan digantin dengan teknik lainnya. Dengan kata lain, perencanaan dan
pengendalian laba harus dinamis. Biasanya akan memerlukan waktu lebih
dari satu tahun untuk mendapatakan program yang reliastik, dan
manajemen tidak boleh berharap terlalu banyak pada periode
ini. Pelatihan anggaran yang terus menerus diperlukan, terutama pada saat
pembentukan program ini.
3. Pelaksanaan perencanaan laba tidak akan terjadi secara otomatis.
4. Perencanaan laba akan efektif hanya bila semua pihak yang bertanggung
jawab melaksanakan usaha yang terus menerus dan agresif untuk
mencapai tujuan.
Manajer pusat harus menerima tanggung jawab untuk mencapai atau mela
mpaui sasaran departemen yang tercantum di perencanaan laba. Seluruh
tingkatan manajemen harus mengerti program, harus menyadari relevansi
rencana bagi pelaksanaan fungsinya, dan harus berpartisipasi dalam
penerapannya dengan cara yang tepat.
5. Perencanaan laba bukan merupakan pengganti menajemen.
Perencanaan laba tidak dapat menggantikan manajemen. Perencanaan laba
inimerupakan sistem yang dapat membantu melaksanakan proses
manajemen. Manual anggaran sebuah perusahaan
terkemuka menyatakan :”Perencanaan laba harus dianggap bukan sebagai
tuan(master) tetapi sebagai pembantu (servant). Salah satu lat terbaik
untuk meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan para individu
yang ada di perusahaan tersebut, dalam berbagai kegiatan manajerial.
Namun tidak berarti bahwa setiap perencanaan laba adalah sempurna.
Pertimbangan paling penting yang harus dibuat adalah keyakinan bahwa
47

dengan penggunaan perencanaan laba yang cermat dan baik, maka seluruh
laba dapat diperoleh. Ada beberapa elemen umum yang terkait dengan
perencanaan laba, salah satunya adalah penyusunan induk anggaran
(master budget). Induk anggaran (master budget) adalah sebuah anggaran
komprehensif yang menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi
keseluruhan perusahaan untuk suatu periode yang mencakup satu tahun
atau kurang. Induk anggaran :
o Mengakui hubungan-hubungan di antara aktivitas-aktivitas
yang berinteraksi daridepartemen-departemen yang ada di dalam
perusahaan.
o Merangkum masing-masing anggaran dari departemen-departemen
tersebut.
o Memadukan masing-masing anggaran tersebut ke dalam gabungan
yang harmonis bagi perusahaan secara keseluruhan. Induk anggaran
terdiri dari dua komponen utama yaitu anggaran operasi dan anggaran
keuangan. Anggaran operasi (operating budget) merupakan deskripsi
rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil
laba yang
memuaskan.Anggaran operasi ini menggambarkan aktivitas-
aktivitas yang mengalirkan laba bagi perusahaan : penjualan, produksi
dan persediaan barang jadi. Hasil akhir dari anggaran operasi adalah
laporan laba rugi dianggarkan. Anggaran keuangan (financial budget)
memperlihatkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan dengan
kegiatan-kegiatan usaha yang terencana. Arus masuk dan arus keluar
kas yang direncanakan muncul dalam anggaran kas. Posisi keuangan
yang diharapkan pada akhir periode anggaran diungkapkan
dalam neraca dianggarkan. Induk anggaran untuk sebuah
perusahaan pabrikasi akan mengandung anggaran-anggaran berikut :
1. Anggaran Operasi
˗ Anggaran penjualan
˗ Anggaran produksi
48

˗ Anggaran bahan baku langsung


˗ Anggaran tenaga kerja langsung
˗ Anggaran overhead pabrikasi
˗ Anggaran persediaan akhir barang jadi
˗ Anggaran beban penjualan dan administrasi
2. Anggaran Keuangan
˗ Anggaran kas
˗ Laporan laba rugi dianggarkan
˗ Neraca dianggarkan

Pada perusahaan dagang, anggaran yang dibuat meliputi anggaran


penjualan,anggaran pembelian, anggaran kas, laporan laba rugi
dianggarkan, neraca dianggarkan.

3. Anggaran Penjualan

Anggaran penjualan (sales budget) adalah skedul rinci yang


memperlihatkan penjualanyang diharapkan untuk periode-periode
yang akan datang. Anggaran penjualan berasaldari estimasi-estimasi
permintaan dan kesanggupan untuk memasok produk-
produk perusahaan pada harga-harga tertentu.

4. Anggaran Pembelian

Anggaran pembelian (purchase budget) adalah skedul rinci tentang


rencana
pembelian barang dagangan pada periode yang akan datang yang dida
sarkan pada estimasi permintaan yang direncanakan melalui data-data
periode sebelumnya.

5. Anggaran Kas

Anggaran kas (cash budget) adalah suatu rencana rinci yang memperlih
atkan bagaimana sumber-sumber daya kas akan diperoleh dan
digunakan selama periodewaktu tertentu. Suatu anggaran kas yang rinci
49

akan memaparkan kapan perusahaan mempunyai kas untuk


diinvestasikan dan kapan harus meminjam dana dari kreditur.

Hal ini memungkinkan perusahaan memperoleh bunga maksimal


atas kelebihan dana dan menghindari biaya-biaya yang tidak perlu dari
peminjaman dana.

6. Laporan Laba Rugi Dianggarkan

Laporan laba rugi dianggarkan (budgeted income statement) adalah


salah satu skedul
kunci dalam proses anggaran dan memaparkan estimasi-
estimasi pendapatan dan beban dari aktivitas-
aktivitas menghasilkan laba untuk periode anggaran tertentu.Tujuan
laporan laba rugi dianggarkan ini adalah untuk mengantisipasi laba
setelah pajak perusahaan.

7. Neraca Dianggarkan

Neraca dianggarkan (budgeted balance sheet) mengestimasi kondisi


keuangan pada akhir periode anggaran. Neraca dianggarkan disusun
dengan memulainya dari neraca sekarang dan menyesuaikannya
dengan data yang tertera pada anggaran-anggaran sebelumnya. Neraca
dianggarkan mengasumsikan bahwa semua anggaran operasi dan
rencana-rencana keuangan dipenuhi.

2.5 Capital Budgeting

Penganggaran Modal ( Capital Budgeting ) Istilah penganggaran modal


digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan
pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipment baru untuk
memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas pabrik.
Penganggaran Modal ( Capital Budgeting ) adalah Suatu Konsep Investasi
Dikatakan sebagai suatu konsep investasi, sebab penganggaran modal melibatkan
suatu pengikatan (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan
50

memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang. Investasi


membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka
waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan
investasi jangka panjang yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan
perusahaan. DefinisiCapital Budgeting “Capital Budgeting is the Process of
evaluating and selecting long-term invesmentsconsistents with the firm’s goal of
owner wealth maximization”.Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah
proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana
dengan tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang.
Penganggaran modal berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang
diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang mempunyai
titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan
berakhir).
Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau
pembahasan kapasitas pabrik misalnya : dana yang sudah ditanamkan akan terikat
dalam jangkawaktu yang panjang, sehingga perputaran dana tersebut kembali
menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi
dalam jangka waktu yanglama.
Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu
untuk menganalisa dan menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada.
Keputusan mengenai investasi tersebut sulit dilakukan karena memerlukan
penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan
asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati
yang mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi
tersebut harus dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan
keputusan yang paling tepat untuk menghindari resiko kerugian atas investasi
tersebut. “As time passes, fixed assets may become obselete or may require an
overhaul; at these points, too, financial decisions may be required”. Perusahaan
51

biasanya membuat berbagai alternative atau variasi untuk berinvestasi dalam


jangka panjang, yakni berupa penambahan asset tetap seperti tanah, mesin dan
peralatan. Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber
pendapatan yang potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah
perusahaan.Capital budgeting dan keputusan keuangan diperlakukan secara
terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untuk diterima, manager
keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling baik.

2.5.1 Pentingnya Capital Budgeting

1. Keputusan Capital Budgeting akan berpengaruh pada jangka waktu yang


lama sehingga akan kehilangan fleksibilitasnya
Contoh pembelian sebuah aktiva yang memiliki umur ekonomis 10 tahun akan
mengunci perusahaan selama periode 10 tahun, karena perluasan aktiva
didasarkan atas penjualan yang diharapkan dimasa depan. Maka keputusan untuk
membeli sebuah aktiva yang akan habis dalam jangka waktu 10 tahun
membutuhkan perencanaan penjualan selama 10 tahun. Akhirnya keputusan
penganggaran modal akan menentukan arah strategis perusahaan karena
perusahaan bergerak ke arah produk, jasa atau pasar baru yang harus didahului
dengan pengeluaran modal.

2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan


kualitas dari penambahan aktiva
Contoh perusahaan berusaha beroperasi mendekati kapasitas sepanjang waktu ,
selama 4 tahun, PT A telah mengalami permintaan secara besar-besaran secara
tiba-tiba yang bersifat tidak rutin sehingga perusahaan terpaksa menolak
permintaan tersebut. Oleh karena itu PT A merecanakan untuk menambah
kapasitas produksi dengan menyewa gedung tambahan dan membeli peralatan
produksi yang baru yang diperlukan untuk kegiatan produksi, untuk itu diperlukan
waktu 6-8 bulan agar kapasitas produksi dapat digunakan , namun pada saat itu
permintaan mulai menurun, karena perusahaan lain mempunyai kapasitas yang
52

mencukupi. PT A mulai merencanakan meramalkan permintaan secara tepat dan


merencanakan kebutuhan kapasitasnya satu tahun sebelumnya atau lebih maka
perusahaan mampu mempertahankan dan bahkan meningkatkan pangsa pasar.

3. Pengeluaran Modal sangatlah Penting


Perusahaan dalam mencukupi semua kebutuhan yang diperlukan dalam kegiatan
produksi, perusahaan harus mempunyai dana yang cukup dan memadai karena
untuk mencukupi semua kebutuhan perusahaan mengeluarkan dana yang besar.
Jumlah uang yang besar yang dikeluarkan perusahaan tidak dapat tersedia secara
otomatis oleh karena itu, Untuk mencukupi itu semua perusahaan harus
memikirkan program pengeluaran modal yang besar dengan merencanakan
membuat capital budgetingdana jauh-jauh hari sebelum dana itu tersedia.

2.5.2 Manfaat Penganggaran Modal

1. Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci, karena dana


yang terikat jangka waktunya lebih dari satu tahun.
2. Agar tidak terjadi over invesment atau under invesment
3. Dapat lebih terperinci, teliti karena dana semakin banyak dan dalam
jumlah yang sangat besar.
4. Mencegah terjadinya kesalahan dalam decision making.

2.5.3 Tahap – tahap Capital Budgeting

1. Biaya proyek harus ditentukan


2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek,
termasuk nilai akhir aktiva
3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi
probabilitas aliran kas)
53

4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan


biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek
5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang
diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan
dengan biayanya

2.5.4 Proses Capital Budgeting

Proses Capital Budgeting terdiridari 5 langkah yang salingberkaitan,


yakni:
1. Pembuatan Proposal Anggaran Dana

Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam


sebuah organisasi bisnis. Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, banyak
perusahaan menawarkan penghargaan berupa uang tunai untuk beberapa
proposal yang diadopsi.

2. KajiandanAnalisa

Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam


rangka (a) mencapai tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling
penting (b) untuk mengevaluasi kemampuan ekonominya.

Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan


menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital
budgeting dapat diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung
tingkat keuntungan dari investasi.

Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan


dievaluasi. Setelah analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan
54

data tambahan dan rekomendasi yang ditujukan untuk para pengambil


keputusan.

3. PengambilanKeputusan

Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya


penganggaran barang modal menggambarkan tingkat organisasi tertentu
yang membuat keputusan penganggaran. Perusahaan biasanya
mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan
jumlah uang yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan
keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran barang modal yang
dikeluarkan.

4. Implementasi

Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap
implementasi segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil,
penganggaran dibuat dan pembayaran langsung dilaksanakan. Namun
untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang
ketat.

5. Follow Up (tindaklanjut)

Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama


tahap kegiatan operasi berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari
biaya yang ada dan keuntungan yang diekspektasikan dari berbagai proyek
sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang dikeluarkan melebihi
anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk
menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin
menghentikan proyek tersebut.
55

Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada


langkah kajian dan analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2
dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga yang paling besar. Langkah
terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan. Langkah
tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan
akurasi cash flow yang diesti.

2.5.5 Aliran Kas

Di dalam melakuan analisa capital budgeting diperlukan estimasi arus kas.


Dimulai dari investasi awal hingga proyek itu berjalan. Pada tahap awal kas
perusahaan masih negatif karena perusahaan hanya mengeluarkan dana untuk
pelaksanaan proyek tersebut, setelah proyek tersebut selesai dan arus kas akan
menjadi positif akibatnya adanya penghasilan yang dihasilkan dari investasi
tersebut.

2.5.6 Masalah Dalam Menghitung Aliran Kas

Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar


daripada sebelum melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgeting ini
disebut sebagai arus kas tambahan (incremental cash flow). Incremental cash
flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisa kelayakan suatu
proyek dengan metode net present value.

Empat (4) hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan
yaitu(Ross, 2008) :
1. Sunk Cost Pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak
terpengaruh oleh keputusan menerima atau menolak suatu proyek.
56

2. Opportunity Cost Biaya yang timbul karena perusahaan kehilangan


kesempatan menerima suatu pendapatan karena aset perusahaan digunakan
pada proyek yang lain.
3. Side Effect Dapat diklasifikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi
ketika produk baru menurukan cash flow sedangkan synergy terjadi
sebaliknya
4. Allocated Cost Dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost
pada proyek.

Arus kas dalam suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yaitu:
a. Initial investment (Investasi awal) : Semua pengeluaran yang digunakan
untuk membiayai proyek tersebut.
b. Free Cash Flow Arus kas bersih yang dapat dihasilkan selama proyek tersebut
berlangsung. Yang diperhitungkan disini adalah selisih arus kas masuk dan
keluar (pendapatan dan biaya) setelah dikurangi pajak dan tidak
memperhitungkan bunga dan depresiasi.
c. Terminal Value Arus kas yang dihasilkan jika pada akhir periode, investasi
tersebut dijual. Nilai ini adalah nilai bersih dari penjualan tersebut

2.5.7 Metode Analisis Penganggaran Modal dan Penerapannya

1. Payback periode
Jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah
modal yang ditanam, semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti
semakin kecil resiko yang harus diambil/ dihadapi (Periode waktu yang
menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan akan bisa kembali)
- Kebaikan : sangat mudah diterapkan
- Kelemahan :
a. tidak memperhatikan time of money value
57

b. tidak memperhatikan cash in flow setelah masa payback sehingga tidak


bisa digunakan sebagai alat ukur.

Rumus:
Payback periode = jumlah investasi * 1 tahun
Proceed

jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak


jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterima

2. Net Present Value (NPV)


Metode penilaian investasi yg menggunakan discounted cash
flow. (mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yg terjadi
sekarang dengan arus kas keluar yang akan diterima pada masa yang akan
datang).
- Kebaikan :
a. memperhitungkan time value of money
b. memperhitungkan seluruh cash flow selama usia investasi
- Kelemahan :
dalam membandingkan dua investasi yang sama modalnya, nilai tunai
netto tidak dapat digunakan sebagai pedoman.

Rumus :
NPV = PVNCF – PVNOL

Langkah – langkah :
a. Tentukan discount rate yang digunakan berdasarkan biaya modal atau
Required Rate Of Return.
b. Menghitung present value dari net cash flow.
c. Menghitung present value dar net outlay.
58

d. Menghitung present value dengan mengurangkan PVNCF dengan


PVNOL.
e. Kriteria :
Jika NPV (+), investasi diterima.
Jika NPV (-), investasi ditolak.

3. Internal Rates Of Return (IRR)


Tingkat pengembalian yang dihasilkan atas suatu investasi atau
discount rate yang menunjukkan present value cash flow = present value
outlay. IRR yang didapat dibandingkan dengan biaya modal yang
ditanggung peruusahaan.

IRR = I2 + NPV2 x (i2 – i1)


NPV1 - NPV2

Dimana :
I1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
I2 =tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)
NPV1 = net present value 2
NPV2 = net present value 2

Jika IRR > I, investasi diterima


Jika IRR < I, Investasi ditolak

4. Profitability Index
Membagi nilai antara sekarang arus kas masuk yang akan datang diterima
diwaktu yang akan datang dengan arus kas keluar.

Rumus :
Profitability Index = PV. Proceed
PV.outlay
59

Jika PI > 1, investasi diterima


Jika PI < 1, investasi ditolak

2.5.8 Pendekatan Terhadap Keputusan Capital Budgeting

Ada dua pendekatan utama dalam pengambilan keputusan capital


budgeting.Pendeketan-pendekatan tersebut dipengaruhi oleh keadaan keuangan
perusahaan.

 Accept-reject Approach

Meliputi pengevaluasian proposal capital expenditure untuk


menentukan apakah proposal-proposal tersebut dapat diterima atau tidak.
Pendekatan ini cukup sederhana karena hanya membandingkan criteria
yang dimiliki oleh masing-masing proposal dengan criteria minimum yang
sudah ditetapkan sebelumnya.Pendekatan ini akan sangat sesuai untuk
perusahaan-perusahaan yang mempinyai dana yang tidak terbatas.

 Ranking Approach

Meranking proyek-proyek berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah


ditetapkan sebelumnya, misalnya proyek-proyek akan diranking
berdasarkan rate of returnny amasing-masing. Proyek dengan rate of return
tertinggi akan diranking nomor 1 dan yang rate of returnnya terendah akan
ditetapkan di urutan terakhir.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

60
DAFTAR PUSTAKA

http://fiferly0412.blogspot.com/2017/03/makalah-penganggaran-modal.html

http://widmkl.blogspot.com/2014/06/manajmenkeuangan-lanjutan-
penganggaran.html

http://muhammadrivandi18.blogspot.com/2015/05/capital-budgeting.html

https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2016/03/macam-macam-rasio-keuangan-dan-
rumusnya.html

https://www.jurnal.id/id/blog/2018/mengenal-pengertian-dan-fungsi-analisa-rasio-
keuangan-perusahaan

http://infonessia.blogspot.com/2016/11/analisis-arus-kas.html

https://www.scribd.com/doc/249451987/Analisis-Arus-Kas

https://id.wikipedia.org/wiki/Model_bisnis

https://ipqi.org/apakah-business-model-itu/

http://melisafairy.blogspot.com/2015/04/akuntansi-internasional-perencanaan-
dan.html

https://id.scribd.com/doc/78281188/ANALISIS-LAPORAN-KEUANGAN-
SEBAGAI-ALAT-PERENCANAAN-LABA-PADA-P-D-UNION-MEDAN-bab-
1-bab-2-bab-3-bab-4-dan-bab-5-datakomputer-com

Anda mungkin juga menyukai